Multikomponen dalam
Sediaan Obat Padat dan Semi
Padat Secara
Spektrofluorometri
Analisis kuantitatif : analisis penentuan kadar suatu senyawa didalam suatu sampel
Sediaan obat : padat (tablet, kapsul), semipadat (salep), cair (sirup, emulsi, suspensi) dan
steril (injeksi)
Multikomponen : sediaan obat yang terdiri dari beberapa senyawa aktif obat, seperti
kombinasi GG dan Difenhidramin dalam sirup obat batuk
Sampel tablet yang akan dianalisis harus representatif untuk menghindari resiko adanya
hasil analisis yang keluar dari spesifikasi yang ditentukan. Contoh : Menurut Farmakope,
untuk analisis tablet parasetamol dibutuhkan sampel sebanyak 20 tablet parasetamol 500
mg
Sediaan cair : dapat dilakukan pengukuran secara langsung, atau diencerkan atau
dipekatkan terlebih dahulu dengan pelarut organik
Sediaan steril (injeksi) : dapat dilakukan pengukuran secara langsung
Sediaan semi padat:
Isolasi obat dalam salep harus ditunjukkan pada dasar salepnya :
- Salep lemak bulu domba alkohol, biasanya dilarutkan dalamk loroform atau eter
- Salep hidrofil, dilarutkan dalam kloroform atau eter
- Salep lanolin, dilarutkan dalam kloroform atau eter
- Salep Polietilen glikol, dilarutkan dalam etanol atau air
Pada prinsipnya, semua pengukuran dengan menggunakan
instrumen spektroskopi, maka syarat pertama adalah harus larut
dalam larutan pembawa yang digunakan.
Supaya terjadi fluoresensi, harus terjadi peresapan cahaya yang kuat oleh
suatu molekul. Hal ini dapat terjadi pada senyawa aromatic, senyawa
heterosiklik dan molekul dengan system konjugasi.
Obat yang mempunyai sifat fluoresensi alamiah dalam hal ini tidak diperlukan tambahan
pereaksi. Contoh : Quinine Larutan obat ini mengabsorbsi sinar UV dan mengemisi sinar Vis
Turunan obat yang dibentuk dengan pengikatan dengan senyawa berfluoresensi. Contoh:
Asam amino diikat oleh syclorida [ 5 –(dimethylamino) naphtalene-1-sulfonyl-chloride]
dansyl asam amino yang intensitas fluoresensinya tinggi
Membentuk molekul berfluoresensi (a. fluorophore)
Tabel Dari Beberapa Senyawa Yang Dapat Berfluoresensi
1 2 3 4
Struktur molekul EDG (OH-, -NH2, EWG (NO2, Br, I, Penambahan ikatan
yang mempunyai OCH3) yang terikat CN, COOH) dapat rangkap (aromatik
ikatan rangkap pada sistem T dapat menurunkan bahkan polisiklik) dapat
mempunyai sifat menaikkan menghilangkan sifat menaikkan
fluoresensi karena intensitas fluoresensi fluoresensi
strukturnya kaku fluoresensi
dan planar
RUMUS PENENTUAN KONSENTRASI ZAT
ANALISIS KUANTITATIF
F = 2,3 Io Q abc atau F = kc
Pada larutan dengan konsentrasi
tinggi, sebagian besar cahaya diserap
lapisan larutan yang paling dulu Keterangan:
kontak dengan radiasi eksitasi, F = fluoresensi
sehingga fluoresensi hanya terjadi k = konstan = 2,3 IoQab
Io = intensitas sumber cahaya
pada bagian yang menyerap cahaya
Q = efisiensi fluoresensi
tersebut. Dengan demikian, pada a = daya serap
analisis kuantitatif harus digunakan b = tebal larutan
larutan yang encer (serapan tidak c = konsentrasi
lebih dari 0,02) supaya dapat
memenuhi persamaan fluoresensi
TAHAPAN ANALISIS
1. Mula-mula dibuat kurva kalibrasi (grafik hubungan fluoresensi dengan
konsentrasi).
2. Tahap selanjutnya adalah mengukur intensitas fluoresensi dari zat yang diperiksa,
lalu membaca konsentrasi dari kurva kalibrasi tersebut. Selama pengukuran,
kondisi percobaan harus dijaga supaya tetap konstan. Pengotoran dapat
menurunkan efisiensi dari fluoresensi sehingga mengurangi sensifitas (quenching).
3. Analisa campuran dilakukan dengan memilih radiasi eksitasi pada panjang
gelombang yang berbeda dimana masing-masing komponen campuran tersebut. Bila
tidak mungkin, pengukuran dilakukan pada panjang gelombang yang berbeda
dimana masing-masing komponen campuran tersebut berfluoresensi
Hal-hal yang diperhatikan dalam analisa kuantitatif: