Anda di halaman 1dari 2

Tinjauan Pustaka Kloramfenikol

Kloramfenikol adalah suatu zat anti bakteri spektrum luas semi sintetik dengan
aktivitas primer sebagai bakteriostatik. Kloramfenikol dapat digunakan dalam
tatalaksana meningitis, abses otak, gastroenteritis berat, konjungtivitis, dan otitis
eksterna. Kloramfenikol berdifusi ke dalam dinding sel bakteri dan secara reversibel
berikatan dengan subunit ribosom 50S bakteri. Ikatan ini mengganggu aktivitas
peptidyl transferase, sehingga mencegah transfer asam amino ke rantai peptida.
Efeknya, sintesis protein bakteri terhambat dan proliferasi tidak terjadi (U.S. National
Library of Medicine, 2018).
Indikasi Kloramfenikol adalah sebagai antibiotik alternatif pada infeksi berat
yang mikroorganisme penyebabnya masih suseptibel dengan obat ini, atau apabila
pengobatan dengan antimikroba lain yang lebih tidak toksik, tidak tersedia atau tidak
dapat diberikan. Kloramfenikol juga diindikasikan sebagai pengobatan topikal
terhadap infeksi superfisial pada telinga luar dan infeksi superfisial pada mata (U.S.
National Library of Medicine, 2018).
Kontraindikasi Kloramfenikol adalah pada seseorang dengan riwayat
hipersensitivitas dengan obat ini atau komponennya. Peringatan pemberian
Kloramfenikol oral dan intravena adalah kepada pasien yang menderita penyakit ginjal
dan hati berat. Kloramfenikol sediaan sistemik memberikan efek samping seperti grey
baby syndrome dan depresi sum-sum tulang. Sediaan topikal dapat menyebabkan gatal
dan eritema. Interaksi chloramphenicol dengan obat antikonvulsi, dapat berakibat
intoksikasi pada pasien epileptik (Wareham & Wilson, 2002).
Farmakokinetik chloramphenicol bergantung pada jenis sediaan yang
digunakan. Jika diberikan secara oral diabsorpsi cepat di usus halus dengan konsentrasi
puncak plasma terjadi dalam 1-2 jam. Pada sediaan oral suspensi, bioavailabilitas obat
ini hampir 80%, sedangkan pada sediaan injeksi bioavailabilitas hampir 70%.
Kemudian didistribusi secara luas, termasuk ke cairan serebrospinal, melewati sawar
darah plasenta, dan ekskresi ke ASI. Ikatan obat dengan protein adalah hampir 60%.
Metabolisme Kloramfenikol dihidrolisis di gastrointestinal menjadi bentuk bebasnya.
Di hepar, Kloramfenikol dikonjugasikan dengan asam glukoronat. Terakhir dieliminasi
melalui urin, utamanya dalam bentuk metabolit dan sebagian kecil dalam bentuk tidak
berubah (Mediadata, 2019).
Penggunaan Kloramfenikol pada kehamilan masuk dalam Kategori C.
Penggunaan pada ibu menyusui tidak disarankan karena dapat menimbulkan reaksi
idiosinkrasi. Penggunaan Kloramfenikol sediaan sistemik pada wanita hamil tidak
disarankan tapi sediaan topikal umumnya dianggap aman (TGA, 2017).

Daftar Pustaka

Mediadata. 2019. MIMS Referensi Obat. Kelompok Gramedia

TGA. 2017. Prescribing Medicines in Pregnancy Database. Therapeutic Goods


Administration (TGA).

U.S. National Library of Medicine. 2018. PubChem: Chloramphenicol. USA : U.S.


National Library of Medicine.

Wareham, D.W., Wilson, P. 2002. Chloramphenicol in The 21st Century. London :


Hospital Medicine.

Anda mungkin juga menyukai