Anda di halaman 1dari 5

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.

1, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) 1

Analisis Spektroskopi UV – VIS


“Analisis Komponen Secara Simultan”
Sakinah Himav Rezeika, dan Suprapto,M.Sc.,Ph.D
Jurusan Kimia, Fakultaas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: suprapto@chem.its.ac.id

Abstrak—percobaan ini bertujuan untuk digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk
menentukan konsentrasi Kobalt (Co) dan Krom (Cr) sample tak berwarna. Spektroskopi ultraviolet-visible
secara simultan. Prinsip percobaan ini atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis atau
menggunakan spektroskopi UV-VIS yang mengikuti UV / Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam
Hukum Lambert – Beer. Pada percobaan ini daerah UV-Vis. Ini berarti menggunakan cahaya dalam
menggunakan 5 variasi konsentrasi masing – terlihat dan berdekatan (dekat ultraviolet (UV) dan dekat
masing larutan Cr3+ dan Co2+. Berdasarkan dengan inframerah (NIR)) kisaran. Penyerapan dalam
percobaan yang telah dilakukan, konsentrasi rentang yang terlihat secara langsung mempengaruhi
berbanding lurus dengan absorbansi dimana warna bahan kimia yang terlibat. Di wilayah ini dari
semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula spektrum elektromagnetik, molekul mengalami transisi
nilai absorbansi begitupun sebaliknya. Persen elektronik.
recovery dari percobaan unknown adalah 95% Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul,
untuk Co2+ dan 100% untuk Cr3+. melalui 3 proses yaitu :
a. Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan
Kata Kunci—Spektroskopi UV-VIS, Hukum Lambert – Beer, electron anti ikatan.
Absorbansi, Konsentrasi
b. Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari
molekul kompleks.
I. PENDAHULUAN
c. Penyerapan oleh perpindahan muatan.

T erdapat dua kemungkinan jika dua komponen yang Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada
berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu
berlainan dicampurkan dalam suatu larutan. Adanya
perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang
interaksi antar komponen akan mengubah spektrum
khas untuk komponen yang berbeda.Absorbsi sinar
absorpsi, jadi warna atau lebih tepatnya lagi sifat-sifat
oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu :
penyerapan akan berubah. Sebaliknya jika tak terjadi
interaksi, sifat-sifat tersebut tidak mengalami perubahan.
Dalam hal terakhir ini, absorpsi campuran larutan akan
merupakan jumlah aljabar dan absorpsi masing-masing
larutan komponen yang terpisah jika konsentrasinya
sama dengan konsentrasi komponen-komponen tersebut Keterangan :
dalam campurannya. Sifat seperti ini yang disebut Io = Intensitas sinar datang
sebagai sifat aditif. Jika sifat aditif dipenuhi, maka
It = Intensitas sinar yang diteruskan
analisis dua komponen secara simultan tanpa pemisahan
a = Absorptivitas
dapat dilakukan secara spektrofotometri.[1]
b = Panjang sel/kuvet
Spektroskopi UV-VIS ini merupakan gabungan antara
spektroskopi UV dan Visible. Menggunakan dua buah c = konsentrasi (g/l)
sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber A = Absorban
cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih Jika dalam satu larutan yang mengandung n
sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai komponen, maka:
sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi
dengan monokromator. Untuk sistem spektrofotometri,
UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer
digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) 2

Karena dalam percobaan ini terdapat dua pengukuran untuk mendapatkan nilai K untuk langkah
komponen maka diperlukan dua persamaan dari dua selanjutnya.
panjang gelombang yang berlainan agar C 1 dan C2 dapat
C. Penentuan nilai k dari larutan Cr (III) dan Co (II)
juga dihitung, jadi :
A1 = k1C1 + k3C2 Disiapkan larutan Cr (III) dan Co (II) yang telah
dilakukan pengenceran bertingkat. Diukur absorbansi
A2 = k2C1 + k4C2 masing-masing larutan Co(II) dan Cr(III) dengan lamda
k dapat diperoleh dari kemiringan kurva standar maksimal larutan Co dan Cr pada percobaan A. Dibuat
sedangkan A dari hasil pengukuran. [2] kurva kalibrasi dan diperoleh persaman garis. Dihitung
Dalam percobaan ini menggunakan senyawa Cr (III) nilai K pada masing-masing panjang gelombang
dan Co (II). Ion kromium (III) (atau kromi, Cr 3+) adalah tersebut. Dituliskan dua persamaan yang mewakili
stabil, memiliki warna biru gelap, dan diturunkan dari absorbansi pada λCr dan λCo.
dikromium trioksida(atau kromium trioksida), Cr 2O3. Co D. Analisa cuplikan campuran
(II) adalah senyawa yang stabil dan berwarna merah Diukur absorbansi larutan campuran yang diberikan
muda. Ion Co (II) terderivasi dari senyawa CoO.[3] pada λCr dan λCo.Campuran diperoleh dari
Analisis dua komponen tanpa pemisahan ini dapat asisten.Kemudian, dihitung konsentrasi Cr (III) dan
dilakukan melalui dua pendekatan yang berbeda. Dalam Co(II) yang terdapat pada campuran uji dengan
pendekatan yang pertama, dapat dipilih panjang menggunakan persamaan yang didaptkan dari prosedur
gelombang komponen yang satu menyerap jauh lebih B.
kuat serta panjang gelombang lainnya terdapat keadaan
sebaliknya. Dalam hal ini berlaku anggapan bahwa
absorpsi komponen yang lain dapat diabaikan terhadap III. HASIL DAN DISKUSI
absorpsi yang jauh lebih besar dari komponen yang Percobaan analisis komponen secara simultan ini
diukur. Namun pengabaian ini jarang dapat dilakukan digunakan 2 larutan yaitu larutan Cr 3+ dan larutan Co2+.
dalam persoalan-persoalan analisis yang nyata. Cr3+ dibuat dari Cr(NO3)3 dan Co2+ dari Percobaan
analisis komponen secara simultan ini bertujuan untuk
menentukan konsentrasi masing-masing larutan Co 2+ dan
II.METODE PENELITIAN Cr3+ yang dicampur secara simultan. Warna larutan Cr 3+
adalah biru kehitaman dan warna larutan Co 2+ adalah
2.1 Alat dan bahan merah muda. Prinsip dasar pada percobaan ini adalah
1) Alat absorbansi dari larutan yang secara simultan adalah hasil
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah penjumlahan absorbansi masing-masing komponen pada
gelas beker, labu ukur 100 mL dan 50 mL,botol panjang gelombang tersebut.
timbang, pengaduk, kuvet, neraca analitik serta Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang
spektrofotometri UV-VIS. terjadi antara energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber
sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energi yang
2.1.2 Bahan diserap tertentu dan menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan
Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki energi lebih tinggi.
aquadest, Cr(NO3)3, CoCl 2. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk
semua struktur elektronik, tetapi hanya pada sistem-sistem
2.1.3 Prosedur Percobaan terkonjugasi, struktur elektronik dengan adanya ikatan π dan non
B.Pembuatan Kurva Kalibrasi Cr(III) dan Co(II) bonding elektron .Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan
hukum Lambert Beer, yaitu bila cahaya monokromatik (Io) melalui
Ditimbang Cr(NO3)3 2,00087 gram kemudian
suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia),
dilarutkan dengan aquades dalam labu ukur 100 ml.
sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Dilakukan pengenceran bertingkat untuk larutan Cr (III)
Perlakuan pertama percobaan ini adalah pembuatan
dari konsentrasi 0,05M; 0,04M; 0,03M; 0,02M; 0,01M.
larutan induk Cr3+ konsentrasi 0,05 M dan Co2+ 0,2 M
Ditimbang CoCl 2 2,3793 gram kemudian dilarutkan
yang kemudian diencerkan secara bertingkat. Percobaan
dengan aquades ke dalam labu ukur 50 ml. Dilakukan
ini melakukan pengenceran bertingkat untuk membuat
pengenceran bertingkat untuk larutan Co (II) dari
membuat kurva kalibrasi masing-masing larutan standar.
konsentrasi 0,200M; 0,10M; 0,08M; 0,06M; 0,04M;
Variasi konsentrasi Co 2+ yang digunakan untuk
0,02M.
membuat kurva kalibrasi ini adalah 0,10 M; 0,08 M;
Setelah pengukuran semua larutan dibuat grafik
0,06 M; 0,04 M dan 0,02 M sedangkan untuk larutan
antara absorbansi terhadap panjang gelombang
Cr3+ variasi konsentrasinya adalah 0,05 M; 0,04 M; 0,03
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) 3

M; 0,02 M dan 0,01 M. Berikut ini adalah data hasil 0,04 0,338 0,083
pengukuran menggunakan spektroskopi UV-VIS. 0,06 0,442 0,1
Dari pengkuran yang telah dilakukan, didapat data 0,08 0,528 0,113
absorbansi larutan Co 2+ dan Cr3+. Berdasarkan data yang
0,1 0,59 0,121
ada, Co2+ memiliki 𝛌max pada 515 nm dan Cr 3+
memiliki 𝛌 max pada 575 nm. Hal ini sesuai pada teori
Tabel 2. Data Absorbansi Larutan Cr(III)
bahwa Co2+ memiliki 𝛌max pada 515 nm dan Cr3+
Absorbansi Rata - Rata
memiliki 𝛌 max pada 575 nm. [Cr(NO3)3]
515 nm 575 nm
0,01 0,118 0,212
0,02 0,183 0,359
0,03 0,248 0,512
0,04 0,292 0,613
0,05 0,324 0,684

Setelah diperoleh data absorbansi, diplot ke dalam


grafik sebagai berikut :

Gambar 1. Absorbansi Co pada Semua Konsentrasi

Gambar 3. Cr pada 515 nm

Gambar 2. Absorbansi Cr (II) pada Semua Konsentrasi

Dari gambar 1 dan 2 menunjukan bahwa semakin


besar konsentrasi larutan yang diberikan maka semakin
tinggi nilai absorbansinya dengan panjang gelombang
yang sama.
Setelah diperoleh panjang gelombang maksimal yang
dihasilkan oleh kedua larutan , diukur larutan Cr(II) dan Gambar 4. Cr pada 575 nm
Co(II) pada panjang gelombang 515 nm dan 575 nm.
Berikut ini adalah data absorbansi tiap larutan. Tiap
larutan mengalami pengulangan sebanyak 3 kali dan
diperoleh absorbansi rata – rata sebagai berikut:

Tabel 1. Data Absorbansi Larutan Co(II)


Absorbansi Rata - Rata
[CoCl2]
515 nm 575 nm
0,02 0,23 0,062
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) 4

dari larutan Cr3+ dan Co2+ yang tidak diketahui


konsentrasinya, sehingga dicari konsentrasinya
menggunakan persamaan yang telah diperoleh dari kurva
kalibrasi Co2+ dan Cr3+. Larutan tersebut dimasukkan
kuvet dan diuji absorbansinya pada panjang gelombang
510 nm dan 575 nm. Berikut ini adalah grafik hasil
pengukuran larutan unknown

Gambar 5. Co pada 515 nm

Gambar 7. Absorbansi Larutan Unknown


data absorbansi larutan unknown sebagai berikut :
Tabel 4. Data Absorbansi Larutan Unknown
Panjang Gelombang Absorbansi
515 nm 0,364
575 nm 0,619677
Gambar 6. Co pada 575 nm
Sehingga perhitungan untuk konsentrasi Cr dan Co botol
Berdasarkan grafk yang ditujukan, nilai absorbansi
besar adalah
dipengaruhi oleh konsentrasi. Pada grafik ditunjukan
A515 : 0,364 = 4,6133 Co + 5,2167 Cr (I)
bahwa semakin besar konsentrasi larutan maka semakin
A575 : 0,619677 = 0,6883 Co + 11,97 Cr (II)
besar nilai absorbansi yang didapat dan hal ini sesuai
Dilakukan eliminasi untuk mengetahui salah satu
dengan Hukum Lambert – Beer. Kemudian data
konsentrasi.
absrobansi yang diperoleh dibuat kurva kalibrasi yang
1. Konsentrasi Co2+
akan menghasilkan persamaan linier y= mx+b dimana
Didapatkan konsentrasi Co dengan eliminasi
persamaan ini merupakan representasi persamaan
persamaan I dan II sebesar 0,022 M
Lambert-Beer dengan nilai slope (m) merupakan nilai
hasil kali ε.b (absortivitas molar dikalikan dengan
2. Konsentrasi Cr3+
panjang jalannya sinar).
Didapatkan konsentrasi Cr dengan substitusi hasil
Dari perhitungan kurva kalibrasi didapatkan slope
perhitungan Co sebesar 0,05028 M
untuk larutan Co2+ pada 𝛌510nm sebesar 4,55 dan pada
Berikut adalah hasil perhitungan konsentrasi larutan
𝛌575nm sebesar 0,74. Sedangakan nilai slope untuk larutan
Co2+ dan Cr3+ berdasarkan teori dan eksperimen
Cr3+ pada 𝛌510nm sebesar 5,21 dan pada 𝛌575nm sebesar
11,97.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Konsentrasi Co dan Cr
Tabel 3. Persamaan Linier dari Kurva Kalibrasi
Secara Teori dan Eksperimen
Co(II) dan Cr(III)
Larutan Konsentrasi Konsentrasi
Persamaan 515 nm 575 nm
Teori eksperimen
Linier 2+
Co 0,02 M 0,022 M
Co 4,6133x+0,1155 0,6883x+0,0349
Cr3+ 0,05 M 0,05028 M
Cr 5,2167x+0,0764 11,97x+0,117
Maka diperoleh persen recovery tiap larutan adalah
Prosedur selanjutnya adalah menentukan konsentrasi
larutan unknown dengan menggunakan kurva kalibrasi
yang ada. Larutan campuran yang diuji adalah campuran
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) 5

= 110 %

= 100,56 %
Hasil yang diberikan mendekati nilai konsentrasi yang
sebenarnya. Namun pada perhitungan ini tidak memakai
nilai intersept dikarenakan hasil yang diberikan menjadi
sangan kecil bahkan minus.

IV. KESIMPULAN
Campuran larutan Cr3+ dan Co2+ bersifat aditif
karena kedua larutan tidak bercampur komponennya
sehingga menghasilkan absorbansi maksimum pada
panjang gelombang yang berbeda. Konsentrasi
berbanding lurus dengan absorbansi dimana semakin
besar konsentrasi maka semakin besar pula nilai
absorbansi begitupun sebaliknya. Persen recovery dari
percobaan unknown adalah 95% untuk Co 2+ dan 100%
untuk Cr3+.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Day, U. R., 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. 6 ed.
Jakarta:
Erlangga.
[2] Harvey, D., 1996. Modern Analytical Chemistry. USA:
Prentice Hall.
[3] Shelva, G., 1979. Vogel's Textbook of Macro and
Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. 5th ed. New
York: Longman Inc..

Anda mungkin juga menyukai