Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEAMANAN DAN SANITASI INDUSTRI PANGAN

“Unsafe Gene Modification (Modifikasi Gen tidak Aman)”

OLEH:
KELOMPOK 5
HAMDAN FADIN (Q1A121060)
MARDIAN (Q1A121066)
MUKMIN (Q1A121085)
NURMILA (Q1A121087)
RISFAYANTI (Q1A121088)
HARPIN MEY (Q1A122005)
NIDEA FITRI NURSAIDAH (Q1A122017)
ADIN SAPUTRA (Q1A122031)

PROGRAM STUDY TEKNOLOGI PANGAN


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat selesai secara tepat waktu. Tidak lupa
untuk mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen Dr. H. Tamrin, S.P., M.P. selaku
dosen pengampu mata kuliah Keamanan dan Sanitasi Industri Pangan. Makalah ini
berjudul “Unsafe Gene Modification (Modifikasi Gen tidak Aman)”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari
dosen pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan
wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya
sempurna. Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang dapat
membangun kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................
1.3 Tujuan ................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................
2.1 Pengertian Modifikasi Gen / Rekayasa Gen ......................................................
2.2 Modifikasi / Rekayasa Genetik pada Bidang Pangan ........................................
2.3 Jenis – jenis GMF di Pasaran .............................................................................
2.4 Keunggulan Pangan Modifikasi / Rekayasa Genetik .........................................
2.5 Bahaya Produk Modifikasi / Rekayasa Genetik ................................................
2.6 Isu Penting Terkait dangan Keamanan Pangan Hasil Rekayasa Genetika ........
BAB III PENUTUP .......................................................................................................
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................
3.2 Saran ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk dunia yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke


tahun mulai menjadi ancaman yang cukup serius. Hal tersebut dikarenakan
peningkatan jumlah penduduk akan berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan
pangan, sedangkan lahan pertanian justru semakin sempit karena sebagian besar lahan
dikonversi menjadi area pemukiman dan industri. Diperkirakan pada tahun 2050
penduduk bumi akan mencapai angka 9 miliar jiwa dan satu hal yang paling
dikhawatirkan dari fenomena tersebut adalah: krisis pangan.
Berbagai upaya dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya krisis pangan, salah
satunya adalah melalui bioteknologi berupa rekayasa genetika. Secara teori, rekayasa
genetika merupakan upaya manusia yang dengan sengaja mengubah, memodifikasi,
dan/atau menambahkan susunan suatu gen dengan material baru pada suatu organisme
untuk mendapatkan keturunan sesuai dengan yang diinginkan manusia. Genetika
disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin), artinya suku
bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara "Etimologi" kata genetika berasal dari kata genos
dalam bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Namun, genetika bukanlah ilmu
tentang asal mula kejadian meskipun pada batas-batas tertentu memang ada kaitannya
dengan hal itu juga. Genetika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi
hayati dari generasi ke generasi. Oleh karena cara berlangsungnya alih informasi hayati
tersebut mendasari adanya perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organisme,
maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang
pewarisan sifat. Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu
diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul didalamnya.
Beberapa kalangan bersepakat bahwa rekayasa genetika dapat menjadi solusi
bagi krisis pangan melalui tanaman transgenik atau lebih dikenal dengan GMO
(Genetically Modified Organism). Tanaman transgenik mulai dikembangkan pada
tahun 1973 oleh Hurbert Boyer dan Stanley Cohen (BPPT, 2000 dalam Karmana
2009). Sejak saat itu, semakin banyak jumlah tanaman transgenik yang dibuat dan
disebarluaskan ke seluruh dunia. Enam belas tahun sejak diperkenalkan (1988), sudah
terdapat sekitar 23 tanaman transgenik. Jumlah tersebut meningkat pada 1989 menjadi
30 tanaman dan pada tahun 1990 meningkat lagi menjadi 40 tanaman. Perakitan
tanaman transgenik ini diikuti pula oleh bidang industri dengan perluasan lahan tanam
transgenik. Dokumen FAO tahun 2001 menunjukkan luasan tanaman transgenik di
dunia sudah macapai 175.2 juta hektar pada tahun 2013 dan sebagian besarnya terdiri
atas kedelai (58%) dan jagung (23%) (James, 2013; Widodo, tanpa tahun dalam
Karmana, 2009). Amerika latin merupakan wilayah dengan luas areal tanaman
transgenik tertinggi di dunia yaitu seluas 94 juta hektar atau 54% dari total keseluruhan
(James, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Modifikasi Gen / Rekayasa Gen?
2. Untuk mengetahui Modifikasi / Rekayasa Genetik pada Bidang Pangan?
3. Untuk mengetahui Jenis – jenis GMF di Pasaran?
4. Untuk mengetahui Keunggulan Pangan Modifikasi / Rekayasa Genetik?
5. Untuk mengetahui Bahaya Produk Modifikasi / Rekayasa Genetik?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian Modifikasi Gen / Rekayasa Gen.
2. Dapat mengetahui Modifikasi / Rekayasa Genetik pada Bidang Pangan.
3. Dapat mengetahui Jenis – jenis GMF di Pasaran.
4. Dapat mengetahui Keunggulan Pangan Modifikasi / Rekayasa Genetik.
5. Dapat mengetahui Bahaya Produk Modifikasi / Rekayasa Genetik.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Modifikasi Gen / Rekayasa Gen

Modifikasi genetik adalah penggunaan teknik bioteknologi modern untuk


merubah sifat gen dari sebuah organisme, baik itu binatang ataupun tumbuhan.
Organisme-organisme yang telah dirubah dengan teknik modifikasi genetik ini biasa
disebut dengan istilah Genetically Modified Organism (GMO). Modifikasi genetik,
juga disebut sebagai rekayasa genetika, mengacu pada proses mengubah DNA
organisme hidup dengan tujuan mengubah karakteristiknya. Tidak seperti pemuliaan
tradisional pada hewan dan tumbuhan, modifikasi genetik melibatkan penyisipan gen
dari satu organisme ke organisme lain. Modifikasi genetik memiliki empat aplikasi
utama yaitu kedokteran, pertanian, industri, dan penelitian.
Genetically modified food (GMF) merupakan makanan yang dihasilkan dengan
menggunakan teknik modifikasi genetika. Modifikasi genetika adalah kegiatan sengaja
melakukan manipulasi meter genetika dengan teknik biokimia dan bioteknologi
modern. Pada kegitan bioteknologi modern dengan teknologi rekombinan DNA
(rDNA), pengklonan atau teknik sejenis dengan pemindahan suatu sifat tertentu yang
dibawa gen dari suatu spesies ke spesies yang sama atau yang berbeda untuk
menghasilkan spesies baru yang lebih unggul.
Tujuan utama pengembangan GMF adalah untuk mengatasi berbagai masalah
kekurangan pangan yang dihadapi penduduk dunia yang tidak mampu dipecahkan
secara konvensional, karena pertumbuhan penduduk yang begitu cepat. Namun dalam
pengembangannya sampai saat ini, GMF masih menimbulkan pro kontra (kontroversi)
di tengah-tengah masyarakat dunia, baik yang terjadi di negara dimana GMF
dikembangkan maupun di negaranegara pengguna produk GMF. Kelompok yang pro
GMF beralasan bahwa ada potensi tak terbatas dalam rekayasa genetika yang
bermanfaat untuk mengurangi penggunaan pestisida, mengatasi kekurangan pangan,
dan menghasilkan makan-makanan yang lebih bergizi serta obat-obatan. Kelompok
yang kontra/menolak berpendapat produk pangan dan obat-obatan GMF belum
diyakini aman untuk dikonsumsi karena masih menimbulkan berbagai dampak negatif
bagi kesehatan dan lingkungan.

2.2 Modifikasi / Rekayasa Genetik pada Bidang Pangan

Pada awalnya, proses rekayasa dilakukan untuk menciptakan makhluk yang


sempuma. Dalam bidang pertanian misalnya, tomat yang awalnya tidak bisa ditanam
di daerah bersuhu rendah direkayasa supaya dapat menjadi tanaman tahan beku dan
memiliki musim tumbuh lebih lama. Caranya yaitu dengan "mengunting" gen ikan
flounder (ikan yang hidup di daerah es di arktik) dan merekatkan gen tersebut pada
buah tomat tersebut. Hasilnya, tomat pun dapat ditanam di segala cuaca. Pemindahan
gen ikan ke dalam buah ini dilakukan dengan memanfaatkan bakteri atau virus yang
akan menyerang dan mchyisip ke dalam DAN se! induk. Jadi dua (atau leblb)
organisme yang memiliki DNA yang berberda dikombinasikan oich manusia dengan
sengaja dalam waktu yang relatif singkat.
Pangan hasil rekayasa genetika merupakan pangan yang di turunkan dari makluk
hidup hasil rekayasa genetika. Pada umumnya pangan bersumber dari tanaman, dan
tanamanlah yang sekarang ini paling banyak dimuliakan melalui teknik rekayasa
genetic. Tanaman hasil rekayasa genetika di kembangkan menggunakan alat
bioteknologi moderen. Berbeda dengan metode pertanian /konvensional. Keduanya
mempunyai maksud yang sama yaitu menghasilkan varietas tanaman unggul dengan
sifat yang telah diperbaiki, yang menjadikannya lebih baik untuk ditanam, dan lebih
menarik untuk dimakan serta manfaat lainnya. Perbedaannya terletak pada bagaimana
hasil itu di peroleh pemuliaan tradisional memerlukan persilangan yang mencampur
ribuan gen dari dua jenis tanamam dengan harapan akan mendapatkan sifat yang di
inginkan dengan bioteknologi moderen seseorang dapat memilih sifat yang dinginkan
dan menyisipkan sifat tersebut kedalam biji".
2.3 Jenis – jenis GMF di Pasaran

Beberapa tanaman pangan hasil rekayasa genetika yang sudah tersedia di pasar,
antara lain:
1. Tomat yang dirancang agar proses pematangannya terhambat sehingga lebih
tahan lama dalam penyimpanan.
2. Bt Corn, yaitu jagung yang dirancang mengandung protein insektisida yang
berasal dari bakteri Bacillus thuringiensis (Bt).
3. Round Up Ready R Soybean, yaitu kedelai yang toleran terhadap senyawa aktif
glifosat yang terdapat dalam herbisida yang dikenal secara komersial sebagai
Round-Up R.
4. Glyphosate- tolerant Corn Line GA21, yaitu jagung yang toleran glifosat, dan
beras yang mengandung vitamin A (golden rice).
Beberapa bahan makanan yang banyak berasal dari bibit transgenik yaitu:
1. Produk yang terbuat dari kacang kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, tahu.
tempe, fatico susu kedelai, ekstrak sayuran. Atau produk lain yang merupakan
turunan kedelai transgenik seperti vitamin E, sereal, es krim. biskuit, roti,
permen, makanan gorengan. tepung, saus, , dan lain-lain.
2. Produk yang terbuat dari jagung: tepung jagung, minyak jagung, pemanis
jagung, sirop jagung. Kemudian produk turunan jagung transgenik seperti
vitamin C, keripik, es krim, formula bayi, kecap, soda, dan lain-lain.
3. Produk yang terbuat dari kentang: keripik kentang, tepung kanji kentang, dan
lain-lain.
4. Produk yang terbuat dari atau dengan tomat, seperti saus, pasta tomat, pizza,
lasagna, dan lainnya.
5. Produk susu yang diambil dari sapi yang diberi hormon pertumbuhan sapi
transgenik (atau rBGH di AS): seperti susu, keju, mentega, krim asam, yogurt,
air dadih, dan produk olahannya.
6. Zat-zat aditif yang mungkin berasal dari sumber transgenik, yaitu Lesithin
kedelai/lesithin (E322), pewarna karamel (E150), riboflavin (vitamin B2),
enzim chymosin (enzim transgenik yang dipakai untuk membuat keju
vegetarian, alpha amilase yang digunakan untuk membuat gula putih, dan lain-
lain).

2.4 Keunggulan Pangan Modifikasi / Rekayasa Genetik

Tanaman pangan hasil rekayasa genetika hampir serupa dengan tanaman aslinya
tetapi mempunyai keistimewa yang menjadikannya lebih baik dan bermutu Tanaman
hasil rekayasa genetika mempunyai keunggulan sebagai berikut:
1. Tanaman transgenik memiliki kualitas yang lebih tinggi dibanding degan
tanaman konvensional, memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi, tahan
hama, tahan cuaca sehingga penanaman komoditas tersebut dapat memenuhi
kebutuhan pangan secara capat dan menghemat devisa akibat penghematan
pemakaian pestisida atau bahan kimia serta memiliki produktivitas yang lebih
tinggi.
2. Meningkatnya derajat kesehatan manusia. Apabila nutrisi terpenuhi dengan
baik otomatis akan meningkatkan kesehatan masyarakat. Dan dengan
diproduksinya berbagai hormon manusia seperti insulin dan hormon
pertumbuhan lainnya sangat membantu perbaikan kesehatan masyarakat.
3. Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman yaitu memperbaiki
sifat-sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap
cengkeraman hama maupun lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga
tanaman transgenik memiliki kualitas lebih baik dari tanaman konvensional
serta bukan hal yang baru karena sudah lama dilakukan tetapi tidak disadari
oleh masyarakat.
4. Mengurangi dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan, misalnya tanaman
transgenik tidak perlu pupuk kimia dan pestisida sehingga tanaman transgenik
dapat membantu upaya perbaikan lingkungan.
5. Proses industri yang lebih murah, efisien dan efektif. Modifikasi genetika dapat
mengurangi biaya produksi (seperti tenaga kerja) namun tetap menghasilkan
produk yang melimpah dan tidak banyak menghabiskan waktu.
6. Masa simpan lebih lama.

2.5 Bahaya Produk Modifikasi / Rekayasa Genetik

Produk pangan yang mengandung bahan transgenik, berpotensi menimbulkan


alergi pada tubuh manusia. Namun rupanya pemerintah enggan untuk memberikan
informasi kepada warganya terkait dengan produk transgenik ini. Sebaliknya,
pemerintah justru ikut mengkampanyekan bahwa produk transgenik adalah produk
yang aman bagi kesehatan.
Menurut dokumentasi dari Smith dalam buku Seeds of Deception dan Genetik
Roulette, setidaknya 65 risiko kesehatan serius dampak dari mengkonsumsi produk
GMO, yang dijabarkan sebagai berikut.
1. Keturunan tikus diberi makan kedelai transgenik menunjukkan peningkatan
lima kali lipat resiko kematian, bayi yang di lahirkan tidak cukup berat badan,
ketidakmampuan bereproduksi.
2. Tikus jantan yang diberi makan kedelai Transgenik, mengalami kerusakan sel-
sel sperma muda.
3. Dapat merubah Fungsi DNA dari Embrio Tikus yang diberikan makan Kedelai
Transgenik (GMF).
4. Beberapa petani di AS telah melaporkan masalah kemandulan atau kesuburan
antara babi dan sapi yang diberi makan Varietas Jagung GMF.
5. Penyidik di India telah mendokumentasikan masalah kesuburan, aborsi,
kelahiran prematur, dan masalah kesehatan serius, termasuk kematian, di antara
kerbau yang diberi makan biji kapas GMF.
6. Hewan yang mengkonsumsi makanan GMF mengalami pendarahan perut,
berpotensi bertumbuhnya sel pra-kanker, kerusakan organ dan sistem
kekebalan tubuh, peradangan ginjal, masalah dengan darah, sel hati, dan
kematian yang tidak dapat dijelaskan.
7. Alergi terhadap kedelai telah meningkat setelah pengenalan cara menanam
dengan metode GMF/Kedelai Transgenik.
8. Gen dari tanaman GMF men transfer bakteri usus manusia, yang mungkin akan
mengubah flora usus Anda menjadi "hidup seperti pabrik pestisida".
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa Modifikasi genetik


adalah penggunaan teknik bioteknologi modern untuk merubah sifat gen dari sebuah
organisme, baik itu binatang ataupun tumbuhan. Genetically modified food (GMF)
merupakan makanan yang dihasilkan dengan menggunakan teknik modifikasi
genetika. Modifikasi genetika adalah kegiatan sengaja melakukan manipulasi meter
genetika dengan teknik biokimia dan bioteknologi modern. Tujuan utama
pengembangan GMF adalah untuk mengatasi berbagai masalah kekurangan pangan
yang dihadapi penduduk dunia yang tidak mampu dipecahkan secara konvensional,
karena pertumbuhan penduduk yang begitu cepat.

3.2 Saran

Semoga makalah “Unsafe Gene Modification (Modifikasi Gen tidak Aman)”


ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pendengar, saya tahu makalah ini jauh dari kata
kesempurnaan. Oleh sebab itu saya berharap semoga ilmu yang kami sampaikan
melalui makalah ini dapat berguna bagi pendengar dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Agustini NP. 2011. Aspek Keamanan Pangan Genetically modified food (GMF). Jurnal
Ilmu Gizi. 2(1): 27-36.

Bawa AS, Anilakumar KR. 2013. Genetically modified foods: safety, risks and public
concerns a review. Journal of food science and technology, 50(6): 1035-1046.

Harahap AM. 2022. Modifikasi Metode Data Encryption Standard (DES) dengan
Pembangkit Kunci Multiplicative Random Number Generator (MRNG). Pelita
Informatika : Informasi dan Informatika. 10(4): 134-141.

Mahrus. 2014. Kontroversi Produk Rekayasa Genetika yang Dikonsumsi Masyarakat.


Jurnal Biologi Tropis. 14(2): 108-120.

Pramashinta A. 2014. Bioteknologi Pangan: Sejarah, Manfaat dan Potensi Risiko.


Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 3(1): 1-6.

Anda mungkin juga menyukai