Anda di halaman 1dari 25

Formulasi Sediaan Supositoria Bisakodil

Kelompok 2 / Kelas FA 3

SEDIAAN SEMI SOLIDA

 Raudhatul Miski 211FF05105  Firdauziah Lestari 211FF05133


 Sintia Veronika Purba 211FF05110  Ade Apriliyani 211FF05137
 Siti Laelatul Kifayati 211FF05113  Mutiani 211FF05141
 Urva Pintia 211FF05119  Neneng Indah Nurazizah 211FF05143
 Via Novianti 211FF05121  Priska Juanita Pakingki 211FF05145
 Yanti Krisdianti 211FF05124  Sabine Anjelika Nelwan 211FF05146
 Yolanda Putri Aloenida 211FF05126  Fikri Muhamad Murdiana 211FF05148
 Yosep Williyana 211FF05127  Hurryatul Fikri Rosmansyah 211FF05149
 Amelliyani 211FF05130  Annisa Vieren Elistha A 211FF05159
SUPPOSITORIA
Berdasarkan FI ed VI, Tahun 2020, hal 59 :
Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra.Umumnya
meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai pemb
awa zat terapetik yang bersifat lokal atau sistemik.
Bentuk dan ukuran suppositoria harus didesain sedemikian rupa, sehingga suppositoria dapat dengan mudah dimasukkan
ke dalam lubang atau celah yang dimasukkan tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pasien, dan juga harus dapat bertahan d
alam waktu tertentu.
Ada beberapa macam-macam bentuk sediaan supposittoria sebagai berikut :

01 Suppositoria
1. 01
Rektal Rektal Suppositoria
rectal/rektum rectal/rektum
Penggunaan suppositoria ini dimasukkan ke dalam anus dengan menggunakan tangan. Memiliki berbentuk seperti peluru,
dengan panjang + 32 mm (1,5 inci). Berat untuk
orang dewasa 3 g dan anak 2 g.
02 Modern Vaginal Suppositoria / Ovula

• Penggunaan suppositoria ini dimasukkan ke dalam vagina dengan menggunakan bantuan alat. Bentuk Ovula pada
umumnya berbentuk telur, dapat melarut, melunak, dan meleleh pada suhu tubuh. Jadi, ovula berbentuk seperti
telur atau bola lonjong atau kerucut dengan berat 3 – 6 gram. Namun demikian, berat ovula umumnya 5 gram
jika menggunakan lemak coklat sebagai basis. Akan tetapi, berat ovula dapat beragam tergantung pada basis dan
produk industri (Murtini, 2018, hal:179)

03 Modern PowerPoint Presentation

Jenis suppositoria ini cara penggunaannya dimasukkan ke dalam urethra (saluran kemih)
pada pria dan wanita. Suppositoria jenis yang ini berbentuk batang-batang seperti pensil dengan ukuran:
- Untuk laki-laki : panjang + 140 mm, diameter = 3,6 mm, dan berat = 4 gram
- Untuk perempuan : panjang + 70 mm, diameter = 1,5 – 3 mm, dan berat = 2 gram
pemakaian suppositoria uretral sekarang ini sudah jarang digunakan (Murtini, 2018, hal:180)
Modern PowerPoint Presentation
KERUGIAN SUPPOSITORIA

1 3 5

Pengisipan Penyimpanan Jumlah obat yang


2 dengan kelembaban 4 akan diberikan
menimbulkan yang tinggi dapat dalam bentuk
rasa tidak menyerap supositoria
nyaman Bahan obat kelembaban yang Penyimpanan pada tergantung pada
terabsorbsi cenderung menjadi kelembaban yang pembawah dan
mengembang sangat kurang dapat bentuk kimia serta
secara lambat
kehilangan bentuk fisik obat
menghasilkan kelembaban dan yang diberikan.
waktu aksi menjadi rapuh
teurapetik yang
lama.
KELEBIHAN SUPPOSITORIA

1 3 5

Obat yang merangsang Obat yang dirusak Cara yang efektif


lambung dapat 2 dalam sirkulasi 4 dalam perawatan
diberik-an tanpa portal, dapat tidak pasien yang juga
menimbukan melewati hati muntah.
rangsangan Obat yang dirusak setelah diabsorpsi Dapat digunakan
atau dibuat tidak aktif pada rectum. oleh pasien dewasa
oleh pH atau aktivitas dan anak-anak yang
enzim dari lambung tidak  dapat atau
atau usus tidak perlu
tidak mau menelan
dibawa atau masuk
obat.
ke dalam lingkungan
yang merusak
Minyak Cokelat (Minyak Theobroma)

Minyak cokelat merupakan basis supositoria yang paling banyak


digunakan, minyak cokelat seringkali digunakan dalam resep-resep
pencampuran bahan-bahan obat bila basisnya tidak dinyatakan
apa-apa. Sebagian besar sifat minyak cokelat memenuhi persyaratan
basis ideal, karena minyak ini tidak berbahaya, lunak dan tidak
reaktif, serta meleleh pada temperatur tubuh.

Polietilenglikol

Basis – Basis
PEG memiliki kelarutan dalam air,
higroskopisitas dan tekanan uapnya
berkurang dengan

Suppositoria meningkatnya bobot molekul rata-rata.


Beberapa kombinasi PEG telah disiapkan
untuk basis supositoria dengan karakteristik
fisika yang berbeda-beda. PEG dapat dibuat
dengan metode pencetakan maupun metode
kompresi dingin
Gliserin Gelatin

Supositoria gelatin yang mengandung gliserin tidak mencair pada


temperatur tubuh, tetapi agak larut dalam sekresi lubang tubuh
dimana supositoria dimasukkan. Supositoria gelatin yang
mengandung gliserin membantu pertumbuhan bakteri atau jamur
Faktor Yang Mempengaruhi Absorbsi Sediaan Suppositoria
1. Faktor Fisiologis

A Kandungan Kolon B Jalur Sirkulasi

Efek sistemik dari suppositoria Obat yang diabsorpsi melalui rektum,


yang mengandung obat, oleh pembuluh hemoroid bagian
absorpsi yang lebih besar lebih bawah yang mengelilingi kolon akan
banyak terjadi pada rektum diedarkan ke seluruh tubuh
yang kosong. Obat lebih tanpa melalui hati (Ansel, 1989).
mungkin berhubungan dengan
permukaan rektum dan kolon
(Ansel, 1989).

C pH dan tidak adanya kemampuan mendapar dari


cairan rektum
Cairan rektum netral pada pH 7-8 dan
kemampuan mendapar tidak ada,
maka bentuk obat yang digunakan
lazimnya secara kimia tidak berubah
oleh lingkungan rektum (Ansel,
1989).
Lanjutan...
2. Faktor Fisika-Kimia dari Obat dan Basis Supositoria

Faktor fisika-kimia dari basis


melengkapiYour Text Here melebur,
kemampuannya A Kelarutan lemak air
melunak atau melarut pada suhu tubuh, Suatu obat lipofilik yang terdapat dalam suatu
basis supositoria berlemak dengan konsentrasi
kemampuannya melepaskan bahan rendah memiliki kecenderungan yang kurang
obat dan sifat hidrofilik atau untuk melepaskan diri ke dalam cairan di
hidrofobiknya. sekelilingnya dibandingkan dengan bahan
hidrofilik pada basis berlemak.

B Ukuran Partikel C Ukuran Basis

Semakin kecil ukuran partikel, Basis harus mampu mencair, melunak atau
semakin mudah melarut dan melarut agar dapat melepaskan kandungan
obat untuk diabsorpsi. Apabila terjadi interaksi
lebih besar kemungkinannya
antara basis dengan obat ketika dilepas, maka
untuk dapat lebih cepat absorpsi obat akan terganggu (Ansel, 1989).
diabsorpsi (Ansel, 1989).
Preformulasi Zat Aktif
(Bisacodyl)
Nama Zat : Bisacodyl

Struktur Molekul :

Berat Molekul : 361.39 (FI VI)


Pemerian : Serbuk hablur putih sampai hampir putih; terutama terdiri dari partikel dengan
diameter terpanjang lebih kecil dari 50 μm (FI VI)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam kloroform dan dalam benzen; agak
sukar larut dalam etanol dan dalam methanol, sukar larut dalam eter (FI VI)
Stabilitas : Tidak stabil pada pH asam (Martindale ed.20)
Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan pengoksida kuat (Martindale ed.20)
Kegunaan : Zat Aktif
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, pada suhu tidak lebih dari 30ºC
Dosis : 5 mg – 10 mg
Preformulasi Zat Tambahan
(Bisacodyl)
Farmakodinamik Bisocodiyl

Bisakodil merupakan laksatif stimulan dimana bekerja


dengan adanya aktivitas rangsangan berupa gerakan
peristaltik usus yang sifatnya mendorong (profulsif) dan
dapat meningkatkan motilitasnya melalui iritasi pada mukosa
usus (Estuningtyas, 2008).
FARMAKOKINETIK BISAKODIL
01 Absobsi 02 Distribusi

Bisacodyl dapat diberikan melalui oral atau rektal. Bisacodyl Volume distribusi bisacodyl adalah 289 L.
diabsorpsi minimal (15%), onset kerja obat dimulai 6-8 jam
setelah dosis oral dan onset kerja obat dimulai 15-60 menit
setelah pemberian rektal. Setelah pemberian, bisacodyl akan
dikonversi di intestinal melalui proses hidrolisis menjadi
senyawa BHPM (bis (p-hydroxyphenyl) pyridyl-2-methane).
BHPM kemudian akan diserap kedalam aliran darah dan beredar
dalam bentuk inaktif.

03 Metabolisme 04 Ekskresi

Bisacodyl dikonversi menjadi Ekskresi bisacodyl utamanya di feses dan dalam


(p-hydroxyphenyl)pyridyl-2-methane jumlah sedikit di urin dalam bentuk glukoronida.
(BHMP) di saluran pencernaan dan
selanjutnya dimetabolisme di hati
menjadi glukoronida.
Bisakodil 5mg

Formulasi
Suppositoria Cera Alba 4%
BIsakodil

Oleum cacao qs
Alat
1. Batang Pengaduk 2. Cawan Porselin

Untuk mengaduk suatu campuran zat kimia baik itu Untuk mereaksikan bahan dalam suhu tinggi.
padatan atau cairan agar dapat tercampur secara merata.
Alat
3. Cetakan Supositoria 4. Lumpang & Alu

Sebagai tempat cetakan sediaan supositoria Tempat untuk mencampurkan bahan sampai homogen
Alat
5. Neraca Analitik 6. Penangas Air

Untuk menimbang semua bahan yang akan Wadah untuk mempertahankan suhu air pada waktu yang
diformulasikan ditentukan
Alat
7. Sendok Tanduk 8. Sudip

Untuk mengambil suatu sediaan padat seperti tablet, Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam berupa padat
serbuk, kapsul atau bubuk
BAHAN
Struktur Molekul
1. Bisakodil Bisakodil mengandung tidak kurang dari 98,0%
dan tidak lebih dari 101,0% C22H19NO4,
dihitung terhadap zat kering.

Sebagai zat aktif


Pemerian
Serbuk hablur putih sampai hampir putih; terutama terdiri dari partikel
dengan diameter terpanjang lebih kecil dari 50 m.

Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air; larut dalam kloroform dan dalam benzen; agak
sukar larut dalam etanol dan dalam metanol; sukar larut dalam eter.

Stabilitas
Tidak stabil pada pH asam.
BAHAN
Pemerian
2. Cera Alba Lemak padat, putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan
lapisan tipis ; bau khas lemah dan bebas bau tegik (FI IV,1995)

Sebagai bahan
pengeras Stabilitas
Ketika dipanaskan sampai 150 derajat Celsius, esterifikasi terjadi dengan
sejumlah asam dan kenaikan titik leleh, serta stabil saat disimpan dalam
wadah tertutup baik, terlindungi dari cahaya.

Inkompatibilitas
Inkompatibel dengan agen pengoksidasi
BAHAN
Pemerian
2. Oleum Cacao Lemak padat, putih kekuningan ; bau khas aromatik ; rasa khas lemak ; agak
rapuh (FI III)

Sebagai basis
Stabilitas
Memanaskan oleum cacao diatas 36 derajat selama preparasi akan
mengakibatkan titik memadat menjadi bentuk meta stabil yang
mengakibatkan kesulitan dalam membuat suppositoria. Harus disimpan
pada suhu kurang dari 25 derajat Celcius.

Inkompatibilitas
Terjadi reaksi kimia antara basis lemak suppositoria dan jarang pada obat
yang sama tetapi beberapa potensial untuk beberapa indikasi.
Formulasi Supositoria Bisakodil
Formulasi Umum Formulasi
Tiap suppositorium
mengandung: Bisakodil 10 mg
Bisacodylum 10mg Cera alba 4%
dasar salab yang cocok qs
Oleum cacao 96 %

(Fornas1978,P51)
Perhitungan
Formulasi
- Jadi perhitunganya:
Bisakodil 10mg
Misalkan
Cera alba 4%
Oleum cacao 96% Bobot rata-rata basis (X) = 3,1 g
Bobot rata-rata basis + zata aktif ( Y) = 3,18 g
Perhitungan:
a. Basis Maka :
Jumlah suppositoria bisakodil 10 mg dengan berat @ 3 gram (3 suppo - Zat aktif 10% = 10% x 3,18g = 0,318 g
s)
- Basis 90% = 90% x 3,18g = 2,862 g
- Cera alba 4% = 4% x 3 = 0,36g
 Oleum cacao 96% = 96%x3x3 = 8,64g Jadi, basis yang mengisi tempat zat aktif
Cetak suppositoria, hitung bobot rata-rata
= 3,1 - 2,862 g

b. Basis+10 zat aktif = 0,238 g (238 mg)


Dihitung sebanyak 3 suppos dengan berat @3 gram + 10% z.a Bisacodil Jika 10% zat aktif adalah 318 mg setara dgn 238 mg basis
 Zat aktif = 10% x 3 g x 3= 0,9 g pengangganti, maka kadar zat aktif persupps adalah:
 Basis = 90% x 3g x 3 = 8.1 g
10mg/318 x 238 = 7,48 mg
maka basis Oleum cacao 96 % dan cera alba 4 %:
- Oleum caco = 96% x 8,1 g = 7,776 g Dan jumlah basis persuppos adalah 3,1-0,0074 g= 3.0926 g
- Cera alba = 4 % x 8,1g = 0,324 g
Cetak suppositoria, Hitung bobot rata-rata
Penimbangan
Jika ingin dibuat 20 suppositoria, maka dilebihkan 1 sup
positoria untuk menjaga pengusutan basis oleum cacao,
maka jumlah yang ditimbang adalah
- zat aktif bisacodil = 21 x 10 mg = 210 mg =0,210 g
 Basis = 21 x 3.0926 g = 64,9446g
*oleum cacao = 94% x 64,9446 g = 61,0479 g
*Cera alba = 4 % x 64,9446 g = 2,5977 g

Anda mungkin juga menyukai