Anda di halaman 1dari 21

Biofarmasetika

apt. Dara Andini Putri, M.Farm.

KJ001 & KJ002

• Strategi Masalah Aspek Biofarmasetika


Obat Rute Rektal

www.esaunggul.ac.id
✨Kemampuan Akhir yang Diharapkan✨

Para mahasiswa mampu:


1. Memahami aspek fisiologi rute rektal
2. Memahami aspek biofarmasetika obat rute rektal
3. Memahami aspek formulasi obat rute rektal

www.esaunggul.ac.id
REFERENSI
o Hua, S. (2019). Physiological and Pharmaceutical Considerations for Rectal
Drug Formulations. Front. Pharmacol., 10:1196. DOI: 10.3389/fphar.2019.01196
o Jambhekar, S. S., Breen, P. J. (2009). Basic Pharmacokinetics. London:
Pharmaceutical Press.
o Matsumoto, A., Murakami, K., Watanabe, C., Murakami, M. (2017). Improved
systemic delivery of insulin condensed drug loading in a dimpled suppository.
Drug Discoveries & Therapeutics, 11(6), 293-299. DOI: 10.5582/ddt.2017.01072
o Purohit, T. J., Hanning, S. M., Wu, Z. (2018). Advances in rectal drug delivery
systems. Pharmaceutical Development and Technology, 23(10), 942-952. DOI:
10.1080/10837450.2018.1484766
o Shargel, L., Yu, A. B. C. (2016). Applied Biopharmaceutics & Pharmakokinetics
Seventh Edition. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc.
o Venkateswarlu, V. (2008). Biopharmaceutics and Pharmacokinetics. Hyderabad:
PharmaMed Press.

www.esaunggul.ac.id
Obat Rute Rektal

• Penggunaan tidak sebanyak obat rute oral, namun tetap


dibutuhkan ketika obat rute oral tidak memungkinkan
• Untuk pediatrik & geriatrik yang tidak bisa menelan, pasien
yang mengalami mual & muntah, pasien tidak sadarkan diri
• Dapat dimanfaatkan untuk efek lokal (konstipasi,
hemorrhoid, inflamasi) atau sistemik (demam, nyeri, mual
& muntah, kejang)
• + : cenderung tidak mahal, tidak membutuhkan pelatihan
khusus seperti sediaan parenteral
• -: masalah kebudayaan, kurang diminati, tidak nyaman,
risiko leakage

www.esaunggul.ac.id
Rektum • Dari sigmoid kolon sampai
kanal anal
• Berfungsi sebagai situs
penyimpanan sementara
untuk proses defekasi
• Absorpsi air dan elektrolit
yang minim
• Panjang 15-20 cm (luas
permukaan 200-400 cm2)
• 1 bulan → p 3 cm; A 18 cm2
• 10 th → p 12 cm; A 230 cm2
• Terkait dengan luas
permukaan absorpsi

www.esaunggul.ac.id
Aspek Fisiologi Rektum

• Volume cairan 1-3 ml → terkait disolusi obat


• pH cenderung netral 7-8 (pada anak-anak belum pasti, namun
cenderung lebih asam pada infant & neonatus) → terkait
solubilitas obat dengan pKa tertentu → cocok untuk obat dengan
pKa dekat / di atas pH lingkungan
• Kapasitas buffering << → suasana pH lingkungan dapat berubah
• Ditemukan sedikit mikroba & enzim di rektum → terkait
kestabilan obat
• Dinding tidak berbentuk microvilli → luas permukaan absorpsi
<< dibandingkan dengan usus
• Pada lapisan epitel terdapat sel Goblet yang menghasilkan
mukus yang terdiri dari musin & air (tebal 75-250 µm) → barrier
absorpsi
www.esaunggul.ac.id
• Dikelilingi pembuluh rektal
(superior, middle, inferior) dan
pembuluh limfatik
• Pembuluh superior → pembuluh
porta → liver (first pass-metabolism)
→ sirkulasi sistemik
• Pembuluh middle & inferior → vena
kava → sirkulasi sistemik
• Superior → mengelilingi bag. atas
rektum
• Middle & inferior → mengelilingi
bag. tengah & bawah rectum
• Pembuluh limfatik →untuk absorpsi
obat lipofilik langsung ke sirkulasi
sistemik
www.esaunggul.ac.id
Aspek Fisiologi Rektum

• Viskositas kandungan rektum & bowel movement →


mempengaruhi disolusi, kestabilan, kontak obat dengan mukosa,
waktu retensi, absorpsi
• Kondisi patologi → mempengaruhi integritas, kondisi mukosa,
motilitas kolon → mempengaruhi absorpsi obat rektal & rasa sakit
pada pasien saat administrasi obat
• Diare akibat infeksi GI akut , IBD → motilitas ↑ → retensi waktu
obat << → waktu yg tersedia untuk disintegrasi , disolusi, &
absorpsi <<
• Konstipasi akibat gangguan endokrin atau ssp → motilitas <<
• Efek obat
• Opioid, antikolinergik, antidiare, antasida, diuretic, verapamil clonidine →
konstipasi
• Laksatif, antibiotic, digoksin, NSAID, metformin → diare
www.esaunggul.ac.id
Aspek Biofarmasetika

1. Koefisien Partisi
• Basis/obat dengan koefisien partisi >> → lipofilik sehingga lebih
lambat dilepaskan
• Basis lemak bisa dimanfaatkan untuk sustained release effect

2. Solubilitas
• Menentukan konsentrasi obat yang tersedia untuk diabsorpsi &
bentuk sediaan yang digunakan
• Absorpsi bergantung pada gradien konsentrasi → difusi pasif &
difusi terfasilitasi merupakan mekanisme absorpsii utama
• Menentukan bentuk sediaan yang dibuat

www.esaunggul.ac.id
Aspek Biofarmasetika
3. Derajat Ionisasi
• pH lingkungan rektal cenderung netral
• Cocok untuk obat dengan pKa dekat atau di atas pH rektal

4. Berat Molekul
• Umumnya obat dengan BM kecil (<500 g/mol) dengan koef. Partisi
yang tinggi

5. Ukuran Partikel
• Berkaitan dengan laju disolusi dan absorpsi
• Membantu obat dengan solubilitas rendah, tidak terlalu
berpengaruh pada pada solubilitas tinggi
• Umumnya uk. Partikel yang ideal 50-100 µm
www.esaunggul.ac.id
Aspek Biofarmasetika

6. Stabilitas
• Menentukan bentuk sediaan obat yang akan digunakan
• Obat yang tidak stabil dalam air tidak dibuat dalam bentuk larutan

www.esaunggul.ac.id
Strategi Masalah Obat Rute Rektal
(Bentuk Sediaan Cair)
• Umumnya dalam bentuk edema (larutan/suspensi/emulsi)
• Solubilitas merupakan faktor penting
• Untuk obat dengan solubilitas rendah → SEDDS
• Penggunaan lokal → sediaan sedikit hipotonik
• Penggunaan sistemik → sediaan sangat hipotonik
• Sediaan hipertonik → kerusakan pada epitel rectum
• Volume yang diadministrasi harus diperhatikan → bila >80 ml →
menstimulasi defekasi
• +: absorpsi lebih cepat (menghemat waktu disintegrasi & disolusi)
• -: leakage

www.esaunggul.ac.id
Strategi Masalah Obat Rute Rektal
(Bentuk Sediaan Padat)
• Umumnya dalam suppositoria
• Obat dapat terlarut/terdispersi dalam basis lipofilik (minyak
sayur, minyak terhidrogenasi, lipid padat) atau hidrofilik
(gelatin tergliserinasi, PEG)
• Basis lipofilik → didesain meleleh pada suhu tubuh →
melepaskan obat di cairan mukus
• Basis hidrofilik → harus terlarut dahulu dalam cairan rektum
→ obat dilepaskan & berdifusi
• Obat terdispersi → digunakan basis yang melawan solubilitas
obat. Contoh: obat hidrofilik dalam basis lipofilik

www.esaunggul.ac.id
Strategi Masalah Obat Rute Rektal
(Bentuk Sediaan Padat)
Upaya untuk meningkatkan BA, t retensi, keberterimaan pasien:
• + surfaktan (polisorbat 80, tween 20, span 60) → basis emulssi
padat → meningkatkan pembasahan matriks, laju pelepasan
obat & disolusi >>
• Hollow type suppositoria → ruang berisi obat (cair/semi/solid)
dilapisi oleh basis hidrofilik/lipofilik; bisa + polimer mukoadesi /
polimer yg memberikan efek sustained release. Keuntungan:
pengendalian dosis obat & mencegah interaksi obat dan basis
• Dimple type suppositoria → meningkatkan penghantaran obat
sukar diabsorpsi (peptide & oligonukloetida). Obat diletakkan di
area tertentu → gradien konsentrasi di area tsb >> → difusi
pasif>>

www.esaunggul.ac.id
Strategi Masalah Obat Rute Rektal
(Bentuk Sediaan Padat)

www.esaunggul.ac.id
Strategi Masalah Obat Rute Rektal
(Bentuk Sediaan Semi-Solid)
• Umumnya bentuk gel & foam, dengan aplikator khusus
• Viskositas & mukoadesi gel penting untuk menentukan daya
lekat, penyebaran, pengaturan aplikasi → t retensi
• Bisa diatur dengan + kosolven (gliserin, propilen glikol) dan
elektrolit
• Bisa menggunakan kombinasi polimer mukoadesif (Carbopol, Na
alginate, derivate selulosa) dan polimer termosensitif
(poloxamer)
• Polimer termosensitif → memungkinan dihasilkan sediaan cair
di suhu lingkungan namun terkonversi menjadi bentuk gel pada
suhu tubuh → leakage minim, penyebaran terkendali, t retensi
>>
www.esaunggul.ac.id
Strategi Masalah Obat Rute Rektal
(Bentuk Sediaan Semi-Solid)
• Sediaan foam → fase terdispersi gas; fase kontinu cairan
hidrofilik mangandung foaming agent
• Ketika diadministrasi → bentuk foam menjadi bentuk cair/semi-
solid pada mukosa
• Dipengaruhi oleh jenis & konsentrasi foaming agent, pH, suhu,
viskositas fase cair
• Biasanya digunakan untuk inflamasi rektal
• Dapat ditambahkan polimer mukoadesif untuk meningkatkan
retensi obat

www.esaunggul.ac.id
Contoh Sediaan Rektal untuk Aksi Lokal

www.esaunggul.ac.id
Contoh Sediaan Rektal untuk Aksi Sistemik

www.esaunggul.ac.id
Contoh Sediaan Rektal dalam Uji Klinis

www.esaunggul.ac.id
www.esaunggul.ac.id

Anda mungkin juga menyukai