Anda di halaman 1dari 18

Analisis Kuantitatif Obat

Multikomponen dalam
Sediaan Obat Padat dan Semi
Padat Secara
Spektrofluorometri

Here is where your weekly


planner begins
Kelompok 6
Ismail Anwar D1B120214
Elsa A. D1B120171
Lina Herlina D1B120228
Selvi Septiani D1B120188
Nur Asrinah D1B120189
Desito Pasoang D1B120215
Analisis Kuantitatif Obat Multikomponen dalam Sediaan Obat Padat dan Semi
Padat Secara Spektrofluorometri

Analisis kuantitatif : analisis penentuan kadar suatu senyawa didalam suatu sampel

Sediaan obat : padat (tablet, kapsul), semipadat (salep), cair (sirup, emulsi, suspensi) dan
steril (injeksi)

Multikomponen : sediaan obat yang terdiri dari beberapa senyawa aktif obat, seperti
kombinasi GG dan Difenhidramin dalam sirup obat batuk

Spektrofluorometri : metode analisis dengan menggunakan instrumen


spektrofluorometer (Intensitas cahaya fluoresensi yang dipancarkan oleh zat uji
dibandingkan dengan yang dipancarkan suatu baku tertentu)
Preparasi Sediaan Obat Multikomponen untuk Analisis
Kuantitatif dengan Spektrofluorometri

 Sampel tablet yang akan dianalisis harus representatif untuk menghindari resiko adanya
hasil analisis yang keluar dari spesifikasi yang ditentukan. Contoh : Menurut Farmakope,
untuk analisis tablet parasetamol dibutuhkan sampel sebanyak 20 tablet parasetamol 500
mg
 Sediaan cair : dapat dilakukan pengukuran secara langsung, atau diencerkan atau
dipekatkan terlebih dahulu dengan pelarut organik
 Sediaan steril (injeksi) : dapat dilakukan pengukuran secara langsung
 Sediaan semi padat:
Isolasi obat dalam salep harus ditunjukkan pada dasar salepnya :
- Salep lemak bulu domba alkohol, biasanya dilarutkan dalamk loroform atau eter
- Salep hidrofil, dilarutkan dalam kloroform atau eter
- Salep lanolin, dilarutkan dalam kloroform atau eter
- Salep Polietilen glikol, dilarutkan dalam etanol atau air
 Pada prinsipnya, semua pengukuran dengan menggunakan
instrumen spektroskopi, maka syarat pertama adalah harus larut
dalam larutan pembawa yang digunakan.

 Meskipun sediaan itu merupakan sediaan obat multikomponen,


maka dengan instrumen spektroskopi maupun kromatografi dapat
membedakan masingmasing komponen tersebut, berdasarkan nilai
panjang gelombang maupun nilai Rf  yang berbeda beda antar
komponen
Tinjauan Umum Spektrofluorometri

Spektrofotometri fluoresensi merupakan


suatu prosedur yang menggunakan
pengukuran intensitas cahaya
fluoresensi yang dipancarkan oleh zat Pada umumnya cahaya yang diemisikan oleh
uji dibandingkan dengan yang larutan  berfluoresensi mempunyai intensitas
dipancarkan oleh suatu baku tertentu maksimum pada panjang gelombang yang
biasanya 20 nm hingga 30 nm lebih panjang
dari panjang gelombang radiasi eksitasi
(gelombang pita penyerapan sinar yang
membangkitkannya).
INSTRUMENTASI BAGAN SPEKTROFLUOROMETER

Pengukuran intensitas fluoresensi dapat


dilakukan dengan suatu fluorometer filter
sederhana. Instrument yang
dipergunakan  bermacam-macam mulai
dari yang paling sederhana (filter
fluorometer) sampai ke yang sangat
kompleks yaitu spektrofotometer.
FLUOROSENSI DAN BENTUK MOLEKUL

Supaya terjadi fluoresensi, harus terjadi peresapan cahaya yang kuat oleh
suatu molekul. Hal ini dapat terjadi pada senyawa aromatic, senyawa
heterosiklik dan molekul dengan system konjugasi.

Dengan suatu pereaksi tertentu, senyawa yang tidak


berfluoresensi dapat diubah menjadi senyawa yang
berfluoresensi. Metode ini penting baik untuk senyawa organic
maupun anorganik, dan banyak senyawa anorganik membentuk
kompleks yang mudah berfluoresensi dengan pereaksi organic.

Misalnya : Vitamin B1 dalam sediaan Farmasi atau makanan


dapat ditetapkan secara spektrofluorimetri setelah dioksidasi
menjadi tiokrom yang mudah berfluoresensi.
KELOMPOK ANALISIS OBAT SECARA FLUORESENSI

Obat yang mempunyai sifat fluoresensi alamiah dalam hal ini tidak diperlukan tambahan
pereaksi. Contoh : Quinine Larutan obat ini mengabsorbsi sinar UV dan mengemisi sinar Vis

Turunan obat yang dibentuk dengan pengikatan dengan senyawa berfluoresensi. Contoh:
Asam amino diikat oleh syclorida [ 5 –(dimethylamino) naphtalene-1-sulfonyl-chloride]
dansyl asam amino yang intensitas fluoresensinya tinggi
Membentuk molekul berfluoresensi (a. fluorophore)
Tabel Dari Beberapa Senyawa Yang Dapat Berfluoresensi

Panjang Gelombang (nm)


Konsentrasi
Senyawa pH Minimum
Eksitasi Fluoresensi (ppm)

Asam p-aminosalisilat 11 300 405 0,004


Sianokobalamin 7 275 305 0,003
Kinina 1 250, 350 450 0,002
Reserpina 1 300 375 0,008
Kloropromazina 11 350 480 0,1
Hubungan Struktur Molekul dan Fluoresensi

1 2 3 4

Struktur molekul EDG (OH-, -NH2, EWG (NO2, Br, I, Penambahan ikatan
yang mempunyai OCH3) yang terikat CN, COOH) dapat rangkap (aromatik
ikatan rangkap pada sistem T dapat menurunkan bahkan polisiklik) dapat
mempunyai sifat menaikkan menghilangkan sifat menaikkan
fluoresensi karena intensitas fluoresensi fluoresensi
strukturnya kaku fluoresensi
dan planar
RUMUS PENENTUAN KONSENTRASI ZAT
ANALISIS KUANTITATIF
F = 2,3 Io Q abc atau F = kc
Pada larutan dengan konsentrasi
tinggi, sebagian besar cahaya diserap
lapisan larutan yang paling dulu Keterangan:
kontak dengan radiasi eksitasi, F = fluoresensi
sehingga fluoresensi hanya terjadi k = konstan = 2,3 IoQab
Io = intensitas sumber cahaya
pada bagian yang menyerap cahaya
Q = efisiensi fluoresensi
tersebut. Dengan demikian, pada a = daya serap
analisis kuantitatif harus digunakan b = tebal larutan
larutan yang encer (serapan tidak c = konsentrasi
lebih dari 0,02) supaya dapat
memenuhi persamaan fluoresensi
TAHAPAN ANALISIS
1. Mula-mula dibuat kurva kalibrasi (grafik hubungan fluoresensi dengan
konsentrasi).
2. Tahap selanjutnya adalah mengukur intensitas fluoresensi dari zat yang diperiksa,
lalu membaca konsentrasi dari kurva kalibrasi tersebut. Selama pengukuran,
kondisi percobaan harus dijaga supaya tetap konstan. Pengotoran dapat
menurunkan efisiensi dari fluoresensi sehingga mengurangi sensifitas (quenching).
3. Analisa campuran dilakukan dengan memilih radiasi eksitasi pada panjang
gelombang yang berbeda dimana masing-masing komponen campuran tersebut. Bila
tidak mungkin, pengukuran dilakukan pada  panjang gelombang yang berbeda
dimana masing-masing komponen campuran tersebut berfluoresensi
Hal-hal yang diperhatikan dalam analisa kuantitatif:

1. Konsentrasi Perlu larutan


yang 10-100 kali lebih encer daripada analisa spektrofotometri.
2. Radiasi eksitasi, Memerlukan cahaya monokromatik. Untuk eksitasi cahaya monokromatik
sangat esensial, karena intensitas berubahubah sesuai dengan panjang gelombang.
3. Metoda iluminasi
a. right angle method : mengukur fluoresensi yang tegak lurus radiasi eksitasi. Cara ini lebih
umum dipakai karena alat yang dibuat untuk cara ini lebih ekonomis dan memberikan nilai blangko
yang lebih kecil untuk cahaya terhambur dan fluoresensi dari dinding kuvet.
b. frontal-method : mengukur fluoresensi pada sudut beberapa derajat dari arah radiasi
eksitasi. Cara ini dipakai untuk larutan yang kurang transparan (opaque), larutan pekat atau zat
padat, kromatrografi kertas atau KLT
4. pH, pH mempengaruhi keseimbangan bentuk molekul dan ionic
5. Oksigen terlarut, adanya oksigen terlarut dalam larutan cuplikan menyebabkan intensitas
fluoresensi berkurang sebab Oksigen terlarut oleh pengaruh cahaya dapat mengoksidasi senyawa
yang diperiksa
6. Fotodekomposisi, diperlukan sumber cahaya dengan intensitas tinggi sehingga
penguraian zat yang diperiksa lebih besar.
7. Suhu dan kekentalan, perubahan suhu dan kekentalan menyebabkan perubahan
frekuensi banturan molekul-molekul.
8. Kekakuan struktur (structural rigidity ), Struktur yang rigid (kaku) mempunyai
intensitas yang tinggi.

Adanya -CH2- pada fluoren menyebabkan strukturnya lebih kaku


Pengaturan pH dapat merubah intensitas fluoresensi,
Contoh :
 Phenol menjadi phenolat, menaikkan fluoresensi
 Amina aromatik menjadi ammonium aromatik, menurunkan fluoresensi
 Heterosiklis dengan atom N, S dan O mempunyai sifat fluoresensi
 Heterosiklis dengan gugus NH, jika medianya asam akan menaikkan
intensitas fluoresensi

Perbedaan fluoresensi dengan spektrofotometri :


1. Kepekaan analisis pada spektrofluorimetri dapat
dipertinggi dengan menaikkan intensitas sumber
cahaya
2. Analisis spektrofluorimetri lebih selektif  dan lebih
sensitif 
Kepekaan yang baik karena :
1. Intensitas dapat diperbesar dengan menggunakan sumber eksitasi
yang tepat
2. Detektoryang digunakan seperti tabung pergandaan foto sangat peka
3. Pengukuran energi emisi lebih tepat daripada energi terabsorbsi
4. Dapat mengukur sampai kadar 10-4  ² 10-9 M
Thank you

Anda mungkin juga menyukai