Anda di halaman 1dari 3

Aplikasi Enzim α-Amilase di bidang Farmasi.

Pustaka Aplikasi enzim amilase

[59] enzim tersebut merupakan target yang memungkinkan untuk


pengobatan diabetes tipe 2

[60] Penghambatan α-amilase dapat secara signifikan mengurangi


peningkatan glukosa darah pasca prandial dan oleh karena itu
dapat menjadi strategi penting dalam pengelolaan kadar glukosa
darah pada pasien diabetes tipe 2 dan pasien ambang batas.

[61] untuk pengobatan gangguan pencernaan


[62], Sebagai Digestive Enzyme dan Probiotic Supplementation
[63]
Pada Tabel 3 dan 4 disebutkan beberapa bidang yang mengaplikasikan enzim α-
amilase bidang industri seperti pangan, farmasi, pertanian, Industri kertas, industri deterjen.
Maltodekstrin didefinisikan sebagai produk hidrolisis pati yang mengandung unit α-
D-glukosa yang sebagian besar terikat melalui ikatan 1,4 glikosidik dengan DE kurang dari
20. Rumus umum maltodekstrin adalah [(C6H10O5)nH2O)]. Maltodekstrin merupakan
larutan terkonsentrasi dari sakarida yang diperoleh dari hidrolisa pati degan penambahan
asam atau enzim. Kebanyakan produk ini ada dalam bentuk kering dan hampir tak terasa.
Maltodekstrin pada dasarnya merupakan senyawa hidrolisis pati yang tidak sempurna, terdiri
dari campuran gula-gula dalam bentuk sederhana (mono- dan disakarida) dalam jumlah kecil,
oligosakarida dengan rantai pendek dalam jumlah relatif tinggi serta sejumlah kecil
oligosakarida berantai panjang.
Maltodekstrin merupakan produk dari modifikasi pati, Pati dalam bidang farmasi
khususnya pada pembuatan tablet biasa digunakan sebagai zat pengisi, zat pengikat dan zat
penghancur. Selain pati alami, ada beberapa jenis pati yang banyak digunakan dalam industri
farmasi yang telah mengalami modifikasi baik secara fisika, kimia, maupun enzimatis seperti
pregelatinized starch, pati teroksidasi, thin boiling starch, pati ikatan silang, pati termodifikasi
asam, dekstrin, maltodekstrin dan siklodekstrin (Wurzburg, 1983).
Jumlah pati di alam sangat banyak akan tetapi penggunaannya di bidang industri
masih terbatas dikarenakan sifat fungsionalnya yang rendah. Modifikasi secara fisik, kimia,
dan enzimatis dapat meningkatkan sifat fungsional pati alami sehingga memperluas
penggunaannya terutama dalam bidang makanan (Moore et al. 2005).
Amilopektin merupakan bentuk rantai pendek yang hanya tersusun dari 10 hingga 60
rantai pendek α 1-4 gilosidik dan 15 hingga 45 rantai α 1-6 gilosidik. Kandungan amilosa dan
amilopetin pada bahan pangan bervariasi, tetapi adanya amilosa dapat mengindikasi derajat
polimerisasi pati suatu bahan pangan atau DP(Amiraet al.2012).Hidrolisis enzimatis
merupakan salah satu alternatif modifikasi pati yang banyak digunakan. Metode ini bersifat
lebih aman terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, reaksinya lebih mudah dikontrol,
dan produk sampingan yang dihasilkan lebih sedikit (Kasprzak 2012). Hidrolisis enzimatis
dapat mengubah susunan molekuler pati sesuai dengan sifat fungsional yang diinginkan.
Hidrolisis pati secara enzimatis menghasilkan produk turunan pati dengan nilai dextrose
equivalents (DE) yang berbeda. Secara garis besar, modifikasi pati memiliki dua tahapan
yaitu likuifikasi dan sakarifikasi. Likuifikasi adalah tahap penambahan enzim α-amilase
menghasilkan maltodekstrin ataupun oligosakarida lain. Sakarifikasi adalah proses lebih
lanjut dari hasil likuifikasi dengan penambahan berbagai jenis enzim sesuai dengan jenis
produk akhir yang diinginkan (Howard 2015). Enzim yang ditambahkan dalam tahap
likuifikasi adalah enzim amilase atau glukoamilase.Glukoamilase atau amiloglukosidase
adalah enzim yang dapat. memisahkan glukosa dari pati cair secara bertahap sehingga
menghasilkan produk akhir berupa glukosa. Enzim ini sering digunakan sebagai pengganti α-
amilase. Glukoamilase diperoleh dari Aspergillusniger dan digunakan untuk produksi
sirupglukosa (NCBE 2016). Amilase adalah enzim yang berfungsi memutus ikatan glikosidik
untuk menghidrolisis pati menghasilkan dekstrin dan oligosakarida. Jenis amilase ada tiga
yaitu, α-amilase, β-amilase,dan γ-amilase. Amilase yang sering digunakan pada hidrolisis pati
adalah α-amilase (Sundarramet al. 2014)
Nilai DE (dextrose equaivalent) menunjukkan besaran yang menyatakan nilai total
pereduksi dari pati atau produk modifikasi pati dalam satuan persen dan merupakan faktor
utama yang mempengaruhi sifat maltodekstrin. Maltodekstrin yang memiliki nilai DE tinggi,
mempunyai kelarutan yang sangat baik dan lebih tinggi, sedangkan DE yang rendah
berhubungan dengan meningkatnya viskositas [64]. Berikut ini adalah pengaplikasian dari
pati maltodextrin.
Tabel 5. Penggunaan Maltodekstrin Berdasarkan Nilai DE
Nama Hidroslisi Nilai DE (Dextrose
Pustaka
Pati Equaivalent) Aplikasi Penggunaannya
Maltodextrin 2-5 Pengganti lemak susu didalam [24],
makanan pencuci mulut, yoghurt [65]
9-12 Produk eskrim [66]
15-20 Bahan tambahan margarine dan [67]
produk pangan berkalori tinggi
Berikut ini adalah spesifikasi dari Maltodekstrin Secara umum
Tabel 6. Spesifikasi Maltodekstrin

Kriteria
Spesifikasi
Kenampakan Bubuk Putih agak
kekuningan
Bau Bau Seperti Malt - Dextrin
Rasa Kurang Manis , Hambar
Kadar Air 6%
DE (Dextrose Equivalent) < 20
Ph 4,5 – 6,5
Sulfated Ash 0,6 % ( maksimum )
Total Plant Count 1500 / Gram
Sumber: [68]

Anda mungkin juga menyukai