Anda di halaman 1dari 2

Analisis dan interpretasi data

Alasan pemberian obat prednison Kortikosteroid (glukokortikoid) digunakan sebagai obat tunggal
atau dalam kombinasi dengan imunosupresan lain untuk
mencegah reaksi penolakan transplantasi dan untuk mengatasi
penyakit autoimun . Prednison merupakan glukokortikoid yang
paling sering digunakan.
Indikasi Kelainan endokrin, penyakit autoimun, penyakit reumatik yang
memberi respon terhadap terapi kortikosteroid, penyakit
kolagen, penyakit kulit, alergi, inflamasi, penyakit mata,
penyakit saluran nafas, kelainan hematologi, neoplasma,
edema, gangguan saluran pencernaan, eksaserbasi akut dari
multiple sklerosis, meningitis tuberkulosa, sindroma nefrotik.
Mekanisme kerja Obat Glukokortikoid dapat menurunkan jumlah limfosit secara cepat,
terutama dalam dosis besar . Efek ini, yang berlangsung
beberapa jam diduga terjadi akibat redistribusi limfosit studi
terbaru menunjukan bahwa kortikosteroid menghambat
proliferasi sel limfosit T, imunitas seluler, dan ekspresi gen yang
menyandi berbagai sitokin (IL-1,IL-2,IL-6,IFN-α dan TNF- α).
Terdapat bukti bahwa berbagai gen sitokin memiliki
glukokortikoid respone element yang bila berikatan dengan
kortikosteroid akan menyebabkan hambatan transkripsi gen IL-
2. Kortikosteroid juga memiliki efek antiinflamasi dan
antiadhesi.
Golongan Obat Obat keras
Dosis Awal : Sehari 5-60 mg per hari. Dosis pemeliharaan dan durasi
pengobatan akan disesuaikan dengan respon terapi dan kondisi
pasien.
Lanjutan
Tata cara dan aturan pakai Sebaiknya diberikan bersama makanan.

Efek Samping Penggunaan kortikosteroid jangka panjang sering menimbulkan


berbagai efek samping seperti meningkatnya resiko infeksi,
ulkus lambung/ duodenum, hiperglikemia, dan osteoporosis.
Kontraindikasi Infeksi jamur sistemik, herpes simpleks, DM, varisela,
osteoporosis berat
Interaksi Obat Antidiabetik, AINS, Diuretik, Rifampisin,barbiturat, phenytoin,
ketokonazol, aspirin, cyclosporin

• Departemen Farmakologi dan terapeutik FK UI. 2007. Farmakologi dan terapi


edisi 5 . Jakarta : Bagian Farmakolgi FK UI.
• Medscape. 2011. Drug Interaraction Checker
• ISO. 2014. ISO Indonesia Informasi Spesialite Obat

Anda mungkin juga menyukai