(PSF 215)
MODUL 13
IMUNOLOGI TRANSPLANTASI
DISUSUN OLEH
INHERNI MARTI ABNA S.Si, M.Si
Reaksi imun yang dapat menimbulkan penolakan terhadap transplan bersifat spesifik
yang disertai dengan memori. Contohnya adalah allograft pertama pada kulit ditolak dalam
10–14 hari, maka allograft kedua dari individu yang sama dicangkokkan lagi maka resipien
akan menolak lebih cepat lagi yaitu dalam 5-7 hari. Reaksi penolakan ditimbulkan oleh sel T
helper resipien yang mengenal antigen MHC alllogeneic. Sel tersebut akan menolong sel T
sitotoksik yang juga mengenal antigen MHC allogeneic dan membunuh sel sasaran.
Kemungkinan lain yaitu makrofag menuju tempat transplan atas perintah limfokin dari sel T
helper sehingga menimbulkan kerusakan. Reaksi penolakan disebut juga Graft versus Host
Reaction.
D. Kunci Jawaban
1. Mekanisme penolakan adalah:
1. Sel T berperanan utama dalam proses penolakan.
2. Setelah distimulasi, efektor CD4+ sel T menghasilkan sitokin (antara lain
interleukin -2 yang menyediakan signal untuk Sel T sitotoksik dan sel T helper.
3. IL-2 juga meningkatkan ekspansi klonal sel T, yang membantu dalam proses
penolakan
4. Sitokin yang lain juga dihasilkan dalam proses respons untuk mendeteksi antigen
asing.
5. Pengenalan antigen transplantasi oleh sel T Helper disebut “allorecognition”.
2. Umumnya risiko transplantasi organ yaitu:
1. Penolakan organ
2. Kegagalan organ
3. Pendarahan karena komplikasi
4. Infeksi
5. Komplikasi pasca operasi
3. Penolakan Hiperakut: respon mediasi komplemen pada penerima dengan antibod i yang
telah ada pada donor (antibodi tipe darah ABO) terjadi dalam hitungan menit sehingga
cangkokan tersebut harus segera dibuang untuk mencegah respons inflamasi sistemik yang
parah.
E. Daftar Pustaka
a. Baratawidjaja K. G, Imunologi Dasar, edisi ke-6, FKUI, Jakarta, 2004
b. Kresna B, Dasar Imunologi Klinik, FKUI, Jakarta, 2004
c. Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS, Celluler and Molecular Imunology, Philadelpia,
WB Saunders Company, 2013
d. Roit, I., Essential Imunologi, 9th, Blackwell Co., London, 1997