FARMASI KOMUNITAS
“ TATA CARA PERIZINAN PENDIRIAN APOTEK”
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Farmasi Komunitas dengan
dosen pengampu Ibu Elvina Triana Putri, M.Farm. Apt)
Disusun oleh :
Siti Mutmainnah (20344167)
Rahmayanti (20344168)
Anggi Windarwati (20344169)
Retno Anggraeni (20344170)
Yeni Suparni (20344171)
TINJAUAN PUSTAKA
Dengan adanya perubahan pada sistem Pemerintahan pada tahun 1999 dari
sistem sentralisasi menjadi otonomi daerah, maka tata cara mengurus SIA juga
mengalami perubahan. Perubahan tata cara dalam mengurus izin apotek
dituangkan dalam peraturan Menteri Kesehatan No 26 Tahun 2018 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek yakni:
Adapun rincian langkah yang harus dilakukan untuk memperoleh SIA adalah
sebagai berikut:
Fotokopi KTP
formulir APT-5.
Pengalihan tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotik (APA) dapat terjadi apabila APA
tidak bertindak sebagai Apoteker pada apotik tersebut atau Apoteker meninggal dunia. Aturan-
aturan tentang pengalihan tanggung jawab tersebut dapat dilihat pada Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 922/MENKES/PER/X/1993 pasal 23 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 pasal 24.
1. Apabila apoteker pengelola apotik meninggal dunia, dalam jangka waktu 2x24 jam, ahli
waris apoteker pengelola apotik wajib melaporkan kejadian tersebut secara tertulis kepada
kepala kantor wilayah atau petugas yang diberi wewenang olehnya.
2. Apabila pada apotik tersebut tidak terdapat apotek pendamping, pada pelaporan
dimaksud ayat 1, wajib disertai penyerahan resep, narkotika, psikotropika, obat keras dan
kunci tempat penyimpanan narkotika dan psikotropika.
3. Pada penyerahan dimaksud ayat 1 dan 2, dibuat berita acara surat terima sebagaimana
dimaksud pasal 23 ayat 2 dengan kepala kantor, dengan kepala kantor wilayah atau petugas
yang diberi wewenangnya, selaku pihak yang menerima dengan menggunakan contoh.
Apabila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan yang telah berlaku, maka Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota berhak mencabut surat izin apotik. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 pasal 25, bentuk pelanggaran-pelanggaran yang
dimaksud yaitu:
1. Peringatan secara tertulis kepada APA tiga kali berturut-turut dengan tenggang waktu
masing-masing 2 bulan
2. Pembekuan izin apotik untuk jangka waktu paling lama 6 bulan sejak dikeluarkan
penetapan pembekuan kegiatan apotik.
Pembekuan izin apotik dapat dicairkan apabila apotik telah membuktikan memenuhi seluruh
persyaratan sesuai ketentuan dan telah diperiksa oleh Tim Pemeriksaan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat.
Setelah dilakukan pencabutan Surat Izin Apotik maka APA atau Apoteker pengganti
wajib mengamankan perbekalan farmasi sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
922/MENKES/PER/X/1993 pasal 28 dan 29 yaitu:
1. Inventarisasi terhadap seluruh persediaan narkotika, obat keras tertentu dan obat
lainnya serta seluruh resep apotik
2. Memasukkan narkotika, psikotropika dan resep ke dalam tempat tertentu dan terkunci
3. APA wajib melapor secara tertulis kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan atau petugas
berwenang tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi