arisanty
Sifat ideal bahan dasar/ basis yang
digunakan
1. Tidak mengiritasi
2. Mudah dibersihkan
3. Tidak meninggalkan bekas
4. Stabil
5. Tidak tergantung PH
6. Dapat bercampur dengan banyak obat
7. Secara terapi netral
8. Memiliki daya sebar yang baik/ mudah dioleskan
9. Memiliki kandungan mikrobakteri yang kecil (10
2 / g ) dan tidak ada enterobakteri pseudemonas
aeruginosa dan s.aureus
Basis suppositoria harus memiliki sifat-sifat
ideal dibawah ini Yaitu ;
⮚ Telah mencapai kesetimbangan kristalisasi,
dimana sebagian besar komponen mencair pada
temperatur rectal 360 C , tetapi basis dengan
kisaran leleh yang lebih tinggi dapat digunakan
untuk campuran eutektikum, penambahan minyak-
minyak, balsam-balsam, serta suppositoria yang
digunakan pada iklim tropis.
⮚ Secara keseluruhan basis tidak toksik dan tidak
mengiritasi pada jaringan yang peka dan jaringan
yang meradang.
Basis suppositoria harus memiliki sifat-sifat
ideal dibawah ini Yaitu ;
⮚ Dapat bercampur dengan berbagai jenis obat.
⮚ Basis suppositoria tersebut tidak mempunyai
bentuk meta stabil.
⮚ Basis suppositoria tersebut menyusut
secukupnya pada pendinginan, sehingga dapat
dilepaskan dari cetakan tanpa menggunakan
pelumas cetakan
⮚ Basis suppositoria tersebut tidak merangsang
Basis suppositoria harus memiliki sifat-
sifat ideal dibawah ini Yaitu ;
Basis I
Polietilen glikol 1000 96%
Polietilen glikol 4000 4%
Basis II
Polietilen glikol 1000 75%
Polietilen glikol 4000 25%
Basis suppositoria berdasarkan sifat fisikanya dibagi
kedalam 3 kelompok yaitu :
+ : kompatibel
sticky : pliket, lengket
granular : seperti granul, tidak homogen,
berbintik
skrinkage : mengkerut
⚫Gelatin-gliserin digunakan untuk suppo :
- chloralhidrat
- asam borat
Basis surfaktan
■ Surfaktan : zat yang dapat menurunkan tegangan
muka
■ Yang dipakai sebagai basis adalah surfaktan yang
non ionik karena tidak terionkan sehungga dapat
campur dengan obat pada range pH yang luas
■ Keuntungan :
- tidak toksik, tidak iritasi
- stabil dalam penyimpanan
- kompatibel denagn kebanyakan obat
- tidak larut dalam air tapi dapat terdispersi oleh
cairan tubuh di rektum
Contoh basis surfaktan :
■ Tween 61
■ Campuran : Tween 61 60%
Tween 60 40%
■ Kombinasi : Tween 61 dengan PEG
■ Polibase (campuran PEG dan polisorbat 80)
Resep 1
R/ Hidras chlorali mg 100
Ol. Cacao q.s
M f suppo dtd No IV
5/15/2018 26
Resep 2
R/ Acid boric
Zinc oxyd aa 2
Bals. Peruv 0,750
camphor 2
Ol. Cacao q.s
M f suppo dtd No IV
5/15/2018 27
Resep 3
R/ Salol 2
Ol. Cacao q.s
M f suppo dtd No VI
5/15/2018 28
Resep 4
R/ Iodoform 4
Phenol liq 0,36
Ol. Cacao q.s
M f suppo dtd No VI
5/15/2018 29
NILAI TUKAR
■ Pada pembuatan suppositoria menggunakan cetakan,
volume suppositoria harus tetap, tetapi bobotnya
beragam tergantung pada jumlah dan bobot jenis
yang dapat diabaikan, misalnya ekstrak belladonnae,
garam alkaloid, dll
■ Nilai tukar dimaksudkan unuk mengetahui bobot
lemak coklat yang mempunyai volume sama dengan 1 g
obat
■ Dalam praktek, nilai tukar obat adalah 0,7; kecuali
untuk garam bismut dan zink oksida
■ Untuk larutan, nilai tukarnya dianggap satu
Nilai tukar lemak coklat untuk 1 g obat, antara
lain :
■ Contoh soal :
– berapa gram lemak coklat yang diperlukan untuk
membuat 15 suppositoria dengan bobot 3 gram yang
mengandung 0,5 g per suppositoria, jika diketahui
nilai tukar lemak coklat untuk aminofilin = 0,86?
■ Perhitungan
– Aminofilin yang diperlukan = 0,5 g x 15 = 7,5 g
– Bobot 15 suppositoria = 3 g x 15 = 45 g
– Nilai tukar aminofilin = 7,5 g x 0,86 = 6,45 g
– Lemak coklat yang diperlukan= 45 g – 6,45 g=38,55 g
Faktor penggantian dosis
■ Jumlah basis yang diganti oleh bahan aktif
dalam formulasi suppositoria dapat
dihitung, dengan menggunakan factor
pengganti dimana f dapat dihitung dengan
persamaan berikut :