Anda di halaman 1dari 5

Pulih, Bangkit, dan Sukses

Oleh : Hilma Rahmi Fauziah

Pandemi yang kita lewati kemarin merupakan tantangan bagi seluruh orang di dunia. Baik
itu untuk para karyawan, dosen, guru, bahkan kita para siswa Indonesia yang juga dibuat
pusing oleh pandemi. Sobat prestasi gimana nih? Pastinya aman dong.

"Tapi kondisi mental tiap orang nggak sama"

Itu betul sekali. nah… makanya aku memutuskan untuk mengangkat tema keadaan mental
para siswa pascapandemi simak terus tulisannya ya. Sebelum kita mulai hasil resource
tentang mental health nya kita bahas dulu yuk Apa sih pandemi itu? go… go… go…

Pandemi menurut KBBI dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak meliputi
daerah geografi yang luas. Wabah penyakit yang masuk dalam kategori pandemi adalah
penyakit menular dan memiliki garis infeksi berkelanjutan. Awal penyebaran Corona Virus
Disease 2019 ini terjadi di kota Wuhan, Cina pada penghujung tahun 2019. Virus ini
menyebar dengan sangat cepat sehingga hampir semua negara melaporkan penemuan kasus
Covid-19, di Indonesia sendiri kasus pertamanya terjadi diawal bulan Maret 2020. Kebijakan
yang banyak diambil untuk mensiasati pandemi ini adalah dengan memberlakukan
Lockdown.

Nah kebijakan Lockdown inilah yang membuat seluruh kegiatan yang biasanya dilakukan
dengan tatap muka menjadi online. Memang susah sih membiasakan hal-hal baru di
kehidupan kita misalnya tenaga pekerja juga mulai membiasakan diri dengan pengajaran
daring yang biasanya coret-coret menjelaskan di papan tulis sekarang malah coret-coret pada
gawai masing-masing. Karena para tenaga pengajar online otomatis siswa yang belajar juga
ikutan online dong, para siswa di Indonesia juga mulai menggunakan sistem daring.

Sobat prestasi tahu nggak? karena tentang pendidikan daring ini sangat penting
pemerintah sampai membuat keputusan bersama loh. Keputusan bersama ini
dimusyawarahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama,
Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri dalam keputusan bersama menteri
Nomor O3/KB/2O2l, Nomor 384 TAHUN 2021, Nomor HK.O1.08/MENKDSl4242/2021,
Nomor 440-717 TAHUN 202 1 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa
Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Kaget? Tentu saja, siapa sih yang akan langsung terbiasa dengan perubahan-perubahan
yang bisa dibilang asing dengan kehidupan kita biasanya ini. Mulai dari aplikasi Zoom,
Google classroom, telegram, dan WhatsApp. Tak ketinggalan aplikasi pendukung belajar
seperti Ruangguru, Zenius, Quipper, ataupun YouTube. Aplikasi-aplikasi inilah yang
membantu para siswa untuk melengkapi kebutuhan belajarnya yang biasanya langsung oleh
para guru.

Setelah 2 tahun berlalu sekarang keadaan Covid-19 di Indonesia sudah sangat membaik
setiap harinya selalu saja berkurang. Hari ini, tanggal 29 Agustus 2022 Satuan Tugas
Penanganan Covid-19 melaporkan bahwa jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada
Senin berkurang 1.852 kasus menjadi 44.514 kasus. Pemerintah pun telah melonggarkan
pembatasan yang diterapkan untuk mencegah penularan Covid-19, tetapi tetap menjalankan
upaya untuk mencegah dan mengendalikan penularan penyakit tersebut. Termasuk
diantaranya melaksanakan vaksinasi. Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran
Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia—Bapak Prasenohadi, mengatakan
bahwa saat ini banyak pasien Covid-19 yang hanya mengalami gejala serupa influenza seperti
batuk, pilek, dan demam karena vaksinasi telah meningkatkan kekebalan tubuh mereka
menghadapi serangan virus corona penyebab Covid-19.

Dengan meredanya kasus Covid 19 yang ada di Indonesia maka Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan memutuskan untuk memulai kembali pembelajaran tatap muka sehingga
para siswa dapat memulai kegiatan belajar mengajar dengan lebih optimal. Hal ini dapat kita
lihat dari keputusan bersama menteri Nomor 01/KB/2022, Nomor 408 Tahun 2022, Nomor
HK.01.08/MENKES/1140/2022, Nomor 420-1026 Tahun 2022 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

Nah sesuai dengan isi dari keputusan Menteri bersama tadi maka siswa di Indonesia
berhak melaksanakan pembelajaran tatap muka. Tapi bagaimana ya kira-kira siswa di
Indonesia saat ini. Apa mereka siap untuk mengikuti pembelajaran tatap muka?

Menurut Delvin Ferdian salah satu Psikolog pada aplikasi Alodokter. Definisi kesehatan
mental adalah keadaan sejahtera di mana individu bisa mengoptimalkan fungsi diri dan dapat
merespon sesuai dengan keadaan yang dialami serta mampu sadar dengan apa yang telah
dilakukan. situasi kesehatan mental di Indonesia sendiri karena pandemi Covid 19 semakin
banyak yang terganggu kesehatan mentalnya khususnya para remaja. Ditambah sosial media
mulai banyak aktif di masa pandemi kesadaran tentang pentingnya kesehatan mulai terasa
sehingga masyarakat mulai sadar dan waspada terhadap kesehatan mental yang sudah
dianggap sebagai kasus kesehatan yang cukup mengkhawatirkan.

Di sekolahku, pembelajaran tatap muka sangat dinantikan hal ini dapat dilihat dari
kesiapan mereka untuk berpisah dengan gadget. Tapi sayang itu cuma di awal, teman teman
yang awalnya sangat excited untuk menerima pembelajaran langsung dari guru menjadi
terkejut dengan pembelajaran yang sangat disiplin dan menyita waktu ini. Tak sedikit rasanya
siswa yang terlihat kelelahan karena begadang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
saat PBM di siang hari. Ditambah dengan bimbingan belajar di luar sekolah untuk mengajar
ketinggalan materi-materi yang tidak dimengerti selama pembelajaran online. Kegiatan-
kegiatan di atas membuat para siswa menjadi kelelahan dan tertekan.

Sobat prestasi lainnya pasti merasakan juga bagaimana susahnya berada di masa
peralihan pasca pandemi ini. Kemarin aku melakukan sedikit perbincangan nih dengan
temanku tentang kesehatan mental para siswa di sekolah setelah merasakan dampak pandemi
selama kurang lebih 2 tahun. Kegiatan dan jadwal yang padat akhirnya membuat stress
berujung depresi.

“Ya tapi mau gimana lagi mungkin itu tuntutan sebagai seorang siswa yang berada di
masa peralihan seperti ini”.

Tetapi mari kita percaya bahwa setiap permasalahan pasti ada jalannya. Aku yakin Pasti
ada solusi untuk memecahkan masalah para siswa saat ini yang sedang stress dan tertekan
akibat masa peralihan dari Covid 19. Jadi aku research lagi tentang apa saja kegiatan yang
dapat dilakukan oleh siswa untuk mengatasi kehidupan pasca pandemi ini. Apa sobat prestasi
penasaran? Boleh banget nih sobat prestasi terapkan di kehidupan sehari hari.

1. Healing Healing Healing

Healing bisa menjadi salah satu alternatif bagi para siswa yang udah mulai stress nih.
Tapi, harus inget juga healingnya jangan sampai keterusan. Karena nanti, kegiatan yang
harusnya tepat waktu jangan sampai ketinggalan—out off deadline. Kalau sudah seperti itu
pastinya akan menyusahkan semua pihak bukan?

2. Fokus dengan tujuan utama

“Terus fokus satu sisi hanya itu titik itu~”. Nah… yang kedua, kita harus mulai fokus
dengan satu tujuan. Setelah kita refreshing kita harus sadar kemudian kembali tujuan awal
kita apa hal yang diarasa penting untuk di lakukan. Misalnya, Sobat prestasi yang sudah kelas
12 sekarang sudah bisa mempersiapkan UTBK-nya semangat terus Sobat prestasi.

3. Muhasabah diri, berdoa, dan beribadah

Pendekatan kepada yang maha kuasa juga tidak boleh ditinggal. Muhasabah diri
merupakan salah satu usaha yang boleh dilakukan bagi menangani tekanan yang dihadapi.
Muhasabah diri dilaksanakan dengan proses mengingatkan diri bahwa apa-apa saja yang
berlaku dalam kehidupan. Kehidupan di dunia adalah sementara dan dunia merupakan
tempat beramal untuk bekalan dunia akhirat yang abadi. Proses muhasabah menjadikan diri
kembali hidup lebih tenang dan jiwa merasa tenteram.

Dengan cara-cara di atas diharapkan sobat prestasi bisa lanjut menghadapi persoalan
hidup bagi siswa di masa pasca pandemi seperti saat ini. tetap semangat ya… Sobat prestasi
semoga dengan majunya kita bangsa negara kita akan lebih maju juga di mata internasional
karena kalau bukan kita generasi muda siapa lagi yang akan melanjutkannya? Salam prestasi.

Daftar Pustaka
Deden Herdiana Altaftazani, H. S. (2020, November). ANALISIS PEMBELAJARAN
DARING MEMBUAT SENI KOLASE MENGGUNAKAN MODEL PROJECT
BASED LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID 19. Jurnal MathEdu, 187.
Retrieved Agustus 30, 2022, from
http://journal.ipts.ac.id/index.php/MathEdu/article/view/2134
Firmansyah, A. (2022, Agustus 29). Kasus aktif COVID-19 di Indonesia berkurang 1.852.
(Maryati, Ed.) Kasus aktif COVID-19 di Indonesia berkurang 1.852, p. 1. Retrieved
Agustus 29, 2022, from https://www.antaranews.com/berita/3086761/kasus-aktif-
Covid-19-di-indonesia-berkurang-1852
KBBI. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved Agustus 29, 2022, from KBBI:
http://kbbi.kemendikbud.go.id
kebudayaan, k. p. (2021, september 19). keputusan bersama mentri. Retrieved Agustus 2022,
2022, from kemendikbud website: https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiVqqK
sj-z5AhVmIrcAHTtSCUoQFnoECBcQAQ&url=https%3A%2F
%2Fwww.kemdikbud.go.id%2Fmain%2Ffiles%2Fdownload
%2F2b7a3531e4b5551&usg=AOvVaw3R5Lz5ZjiJLaVf6YVrMdYu
Kebudayaan, K. P. (2022, Mei 11). Kemendikbud. Retrieved Agustus 29, 2022, from
Kemendikbud main blog: https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/05/skb-4-
menteri-terbaru-atur-pembelajaran-tatap-muka-seratus-persen
Mariam Abd. Majid, N. N. (2021, Desember 27). PENDEKATAN
MENANGANITEKANAN EMOSI DALAM KALANGAN GURU: KAJIAN KES
DI SEKOLAH MENENGAH KEBANGSAAN(Methods of Dealingwith Stress
Among Teachers: A Case Study in National Secondary. Attarbawiy: Malaysian
Online Journal of Education, 5, 90. Retrieved Agustus 30, 2022, from
https://attarbawiy.kuis.edu.my/index.php/jurnal/article/view/17/10
Sugiono. (2019). Repository UIN Banten, 18-20. Retrieved Agustus 29, 2022, from
http://repository.uinbanten.ac.id/7523/4/BAB%20II.pdf
WHO team ; Mental Health and Substance Use. (2020, April 29). Doing What Matters in
Times of Stress ; an illustration guide. (W. H. Organization, Ed.) World Health
Organization, 132. Retrieved Agustus 30, 2022, from
https://www.who.int/publications/i/item/9789240003927?
gclid=CjwKCAjwx7GYBhB7EiwA0d8oe9L1RRf7IPH0SVEw1ahGJeucYv_SoXPW
sY_vmxQs1IBW--sQw3HIwhoCXiYQAvD_BwE
Zin, D. M., Zainun, A., & Razak, F. A. (2017). Tekanan Emosi Dalam Kalangan Siswa Pintar
Berbakat. Jurnal Sultan Alauddin Sulaiman Shah, 18. Retrieved Agustus 30, 2022,
from https://oarep.usim.edu.my/jspui/handle/123456789/13775 ;
http://journal.kuis.edu.my/jsass/images/SpecialIssue1/jsass_spec2017_011_diani.pdf

Anda mungkin juga menyukai