Oleh :
Rusnaeni M.Si.Apt
2013
PUSTAKA :
1. Remington,2000, The Science and Practice of Pharmacy,
28th ed, Philadelphia, pp 316 -322, 335 355
2. Lieberman H.A., Rieger M.M., Banker G.S., 1989,
Pharmaceutical Dosage Form, Disperse System, Vol. 2,
Marcel Dekker Inc., New York, pp 231- 261, 265 314 ,
317 - 333
3. Lieberman H.A., Rieger M.M., Banker G.S., 1996,
Pharmaceutical Dosage Form, Disperse System, Vol. 1,
Marcel Dekker Inc., New York, pp 17-50, 153-207, 211281, 287-312
4. Aulton M.E., 1996, Pharmaceutics: The Science of
Dosage Form Design, Churchill Livingstone, New York.
pp 269-281
DEFINISI
SUSPENSI
Sistim dua fase, satu fase terdistribusi/ terdispersi sebagai
partikel (padat) didalam fase kedua atau fase kontinyu
(cair). Fase terdispersi disebut sebagai fase dalam
sedangkan fase kontinyu disebut sebagai fase luar (ukuran
partikel fase terdispersi 0,5 m atau lebih)
SEDIAAN SUSPENSI ?
PREFORMULATION
Pada tahap awal formulator harus mengetahui sifat
fisikokimia dari bahan aktif
FORMULASI SUSPENSI
A. Kontrol ukuran partikel
ukuran
5m aktif
gritty
texture
Ukuranpartikel
partikel>bahan
harus
halus, bila
Ukuran partikel suspensi dapat berubah/
bertambah besar dari pada saat produksi/
fabrikasi karena adanya perubahan kelarutan
bahan aktif akibat suhu.
Parasetamol, makin meningkat suhu maka
kelarutan makin tinggi sedangkan pada
penurunan suhu terjadi rekristalisasi tumbuh
kristal
B. Bahan Tambahan
Pertimbangan pemilihan
bahan tambahan
1. Compatibility
with the drug
2. Stability at a specific pH and temperature
3. Compatibility with other adjuvant
4. Cost
Surfaktan :
Anionik
Spreading wetting
Cairan yang kontak dengan substrat/zat padat menyebar
dan menggantikan udara di permukaan substrat/zat padat.
Bila cairan menggantikan kedudukan seluruh udara dari
permukaan, maka dikatakan cairan membasahi permukaan
dengan sempurna
Spreading coefficient :
SL/S = SA - ( SL + LA )
Cairan menyebar secara spontan bila nilai SL/S positif
LA
Udara (A)
Cairan
(L)
SA
SL
C
Substrat (S)
B
Gambar : Spreading wetting
CST Sulfadiasin
beberapa serbuk :
Aspirin
Asam salisilat
Sulfur
Magnesium stearat
33
32
31
30
22
c. Contact angle
Contact angle (sudut kontak), adalah sudut
yang terbentuk oleh cairan bila berada pada
keseimbangan dengan fase lain.
Tetesan cairan pada saat berhenti diatas
bahan padat adalah bentuk yang dihasilkan
oleh kontrol tiga gaya yaitu, surface
tension dari cairan, surface tension dari zat
padat dan interfacial tension antara cairan
dan zat padat.
Nilai sudut kontak digunakan untuk
mengevaluasi wetting properties
SL
60.1
120o
49.8
113o
45.1
104o
40.6
89o
38.6
80o
37.9
71 o
35.0
63o
32.4
54o
Rumus Young :
S = L/S + L cos
S : surface tension of solid
L/S : interfacial tension of liquid/solid
L : :contact
surface
tension of liquid
angle
S - L/S
Cos = ------------Cos = 1
L
pembasahan
sempurna
pembasahan spontan
untuk wetting
agent surfaktan
yang permukaan air
Surfaktan
yg menurunkan
tengangan
sesuai dengan HLB 7-9
aid in dispersion
Hal 14 atas
2. ZETA POTENTIAL
Electrical charges, terbentuk pada partikel yang tersuspensi
oleh karena ionisasi pada permukaan zat padat, adsopsi
molekul surfaktan pada permukaan zat padat atau adsorpsi
elektrolit yang terlarut oleh permukaan zat padat
a
+
+
+
+
+
+
- - a
b
c
-
c -
VT = VR + VA
4. FLOCCULANT
Fungsi flokulan adalah menurunkan electrostatic repulsive
force atau menambah interparticle attraction
Bahan flukolan : elektrolit, surfaktan atau polymer
Elektrolit
Garam
danagregasi
anionikmeningkat
surfaktan dgnflocculated
suspension
Efisiensi
meningkatnya
valensi ion,
efisiensi agregasi ion trivalen > divalen > monovalen
Efisiensi flukulan ammonium klorid > kalium klorid >
sodium klorid
Inorganic electrolyte
Murah tetapi kurang efektif,
Efektifitas dipengaruhi valensi dari elektrolit
Contoh :
trisodium phosphate
aluminum potassium sulfate (alum)
aluminum chloride
sodium chloride
Surfaktan
Ionik dan nonionik surfaktan
Efek flokulasi oleh surfaktan tergantung dari sifat
fisikokimia dan konsentrasinya
Surfaktan teradsopsi pada EDL
netralisasi atau
pembalikan muatan
penurunan zeta potential
Polimer
Polimer bekerja sebagai flocculating agent : sebagian
rantai polimer (rantai hidrokarbon) teradsopsi pada solidliquid interface, dan bagian yang lain (gugus polar) berada
dalam medium
Fenomena adsorpsi polimer dipengaruhi, suhu, solvent
dan permukaan adsorben
5. PENGENDAPAN (Sedimentation)
Hukum Stokes :
d2 ( o ) g
V = ------------------18
V = sedimentation velocity
d = particle diameter
= particle density
o= medium density
g = gravitation constant
= viscosity of continuous external phase
6. RHEOLOGY
Pemilihan tipe aliran sediaan tergantung pada stabilitas
sistem dan kemudahan penggunaan
Newtonian atau non-Newtonian (psuedoplastic,
plastic, thixotropic,dilatan)
Pseudopastic :
Shear stress meningkat
hambatan mengalir berkurang
sediaan lebih encer ( koloid, larutan polimer)
Pada
tidak mengalir, sampai
Plastic
: shear stress yang rendah
shear stress sama atau lebih besar dari yield value
Thixotropic :
Rate of shear tergantung shearing stress yang diberikan
Dilatant :
Hambatan mengalir meningkat dgn meningkatnya shearing
stress
suspending agent
tunggal atau kombinasi
Hydrocolloids ( 4 katagori), penggunaan sbg
Ca-alginate
viskositas
Starch/amilum
Dikombinasi dengan tragacanth atau Na-CMC.
Sodium starch glycollate (Explotab, Primojel),
derivat amilum kentang
Bentonite
Penggunaan untuk sediaan topikal 2-3%
calamine lotion
sediaan
Veegum
Konsentrasi penggunaan 5%,
stabil pada pH 3.5-11
Menghasilkan aliran thixotropic dan plastic dgn yield
value yang besar.
Hectorite
Mirip bentonite, konsentrasi penggunaan 1-2%,
untuk topikal dan peroral
8. BUFFERS
Alasan penggunaan dapar :
Bahan aktif asam atau basa lemah ; sifat fisikokimia,
efektifitas dan stabilitas dipengaruhi perubahan pH
lingkungannya
Demikian juga :
organic excipients,
preservatives,
suspending agent,
chelating agent
Dapar bentuk garam flocculating agent
Rentang pH efektif
1. NH4Cl
2. Diethanolamine
3. Triathanolamine
4. Boric
5. Carbonic
6. Phosphoric
7. Glutamic
8. Succinic
9. Malic
10. Tartaric
11. Glutaric
12. Aconitic
13. Citric
14. Acetic
15. Benzoic
16. Lactic
17. Glyceric
18. Gluconic
8,5 10,5
8 10
6 8,5
8,5 10,5
5,5 7,5 and 9,5 11,5
1 3 ; 6 8,5 and > 11
2 5,5 and 8,5 10,5
37
2,5 6
25
3,5 6,5
1,8 6,3
2 6,5
3,8 6
3,2 5,2
35
2,5 4,5
2,6 4,6
10. PRESERVATIVES
Sediaan oral maupun topikal hrs bebas dari mikroba patogen ;
E-coli, pseudomonas aeruginosa, staphylococcus aureus,
candida albicans, aspergillus niger, salmonella species
Mikroba (bakteri, jamur, yeast/kapang) selain
merugikan pasien dpt merubah sifat fisika-kimia sediaan
Perubahan sifat fisika-kimia pada sediaan :
Fisik : warna, viskositas, reologi, gas dan bau
Kimia : hydrolisis, pengawet tidak efektif, pH
Pedoman pengawetan :
1. Riwayat bahan yang sama atau mirip
2. Rute penggunaan
3. Desain kemasan
4. Frekuensi penggunaan
5. Proses fabrikasi
6. Lama penyimpanan
Kombinasi pengawet
11. SEQUESTRANTS
Chelating agent
sediaan
Contoh :
asam dan Na EDTA
asam sitrat
asam glutamik
Logam bebas
katalis reaksi oksidasi
12. ANTIOXIDANT
Bahan aktif atau bahan tambahan ada yg mudah teroksidasi
Oksidasi dapat mengakibatkan : penurunan potensi/efek
terapi, perubahan warna, bau, rasa viskositas sediaan dll
Beberapa bahan aktif dapat mengalami autooksidasi (reaksi
radikal
bebas dapat
yang dipicu
oleholeh
radiasi
dan dgn adanya
Autooksidasi
dikatalisa
ion2UV
logam
sedikit oksigen).
Penggolongan antioksidan :
1. True antioxidant (mencegah/memutus rantai reaksi radikal
bebas); BHA, tocopherol, alkyl gallate
2. Reducing agent (memiliki potensial redox lebih rendah);
Na-bisulfit, asam askorbat
Larut minyak
Butylated hydroxy anisole (BHA)
Butylated hydroxy toluene (BHT)
Propyl gallate
Tocopherol
Hydroqunone
14. FRAGRANCE
Tujuan penggunaan :
1. Aseptabilitas menutupi bau yg tidak enak
2. Estetika
3. Identitas
PREPARATION OF SUSPENTION
(on laboratory or small pilot batch)
1. Drug dispersion
2. Preparation of structure vehicle and addition of drug
3. Addition of other formula adjuncts
4. Deaeration, followed by making up to final volume
5. Homogenization
6. In-process testing
7. Transfer and filling
1. Drug dispersion
Untuk memudahkan dispersi, bahan aktif ditambah
larutan pekat
wetting
agentpembasahan
dlm sedikit optimal
pembawa
dilewatkan
colloid
mill
Alkohol atau gliserin dapat digunakan pada tahap
awal pendispersian partikel membantu penetrasi
pembawa kedalam massa serbuk
dispersi
b. Use of an Eductor :
Dispersi terbaik dari hydrocolloid bisa didapatkan dgn
menggunakan funnel and mixing eductor.
5. Homogenization
Terakhir, suspensi dilewatkan colloid mill atau homogenizer
mengecilkan ukuran partikel yang beraglomerasi
6. In-process testing
Sebagian besar tes-tes evaluasi dilakukan terhadap suspensi
untuk menjamin kualitas dari produk
air menguap
PP MEASURING CUPS/SPOONS
Liquid Plant
We offer a complete Turnkey Plant for making Liquid medications.
1. LP-201 Homogenizer
2. LP-202 Filter Press
3. LP-211 Manufacturing Jacketed Vessel with Homogenizer for Liquid
4. LP-213 Sugar Melting Vessel
5. LP-214 Storage Vessel
Features :
1. Sugar syrup and manufacturing vessels provided with limpet coils for heating and cooling
2. Sugar syrup transferred to manufacturing vessel through online sugar syrup pre filter by
vacuum
3. Entry of all propeller agitators from bottom through specifically designed mechanical seal
face
4. No vibration of shaft and no coupling in the drive assembly
5. SS 316 and lector polished Pipes, Pipe Fittings and Valves
6. DIN standard
unionsSachet
and Silicon
gaskets
1. LX-06
Automatic
Packing
Machine
2. LX-452
Theoffer
machines
offer
foran
Packing
under
: liters per 8 hour shift
We
Liquidwe
Plant
with
outputLiquids
capacityare
of as
10010000
EVALUATION OF A SUSPENTION
1. Sediment parameter
2. Ease of redispersibility
3. Rheological measurement and viscosity
4. Zeta potential measurement
5. Particle size measurement
6. Centrifugation
7. pH measurement
8. Density measurement
9. Dissolution
10.Preservative efficacy test
11. Safety test
1. Sediment parameter
A. Sedimentation volume :
F =
Vu
------ X 100
Vo
F = sedimentation volume
Vu = volume of sediment
Vo = volume of suspension before settling
B. Degree of flocculation :
F
= --------F
2. Ease of redispersibility
viscosity
rheological behavior
7. pH measurement
pH meter
8. Density measurement
Picnometer
suhu tertentu
DRY SYRUP/
RECONSTITUABLE SUSPENTION/
FOR ORAL SUSPENSION
Cephalexin
Dicloxacillin
Erythromycin
Penicillin V potassium
dispersing
B. Bahan Tambahan :
Suspending agent
Wetting agent
Sweetener
Preservative
Flavor
Buffer, Color
Anticaking agent
Flocculating agent
Solid diluent
Antifoaming
Granule disintegrant
Antioxidant, lubricant
C. Suspending agent :
Syaratnya mudah terdispersi
D Sweetener
Sukrosa
pemanis
pengisi
pembawa minyak menguap
Aspartamedextrose,
tidak sodium
tahan panas
Mannitol,
saccharin
E Wetting Agent
Dapar
: Sodium citrate
Pengawet : Na-benzoate
Sukar larut tidak direkomendasikan a.l. :
asam sorbat, nipagin, nipasol
2. GRANULATED PRODUCT
3. COMBINATION
PRODUCT:
BAHAN YANG TIDAK
TAHAN PANAS (FLAVOR), DI TAMBAH
KAN SETELAH PENGERINGAN GRANUL
GRANULATED PRODUCT
1. REDUKSI UKURAN PARTIKEL :
4. GRANULASI :
PADA CAMPURAN NO. 3, DILAKUKAN PEMBENTUKAN
GRANUL DGN MESH SIZE TERTENTU ( dng cairan
pembentuk masa granul )
5. PENGERINGAN :
GRANUL HSL LANGKAH NO. 4 DIKERINGKAN SAMPAI %
MOISTURE CONTENT TERTENTU (TRAY OVEN ATAU FLUID
BED DRIER)
PARAMETER KRITIS : - TEMPERATUR
- WAKTU PENGERINGAN
6. MILLING :
HASIL PENGERINGAN ----> DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL
ADVANTEGE
DISADVANTAGE
POWDER
BLEND
NONSEGREGATING MIX OF
GRANULAR & NON
GRANULATED
PRODUCT
COMBINATION
GULA
PENGAWET
DAPAR
SUSPENDING AGENT
PENGENTAL
SCREENING
DGN
DALAM MIXER
OSCILATING GRANULATOR
MASA GRANUL
BAHAN AKTIF
KARANTINA