Anda di halaman 1dari 16

MODUL IMUNOLOGI

(PSF 215)

MODUL 13
IMUNOLOGI TRANSPLANTASI

DISUSUN OLEH
INHERNI MARTI ABNA S.Si, M.Si

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0 / 16
I. PENDAHULUAN

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menguraikan definisi transplantasi organ
2. Menguraikan tujuan transplantasi organ
3. Menguraikan jenis-jenis transplantasi organ
4. Merinci klasifikasi transplantasi organ
5. Menguraikan macam-macam transplantasi organ
6. menguraikan manfaat transplantasi organ

B. Uraian dan Contoh


1. Definisi Transplantasi
Transplantasi organ adalah pengangkatan organ sehat dari satu orang dan dipindahkan
ke orang lain yang sedang berada dalam kondisi medis berbahaya oleh karena organ yang
akan digantikan mengalami kerusakan. Transplantasi dilakukan untuk menyelamatkan nyawa
pasien. Transplantasi organ sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan yang detail, tidak boleh
sembarangan, dan kadang memerlukan waktu yang lama untuk menemukan pendonor organ
yang cocok dengan kondisi genetika pasien yang akan menerima organ.
Banyak kasus transplantasi organ yang berhasil baik pasien dan pendonor sehat,
namun transplantasi organ memiliki banyak resiko seperti kegagalan operasi, penolakan organ
di tubuh baru, dan kondisi medis lainnya. Proses transplantasi organ setiap pasien berbeda-
beda tergantung kondisi tubuh, perawatan penyakit, dan organ tersebut, namun yang paling
penting adalah kecocokan organ yang konsisten.
2. Tujuan Transplantasi
Transplantasi sebagai suatu usaha untuk melepaskan manusia dari keabnormalan
akibat dari rusaknya fungsi organ, jaringan atau sel, pada dasarnya memiliki tujuan:
1. Kesembuhan dari suatu penyakit, misalnya kebutaan, rusaknya jantung, ginjal, dan
sebagainya.
2. Pemulihan kembali suatu organ, jaringan atau sel yang telah rusak atau mengalami
kelainan tetapi sama sekali tidak terjadi kesakitan biologis, contohnya bibir sumbing.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1 / 16
3. Jenis Transplantasi Organ
Terdapat beberapa jenis transplantasi organ yang memungkinkan pasien dengan
kondisi medis kronis bisa lebih baik. Berikut ini adalah jenis-jenis transplantasi organ, yaitu:
1. Transplantasi Jantung
Transplantasi jantung dibutuhkan untuk pasien penyakit jantung kronis ketika
berbagai perawatan dan pengobatan jantung lainnya tidak bekerja dengan baik, dan bahkan
memiliki resiko gagal jantung. Pembedahan dilakukan dengan mentransplantasi jantung
dengan jantung yang lebih sehat. Berikut ini beberapa indikator kondisi penyakit jantung yang
mungkin segera membutuhkan transplantasi organ, yaitu:
1. Kardiomiopati gangguan kesehatan pada otot jantung atau lemah jantung
2. Coronary Artery Disease (CAD) yaitu kerusakan pada pembuluh darah utama di jantung.
3. Penyakit katup jantung
4. Congenital heart defect atau penyakit jantung bawaan sejak lahir
5. Takikardia ventricular (Ventricular tachycardia) kondisi ketika bilik bawah jantung
berdenyut lebih cepat dari kondisi normal
6. Amyloidosis yaitu penumpukan protein amiloid di jantung, ginjal, hati, dan organ lainnya.
7. Gagal jantung dari transplantasi jantung sebelumnya
8. Transplantasi jantung adalah pembedahan besar yang membutuhkan prosedur medis ketat
mulai dari mencari organ jantung yang cocok, proses transplantasi, hingga perawatan pasca
transplantasi jantung.
2. Transplantasi Paru-Paru
Transplantasi paru-paru atau pencangkokan paru-paru adalah pembedahan besar yang
dilakukan jika pasien memiliki masalah medis serius di paru-parunya dan berbagai perawatan
serta pengobatan tidak berhasil. Pencangkokan paru-paru tergantung pada seberapa serius
kondisi pasien, bisa hanya cangok satu paru-paru atau keduanya. Paru-paru dapat
ditransplantasi bersama dengan donor jantung juga.
Paru-paru adalah organ yang paling penting di tubuh untuk mentransfer oksigen.
Penyakit atau komplikasi di paru-paru akan sangat membahayakan. Beberapa kondisi yang
menjadi penyebab pasien harus melakukan cangkok paru-paru diantaranya:
1. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
2. Fibrosis paru.
3. Hipertensi paru-paru.
4. Cystic fibrosis.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2 / 16
5. Penyakit paru-paru dapat dirawat dengan obat-obatan atau alat bantu pernapasan, namun
jika semua perawatan tidak membantu banyak dan mengancam jiwa, dokter akan
menganjurkan pencangkokan paru-paru dengan prosedur khusus.
3. Transplantasi Liver
Transplantasi hati adalah tindakan pembedahan untuk mengeluarkan liver yang
mengalami komplikasi atau tidak bekerja sesuai fungsinya dan mentransplantasikan dengan
liver yang sehat. Liver adalah organ di dalam tubuh yang memegang fungsi penting,
diantaranya:
1. Mengeluarkan bakteri dan racun dari darah.
2. Mencegah infeksi dan merespon sistem kekebalan.
3. Memproses makanan, nutrisi, dan hormon.
4. Transplantasi hati adalah pilihan tindakan medis untuk pasien yang memiliki komplikasi
liver dan tidak bisa disembuhkan dengan pengobatan atau perawatan medis lainnya.
4. Transplantasi Kornea
Transplantasi kornea adalah operasi untuk mengangkat bagian dari kornea Anda lalu
mentranplantasinya dengan jaringan kornea dari pendonor. Salah satu tujuan Transplantasi
kornea adalah diharapkannya pasien dapat kembali melihat. Pasien dianjurkan untuk
melakukan transplantasi kornea jika mengalami gangguan kesehatan pada mata tertentu,
diantaranya:
1. Keratokonus yaitu kondisi kornea mata menonjol.
2. Fuchs’ dystrophy.
3. Penipisan kornea.
4. Jaringan parut pada kornea yang menyebabkan sulit untuk melihat.
5. Ulkus kornea.
Transplantasi kornea juga disarankan untuk mengatasi gangguan penglihatan lainnya
atau kondisi yang mengancam sampai risiko kebutaan.
5. Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal adalah tindakan operasi untuk mengganti ginjal yang rusak
dengan ginjal sehat dari pendonor. Ginjal berfungsi untuk menyaring racun, mineral, dan
cairan lainnya dari darah dengan hasil produksinya berupa urin. Transplantasi ginjal
dibutuhkan saat fungsi ginjal pasien tidak berfungsi sampai 90% dan akan membahayakan
hingga risiko gagal ginjal. Transplantasi ginjal diindikasikan pada kondisi berikut:
1. Penyakit ginjal yang sudah kronis.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3 / 16
2. Diabetes tipe 1 yang tidak terkontrol dengan pengobatan (umumnya transplantasi yang
dilakukan adalah transplantasi kombinasi ginjal dan pankreas).
3. Tumor ginjal.
4. Cangkok ginjal diperlukan untuk pasien penyakit ginjal stadium akhir untuk bertahan hidup.
6. Transplantasi Kulit
Transplantasi kulit atau disebut juga dengan skin graft adalah tindakan medis untuk
melepas bagian kulit salah satu area tubuh untuk ditransplantasi ke area tubuh lain dengan
kondisi medis tertentu, atau bisa juga diambil dari kulit pendonor.
Transplantasi kulit dibutuhkan untuk pasien dengan beberapa kondisi kulit kronis,
seperti:
1. Luka bakar.
2. Luka akibat cedera kronis.
3. Cacat.
4. Kondisi kulit bawaan yang tidak normal.
5. Vitiligo.
Umumnya transplantasi kulit dilakukan dengan mengambil bagian tubuh lain dari
pasien untuk ditempel di bagian yang membutuhkan transplantasi, namun terdapat juga Skin
Bank yang menyediakan stok donor kulit untuk transplantasi kulit akibat luka bakar.
7. Transplantasi Trakea
Transplantasi trakea pertama dilakukan dengan mengambil sel induk dari saluran
napas kanan pasien dan beberapa sel lain. Sel-sel tersebut dicangkokan ke trakea dari
pendonor. Ketika trakea sudah siap, dokter mentransplantasi trakea tersebut ke pasien.
Transplantasi trakea masih dikembangkan di dunia medis. Transplantasi trakea pertama
dilakukan di Hospital Clinic Barcelona Spanyol pada 2008.
4. Manfaat Transplantasi Organ
Manfaat transplantasi organ tergantung pada keberhasilan transplantasi organ yang
diterima. Manfaat transplantasi organ diantaranya:
1. Menyelamatkan hidup
2. Kesempatan hidup lebih baik dan sehat
3. Menghindari prosedur dialisis khususnya bagi pasien dengan ginjal yang sudah rusak
4. Mengoreksi cacat bawaan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4 / 16
Pasien dengan kondisi medis kronis tertentu membutuhkan transplantasi untuk
menyelamatkan hidup. Kebanyakan pasien membutuhkan perawatan medis lanjutan
setelahnya dan minum obat untuk menangani penolakan organ yaitu obat Imunosupresan.
5. Macam-macam Cara Transplantasi Organ
Ada 2 (dua) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai permasalahan sendiri,
yaitu:
1. Donor dalam keadaan hidup dan sehat.
Tipe ini memerlukan seleksi yang cermat dan general chek up (pemeriksaan kesehatan yang
lengkap). Baik terhadap donor maupun terhadap penerima (resipien), demi menghindari
kegagalan transplantasi yang disebabkan oleh karena penolakan tubuh resipien, dan se kaligus
untuk mencegah risiko bagi pendonor.
2.Donor dengan keadaan mati (meninggal dunia).
Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab secara medis tinggal menunggu penentuan
kapan donor dianggap meninggal secara medis dan yuridis, dan harus memperhatikan pula
daya tahan organ tubuh yang mau diambil untuk transplantasi
6. Klasifiksi Transplantasi
Terdapat dua hal penting yang mendasari transplantasi, yaitu eksplantasi dan
implantasi. Eksplantasi adalah usaha mengeluarkan atau mengambil jaringan atau organ dari
donor yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal. Sedangkan implantasi adalah usaha
penempatan organ atau jaringan atau jaringan yang telah yang telah diambil dari tubuh donor
untuk ditempatkan pada tubuh pendonor itu sendiri atau ditempatkan pada tubuh resipient lain.
Berdasarkan jenisnya, transplantasi sendiri dibedakan menjadi dua antara lain:
1. Transplantasi jaringan, seperti pencangkokan kornea mata dan menambal bibir sumbing.
Transplantasi jaringan ini jika tidak dilakukan tidak membahayakan kelangsungan hidup
penderita, tujuannya hanyalah menyempurnakan kekurangan yang ada.
2. Transplantasi organ, seperti jantung, hati, dan ginjal. Transplantasi ini dilakukan untuk
melangsungkan hidup penderita, karena jika tidak dilakukan transplantasi maka akan
membahayakan kelangsungan hidup penderita.
Berdasarkan sifat pemindahan organ atau jaringan tubuh yang dipindahkan ke tubuh
yang lain, transplantasi dibedakan atas:
1. Autograf
2. Isograf
3. Allograf
4. Xenograf

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5 / 16
Autograf adalah transplantasi jaringan dari satu bagian tubuh ke bagian lain pada
orang yang sama. Transplantasi jenis ini tidak dianggap asing oleh sistem imun, tidak
menyebabkan masalah kekebalan tubuh, variasi genetik tidak ada dan molekul major
histocompatibility complex (MHC) dapat mengenal jaringan atau organ yang baru sebagai
diri sendiri. Allograf adalah pencangkokan yg umum, dari satu organisme ke organisme lain
yang berasal dari spesies yg sama, walaupun demikian mereka mempunyai latar belakang
genetik berbeda. Molekul-2 MHC penerima akan mengenal bagian cangkokan sebagai benda
asing, lalu memberitahu sistem kekebalan tubuh untuk menolaknya. Isograf adalah
transplantasi jaringan atau organ dari donor yang secara genetik identik dengan resipien atau
jaringan dari individu, contoh transplantasi pada kembar identik. Xenograf adalah
pencangkokan satu spesies suatu organisme ke spesies lain. Masalahnya variasi genetik yang
terlalu besar di antara dua organisme tersebut menimbulkan penolakan yang sangat cepat ke
jaringan-jaringan asing atau organ yang berasal dari respon sel dibantu oleh Ig.M. Gagasan
untuk pencangkokan dari hewan ke manusia menimbulkan masalah seperti penyakit, ukuran
organ dan perdebatan etis. Tahun 1999 di Inggris eksperimen pencangkokan hati babon ke
manusia, mengakibatkan terinfeksi virus yang berasal dari babon tersebut.
Selain itu, transplantasi juga secara khusus dibedakan berdasarkan sel induk,
antara lain:
1. Transplantasi Sel Induk dari Sumsum Tulang. Sumsum tulang adalah jaringan spons
yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang pinggang, tulang dada, tulang
punggung dan tulang rusuk.
2. Transplantasi Sel Induk Darah Tepi. Peredaran tepi merupakan sumber sel induk
walaupun jumlah sel induk yang terkandung tidak sebanyak pada sumsum tulang untuk
jumlah sel induk mencukupi suatu transplantasi. Transplantasi dilakukan dengan proses yang
disebut aferesis.
3. Transplantasi Sel Induk Darah Tali Pusat. Darah tali pusat mengandung sejumlah sel
induk yang bermakna dan memiliki keunggulan diatas transplantasi sel induk dari sumsum
tulangatau dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu. Transplantasi sel induk dari darah tali
pusat telah mengubah bahan sisa dari proses kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat
menyelamatkan jiwa.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6 / 16
C. Latihan Soal
1. Sebutkan penggolongan transplantasi berdasarkan sifat pemindahan organ atau jaringan
tubuh yang dipindahkan.
2. Apa yang dimaksud allograf?
3. Sebutkan manfaat transplantasi organ
D. Kunci Jawaban
1. Berdasarkan sifat pemindahan organ atau jaringan tubuh yang dipindahkan ke tubuh yang
lain, transplantasi dibedakan atas:
1. Autograf
2. Isograf
3. Allograf
4. Xenograf
2. Allograf adalah pencangkokan yg umum, dari satu organisme ke organisme lain yang
berasal dari spesies yg sama, walaupun demikian mereka mempunyai latar belakang genetik
berbeda.
3. Manfaat transplantasi organ tergantung pada keberhasilan transplantasi organ yang diterima.
Manfaat transplantasi organ diantaranya:
1. Menyelamatkan hidup
2. Kesempatan hidup lebih baik dan sehat
3. Menghindari prosedur dialisis khususnya bagi pasien dengan ginjal yang sudah rusak
4. Mengoreksi cacat bawaan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7 / 16
II. MASALAH TRANSPLANTASI

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menguraikan masalah transplantasi
2. Menguraikan penolakan transplantasi
3. Menguraikan mekanisme penolakan
4. Menguraikan penyembuhan dari penolakan

B. Uraian dan Contoh


1. Masalah Transplantasi
Masalah utama pada transplantasi adalah terjadi perbedaan genetik diantara
jaringan/tissue atau organ yang di transplantasi. Keberhasilan pencangkokan organ terletak
pada kendali sistem imun untuk mengizinkan proses adaptasi pencangkokan tersebut, dan
mencegah proses penolakan. Umumnya risiko transplantasi organ yaitu:
1. Penolakan organ
2. Kegagalan organ
3. Pendarahan karena komplikasi
4. Infeksi
5. Komplikasi pasca operasi
2. Sistem Imun Transplantasi
Sistem imun yang terlibat dalam proses tranplantasi organ adalah:
1. Major Histocompatibility Complex (MHC), berada pada lengan pendek kromosom 6. Gen-
gen MHC manusia mencerminkan molekul-molekul permukaan sel: disebut alloantigen
dikenal sebagai HLA.
2. Molekul-molekul permukaan sel bersifat polimorfik & memungkinkan sistem imun untuk
mengenal antigen sendiri dan asing. Gen-gen MHC, diwariskan menurut model Mendelian
klasik, terdiri dari MHC kelas I dan MHC kelas II.
3. HLA kelas I : HLA-A, HLA-B & HLA-C ditemukan pada semua permukaan sel. HLA
kelas I mengikat antigen protein asing, termasuk jaringan yang dicangkok, dikenal oleh sel T
antigen spesifik. Molekul MHC/HLA kelas I biasanya dikenal oleh CD8+ sel T sitotoksik.
4. HLA (Histocompatibility Antigen) kelas II : (HLA-DR,HLA-DP,HLA-DQ), ditemukan
hanya pada sel-2 yg mengenali antigen seperti limfosit B, makrofag, sel-sel dendrit dari
organ-organ limfoid. Molekul HLA kelas II dipercaya memegang peranan dominan. Saat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8 / 16
melawan antigen asing HLA kelas II mengaktifasi sel TCD4, selanjutnya mengalami
perkembangan klonal melalui produksi sitokin.

Gambar 1: Model Struktur HLA Kelas I dan II


2. Penolakan Transplantasi
Penolakan dari pencangkokan merupakan proses dari sistem imun si penerima
pencangkokan menyerang organ/jaringan/tissu yang dicangkok. Sebab sistem imun normal
dan sehat dapat membedakan organ/jaringan/tissu asing untuk menghancurkan mereka.
Seperti sistem organisme menghancurkan bakteri dan virus yang menginfeksinya. Antigen
MHC/HLA alasan utama penolakan secara genetik dari penerima cangkokan terhadap
organ/jaringan asing. Alloantigen ini dibawa ke sel T oleh HLA kompleks yang menentukan
kecepatan penolakan ini akan terjadi. Penolakan transplantasi dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Penolakan Hiperakut: respon mediasi komplemen pada penerima dengan antibodi yang
telah ada pada donor (antibodi tipe darah ABO) terjadi dalam hitungan menit sehingga
cangkokan tersebut harus segera dibuang untuk mencegah respons inflamasi sistemik yang
parah.
2. Penolakan Akut: umumnya terjadi 5-10 hari setelah pencangkokan, dan dapat
menghancurkan cangkokan tersebut apabila tidak dikenal dan dirawat. Obat penekan sistem
imun sangat efektif mencegah tipe penolakan ini. Hal ini berhasil 60-75% pada pencangkokan
ginjal pertama. 50-60% pada pencangkokan hati.
3. Penolakan Kronis: penolakan jangka panjang diakibatkan oleh respons imun alloreaktif
penerima. Hal ini dapat terjadi pada semua tipe cangkokan seperti pencangkokan jantung,
paru, ginjal dll.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9 / 16
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 10 /
16
3. Mekanisme Penolakan
Mekanisme penolakan adalah:
1. Sel T berperanan utama dalam proses penolakan.
2. Setelah distimulasi, efektor CD4+ sel T menghasilkan sitokin (antara lain interleukin -2
yang menyediakan signal untuk Sel T sitotoksik dan sel T helper.
3. IL-2 juga meningkatkan ekspansi klonal sel T, yang membantu dalam proses penolakan
4. Sitokin yang lain juga dihasilkan dalam proses respons untuk mendeteksi antigen asing.
5. Pengenalan antigen transplantasi oleh sel T Helper disebut “allorecognition”.

Gambar 2. Mekanisme Penolakan Transplantasi


Sel T berperan penting dalam proses penolakan. Setelah distimulasi, CD4 + sel
efektor-T menghasilkan sitokin penting, interleukin-2 (IL-2), yang memberikan sinyal ke sel
T penolong dan sitotoksik. IL-2 juga mendorong ekspansi klonal sel T, yang mendorong
proses penolakan. Sitokin lain juga diproduksi sebagai respons terhadap deteksi antigen asing;
Sitokin ini termasuk interferon-g dan satu famili sitokin interleukin lainnya.
Histocompatibility merupakan kesesuaian suatu jaringan pada jaringan/organ tertentu
untuk ditransplantasikan dari pendonor ke resipien. Gen yang menyandikan antigen, yang
mengatur penyesuaian suatu pemindahan jaringan/organ untuk bertahan dalam tubuh resipien,
terletak dalam daerah Major Histocompability Complex (MHC). Pada manusia, MHC terletak
pada lengan pendek kromosom enam, sementara pada tikus terletak pada kromosom tujuh
belas. Letak gen spesifik pada kromosom yang mengode antigen histocompatibility disebut
histocompability locus. Pada manusia, MHC terletak pada lengan pendek kromosom enam,
sementara pada tikus terletak pada kromosom tujuh belas. Letak gen spesifik pada kromosom
yang mengode antigen histocompatibility disebut histocompability locus. Pada manusia,
histocompability loci disebut HLA (Human Leukocyte Antigen). MHC class I dan II berperan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11 /
16
penting dalam transplantasi jaringan, semakin besar kecocokan antara donor dan resipien,
semakin besar pula kemungkinan tandur untuk bertahan ditubuh pendonor.

Gambar 3. Lokus Histokompabilitas Mayor pada Berbagai Spesies.

Reaksi imun yang dapat menimbulkan penolakan terhadap transplan bersifat spesifik
yang disertai dengan memori. Contohnya adalah allograft pertama pada kulit ditolak dalam
10–14 hari, maka allograft kedua dari individu yang sama dicangkokkan lagi maka resipien
akan menolak lebih cepat lagi yaitu dalam 5-7 hari. Reaksi penolakan ditimbulkan oleh sel T
helper resipien yang mengenal antigen MHC alllogeneic. Sel tersebut akan menolong sel T
sitotoksik yang juga mengenal antigen MHC allogeneic dan membunuh sel sasaran.
Kemungkinan lain yaitu makrofag menuju tempat transplan atas perintah limfokin dari sel T
helper sehingga menimbulkan kerusakan. Reaksi penolakan disebut juga Graft versus Host
Reaction.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12 /
16
4. Penyembuhan dari Penolakan
Penyembuhan dari penolakan melalui tahap sebgai berikut:
1. Penyembuhan dari penolakan disebut medikasi Imunosupresif.
2. Tujuan terapi imunosupresif setelah Transplantasi adalah untuk mencegah
“ allorecognition” dan menyerang terus menerus kepada organ/jaringan transplantasi
3. Ada 4 imunosupresif yang dipakai: antilimfosit, antimetabolit, glucocorticoids dan
inhibitor kalsineurin

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13 /
16
Universitas Esa Unggul
http://esaunggul.ac.id 14 /
16
C. Latihan Soal
1. Uraikan mekanisme penolakan transplantasi
2. Apa saja resiko pelaksanaan transplantasi organ
3. Apa yang dimaksud penolakan hiperakut?

D. Kunci Jawaban
1. Mekanisme penolakan adalah:
1. Sel T berperanan utama dalam proses penolakan.
2. Setelah distimulasi, efektor CD4+ sel T menghasilkan sitokin (antara lain
interleukin -2 yang menyediakan signal untuk Sel T sitotoksik dan sel T helper.
3. IL-2 juga meningkatkan ekspansi klonal sel T, yang membantu dalam proses
penolakan
4. Sitokin yang lain juga dihasilkan dalam proses respons untuk mendeteksi antigen
asing.
5. Pengenalan antigen transplantasi oleh sel T Helper disebut “allorecognition”.
2. Umumnya risiko transplantasi organ yaitu:
1. Penolakan organ
2. Kegagalan organ
3. Pendarahan karena komplikasi
4. Infeksi
5. Komplikasi pasca operasi

3. Penolakan Hiperakut: respon mediasi komplemen pada penerima dengan antibod i yang
telah ada pada donor (antibodi tipe darah ABO) terjadi dalam hitungan menit sehingga
cangkokan tersebut harus segera dibuang untuk mencegah respons inflamasi sistemik yang
parah.

E. Daftar Pustaka
a. Baratawidjaja K. G, Imunologi Dasar, edisi ke-6, FKUI, Jakarta, 2004
b. Kresna B, Dasar Imunologi Klinik, FKUI, Jakarta, 2004
c. Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS, Celluler and Molecular Imunology, Philadelpia,
WB Saunders Company, 2013
d. Roit, I., Essential Imunologi, 9th, Blackwell Co., London, 1997

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15 /
16

Anda mungkin juga menyukai