PENDAHULUAN
dunia. Bahkan di Indonesia TB Paru adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit
menular dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan
penyakit pernafasan akut pada seluruh kalangan usia. Tuberkulosis masih menjadi
penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas pada semua umur terutama di negara
kedalam saluran pernafasan dan kontak langsung yang secara berlebihan dengan
BTA positif di wilayah kerja Puskesmas Srondol kota Semarang, didapatkan hasil
bahwa dari lima penderita hanya satu penderita (20%) yang membuang dahaknya di
tempat khusus atau kaleng tertutup yang berisi pasir dan antiseptik, empat penderita
(80%) membuang dahak di sembarang tempat. Dua penderita (40%) bila batuk
menutup mulut, yang dua penderita (40%) tidak pernah menutup mulutbila batuk
dan satu penderita (20%) kadang- kadang. Lima penderita (100%)tidak menjaga jarak
1
2
dunia dan belum ada satu negarapun yang bebas dari tuberkulosis.Di negara maju
sekalipun, yang pada mulanya kejadian tuberkulosis telah menurun, belakangan ini
TB Paruterbanyak setelah India, Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria. World Health
tahun dan diperkirakan 5000 orang setiap harinya.Tiap tahun ada 9 juta penderita TB
paru baru dari 25% kasus kematian dankesakitan. Masyarakat yang menderita TB
paru adalah orang-orang pada usia produktif yaitu dari 15 sampai 54 tahun.Prevalensi
TB paru 20% lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan, tiga kali lebih
tinggi dipedesaan dibandingkan perkotaan dan empat kali lebih tinggi pada
Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2011 melaporkan kasus
Jawa Timur yaitu 3.990 kasus. Kematian TB di Kota Surabaya diperkirakan mencapai
tahun 2007 jumlah kasus tuberkulosis meningkat sekitar 29 persen dibanding tahun
2006, dari jumlah penderita tuberkulosis 1.090 kasus menjadi 1.418 kasus pada tahun
2007.
3
Fakta- fakta serta data diatas menunjukkan bahwa anngka kejadian kematian masih
rangsangan dari luar, sedangkan perilaku sehat adalah perilaku proaktif untuk
manusia dibagi ke dalam tiga domain yaitu tingkat pengetahuan (tahu, memahami,
Masalah perilaku yang buruk pada penderita TB Paru ini disebabkan karena
kelompok masyarakat, seperti pada Negara yang sedang berkembang. (b) Kegagalan
pengobatan TB. Hal ini diakibatkan oleh tidak memadainya komitmen politik dan
dan sebagainya), tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan panduan obat
yang tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang didiagnosis), salah persepsi
terhadap manfaat dan efektifitas BCG, infrastruktur kesehatan yang buruk pada
disampaikan oleh tenaga kesehatan (Kumboyono, 2011). Masalah perilaku yang tidak
baik pada penderita TB Paru masih menjadi perhatian, oleh sebab itu perlu diadakan
sehat (makan makanan bergizi, istirahat cukup, olah raga teratur) dan hindari (rokok,
alkohol, obat bius dan hindari stres), bila batuk mulut ditutup, berperilaku hidup
bersih dan sehat, berobat sesuai aturan, jangan meludah di sembarang tempat serta
tidak lepas dari aspek sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.Disamping itu
para petugas kesehatan seperti dokter diharapkan selalu menambah pengetahuan dan
kelompok penderita TB Paru sebanyak 31% dan responden kelompok non penderita
jangka pendek adalah terciptanya pengertian, sikap, norma, kemauan dan peran serta
Berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kota Malang, pada tahun 2014
jumlah keseluruhan penderita TB Paru BTA Positif (+) dan (-) terbanyak di wilayah
kerja Puskesmas Janti dan Mulyorejo Kota Malang.Puskesmas Janti dengan total 25
penderita TB Paru BTA Positif (+) dan (-) yang masih berobat dari bulan April
BTA Positif (+) dan (-) yang masih berobat.Sehingga sampel dalam penelitian ini
adalah 45 responden.
6
Kota Malang.”
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
Malang.”?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
kepada masyarakat.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan tentang manfaat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan atau data dasar dalam
yang menderita penyakit dengan TB Paru BTA (+) dan (-) untuk lebih
yang tidak dengan berpatokan pada tugas dan fungsi perawat yaitu sebagai
ini dengan penelitian yang diteliti yaitu sama-sama meneliti tentang hubungan
CI95% 1,13 hingga 248, 574). Persamaan pada penelitian ini dengan
Paru.
Hargono, dan Noor Edi Widya S (2012), melakukan penelitian dengan judul
Pariaman, kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Rote Ndao NTT. Hasil
diguna-guna orang lain yang tidak senang. Di kota Lombok Barat stigma
takut, malu sebagai penderita TB, sehingga masih banyak persepsi illness
masih sangat kurang, masyarakat masih lebih percaya pada petugas kesehatan
makan obat) kurang sesuai dengan struktur sosial yang ada di masyarakat.
Kabupaten Lobar dengan struktur sosial masyarakat sasak maka tuan guru,
Kyai dapat sebagai social support. Persamaan pada penelitian ini dengan
melakukan penyuluhan.
1. Responden penelitian ini adalah penderita TB Paru BTA (+)dan (-) yang bersedia