Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Yuliana (2020, hlm. 187) “Diawal tahun 2020, dunia digemparkan
dengan merebaknya virus baru yaitu coronavirus jenis baru (SARS-COV-2) dan
penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Diketahui, asal mula
virus ini berasal dari wuhan, Tiongkok.” Dengan demikian keadaan pada saat itu
dirasa cukup bahaya dengan adanya pemberitaan mengenai virus baru dengan
penyebaran yang cukup cepat merambat keseluruh dunia dan bisa menghambat
segala faktor yang biasa dilakukan manusia sehari hari seperti biasanya. Adapun
menurut Kemendagri dalam Pedoman umum menghadapi pandemi Covid-19,
yaitu “ Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel
pada manusia ini dengan sebutan CoronaVirus Disease (Covid-19). Covid-19
disebabkan oleh SARS-COV2 yang termasuk dalam keluarga besa coronavirus
yang sama dengan penyebab SARS pada tahun 2003, hanya berbeda jenis virus.
Gejalanya mirip dengan SARS namun angka kematian SARS lebih tinggi
dibanding Covid-19. Namun Covid-19 penyebarannya lebih cepat dan luas
dibanding SARS”. Maka hal tersebut sudah jelas virus ini sangat mematikan
untuk seluruh umat manusia dimuka bumi ini terutama untuk negara indonesia.
Karena indonesia merupakan negara berkembang dan masuk kedalam negara
tersibuk di dunia.
Menurut Susilowati & Azzasyofia (2020, hlm. 1) Mengatakan, “Pemerintah
indonesia menyikapi pandemi ini sebagai darurat kesehatan masyarakat, sehingga
mengeluarkan kebijakan restriksi sosial berskala besar sebagai kebijakan yang
dinilai efektif untuk memutus rantai pandemi Covid-19, yaitu semua orang tinggal
di rumah dan di rumah meminimalkan aktivitas di luar rumah. Kebijakan tersebut
mulai berlaku pada 16 maret 2020, termasuk dalam bidang pendidikan dimana
terdapat kebijakan menutup sekolah sementara dan mengalihkan proses
pembelajaran ke rumah”.
Berdasarkan kutipan tersebut bahwa pada situasi pandemi Covid-19 ini sangat
mempersulit seluruh masyarakat indonesia. Karena, aktivitas yang harus
dilakukan oleh masyarakat terbatas dan juga berdampak kepada para guru dan
pelajar yang harus melakukan kegiatan pembelajaran dari rumah. Keadaan
pandemi covid ini memaksa sekolah untuk ditutup sementara karena dengan
keadaan yang sulit dan berpengaruh kepada guru dan pelajar yang mengharuskan
belajar di rumah masing-masing. Pembelajaran dari rumah tidak hanya menjadi
kendala para guru dan pelajar saja, tetapi orang tua juga mengalami hambatan
yang sama dengan melakukan pekerjaannya dari rumah.
Pada situasi saat ini pemerintah menetapkan untuk pembelajaran daring dari
jenjang anak usia dini sampai dengan perguruan tinggi. Namun ada beberapa
orang tua yang sudah mempercayakan pendidikan kepada sekolah seperti yang di
paparkan menurut Rosdiana (2006, hlm. 62) yang menyatakan bahwa “Persepsi
orang tua bahwa pendidikan anak dirasa cukup diserahkan sepenuhnya kepada
guru disekolah”. Oleh karena itu pembelajaran yang biasanya dilaksanakan
langsung di sekolah-sekolah pada situasi saat ini tidak memungkinkan dengan
keadaan yang seperti biasanya, karena adanya virus Covid-19 yang
membahayakan bagi umat manusia.
Begitu juga dengan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah untuk
melakukan suatu sistem perubahan pembelajaran di sekolah yaitu pembelajaran
daring yang bisa menjadi solusi terbaik sementara agar belajar mengajar yang
biasa dilakukan di sekolah tetap berjalan di rumah masing-masing dengan
didampingin orang tua. Namun, pada kondisi saat ini menunjukkan pembelajaran
daring yang dilakukan di rumah dengan bimbingan orang tua banyak kendala
yang dihadapi, sehingga tidak sedikit orang tua yang meminta agar pemerintah
secepatnya bisa melakukan pembelajaran seperti biasanya atau tatap muka.
Kesulitan yang dialami para orang tua dalam membimbing anak belajar di rumah
meliputi kurang memahami materi yang diberikan guru oleh orang tua, kesulitan
orang tua dalam membantu menumbuhkan minat belajar anak, tidak memiliki
waktu yang cukup untuk mendampingi anak karena berhalangan dengan
pekerjaan, dan terkendala terkait jangkauan layanan internet. Oleh karena itu,
dalam pembelajaran daring ini justru menambah kesulitan juga bagi para orang
tua dalam mendampingi anak belajar di rumah. Dalam hal ini pembelajaran yang
mengalami sulitnya anak dan orang tua untuk memahami salah satu mata
pelajaran yaitu pelajaran PJOK. Karena pada hakikatnya PJOK merupakan
pembelajaran yang memanfaatkan aktivitas fisik dan tujuan pelajaran ini untuk
membantu anak bisa melakukan suatu gerakan agar bisa membentuk fisik dan
jasmani, agar anak bisa menjaga tubuh agar tetap sehat dan bugar dan bisa
melakukan aktivitas fisik sesuai dengan materi yang diberikan oleh guru
disekolah. Dengan adanya pandemi seperti ini tentunya salah satu pelajaran PJOK
ini sangat memiliki keterbatasan untuk bisa dilakukan oleh anak untuk melakukan
aktivitas fisik dengan materi yang diberikan oleh guru dan juga orang tua tentunya
tidak memahami dengan sepenuhnya materi yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis pembelajaran daring selama pandemi covid
ini menjadi salah satu solusi agar pembelajaran tidak terhenti di tengah pandemi
Covid-19. Namun, pada pelaksanaan di lapangan ada beberapa yang menjadi
hambatan pada pembelajaran daring, berupa sulitnya memahami materi yang
diberikan dan sulitnya mendampingi anak karena berhalangan dengan pekerjaan.
Dengan demikian orang tua mengalami kesulitan atau stress, apalagi dengan
keadaan layanan internet yang terkadang menjadi hambatan hal terpenting juga.
Dalam hal pembelajaran daring ini tuntutan orang tua juga sangat berat selain
menjadi pengasuh dalam keluarga namun harus juga mempraktikkan dirinya
sebagai guru di rumah yang bisa membantu dan membimbing anaknya untuk
belajar dengan keadaan yang terbatas.
Oleh karena itu berdasarkan hasil pengamatan tersebut, penulis tertarik untuk
meneliti judul tentang “Tingkat Stress Orang Tua Terhadap Anak Pada
Pembelajaran Daring Di Pandemi Covid-19 Sdn 032 Tilil Kota Bandung”.

Anda mungkin juga menyukai