PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Cahaya energi yang diberikan dapat digambarkan dalam istilah panjang gelombang
(λ), frekuensi (ν), atau wavenumber (Lakowicz, 2006). Pada umumnya emulsi hanya
dapat dilakukan oleh molekul-molekul yang bersifat luminesense. Namun, pada senyawa
yang nonluminense dapat berfluorosensi apabila direaksikan oleh senyawa tertentu yang
dapat menghasilkan senyawa luminense. Cahaya yang diemisikan oleh larutan
berfluorosensi mempunyai intensitas maksimun pada panjang gelombang radiasi eksitasi
(gelombang pita penyerapan sinar yang membangkitkannya).
Interaksi antara senyawa dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang yang
sesuai yaitu antara 200-800 nm. Saat cahaya pada berbagai panjang gelombang menyinari
suatu zat, hanya cahaya pada panjang gelombang tertentu yang dapat diserap oleh zat
yaitu panjang gelombang yang sesuai. Serapan cahaya tersebut dapat mempengaruhi
gerak-gerak elektron pada suatu zat. Jika suatu zat menyerap cahaya UV atau sinar
tampak, akan terjadi perpindahan elektron zat tersebut ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Elektron yang pada awalnya pada keadaan diam (good state) akan berpindah ke keadaan
tereksitasi (excited state). Keadaan ini dinamakan transisi elektronik. Prinsip lain menurut
Jablonski adalah energi emisi lebih rendah dibandingkan denganeksitasi. Ini berarti
bahwa emisi fluoresensi yang lebih tinggi terjadi pada panjang gelombang dari
penyerapan (eksitasi). Perbedaan antara eksitasi dan panjang gelombang emisi dikenal
sebagai pergeseran stoke(Vaberg, 2006).
2. Detektor
3. Monokromator.
Filter pertama hanya meneruskan cahaya ultraviolet dari sumber cahaya yaitu
radiasi dengan panjang gelombang yang cocok untuk eksitasi specimen uji. Filter kedua
meloloskan hanya panjang gelombang yang sesuai dengan fluoresensi maksimum dari zat
yang diperiksa dan menahan setiap cahaya eksitasi yang terhambur. Jenis filter kedua ini
biasanya yang menahan panjang gelombang pendek. Persoalan yang dihadapi pada
pemilihan filter yaitu panjang gelombang yang lebih panjangyangditeruskan
olehfilterpertama juga lolospada daerahpanjang gelombang yang lebih pendek dari filter
kedua, sehingga menghasilkan blangko yang tinggi. Disamping itu sukar untuk
mendapatkan filter dengan panjang gelombang luas karena geseran Stokes dan adanya
dua monokhromator yang dapat dipakai, atau untuk spectrum yang mengenai sampel dan
yang lain untuk spectrum fluroresensi yang timbul. Untuk fluorimetri tidak diperlukan
kuvet pembanding(referensi) tapi kurva kalibrasi tetap harus dibuat.
2.5 Gemfibrozil
BAB III
METODE PENELITIAN
Teknik ini didasarkan pada pengukuran intensitas relatif fluoresensi dan distribusi
panjang gelombang cahaya fluoresensi yang dipancarkan dari molekul melalui
penyerapan energi radiasi. Keunggulan metode ini memiliki sensitivitas, kecepatan, dan
kesederhanaan, biaya rendah dan memungkinkan penentuan Gem dengan reliability yang
cukup. Dalam penelitian sebelumnya teknik yang sering dipakai yaitu Kromatografi cair
kinerja tinggi (HPLC) UV pada panjang gelombang 276 nm.
3.2 Instrument
Timbang tepat Gem lalu campur dengan minyak lemon esensial dalam gelas vial.
Lalu ditempatkan ke water bath menggunakan sirkulasi terbuka MP-5 pada 40o C selama
20 menit dengan pengadukan sampai Gem larut dengan campurannya. Cremophor® EL
dan Capmul® MCM-C8 ditimbang tepat, ditambahkan campuran minyak menggunakan
pipet. Semua ditimbang dengan menggunakan PJ 360 Delta Rentang neraca analitik.
Formulasi diaduk perlahan dengan menggunakan batang pengaduk magnet dan magnetic
stirer palte MELB1719 sampai homogen. Hasil formulasi Gem SNEDDS diteliti
mengandung minyak esensial Lemon sebagai fase minyak, Cremophor® EL sebagai
surfaktan dan Capmul® MCM-C8 sebagai ko-surfaktan. Didapatkan Gem 300 mg.
3.5 Hasil
Hasil menunjukan hubungan linier dengan koefisien korelasi yang baik (r2> 0,999)
tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05). Seperti ditunjukan Gambar 1. Kurva
kalibrasi larutan stock gemfibrozil.
Kemudian, batas rendah deteksi (LOD) adalah 0,075 µg mL-1. Dan nilai batas
kuantifikasi (LOQ ) adalah 0,226 µg mL-1 dengan tingkat kepercayaan 10 dengan nilai
RSD 98,8 % (Tabel 2).
Recovery keseluruhan Gem adalah 98,46% dan relatif standar penyimpangan mulai
dari 3,28% menjadi 4,63%. Ketepatan metode ini ditentukan dengan pengulangan dalam
hari, dengan menggunakan tiga konsentrasi yang berbeda dari SNEDDS Gem. Hasilnya
RSD kurang dari 3% menunjukan hasil yang memuaskan. Stabilitas Gem ditentukan
dengan formulasi yang berbeda digunakan untuk menunjukkan bahwa analit stabil dalam
dua siklus beku-cair. Larutan dari keduanya terbukti stabil bila disimpan pada -50o C.
Dalam Waktu pengujian stabilitas, tidak ada kerusakan Gem untuk setiap tes stabilitas,
standar dan sampel kontrol berada dalam ± 10% setiap presisi lainnya dan (n = 3) adalah
dalam ± 15%.
3.6 Kesimpulan
Gandjar, I.G., Rohman, A., 2007. Kimia Analisis Farmasi. Hal.456, 465-466, 469-
470. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://nurul-fauziah-ali-fst14.web.unair.ac.id/artikel_detail-165591
FLUOROMETRI-FLUOROMETRI.html(Diakses pada 20 Maret 2020, 07:12)
http://dxpyo.blogspot.com/2016/01/analisis-ibuprofen-sirup secara.html?
m=1(Diakses pada 20 Maret 2020)
https://id.scribd.com/doc/79545957/Analisis-Kuantitatif-Sediaan-Obat Dgn-
Spektrofluorometri(Diakses pada 20 Maret 2020)