Kelompok 2 / Kelas FA 3
• Jenis suppositoria ini cara penggunaannya dimasukkan ke dalam urethra (saluran kemih)
• Berbentuk batang-batang seperti pensil
• Ukuran untuk laki-laki : panjang ± 140 mm, diameter = 3,6 mm, dan berat = 4 gram
• Ukuran untuk perempuan : panjang ± 70 mm, diameter = 1,5 – 3 mm, dan berat = 2 gram
Obat yang dipengaruhi oleh pH dan aktivitas enzim dari lambung atau
02 usus tidak perlu melewati atau masuk ke dalam lingkungan tersebut.
Obat yang dirusak dalam sirkulasi portal, dapat tidak melewati hati
03 setelah diabsorpsi pada rectum.
Dapat digunakan oleh pasien dewasa dan anak-anak yang tidak dapat atau
04 tidak mau menelan obat.
• Minyak cokelat merupakan basis • PEG memiliki kelarutan dalam air • Supositoria gelatin yang mengandung
supositoria yang paling banyak (Higroskopis) gliserin tidak mencair pada temperatur
digunakan. tubuh
• Tekanan uapnya berkurang dengan
• Sebagian besar sifat minyak cokelat meningkatnya bobot molekul rata-rata • Agak larut dalam sekresi lubang tubuh
memenuhi persyaratan dimana supositoria dimasukkan
basis ideal. • Beberapa kombinasi PEG untuk basis
supositoria memiliki karakteristik fisika • Supositoria gelatin yang mengandung
• Minyak ini tidak berbahaya, lunak & yang berbeda-beda gliserin mudah ditumbuhi bakteri atau
tidak reaktif, serta meleleh pada jamur
temperatur tubuh. • PEG dibuat dengan metode pencetakan
maupun metode kompresi dingin
C pH cairan
Cairan rektum netral pada pH 7-8 dan kemampuan mendapar tidak ada,
maka bentuk obat yang digunakan lazimnya secara kimia tidak berubah
oleh lingkungan rektum (Ansel, 1989).
Lanjutan...
2. Faktor Fisika-Kimia dari Obat dan Basis Supositoria
Semakin kecil ukuran partikel, Basis harus mampu mencair, melunak atau melarut
semakin mudah melarut dan lebih agar dapat melepaskan kandungan obat untuk di-
besar kemungkinannya untuk dapat absorpsi. Apabila terjadi interaksi antara basis
lebih cepat diabsorpsi (Ansel, 1989). dengan obat ketika dilepas, maka absorpsi obat akan
terganggu (Ansel, 1989).
Farmakodinamik Bisocodiyl
Pemerian : Serbuk hablur putih sampai hampir putih; terutama terdiri dari partikel dengan diameter terpanjan
g lebih kecil dari 50 μm (FI VI)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam kloroform dan dalam benzen; agak sukar larut dalam eta
nol dan dalam methanol, sukar larut dalam eter (FI VI)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, pada suhu tidak lebih dari 30ºC
Dosis : 5 mg – 10 mg
Preformulasi Zat Tambahan
(Bisacodyl)
CERA ALBA / MALAM PUTIH
Pemerian : Padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan lapisan
tipis; bau khas lemah dan bebas bau tengik. Bobot jenis lebih kurang 0,95.
Kelarutan : Tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin. Larut sempurna
dalam kloroform, dalam ester, dalam minyak lemak dan minyak atsiri.
Sebagian larut dalam benzen dingin dan dalam karbon disulfida dingin.
Pada suhu lebih kurang 30ºC larut sempurna dalam benzen, dan dalam
karbon disulfida.
Jarak lebur : Metode IV antara 62ºC dan 65ºC
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Stabilitas : Ketika dipanaskan di atas 150ºC, terjadi esterifikasi dengan penurunan nilai
asam dan peningkatan titik leleh. Cera alba stabil bila disimpan dalam
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Inkompatibilitas : Inkompatible dengan agen pengoksidasi
suhu lebur : 62 – 64 ºC
(FI VI, 2020: 1084 dan Rowe, 2009: 779)
OLEUM CACAO / LEMAK COKLAT
Pemerian : Lemak padat, putih kekuningan, bau khas aromatik, rasa khas lemak, agak
rapuh.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%). Mudah larut dalam kloroform P dalam eter
P dan dalam eter minyak tanah P.
Titik lebur : 31-34ºC
Stabilitas : Pemanasan oleum cacao lebih dari 36ºC selama persiapansupositoria dapat
menyebabkan penurunan titik pemadatan akibatpembentukan kristal, hal ini
dapat menyebabkan kesulitan dalampengaturan supositoria. Oleum cacao
harus disimpan pada suhutidak lebih dari 25ºC
Inkompatibilitas : Oleum cacao inkompatibel dengan zat pengoksidasi kuat.
Kegunaan : sebagai basis dalam supositoria
Penyimpanan : Harus disimpan pada temperatur tidak lebih dari 25ºC
Cera Alba 4%
Oleum cacao qs
Formulasi Formulasi Umum
Supositoria Tiap Supositoria Mengandung
Bisakodil Bisakodil 10 mg
Formulasi
Tiap Supositoria Mengandung
Bisakodil 10 mg
Cera alba 4%
Untuk mengaduk suatu campuran zat kimia baik itu padatan Untuk mereaksikan bahan dalam suhu tinggi.
atau cairan agar dapat tercampur secara merata.
Alat Skala Lab
3. Cetakan Supositoria 4. Lumpang & Alu
Sebagai tempat cetakan sediaan supositoria Tempat untuk mencampurkan bahan sampai homogen
Alat Skala Lab
Untuk menimbang semua bahan yang akan Wadah untuk mempertahankan suhu air pada waktu
diformulasikan yang ditentukan
Alat Skala Lab
7. Sendok Tanduk 8. Sudip
Untuk mengambil suatu sediaan padat seperti tablet, Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam berupa
serbuk, kapsul padat atau bubuk
Alat Skala Industri
Mesin Pendingin dan pemadat bersuhu rendah Mesin Penyegelan atau perekatan secara kontinu
BAHAN
SUPPOSITORIA
Supositoria basis gelatin gliserin disimpan Supositoria basis PEG dapat disimpan
pada suhu ruang terkontrol pada suhu ruang biasa.
(20-25 °C)
Sindi Putri Permatasari
Dirjen POM. (1979). Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Dirjen POM. (2020). Farmakope Indonesia, Edisi VI. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
Mahda M.L et all. 2015. Laporan Praktikum Teknologi Farmasi Solida Supositoria Bisakodil
5mg. Program Studi Farmasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah
Bandung