TAHUN 2021
Disusun oleh :
Pembimbing :
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SEKOTONG
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga laporan evaluasi program yang berjudul
“EVALUASI CAKUPAN PENJARINGAN DETEKSI SUSPEK TB PARU DI DESA
SEKOTONG TENGAH PADA WILAYAH PUSKESMAS SEKOTONG TAHUN 2021
“ dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Tidak lupa ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan evaluasi program. Ucapan terimakasih terutama kepada:
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 3
1.4 Manfaat Kegiatan............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Tuberkulosis...................................................................... 5
2.2 Tuberkulosis di Indonesia............................................................... 5
2.3 Penularan Tuberkulosis.................................................................. 6
2.4 Strategi Nasional Program Pengendalian Tuberkulosis................. 8
2.5 Penemuan Kasus Tuberkulosis....................................................... 9
2.6 Alur Diagnosis TB Paru Pada Orang Dewasa................................ 13
2.7 Strategi Kemitraan Untuk Penjaringan TB Paru.......................... . . 15
BAB III PROFIL PUSKESMAS KELURAHAN
1.1 Data Umum Puskesmas............................................................... 17
3.1.1 Gambaran Umum Puskesmas........................................ 18
BAB IV EVALUASI PROGRAM
4.1 Gambaran Umum Program Pegendalian TB................................. 19
4.2 Penetapan Masalah........................................................................ 21
4.3 Identifikasi Penyebab Masalah...................................................... 22
4.4 Alternatif Pemecahan Masalah...................................................... 26
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 29
5.2 Saran ............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 31
3
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Rumusan Masalah
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Kegiatan
1. Manfaat bagi penulis :
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
Pengendalian Tuberkulosis (TB) di Indonesia telah mendekati target
MilleniumDevelopment Goals (MDGs). Pada tahun 2008 prevalensi TB di
Indonesia mencapai 253 per 100.000 penduduk. Sasaran strategi nasional
pengendalian tuberculosis hingga 2014 mengacu pada rencana strategis
Kementrian Kesehatan 2009-2014 yaitu menurunkan angka prevalensi
tuberculosis dari 235 per 100.000 oenduduk menjadi 224 per 100.000 penduduk.
Saat ini diperkirkan ada 1 setiap 3 kasus tuberculosis yang masih belum terdeteksi
oleh program. Sedangkan target MDGs pada tahun 2015 adalah 222 per 100.000
penduduk.1,2,4
2.3 PENULARAN TB
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.5
Cara penularan :
9
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak.
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan di mana percikan dahak berada
dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan
dapat bertahan selama beberapa jamdalam keadaan yang gelap dan
lembab.
Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan
oleh konsentrasi percikan darah dalam sputum dan lamanya menghirup
udara tersebut.
Risiko penularan :5
10
Dengan ARTI 1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata
terjadi 1000 terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100orang) akan menjadi
sakit TB setiap tahun.
Sekitar 50 diantaranya adalah pasien TB BTA positif.
Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB
adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan
malnutrisi (gizi buruk).
HIV merupakan factor risiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi TB
menjadi sakit
Orang dengan BTA (+) dapat menginfeksi hingga 10-15 orang lain melalui
kontak dekat selama setahun. Tanpa pengobatan yang tepat, i dua pertiga orang
dengan sakit TB akan meninggal dunia.5
14
Diagnosis
Gejala Klinik
Pemeriksaan Radiologis
18
praktik swasta dan mempersilahkan dokter praktik swasta mengambil biaya
konsultasinya.3
Bidan dan perawat praktik swasta dalam kemitraan program
penanggulangan TB berperan dalam menemukan penderita tersangka tuberkulosis
dan mengirimnya ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan BTA sputum.
Peran dari Dinkes dan Puskesmas adalah dengan menyediakan sarana yang
dibutuhkan praktisi swasta dalam program penanggulangan tuberkulosis seperti
pot sputum, OAT dan formulir pencatatan dan pelaporan.4
Kemitraan yang terjalin perlu dilakukan pemantauan secara berkala,
apakah masing-masing pihak telah menjalankan kesepakatan yang telah dibuat.
Dalam melakukan pemantauan, sebaiknya dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten dan organisasi profesi kesehatan seperti IDI, IBI dan PPNI. Dinas
kesehatan kabupaten juga membuat kesepakatan dengan masing-masing
organisasi profesi kesehatan tersebut.4
19
BAB III
20
Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Sekotong
Tabel 1. Jumlah Desa, Dusun dan Jarak Tempuh Wilayah Kerja UPT BLUD
Puskesmas Sekotong
Jarak tempuh dari Luas Wilayah
No Desa Jumlah dusun
puskesmas (km) (km2)
1 Sekotong tengah 0 51.93 11
2 Buwun mas 17 29.96 13
3 Cendi manic 6.5 39.40 9
4 Taman baru 5.5 34.50 6
Sekitar 60 persen penduduk Sekotong berusia 0-29 tahun dan hanya 12 persen
saja yang berusia 50 tahun ke atas. Besarnya penduduk usia muda dapat menjadi potensi
pengembangan tersendiri yang dapat dimanfaatkan untuk lebih memajukan lagi
Kecamatan Sekotong. Namun tentu saja apabila penduduk usia produktif tersebut
kualitasnya kurang, maka yang ada penduduk tersebut hanya akan menjadi beban bagi
pembangunan. Jumlah penduduk Kecamatan Sekotong di 4 (empat) desa wilayah kerja
UPT BLUD Puskesmas Sekotong Tahun 2021 adalah 36.240 jiwa. Penyebaran kepadatan
penduduk 210 jiwa/km2. Jumlah Kepala keluarga (KK) 8.853 KK dengan rata-rata 4
jiwa/KK.
21
Komposisi penduduk
No Desa Jumlah KK
Laki2 Perempuan Jumlah
22
BAB IV
EVALUASI PROGRAM
24
pada bulan Februari 2021, sebanyak 2 orang pada bulan Maret 2021, sebanyak 1
orang pada bulan April 2021, sebanyak 2 orang pada bulan Mei 2021, sebanyak 2
orang pada bulan Juni 2021, sebanyak 1 orang pada bulan Juli 2021, sebanyak 1
orang pada bulan Agustus 2021, dan sebanyak 1 orang pada bulan September
2021.
Total
Masalah M S V C A
Skor
25
Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem di atas,
untuk mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan masalah agar
memudahkan dalam menyusun penyelesaian masalah. Dari pendekatan sistem ini
dapat ditelusuri hal - hal yang mungkin menyebabkan munculnya permasalahan
terkait cakupan penjaringan suspek kasus TB paru di wilayah kerja Desa
Sekotong Tengah pada wilayah kerja Puskesmas Sekotong.
26
pemegang program serta
pekerjaan yang merangkap
di Puskesmas Sekotong.
27
dijangkau oleh masyarakat. penyakit TB paru.
Adanya JKN (Jaminan Kurangnya pengetahuan
Kesehatan Nasional). masyarakat tentang
lingkungan dan rumah
bersih dan sehat.
Masih adanya stigma
negatif masyarakat
terhadap pasien TB paru.
28
P3: Pengawasan, Terdapat laporan Tidak adanya evaluasi
Pengendalian, tentang jumlah pasien tentang proses penjaringan
dan Penilaian terdiagnosis TB paru secara aktif terkait kasus
BTA positif. suspke TB paru.
Tidak adanya monitoring
Terdapat laporan daftar
dan follow up bagi pasien
nama pasien dengan
yang diduga suspek TB
TB paru BTA positif.
paru.
30
lingkungan masyarakat.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
32
memudahkan deteksi dini dan pengobatan dini pada pasien TB dengan BTA
positif serta menurunkan risiko penularan di lingkungan masyarakat.
4. Memberikan informasi sebaik mungkin mengenai penyakit TB, dan membuat
suatu acara sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat sehingga pola pikir
terhadap stigma negatif tersebut dapat berkurang di lingkungan masyarakat.
5. Penyuluhan dan konseling tentang lingkungan sekitar rumah ataupun dalam
rumah, yang menjadi faktor risiko penularan kuman TB, serta memberikan
penyuluhan dan konseling terkait lingkungan hidup yang bersih dan sehat.
5.2 SARAN
33
DAFTAR PUSTAKA
34