Diky Mudhakir
Pendahuluan
Definisi:
Sediaan padat yang ditujukan untuk diberikan
melalui rektum, vagina, uretra; baik meleleh
ataupun terlarut dan mempunyai efek terapetik
lokal ataupun sistemik.
Suppositoria rektal:
Panjang sekitar 3,2 cm,
Bentuk silindris, torpedo
Beratnya untuk dewasa c.a 2 g, anak-anak dan
bayi c.a 1 g (bentuk seperti pensil)
Kerugian suppositoria:
Penggunaan tidak nyaman
Terjadinya variasi pada proses absorpsi
Mengiritasi mukus yang disebabkan oleh
beberapa obat atau basisnya
Efek sistemik
Rektum sering digunakan sebagai tempat
absorpsi secara sistemik, lain halnya dg vagina.
50-70% obat akan diabsorpsi dalam sirkulasi
darah setelah dimasukkan ke dalam rektal.
Obat yang diberikan untuk tujuan sistemik:
Proklorperazin dan klorpromazin untuk mual,
muntah dan trankuilizer
Oksimorfon HCl: narkotik analgetik
Ergotamin tartrate: migrain
Indometasin: analgetik dan antipiretik
Formulasi supositoria
Ukuran supositoria berkisar 1-4 g
Komposisi zat aktif bervariasi: 0,1-40%
Basis supositoria
Terdapat 2 golongan utama basis:
1. Basis lemak (hidrofobik)
@ Oleum cacao
@ Gliserida semisintetik
2. Basis hidrofilik
@ Basis glisero-gelatin
@ Polimer polietilen glikol (PEG, macrogols,
carbowax)
Persyaratan basis:
1. Supositoria harus meleleh dalam tubuh atau
terlarut dalam cairan rektum.
Basis lemak diharapkan meleleh < 37oC
2. Jarak lebur harus kecil agar proses pemadatan
cepat untuk mencegah suspensi terutama BJ
tinggi, partikel obat, agglomerasi.
Basis lemak
Basis lemak original: oleum cacao, mengandung
asam oleat yang tidak jenuh
Kerugian:
Mempunyai sifat polimorfik
Kontraksi yang tidak cukup pada proses
pendinginan
Titik pelunakan yang rendah
Tidak stabil secara kimia
Kekuatan absorpsi zat aktif rendah
Ol. Cacao
Jarak
lebur
Kandungan
asam
Angka
hidroksil
Angka iodin
3131-34
<5
3434-38
<2
< 55-30
<3
Semisinteti 3333-37.5
k
Basis glisero-gelatin
USP: gliserin 70%, gelatin 20%+ air 10%
BP: gliserin70%, gelatin 14% + air 16%
2 jenis gelatin:
1. Gelatin A untuk asam/ zat kation
2. Gelatin B untuk zat aktif bersifat
basa/anion
Basis glisero-gelatin:
1. Bersifat laksatif
2. Banyak proses perlakuan yang harus dihadapi
3. Bersifat higroskopis (dari gliserin)
4. Inkompatibilitas dengan asam tannat
5. Pada pemanasan tinggi (overheat): gliserin
melepaskan gas toksik volatil
PEG
Produk sintetik
Mis. PEG 400, PEG 1500, PEG 4000
Keuntungan:
1. TL 40 C
2. Lambat meleleh dan melepaskan zat aktif juga lambat
3. Dapat dilakukan kombinasi PEG untuk mendapatkan
basis yang cocok
4. Viskositas tinggi
Kerugian:
1. Inkompatibilitas dengan garam bismut, tanin, fenol,
mengurangi aktivitas antimikroba, melarutkan beberapa
plastik
2. PEG BM tinggi menyebabkan pelepasan zat aktif rendah
Zat aktif
Faktor yang mempengaruhi formulasi zat aktif:
1. Kelarutan dalam air dan basis
Bentuk: terlarut atau tersuspensi
Koefisien partisi basis/air tinggi
konsentrasi di basis tinggi kecenderungan
meninggalkan basis rendah kecepatan
pelepasan ke cairan rektum lambat
absorpsi lambat
Pilihan basis
Basis lemak
Basis larut air
Intermediate
2. Karakteristik permukaan
Penting dalam transfer zat aktif dari 1 fasa
ke fasa lain.
Zat aktif harus tersebar pada batas
permukaan basis dan cairan rektum (hindari
agglomerat).
Homogenitas zat aktif dalam supositoria.
Penambahan surfaktan terhadap zat aktif
hidrofob untuk menyediakan obat dalam
keadaan terlarut siap diabsorpsi.
3. Ukuran partikel
Penting dalam pencegahan sedimentasi
selama atau setelah pembuatan supositoria
(z.a < 150 um sedimentasi).
4. Jumlah zat aktif
@ Jumlah partikel meningkat agglomerasi
@ Penggunaan suspending agent
meningkatkan viskositas
@ Zat aktif dengan ukuran partikel kecil
menghasilkan bioavailabilitas tinggi
Zat tambahan
Untuk memperbaiki kualitas
Peningkat viskositas: koloid silikon dioksida (1-2%),
Al-monostearat (1-2%), lechitin
Plastisizer: setil alkohol, propilen glikol, antioksidan
Surfaktan: peningkat absorpsi
Pembuatan supositoria
Tiga (3) metode pembuatan:
1. Pencetakan (molding)
2. Kompresi
3. Hand rolling and shaping
Pelelehan basis
Inkorporasi zat aktif
Penuangan lelehan ke dalam cetakan
Pengeluaran supositoria dari cetakan
Cetakan supositoria
Tersedia di perdagangan variasi jumlah (6, 12, 48
lubang), bahan (stainless steel, alumunium,
plastik)
Penanganan terhadap
cetakan: goresan pada
cetakan stainless steel
berefek pada penampilan
supositoria
Kalibrasi cetakan
Bilangan pengganti:
Berat dari zat aktif yang menempati 1 bagian basis
Perhitungan bilangan pengganti:
a. Bobot rata-rata supositoria hanya berisi basis = 1,9922 g
b. Bobot rata-rata supositoria berisi basis + 10% z.a = 2.0545 g
Jumlah z.a dalam supositoria (b) = 0,1 x 2,0545 g
= 0,20545 g
Jumlah basis dalam supo (b) = (2,0545 0,20545) g
= 1,84905 g
Jumlah z.a dalam supo (b) sebanding dengan basis supo (a) =
(1,9922 1,84905) g = 0,14315 g
Jadi 0,14315 g basis setara dengan 0,20545 g z.a atau
1 g z.a setara dengan 0,697 g basis
1
3
2
1 = Bahan dilelehkan dan
dituangkan ke cetakan
2 = Cetakan supositoria
dipisahkan setelah proses
pendinginan
3 = Supositoria dikeluarkan
dari cetakan
2. Metode Kompresi
Pembuatan supositoria dengan pengkompresian
campuran massa basis + z.a ke dalam cetakan
khusus menggunakan mesin pembuat supositoria.
Merupakan proses dingin, digunakan untuk basis
oleum cacao dan PEG.
Cocok untuk zat aktif yang labil terhadap panas
dan zat aktif tidak larut dalam basis.
Kerugian:
Diperlukan mesin khusus pembuat supositoria.
Keuntungan:
Tidak membutuhkan peralatan canggih
Tidak memerlukan penghitungan khusus
Tidak menggunakan pemanasan
Kerugian:
Sulit pada proses pembuatannya
Nilai estetika penampilan supositoria yang
diharapkan: kurang
Pengujian supositoria
1. Pengujian jarak lebur (macromelting range test)
Pengukuran waktu yang diperlukan supositoria
untuk meleleh saat dicelupkan dalam penangas
air bersuhu 37oC.
2. Uji penetrasi
Untuk mengontrol kualitas supositoria atau
mengukur stabilitas fisik terhadap waktu.
Supositoria ditempatkan dalam suatu chamber yang dicelupkan
dalam penangas air 37oC. Permukaan atas supositoria
ditempatkan suatu tungkai yang akan menembus supo setelah
supositoria meleleh.
3. Uji kekerasan
Metoda untuk mengukur kerapuhan supositoria. Uji
dilakukan dengan menempatkan supositoria pada platform
600 g. Selang interval 1 menit dilakukan penambahan pelat
200 g. Penambahan berat total hingga supositoria retak
menggambarkan kekerasan/kekuatan supositoria.
Densitas
Volume kontraksi
Lubrikan
Faktor bilangan pengganti