Disusun oleh :
A19.2
2022
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................................6
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................16
3.2 SARAN....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa pengertian Genetically Modified Food (GMF)?
1.2.2 Bagaimana sejarah Bioteknologi Pangan dan GMF?
1.2.3 Apa jenis Genetically Modified Food (GMF) di pasaran?
1.2.4 Apa saja manfaat Genetically Modified Food (GMF)?
1.2.5 Bagaimana dampak Positif dan Negatif Genetically Modified Food (GMF)
terhadap kesehatan, ketahanan pangan dan lingkungan?
1.2.6 Bagaimana keamanan dan pembelaan Genetically Modified Food (GMF)?
1.2.7 Bagaimana tanggapan Organisasi kesehatan dan pangan dunia?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Mengetahui pengertian Genetically Modified Food (GMF)
1.3.2 Mengetahui Sejarah Bioteknologi pangan dan GMF
1.3.3 Mengetahui jenis dan produk Genetically Modified Food (GMF) di pasaran
1.3.4 Mengetahui manfaat Genetically Modified Food (GMF)
1.3.5 Mengetahui dampak Positif dan Negatif Genetically Modified Food (GMF)
terhadap kesehatan, ketahanan pangan dan lingkungan
1.3.6 Mengetahui Bagaimana keamanan dan pembelaan Genetically Modified Food
(GMF)
1.3.7 Mengetahui tanggapan Organisasi kesehatan dan pangan dunia
1.4 MANFAAT
1.4.1 Pembaca mendapatkan informasi tentang pengertian Genetically Modified Food
(GMF)
1.4.2 Pembaca mendapatkan informasi tentang sejarah Bioteknologi Pangan dan GMF
1.4.3 Pembaca mendapatkan informasi tentang jenis dan produk Genetically Modified
Food (GMF) di pasaran
1.4.4 Pembaca mendapatkan informasi tentang manfaat Genetically Modified Food
(GMF)
1.4.5 Pembaca mendapatkan informasi tentang dampak Positif dan Negatif Genetically
Modified Food (GMF) terhadap kesehatan, ketahanan pangan dan lingkungan
4
1.4.6 Pembaca mendapatkan informasi tentang keamanan dan pembelaan Genetically
Modified Food (GMF)
1.4.7 Pembaca mendapatkan informasi tentang tanggapan Organisasi kesehatan dan
pangan dunia
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
keamanan, dan kemudahan dalam pemrosesan dan produksi makanan. Hal ini termasuk
proses produksi makanan tradisional seperti roti, asinan/ acar, dan keju yang
memanfaatkan teknologi fermentasi (Uzogara, 2000). Aplikasi bioteknologi untuk
makanan yang lebih modern adalah Genetic Modification (GM) yang diketahui sebagai
teknik rekayasa genetik, manipulasi genetik dan teknologi gen atau teknologi rekombinan
DNA. Pada kegiatan bioteknologi modern dengan teknologi rekombinan DNA (rDNA),
pengklonan atau teknik sejenis dengan pemindahan suatu sifat tertentu yang dibawa gen
dari suatu spesies ke spesies yang sama atau yang berbeda untuk menghasilkan spesies
baru yang lebih unggul. logi gen atau teknologi rekombinan DNA.
7
Tahun 1983 sampai 1989 terjadi perkembangan lebih canggih pada teknik rekombinan
DNA yang memungkinkan transformasi genetik tanaman dan hewan. Selama periode ini,
pemerintah Amerika Serikat memberikan persetujuan penggunaan rBST pada sapi perah.
Pada tahun 1990-an, makanan hasil rekayasa genetik pertama kali tersedia untuk
masyarakat umum. American Medical Association (AMA) dan National Institute of
Health (NIH) secara independen menyimpulkan bahwa daging dan susu dari sapi yang
diberi rBST sama amannya dengan sapi biasa. Setahun kemudian, American Pediatric
Association juga menyetujui rBST. Pada tahun 1993, FDA memberikan persetujuan
untuk penggunaan rBST pada sapi perah. Peneliti dari Universitas Cornell juga
menghasilkan rPST (recombinant procine somatotropin) yang digunakan pada babi untuk
menghasilkan daging babi tanpa lemak. rPST juga mengurangi konsumsi pakan ternak
tetapi meningkatkan produksi daging babi. Pada tahun 1994, FDA akhirnya memberikan
persetujuan untuk Calgene Corporation yaitu tomat Flavr Savr untuk dipasarkan (Thayer,
1994).
Tahun Pristiwa
Millennium ke-3 Orang Mesir dan Sumeria pengawetkan susu, sayur dengan
fermentasi asam.
8
-Spallanzani (Italia) mensterilisasi makanan dan bahan organik
dengan memanaskan dalam tangki kedap udara.
Abad ke-19 dan Pengakuan teori Mendel tentang penurunan sifat pada semua
abad ke-20 tanaman dan hewan. 1980/90s. Rockafella Foundation dan
International Rice Research Institute menemukan cara transgenik
9
untuk mentransfer sifat anti hama antara Oryza spp. liar dan hasil
panen, dikembangkan pangan transgenik lain.
10
2.3 Jenis dan Produk Genetically Modified Food (GMF)
Beberapa tanaman pangan hasil rekayasa genetika yang sudah tersedia di pasar
antara lain:
1) Tomat yang dirancang agar proses pematangan terhambat sehingga lebih tahan lama
dalam penyimpanan.
2) Bt corn, yaitu jagung yang dirancang mengandung protein inteksida yang berasal dari
bakteri bacillus thuringiensis (Bt)
3) Round up ready R Soybean, yaitu kedelai yang toleran terhadap senyawa aktif mesofate
yang terdapat dalam herbisida yang dikenal secara komersial sebagai round up R;
4) Glyphosate tolerant corn line GA21, yaitu jagung yang toleran glysofate dan beras yang
mengandung vitamin A atau golden rice. Golden rice adalah beras yang berwarna kuning
keemasan beras ini direkayasa genetika melalui penyisipan gen penyandi pytoene
synthase digabungkan menjadi carotane desaturase. Kedua gen ini membuat beras
golden mengandung beta karoten atau pro-vitamin A
5) Tanaman kedelai transgenik mengandung asam alinea tinggi dan tahan terhadap herbisida
glifosat. Gen resistance herbisida dari bakteri agrobacterium Galur CP4 dimasukkan
kedelai dan juga digunakan teknologi molekuler untuk meningkatkan pembentukan asam
oleat. Produk yang terbuat dari kacang kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, tahu,
tempe, tauco, susu kedelai, ekstra sayuran, atau produk lainnya yang mempunyai turunan
kedelai transgenik seperti vitamin e, sereal, es krim, biscuit, roti, permen, makanan
gorengan, tepung, saus dan lain-lain.
6) Produk yang terbuat dari jagung tepung jagung, minyak jagung, pemanis jagung, sirup
jagung, kemudian produk turunan jagung transgenik seperti vitamin c, keripik, es krim
formula bayi, kecap, soda dan lain-lain
7) Produk yang terbuat dari kentang, keripik kentang, tepung kanji kentang dan lain-lain
8) Produk yang terbuat dari atau dengan tomat seperti saus, pasta tomat, pizza, lasagna dan
lain-lain
9) Produk susu yang diambil dari sapi yang diberi hormon pertumbuhan sapi transgenik
( atau rBGH di AS) seperti susu, keju, mentega, krim asam, yogurt, air didih, dan produk
olahannya
11
10) Pepaya transgenik tahan terhadap virus pepaya ringspot (PRSV). Gen rekayasa
didapatkan dari menyandingkan selubung virus PRSV
11) Gandum ini memiliki keunggulan tahan terhadap penyakit hawar. Gen didapatkan dari
menyandingkan enzim kiktinase atau pemecah dinding sel cendawan yang berasal dari
barley
12) Gula bit transgenik tahan terhadap herbisida glifosat dan glufositat. Gen berasal dari
bakteri agrobacterium Galur CP4 dan cendawan streptomyces viridokromogenes.
2.5 Dampak positif dan Negatif Genetically Modified Food (GMF) terhadap kesehatan,
ketahanan pangan dan lingkungan
12
(5) Peningkatan kandungan karbohidrat makanan (BIO, 1998; Liu, 1999),
(6) Peningkatan kuantitas dan kualitas daging dan susu (Wilmut et l., 1997),
(7) Peningkatan yield tanaman pertanian (BIO, 1998; Wood, 1995),
(8) Pembuatan vaksin dan obat-obatan yang edible atau dapat dimakan (Lesney,
1999; Sloan, 1999),
(9) Ketahanan biologis terhadap penyakit, hama, gulma, herbisida dan virus
(Losey et al., 1999; Wilkinson, 1997; Wood, 1995),
(10) Bioremidiasi (Gray, 1998),
(11) Efek positif pada produk pertanian/makanan (Thayer, 1999),
(12) Perlindungan lingkungan (BIO, 1998),
(13) Tanaman rekayasa genetik berfungsi sebagai biofactories dan sumber dari
bahan baku industri (Sloan 1999),
(14) Terciptanya lapangan kerja (Alliance For Better Foods, 1999; Thayer,
1999).
(15) Fitoremediasi yaitu penekanan diberikan dalam perbaikan pencemaran
tanah dan air in situ dengan tanaman transgenetik dan mikroorganisme
tanaman transgenetik dapat menyerap logam berat di tanah atau mendeteksi
polutan
(16) Menekan biaya produksi pangan dan penurunan penggunaan pestisida
(17) Pertumbuhan tanaman transgenik lebih cepat daripada tanaman alaminya
tanaman ini dapat mewariskan gen atau sifat baru yang bermanfaat pada
keturunannya sehingga menghasilkan panen yang berlimpah dari tanah yang
tidak begitu subur.
(18) Umur simpan yang lama dan tidak mudah busuk sehingga mengurangi
resiko cacat di perjalanan atau pengiriman.
13
(4) Potensi alergi dari makanan rekayasa genetik (Coleman, 1996),
(5) Transfer gen yang tidak disengaja pada tanaman liar (Phillips, 1994),
(6) Kemungkinan pembentukan virus dan racun baru (Phillips, 1994),
(7) Keterbatasan akses terhadap benih dengan adanya paten dari tanaman hasil
rekayasa genetik (Koch, 1998),
(8) Ancaman terhadap keragaman genetik tanaman (Koch, 1998; Phillips, 1994),
Tanaman transgenik yang dapat dikatakan super karena memiliki kelebihan
dibandingkan tanaman asli dapat menyaingi tanaman asli yang masih
memiliki beberapa kelemahan alami sehingga dapat mengancam
keberlanjutan kehidupan tanaman asli
(9) Kekhawatiran agama/budaya/etika (Crist, 1996; Robinson, 1997),
(10) Kekhawatiran karena tidak ada pelabelan pada makanan rekayasa genetik
(Hoef et al., 1998).
(11) Pengaruh terhadap rantai makanan tanaman transgenik yang mengandung
pestisida alami disinyalir dapat mempengaruhi rantai makanan karena
konsumen tingkat 1 yang mengkonsumsinya akan mati dan dalam skala besar
hal ini dapat mengacaukan rantai makanan pada konsumen tingkat tingkat
berikutnya
14
dipindahkan ke lokasi baru apakah langkah tersebut tidak akan menyebabkan timbulnya
rangsangan terhadap gen lain yang memproduksi racun atau senyawa penyebab alergi
bila kemungkinan itu ada maka harus ada langkah-langkah pencegahan yang dilakukan.
Instrumen hukum terkait peredaran produk pangan transgenik sudah ada di Indonesia
diantaranya
Undang-undang pangan nomor 7 tahun 1996 pasal 13 ayat 1 secara jelas
mewajibkan pangan rekayasa genetika terlebih dahulu memeriksakan
keamanan pangan bagi kesehatan sebelum diedarkan.
Peraturan pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan
Peraturan yang mengatur soal keamanan hayati terhadap pada beberapa
peraturan diantaranya undang-undang nomor 12 tahun 1996 tentang sistem
budidaya tanaman, undang-undang nomor 7 tahun 1996 tentang pangan,
undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan
hidup, undang-undang nomor 29 tahun 2000 tentang perlindungan varietas
tanaman, peraturan pemerintah nomor 21 tahun 2005 tentang keamanan
hayati produk rekayasa genetik, peraturan pemerintah nomor 44 tahun
1995 tentang pembenihan tanaman.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Genetically Modified Food merupakan makanan yang dihasilkan dengan
menggunakan teknik modifikasi genetika. Modifikasi atau rekayasa genetika merupakan
kegiatan sengaja melakukan manipulasi materi genetika dengan teknik biokimia dan
bioteknologi modern. Hasil rekayasa genetika dapat berupa tanaman ternak dan ikan
dalam bentuk varietas atau clone atau jenis baru yang mempunyai sifat unggul tertentu.
Kontroversi terhadap pangan transgenik masih terjadi karena sebagian produk teknologi
baru risiko jangka panjangnya belum diketahui. Produk transgenik yang beredar di
pasaran atau hanya digunakan sebagai bahan baku perlu diberi label secara jelas dan jujur
namun kenyataannya di lapangan hal ini masih belum terlaksana sehingga munculnya
pertanyaan apakah produk transgenik aman bagi kesehatan manusia apabila dikonsumsi?.
Keputusan untuk memilih produk transgenik diserahkan sepenuhnya kepada konsumen
atas pertimbangan matang terhadap kerugian dan keuntungan serta dampak yang
ditimbulkan.
3.2 SARAN
1. Sebaiknya pilih makanan genetic yang telah memiliki lebel sehingga dapat dipastikan
keamanannya
16
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Ni Putu. “Aspek Keamanan Pangan Genetically Modified Food (GMF)”. Jurnal
Ilmu Gizi, Vol 2, Nomor 1,( February 2011 ) 27-36
Pramashinta, Alice Dkk.” Bioteknologi Pangan: Sejarah, Manfaat dan Potensi Risiko”
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 3, nomor 1 ( 2014 )
17