Anda di halaman 1dari 25

Bioetika Transplantasi dan Penjualan Organ Tubuh Manusia.

Oleh : dr. IQRINA WIDYA ZAHARA


NIM : 137027002

1. Pendahuluan.
Transplantasi organ adalah pemindahan organ dari satu tubuh ke tubuh yang lainnya atau
pemindahan organ dari donor ke resipien yang organnya mengalami kerusakan. Organ yang
sudah dapat ditransplantasi adalah jantung, ginjal, hati, pancreas, intestine dan kulit, sedangkan
jaringan adalah kornea mata, tulang, tendon, katup jantung, dan vena. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi transplantasi organ, di satu sisi banyak membantu orang - orang yang
mengalamai kegagalan fungsi organ, tetapi disisi lain menjadi industri penjualan organ, yang
cukup menjanjikan.
Penjualan organ menjadi bisnis besar, bahkan menjadi mafia bisnis dan sasarannya
adalah orang - orang tidak mampu, yang rela menjual organnya demi uang. Kasus penjualan
organ banyak terjadi di negara India, China, Brazil, Afrika (Koran Tempo, 2003). Bahkan
beberapa sindikat penjualan organ manusia berani memasang iklan untuk mencari pendonor
dengan iming-iming uang dan bagi penerima organ, asalakan memiliki uang yang banyak, maka
sendikat ini akan mencarikan organ yang dibutuhkan (India abroad News Service, 2001;
Mashberg, 2002, Kates, 2002).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik di bidang kedokteran, tetapi tidak
diikuti dengan pemahaman bioetika yang baik, maka akan terjadi banyak penyalahgunaan yang
tadinya bertujuan menolong pasien bergeser menjadi mencari keuntungan sebesar - besarnya
dengan mengeksploitasi organ manusia. Bagaimana bioetika dapat dipahami oleh semua pihak,
baik dokter, pendonor atau pun pasien?. Transplantasi organ dilaksanakan dengan alasan
kemanusiaan, jadi tidak ada pemanfaatkan organ atas nama keuntungan satu pihak tertentu.
Dalam paper ini akan dibahas bioetik transplantasi organ dan pencegahan terjadinya
penjualan organ. Bioetika harus menjadi aturan yang mengikat semua komponen yang terlibat
dalam transplantasi organ, diperlukan aturan dan hukum yang mengikat untuk mencegah terjadi
penyalahgunaan transplantasi organ.

1
2. Transplantasi Organ.
Donor organ atau lebih sering disebut transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan
atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh
orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Syarat tersebut melipui kecocokan organ dari
donor dan resipien.
Donor organ adalah pemindahan organ tubuh manusia yang masih memiliki daya hidup
dan sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi dengan baik
apabila diobati dengan teknik dan cara biasa, bahkan harapan hidup penderitan hampir tidak ada
lagi. Sedangkan resipien adalah orang yang akan menerima jaringan atau organ dari orang lain
atau dari bagian lain dari tubuhnya sendiri. Organ tubuh yang ditansplantasikan biasa adalah
organ vital seperti ginjal, jantung, dan mata. namun dalam perkembangannya organ-organ tubuh
lainnya pun dapat ditransplantasikan untuk membantu orang yang sangat memerlukannya.
Pemindahan organ dari donor ke resipien bukan masalah yang sederhana banyak faktor
yang harus dipertimbangkan, misalnya medikal transplantasi, dimana donasi organ atau jaringan
memerlukan terapi transplantasi, meliputi persiapan resipien sebelum transplantasi, saat operasi
dan sesudah transplantasi. Sering terjadinya penolakan transplantasi, yaitu organ atau jaringan
donor tidak diterima oleh tubuh resipien. Hal ini merupakan tantangan dan masalah yang
kompleks bagi dunia kedokteran. Untuk mengatasi penolakan dari resipien diatasi dengan obat
immunosuppressant, obat yang menghambat aktivitas sistem imun. Penggunaan obat ini
mengambil resiko tinggi, karena dengan tidak aktifnya sistem imun, resepien menjadi rentan
terhadap infeki dan penyebaran sel-sel malignant. Efek samping lain adalah menyebabkan
hipertensi, dislipidemia, hiperglikemik, peptic ulcer, liver dan kerusakan ginjal. Obat ini pun
biasanya berinteraksi dengan obat lain dan akan mempengaruhi aktivitas metabolisme resipien.
Transplantasi dapat dikelompokan menjadi:

2
2.1. Autotransplantasi
Autotransplantasi merupakan proses pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain
dalam tubuh orang itu sendiri.
2.2. Homotransplantasi
Homotransplantasi merupakan proses pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh
seseorang ke tubuh orang lain.
2.3. Heterotransplantasi
Heterotransplantasi merupakan suatu proses pemindahan organ atau jaringan dari satu
spesies ke spesies lain.
2.4. Autograft.
Transplantasi jaringan pada orang yang sama, biasanya dilakukan pada jaringan yang
berlebih yang dapat beregenerasi atau jaringan yang terdekat, seperti pada skin graft atau vein
extraction, pada coronary artery bypass surgery (CABG).
2.5. Allograft.
Transplantasi organ atau jaringan antara dua orang yang tidak sama secara genetik, tetapi
pada spesies yang sama. Transplantasi organ pada manusia umumnya adalah allograft, sehingga
ada kendala penolakan organ atau jaringan dari resepien.
2.6. Isograft.
Merupakan bagian dari allograft, hanya disini donor dan resepien mempunyai kesamaan
genetik, seperti kembar identik, kelebihannya adalah tidak ada penolakan organ atau jaringan
dari resepien.
2.7. Xenotransplantation.
Transplantasi organ atau jaringan dari satu spesies ke spesies lain, seperti transplantasi
katup jantung babi pada manusia, yang berjalan dengan baik. Transplantasi ini sangat berbahaya,
terutama masalah non-incompatibility, penolakan, dan penyakit yang dibawa organ atau jaringan
tersebut. Berdasarkan catatan sejarah, pertamakali transplantasi organ berhasil dilakukan adalah
transplantasi jantung yang dilakukan oleh seorang dokter China, Pien Chi’ao, sedangkan
transplantasi kulit pertama kali dilakukan Sushruta pada abad ke-2 sebelum Masehi, kemudian
pada abad ke-3 Damian dan Cosman berhasil mentransplanasi kaki yang terkena gangrenous dan
transplantasi kornea mata pertama kali berhasil tahun 1873.

3
2.8. Transplantasi Split

Kadang-kadang organ almarhum-donor, biasanya hati, dapat dibagi antara dua penerima,
terutama orang dewasa dan seorang anak. Ini bukan biasanya sebuah pilihan yang diinginkan
karena transplantasi organ secara keseluruhan lebih berhasil.

2.9. Transplantasi Domino

Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien dengan fibrosis kistik karena kedua paru-paru
perlu diganti dan itu adalah operasi lebih mudah secara teknis untuk menggantikan jantung dan
paru-paru pada waktu yang sama. Sebagai jantung asli penerima biasanya sehat, dapat
dipindahkan ke orang lain yang membutuhkan transplantasi jantung. (parsudi,2007).

Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor alat dan atau jaringan tubuh, maka
transplantasi dapat dibedakan menjadi :
a.    Transplantasi dengan donor hidup
Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau organ tubuh
seseorang ke orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya sendiri tanpa mengancam kesehatan.
Donor hidup ini dilakukan pada jaringan atau organ yang bersifat regeneratif, misalnya kulit,
darah dan sumsum tulang, serta organ-organ yang berpasangan misalnya ginjal.
b.    Transplantasi dengan donor mati atau jenazah
Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan organ atau jaringan
dari tubuh jenazah ke tubuh orang lain yang masih hidup. Jenis organ yang biasanya
didonorkan adalah organ yang tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi misalnya jantung,
kornea, ginjal dan pankreas.

Time line keberhasilan transplantasi yang tercatat mulai abad ke- 19 (Paul, dkk, 2004)
adalah:
• 1905: transplantasi kornea mata oleh Eduard Zirm
• 1954: transplantasi ginjal oleh Joseph Murray (Boston, U.S.A.)
• 1966: transplantasi pancreas oleh Richard Lillehei dan William Kelly (Minnesota, U.S.A.)
• 1967: transplantasi hati oleh Thomas Starzl (Denver, U.S.A.)
• 1967: transplantasi jantung oleh Christiaan Barnard (Cape Town, South Africa)

4
• 1981: transplantasi jantung dan paru-paru oleh Bruce Reitz (Stanford, U.S.A.)
• 1983: transplantasi lobus paru-paru oleh Joel Cooper (Toronto, Canada)
• 1986: transplantasi kedua lobus paru-paru oleh Joel Cooper (Toronto, Canada)
• 1987: transplantasi seluruh paru-paru oleh Joel Cooper (St. Louis, U.S.A.)
• 1995: transplantasi ginjal dari donor yang masih hidup dengan teknik laparascopic oleh Lloyd
Ratner dan Louis Kavoussi (Baltimore, U.S.A.)
• 1998: transplantasi pancreas dari donor yang masih hidup oleh David Sutherland (Minnesota,
U.S.A.)
• 1998: transplantasi tangan (France)
• 1999: transplantasi melalui teknik Tissue Engineered Bladder oleh Anthony Atala (Boston
Children's Hospital, U.S.A)
• 2005: transplantasi wajah (France)
• 2006: transplantasi rahang dikombinasi dengan transplantasi bone marrow oleh Eric M.
Genden (Mount Sinai Hospital, New York)
• 2008: transplantasi dua kaki oleh Edgar Biemer, Christoph Höhnke and Manfred Stangl
(Technical University of Munich, Germany)
• 2008: transplantasi indung telur dan berhasil melahirkan seorang bayi.
• 2008: transplantasi batang tenggorok , menggunakan sel punca dari pasien itu sendiri oleh
Paolo Macchiarini (Barcelona, Spain)

Organ yang berasal dari donor yang masih hidup (living donor), harus mempunyai syarat,
antara lain, pendonor harus tetap hidup layak, sehingga yang didonorkan adalah jaringan, sel atau
cairan yang dapat diperbaharui, seperti kulit, darah atau organ yang dapat beregenerasi, seperti
hati, intestine atau bila diambil masih dapat bekerja dengan baik, seperti ginjal. Organ pun dapat
berasal dari donor yang sudah meninggal (cadaveric donor), pendonor sudah dinyatakan
mengalami kematian batang otak, sehingga organ-organ yang akan didonorkan harus tetap
berfungsi dengan baik dan dapat ditransplantasikan pada tubuh resepien. Pada saat ini pun
cadaveric donor dapat dari donor yang sudah dinyatakan cardic-death.

5
3. Penyebab Transplantasi Organ
Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu:
1. Eksplantasi : usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hiudp atau yang sudah
meninggal.
2. Implantasi : usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian tubuh
sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan
transplantasi, yaitu :
1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup yang
diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk hidup dengan
kekurangan jaringan atau organ. (anonim,2006).
2. Adaptasi resepien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan atau organ
tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan atau organ tersebut,
untuk berfungsi baik, mengganti yang sudah tidak dapat berfungsi lagi. (anonim, 2006)

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang hidup
atau dari jenazah orang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefinisikan kematian batang
otak. Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti : kulit, ginjal, sumsum tulang dan darah
(tranfusi darah). Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah : jantung, hati, ginjal, kornea,
pancreas, paru-paru dan sel otak.

4. Bioetika Transplantasi Organ.


Bioetika secara umum adalah studi filosofi dari kontroversi etik tentang biologi dan
kedokteran, sehinga bioetik lebih memperhatikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan
dengan life science, bioteknolgi, kedokteran, politik, hukum, filosofi, dan agama. Isu-isu bioetik
tentang transplantasi organ akan meliputi definisi mati, kapan dan bagaimana transplantasi organ
dapat dilaksanakan, juga meliputi pembayaran organ yang ditransplantasikan. Bioetik
transplantasi organ manusia diatur dalam medical ethic, yang lebih mengarah pada aturan suatu
organisasi profesi, yaitu kode etik kedokteran, yang mengatur hubungan dokter-pasien-keluarga
pasien (Rotgers, 2007). Pada transplantasi organ akan terlibat dokter, donor dengan keluarganya

6
dan resepien dengan keluarganya. Ada suatu prosedur yang harus dipahami oleh semua orang
yang terlibat dalam transplantasi organ.
Prosedur yang harus dijalani adalah, pertama dokter mendiagnosis pasien, yang
menyatakan kegagalan fungsi organ tertentu, dan direkomendasi untuk mengikuti program
transplantasi organ dan dirujuk pada pusat transplantasi, disini pasien akan dievaluasi
kesehatannya, juga status sosial yang mendukung dan kemungkinan adanya donor yang cocok.
Ada dua sumber donor organ, yang pertama organ berasal dari donor yang sudah meninggal, atau
disebut cadaveric donor. Orang menjadi cadaveric donor, harus ada persetujuan, bersedia
menjadi cadaveri donor ketika dia meninggal dan ini harus dengan legalitas. Di beberapa negara,
bila persetujuan cadaveric donor tidak ada, maka boleh dari keluarganya untuk memberikan izin
mengambilan organ. Kedua, organ berasal dari donor yang masih hidup, biasanya yang masih
mempunyai hubungan keluarga, teman atau orang yang tidak dikenal. Beberapa yayasan non-
profit atau charity, seperti National Marrow Donor Program, mempunyai daftar donor bone
marrow, bila pendonor tidak ada hubungan kekeluargaan dengan pasien, maka diberi tanda Non
Direct Donor (NDD), yang sudah mengetahui kapan pun organnya akan diambil untuk
ditransplantasikan pada resepien yang membutuhkan.
Jumlah organ yang akan didonorkan sangat sedikit dibandingkan resepien yang
membutuhkan organ. Data dari transplant center menyatakan, bahwa setiap hari orang yang
membutuhkan transplantasi organ bertambah 106 orang, transplantasi organ tiap hari terjadi
sebanyak 68 orang dan 17 orang meninggal, karena menunggu organ yang akan ditransplantasi.
Dengan demikian transplant center harus membuat aturan yang ketat, dengan membuat kriteria
pemberian organ pada yang pasien yang membutuhkan, antara lain:
1. Setiap orang mempunyai hak yang sama
2. Pada orang yang membutuhkan
3. Pada orang yang berusaha
4. Pada orang yang memberi kotribusi
5. Pada orang berdasarkan free-market exchanges

Juga dengan pertimbangan, lamanya waktu menunggu dan usia. Transplant center
mencoba meningkatkan jumlah organ yang didonorkan dan lebih mengarahkan pada cadaveric
donor, dengan beberapa langkah disiapkan, yaitu:

7
1. Education
Dengan memberikan kesadaran untuk menyumbangkan organnya saat meninggal, karena
banyak orang yang membutuhkan organnya, sehingga dapat menolong jiwa orang lain. Juga
pengertian pada keluarga untuk mendukung menyumbangkan organnya saat meninggal.
2. Mandated choice police
Usaha yang dilakukan pemerintah menghimbau rakyatnya untuk peduli pada orang sakit
yang membutuhkan organ, dengan member kemudahan mendaftrakan diri sebagai cadaveric
donor.
3. Presumed consent
Adalah kebijakan suatu negara, bahwa pada saat seseorang meninggal maka jasadnya
milik negara, sehingga setiap orang dapat menjadi cadaveric donor atas izin negara.
4. Pemberian incentive pada keluarga yang memberikan organ dari anggota keluarganya yang
meninggal.
5. Orang tahanan yang dihukum mati, maka dapat menjadi cadaveric donor.

E.  Transplantasi Organ dari Segi Hukum


Dasar hukum dilaksanakannya transplantasi organ sebagai suatu terapi adalah Pasal 32
ayat (1), (2), (3) tentang hak pasien untuk memperoleh kesembuhan dengan pengobatan dan
perawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan :
Pasal 32 ayat (1) berbunyi: Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
diselenggarakan untuk mengembalikan status kesehatan akibat penyakit, mengembalikan fungsi
badan akibat cacat atau menghilangkan cacat.
Pasal 32 ayat (2) berbunyi: Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan.
Pasal 32 ayat (3) berbunyi: Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan
berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Pasal 33 ayat (1) berbunyi: Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
dapat dilakukan transplantasiorgan dan jaringan tubuh,transfuse darah ,imflan obat dan alat
kesehatan,serta bedah plasticdan rekontruksi.

8
Pasal 33 ayat (2) berbunyi: Transplantasi organ dan jaringan serta transfusi darah
sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan kemanusiaan
yang dilarang untuk tujuan komersial.
Sedangkan untuk prosedur pelaksanaan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah
Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia.
Pada Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pelaksanaan transplantasi
diatur dalam Pasal 34 yang berbunyi:
Pasal 34 Ayat (1): Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan
dilakukan di sarana kesehatan tertentu.
Pasal 34 Ayat (2): Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang donor harus
memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan donor dan ahli waris
atau keluarganya.
Pasal 34 Ayat (3): Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi
sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1981,
tentang bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan
Tubuh Manusia. Pokok-pokok peraturan tersebut adalah :
1. Pasal 1
a) Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang dibentuk oleh
beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk serta faal (fungsi) tertentu untuk tubuh
tersebut.
b) Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal (fungsi) yang
sama dan tertentu.
c) Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan dan atau
jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan alat dan jaringan tubuh yang tidak berfungsi
dengan baik.
d) Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya kepada
orang lain untuk keperluan kesehatan.

9
e) Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yag
berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan dan denyut jantung seseorang telah
berhenti.
2. Pasal 10
Transplantasi alat untuk jaringan tubuh manusia dilakukan dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai dimaksud dalam Pasal 2 Huruf a dan Huruf b, yaitu harus dengan
persetujuan tertulis penderita dan keluarga yang terdekat setelah penderita meninggal dunia.
3. Pasal 11
a) Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya boleh dilakukan oleh dokter yang
ditunjuk oleh mentri kesehatan.
b) Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter
yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan.
4. Pasal 12
Penentuan saat mati ditentukan oleh 2 orang dokter yang tidak ada sangkut paut medic
dengan dokter yang melakukan transplantasi.
5. Pasal 13
Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudkan yaitu dibuat diatas kertas materai dengan
dua orang saksi.
6. Pasal 14
Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau bank
mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan dengan pernyataan tertulis
keluarga terdekat.
7. Pasal 15
Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia diberikan oleh
calon donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang
merawatnya, termasuk dokter konsultan mengenai sifat operasi, akibat-akibat dan kemungkinan
yang dapat terjadi . dokter yang merawatnya harus yakin benar bahwa calon donor yang
bersangkutan telah menyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut.
8. Pasal 16
Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas suatu kompensasi
material apapun sebagai imbalan transplantasi.

10
9. Pasal 17
Dilarang memperjual-belikan alat atau jaringan tubuh manusia.
10. Pasal 18
Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk
ke dan dari luar negri

6. Penjualan Organ.
Banyaknya orang yang membutuhkan transplantasi organ, ditambah dengan tekanan
ekonomi yang cukup berat, sehingga memunculkan mafia-mafia menjualan organ yang berkedok
yayasan kemanusiaan. Ini banyak terjadi di China, India, Brazil dan Afrika. Satu organ yang
didonorkan akan mendapat imbalan minimal US$ 1000 ( Rothman, D.J, 1997; Kapp, 2004).
Sasaran mafia penjualan organ adalah keluarga kaya, yang anggota keluarganya ada yang
membutuhkan donor organ, dengan memberi tarif berkisar dari US$ 100.000 – 200.000,
sedangkan pendonor atau keluarganya hanya menerima US$ 1000 – 5000. Ini merupakan bisnis
yang sangat menjanjikan, bahkan di China dilaporkan tidak lagi mencari pendonor secara baik-
baik, tetapi menggunakan orang tahanan (Samson, 2001;Asikin,2006).

7. Pengawasan Transplantasi Organ.


Tujuan mulia mendonorkan organ untuk menolong orang yang membutuhkan, sering
disalah gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dengan memperdagangkan
organ tubuh manusia, bahkan sudah membentuk suatu jaringan penjualan organ manusia. Timbul
satu pertanyaan, siapakah yang bertanggungjawab?.
Pemahaman bioetik dengan memperhatikan hak hidup setiap organisme, sehingga dapat
memperlakukan makhluk hidup, terutama manusia dengan benar. Sikap ini diharapkan menjadi
pembatas manusia untuk tidak melakukan penjualan organ manusia, tetapi terkadang
pertimbangan ekonomi lebih dikedepankan daripada pertimbangan hak hidup seseorang. Orang
rela melakukan kejahatan demi uang yang diperoleh.
Dalam kasus transplantasi organ yang paling berperan adalah dokter, dia yang
mendiagnosa, menangani operasi dan merawat setelah transplantasi organ. Jadi penyalahgunaan
organ tubuh manusia, pertama-tama terletak pada dokter yang menanganinya. Jika dokter ingin
mendapat uang sebanyak-banyaknya, maka dokter akan menempuh segala cara untuk mendapat

11
organ dengan mudah dan murah. Dokter terikat kode etik profesi dokter, izin praktek akan
dicabut bila melakukan kecerobohan, jadi dalam hal ini organisasi profesi menjadi penting untuk
menangani dokter yang melakukan kecurangan.
Sindikat penjualan organ manusia sudah lama diketahui, tetapi seperti tidak ada
penyelesaian, pemerintah setempat seperti tidak berdaya, badan dunia seperti WHO, terlihat
berusaha mengatasinya dengan memberikan rambu-rambu prosedur transplantasi organ, yang
diatur dalam suatu deklarasi di Istambul yang mengatur transplantasi dan penjualan organ
(International Summit, 2008; Delmonico, 2008). Dengan melibatkan semua pihak, seperti tim
medis, peneliti, pemerintah, organisasi sosial, permasalahan penjualan organ ini dapat diatasi
dengan baik.

8. Reaksi Penolakan Transplantasi


Terjadi oleh sel T helper (Saat ini disebut CD4+) resipien yang mengenal antigen MHC
allogenic. Sel T helper merangsang sel Tc (T citotoxic atau CD8+) mengenal antigen MHC
allogenic untuk membunuh sel sasaran. Sel T helper melalui Limfokin menyebabkan Makrofag
dikerahkan akibatnya kerusakan jaringan target. Reaksi yang terjadi mirip dengan
Hipersensitivitas tipe IV (Gell dan Coombs; Kates: 2002). Tipe Reaksi penolakan:

1. Tipe Reaksi Penolakan Transplantasi Reaksi Hiperakut. Reaksi penolakan yang terjadi
dalam 24 jam setelah transplantasi.

2. Reaksi Akut. Reaksi terlihat pada resipien yang sebelumnya tidak tersensitisasi terhadap
transplan pada penolakan umum allograft dan pengobatan imunosupresif yang kurang
efektif.

3. Reaksi Kronis. Hilangnya fungsi organ yang dicangkokkan secara perlahan beberapa bulan-
tahun sesudah organ berfungsi normal dan disebabkan oleh sensitivitas yang timbul terhadap
antigen transplan atau oleh sebab intoleransi terhadap sel T.

Immunosupressan

Walaupun HLA agak mirip, namun sistem imun resipien dapat berbeda dlm
penerimaannya akibatnya dapat terjadi penolakan. Penolakan terjadi setelah beberapa minggu
transplantasi. Pemberian Immunosupressan mampu menekan reaksi penolakan ini. Efek negatif :

12
Menekan reaksi imun keseluruhan dan menekan imun terhadap terhadap infeksi dari luar. Obat
Imunosupressan : Kortikosteroid (misalnya prednison), Azatioprin, Takrolimus, Mikofenolat
mofetil, Siklosporin, Siklofosfamid, Globulin anti-limfosit dan globulin anti-timosit dan terakhir
Antibodi monoclonal (Baratawidjaja: 2006).

Kompleks Histokompatibilitas Utama

Kompleks Histokompabilitas menurut (bahasa Inggris: major histocompatibility


complex atau MHC) adalah sekumpulan gen yang ditemukan pada semua jenisvertebrata. Gen
tersebut terdiri dari ± 4 juta bp yang terdapat di kromosomnomor 6 manusia dan lebih dikenal
sebagai kompleks antigen leukosit manusia (HLA). Protein MHC yang disandikan berperan
dalam mengikat dan mempresentasikan antigen peptida ke sel T. (David, 2004).

Struktur protein MHC

a. Protein MHC kelas I

Protein MHC kelas I ditemukan pada semua permukaan sel berinti. Protein ini bertugas
mempresentasikan antigen peptida ke sel T sitotoksik (Tc) yang secara langsung akan
menghancurkan sel yang mengandung antigen asing tersebut. Protein MHC kelas I terdiri dari
dua polipeptida, yaitu rantaimembrane integrated alfa (α) yang disandikan oleh gen MHC
pada kromosom nomor 6, dan non-covalently associated beta-2 mikroglobulin (β2m). Rantai α
akan melipat dan membentuk alur besar antara domain α1 dan α2 yang menjadi tempat
penempelan molekul MHC dengan antigen protein. Alur tersebut tertutup pada pada kedua
ujungnya dan peptida yang terikat sekitar 8-10 asam amino. MHC kelas satu juga memiliki dua
α heliks yang menyebar di rantai beta sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan
reseptor sel T. (Pandjassarame, 2009)

b. Protein MHC kelas II

Protein MHC kelas I terdapat pada permukaan sel B, makrofag, sel dendritik, dan


beberapa sel penampil antigen (antigen presenting cell atau APC) khusus. Melalui protein MHC
kelas II inilah, APC dapat mempresentasikan antigen ke sel-T penolong (Th) yang akan
menstimulasi reaksi inflamatori atau respon antibodi MHC kelas II ini terdiri dari dua ikatan non
kovalen polipeptidaintegrated-membrane yang disebut α dan β. Biasanya, protein ini akan

13
berpasangan untuk memperkuat kemampuannnya untuk berikatan denganreseptor sel T. Domain
α1 dan β1 akan membentuk tempat untuk pengikatan MHC dan antigen (Anthony, 2007).

c. Gen MHC dan polimorfisme

Pada manusia, gen yang mengkodekan MHC terletak pada kromosom nomor 6 dan


terbagi menjadi dua kelas gen, yaitu kelas I untuk MHC I dan kelas II untuk MHC II. Kelompok
gen yang termasuk kelas I terdiri dari tiga lokusmayor yang disebut B, C, dan A, serta
beberapa lokus minor yang belum diketahui. Setiap lokus mayor menyandikan
satu polipeptida tertentu. Pada gen pengkode rantai alfa, terdapat banyak alel atau dengan kata
lain bersifatpolimorfik. Rantai beta-2-mikroglobulin dikodekan oleh gen yang terletak di luar
kompleks gen MHC, namun apabila terjadi kecacatan pada gen tersebut maka antigen kelas I
tidak bisa dihasilkan dan dapat terjadi defisiensi sel Tsitotoksik Kompleks gen kelas II terdiri
dari tiga lokus yaitu DP, DQ, dan DR yang masing-masing mengkodekan satu rantai alfa atau
beta. Rantaipolipetida yang dihasilkan akan saling berikatan dan membentuk antigen kelas II.
Seperti halnya antigen kelas II, antigen kelas II juga bersifat polimorfik(unik) karena lokus DR
dapat terdiri atas lebih dari satu macam gen penyandi rantai beta fungsional (Abdul, 2009).

9. Artikel/Contoh Kasus
Artikel 1 : Ketika Organ Tubuh Mulai Diperdagangkan Secara Ilegal
Jember - Maraknya kasus penculikan bayi dan anak sering dikaitkan dengan dugaan
perdagangan organ tubuh, seperti ginjal, kornea mata, hati, dan jantung. Kendati demikian, isu
tersebut masih perlu ditelusuri lagi kebenarannya. Aktivis Pusat Perlindungan Perempuan dan
Anak (P3A) di Kabupaten Jember, Jatim, Dewi Masyitah membenarkan kemungkinan
perdagangan organ tubuh anak dengan perdagangan anak ke luar negeri. Namun kasus itu belum
pernah ditemukan di sejumlah daerah seperti di Kabupaten Jember.
Organ tubuh yang diperdagangkan tersebut tentu berkaitan dengan dunia kedokteran,
karena sejumlah negara di Asia dan Eropa telah berhasil melakukan transplantasi organ tubuh
seperti kornea mata, hati dan ginjal. Di Indonesia tidak semua rumah sakit bisa melaksanakan
transplantasi sejumlah organ tubuh karena keterbatasan sarana kesehatan dan tenaga medis yang
menguasai hal tersebut.
Penjualan organ tubuh dilarang keras oleh agama Islam atau haram hukumnya karena hal
tersebut bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama Islam. Sementara itu, Pengamat Sosial dari

14
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Jember (Uned), Drs Hadi Prayitno
M.Kes, mengaemukakan, banyaknya kasus penculikan anak dan balita di Indonesia diduga
berkaitan dengan perdagangan organ tubuh manusia.
Jember merupakan 'kantong' tenaga kerja Indonesia (TKI), sehingga kemungkinan
pahlawan devisa Jember bisa jadi menjadi korban perdagangan organ tubuh melalui sindikat
internasional. Kasus perdagangan anak yang terjadi di Jember, bukan tidak mungkin menjadi
peluang sejumlah pihak yang ingin menikmati keuntungan besar dengan melakukan transaksi
jual beli organ tubuh anak tersebut kepada seseorang yang kaya dan mampu membeli organ
tubuh itu dengan harga mahal.
Jurnal kesehatan "The Lancet" menyebutkan, harga ginjal di pasaran mencapai 15.000
dolar AS. Sepotong hati manusia harganya mencapai 130.000 dolar AS, sama dengan harga
sebuah jantung. Sedangkan harga paru-paru bisa mencapai 150.000 dolar AS. Tinggi rendahnya
harga sejumlah organ tubuh manusia sesuai dengan mekanisme pasar, yakni semakin besar
permintaan, harganya semakin mahal. Diperkirakan jutaan orang mengantre untuk mendapatkan
transplantasi organ tubuh, seperti jantung, ginjal, dan hati. Di Indonesia, diperkirakan ada 70.000
penderita gagal ginjal kronis yang membutuhkan cangkok ginjal. Sedangkan di Jepang terdapat
11.000-an penderita gagal ginjal.

Kasus 2 : Kasus Pengambilan Organ Tubuh Anak Dilakukan oleh Profesional


Republika.co.id, Jakarta, dari pantauan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas
PA) kasus penculikan anak yang dilanjutkan dengan pengambilan organ tubuh dilakukan oleh
kalangan profesional. ‘Kasus-kasus pengambilan organ tubuh yang terjadi kurun waktu 2008-
2009 dilakukan oleh orang-orang profesional,’ ungkap Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait,
kepada Republika, Rabu (24/8).
Karena, menurut Arist, tidak mungkin pengambilan organ tersebut dilakukan oleh orang
biasa. Butuh keahlian khusus untuk mengambil organ pada tubuh manusia. ‘Saya tidak menunjuk
pihak mana yang mungkin melakukan ini, tapi yang jelas mereka profesional,’ ujarnya.
Organ yang berhasil diambil dari anak-anak yang diculik ini bisa jadi dipasarkan di
dalam maupun luar negeri. Tapi indikasi untuk menjualnya ke luar negeri, kata Arist, sulit
terjadi. Karena pencangkokkan organ pada tubuh manusia di luar negeri sangat ketat dan

15
biasanya melalui jalur legal.Ia mencontohkan seperti di Singapura maupun Jepang. ‘Jadi
kemungkinan kuat organ tubuh dijual di dalam negeri,’ tuturnya.

Kasus 3 : Transplantasi Dua Organ Tubuh Bisa Perpanjang Hidup Pengidap Diabetes
Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes. Kasus terbanyak terjadi di
India, Tiongkok dan America. Penyakit tersebut bisamenyebabkan komplikasi yang mengancam
jiwa. Tetapi transplantasi dua organ tubuh dipercaya bisa dapat memperpanjang harapan hidup
para pengidap diabetes.
Suatu hari pukul 05.30 waktu setempat di ruang bedah Rumah Sakit Barnesh-Jewish di St
Louis, Dokter Jason Wellen yang tengah melakukan pembedahan, menunjuk ke rongga perut
pasiennya yang di bedah dan pankreasnya yang baru di transplantasi. Sang pasien bernama
Tiffany Buchta. Ia mengidap diabetes tipe 1 dan didiagnosa ketika berusia 15 tahun.
Dikenal sebagai diabetes usia remaja, diabetes tipe 1 ini terjadi ketika system imunitas
menyerang dirinya sendiri, menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di dalam pancreas.
Sekitar 10 persen penderita sakit gula mengidap diabetes tipe 1. Penyebab pasti diabetes tipe ini
tidak diketahui tetapi para periset meyakini kombinasi factor genetic dan lingkungan hidup
adalah penyebabnya. Berbeda dengan penderita diabetes tipe 2 yang seringkali mengontrol
penyakit mereka dengan diet, olah raga dan obat-obatan yang diminum. Orang yang diabetes tipe
1 membutuhkan suntikan insulin untuk bertahan hidup. Belum lagi diabetes bisa berakibat buruk
pada ginjal.
Tiffany mengatakan “Sekitar tiga atau empat athun lalu ginjal saya hanya berfungsi 45
persen dan saya tidak menyadari ini bias terjadi begitu cepat”.
Hal itu terjadi ketika ia berusia 30-an. Oktober tahun lalu, Butcha mengalami gagal
ginjal. Tiga kali seminggu ia harus pergi ke klinik setempat. Disna selama 3,5 jam ia terhubung
dengan mesin dialysis. Mesin tersebut mencuci darahnya. Pekerjaan yang tidak lagi bias
dilakukan ginjalnya. Lalu Butcha ditawari transplantasi. Tidak hanya ginjal baru tapi juga
pancreas baru.
Dr. Wellen menjelaskan “Jika saya hanya memberi transplantasi ginjal kepada penderita
diabetes tipe 1, lama kelamaan waktu diabetes mereka akan menyerang ginjal baru tersebut
seperti yang terjadi pada ginjal mereka sendiri. Jadi, dengan menawarkan mereka transplantasi
ginjal dan pancreas dari donor yang sama, kita tidak hanya meningkatkan secara drastic kualitas

16
hidup mereka. Gula darah mereaka menjadi normal dan tidak lagi membutuhkan insulin serta
membuat ginjal itu lebih tahan lama”.
Dengan pancreas dan ginjal baru dari sang donor yaitu korban kecelakaan mobil usia 23
tahun, Butcha kemungkinan akan hidup lebih lama. “Pembedahan ini akan memberinya harapan
hidup sekitar 85 persen. Jadi dari harapan hidup 30 persen menjadi 85 persen ini merupakan
perbedaan yang sangat besar”, demikian tambah Dr. Wellen dan bagi Tiffany Butcha, kini ia
bisa hidup normal lagi.

Kasus 4 : Remaja 14 tahun Hidup Tanpa Jantung Selama 4 Bulan


Melewati hidup tanpa detak jantung bukan hal yang mudah bagi D’Zhana Simmons. Ia
merasa aneh walaupun tetap yakin bahwa ia belum mati. “Saya tahu, saya masih disini saya bisa
hidup tanpa jantung,”ungkap gadis berusia 14 tahun itu. Namun kini ia bisa bernafas lega, hari
ini (kamis) D’Zhana bisa bernafas lega dan mulai menjalani hidup normal. Ia meninggalkan
sebuah rumah sakit di Miami untuk pertama kalinya sejak Juli lalu setelah melewati dua kali
operasi transplantasi jantung. Gadis pemalu itu sempat bertahan hidup tanpa kehadiran organ
jantung sama sekali selama empat bulan dan hanya dibantu dengan pompa jantung buatan.
Diagnosa Pembesaran Jantung :
Musim semi lalu D’Zhana di diagnose mengalami pembesaran jantung sehingga organ
vitalnya tersebut terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Gadis yang tinggal di
Clinton, South Caroline itu lalu dirujuk ke RS Anak Holt Miami untuk transplantasi. Celakanya,
jantung baru D’Zhan tidak bekerja optimal dan beresiko pecah sehingga dokter mencabut
jantung tersebut dua hari kemudian. Pertaruhan nyawa D’Zhana pun dimulai ketika para dokter
lalu mananamkan sepasang alat pompa buatan untuk menggantikan fungsi organ jantung.
Ini adalah tindakan medis yang tidak biasa, terutama bagi pasien semuda D’Zhana.
Dokter sepertinya tak punya pilihan lain dan harus menggunakan alat ini hingga pasien siap
melakukan transplantasi kedua. Dr. Peter Wearden, ahli bedah Cardiothoracic di RS Anak
Pittsburgh, yang pernah menggunakan alat pompa jantunh sejenis, mengatakan apa yang
dilakukan tim medis di Miami sungguh sebuah pertaruhan besar. “Untuk lebih dari 100 hari,
tanpa adanya jantung dalam tubuh seorang gadis ? ini sungguh luar biasa,” kata Wearden.
Pompa jantung yang berfungsi sebagai alat bantu ventricular, biasanya digunakan pada
pasien yang masih memiliki jantung guna membantu bilik mensirkulasikan darah. Dengan

17
kondisi D’Zhana yang dicopot, tim dokter di RS Anak membuat bilik jantung pengganti
menggunakan sejenis alat yang terhubung pada dua pompa. Meskipun penggunaan jantung
buatan telah disetujui untuk pasien dewasa, tetapi pemerintah federal belum memberikan izin
bagi pasien anak. Sejauh ini, memang hanya ada sedikit pilihan bagi pasien anak-anak atau balita
karena kondisi yang yang mengancam jiwa seperti ini masih terbilang jarang. Belum banyak
perusahaan yang mau menginvestasikan alat atau teknologi jantung yang dapat membantu anak-
anak, kata Dr. Marco Ricci, ahli bedah jantung anak di Universitas Miami.
Ricci mengatakan, kasus usus member pelajaran bagaimana para dokter saat ini punya
banyak pilihan. “Di masa lalu, situasi ini bisa sangat mematikan,” tegas Ricci. Kenyataanya,
nyawa D’Zhana pun nyaris melayang. Selama empat bulan, gadis belia itu kerap mengalami
kesulitan bernafas, selain juga mengalami gagal jantung dan lever serta pendarahan pada system
pencernaan. Dan yang lebih mendebarkan lagi, perlu setidaknya empat orang untuk terus
memantau kondisi D’Zhana setiap waktu, dan setidaknya satu orang yang mengendalikan mesin
yang menjadi bagian terpisah dari alat pompa jantung tersebut.
Ketika kondisi D’Zhana sudaj cukup berhasil untuk menjalani operasi, tim dokter pun
akhirnya melakukan transplantasi kedua pada 29 Oktober lalu. “Saya benar-benar percaya bahwa
ini adalah sebuah keajaiban,” ungkap Twolla Anderson, ibunda D’Zhana. D’Zhana mengatakan
ia sangat senang karena bisa berkumpul dengan lima saudaranya dan menghabiskan lebih banyak
waktu di alam terbuka. “Sya bahagia bisa berjalan tanpa mesin,” ujar gadis yang akan merayakan
ulang tahun ke-15Nya itu

Kasus 5 : Jantung Bocor, Bayi 14 Bulan Butuh Transplantasi Jantung


Tangis Fahia Raihana (14 bulan) pecah manakala detak nafasnya sesak. Beberapa saat
kemudian, tubuhnya mulai membiru mulai dari jari tangan dan kakinya. Maklum, bayi
perempuan mungil anak pasangan Siti Aisiyah (27) dan Slamet Hariono (31) warga Desa Siman,
Kecamatan Kepung, Kediri didiagnosis mengalami kelainan jantung langka. Bila manusia
normal letak jantung berada di sisi kiri, pada bayi ini letak jantungnya di sisi kanan. Akibatnya,
beberapa organ tubuhnya pun tak dapat bekerja optimal.
Ironisnya, kelainan jantung ini baru diketahui orang tuanya sejak sang bayi berusia 4
bulan. Hal ini karena terbatasnya kemampuan ekonomi.

18
"Selama ini ya ke bidan desa, dan katanya hanya sesak-sesak biasa. Setelah semakin besar, kami
coba ke rumah sakit, dan tak tahunya ternyata penyakit anak saya berbahaya," kata ibunya, Siti
Aisiyah kepada detiksurabaya.com saat menunggu anaknya dalam perawatan tim dokter RSUD
Pelem Pare, Kamis (17/7/2008). Dia menjelaskan, beberapa ciri kelainan jantung anaknya dapat
diketahui bila bayi melakukan aktivitas berlebih, termasuk menangis. Bila menangis, sekujur
tubuhnya akan membiru, nafasnya sesak dan detak jantung berdetak cepat. "Pertama kali pasti di
jari-jari tangan dan kaki membiru. Kalau nangisnya terusan, ya menyebar ke sekujur tubuh," ujar
wanita yang hanya menjadi ibu rumah tangga. Saat ini, kata dia, dirinya kebingungan mencari
dana pengobatan anaknya. Padahal dokter menyebutkan, anaknya kemungkinan dapat
disembuhkan melalui tranplantasi jantung. "Suami saya hanya buruh pabrik kecil, dan terkadang
nyambi manjing lainnya. Pendapatannya tak menentu," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Sementara dari diagnosis dokter menunjukkan, pasien mengalami kelainan tata letak
jantung. Hal ini diketahui setelah dokter melakukan rontgen pada bayi. "Jelas terlihat, jantung
bayi ini ada di sebelah kanan dan tidak berada pada posisi semestinya," kata dokter anak RSUD
Pelem Pare, dr Suryatmono SpA.
Dijelaskan oleh dia, akibat kelainan tata letak jantung terjadi kebocoran pada bilik kanan
dan kiri jantung sang bayi. Hal ini yang menyebabkan kondisinya sering membiru bila
melakukan aktivitas berlebih.
"Makin beraktivitas yang bisa memacu detak jantung, maka aliran darah semakin deras.
Dan hal itu akan tampak membiru di beberapa bagian tubuhnya," jelasnya. Rupanya, penderitaan
pasien tak berhenti sampai kelainan letak jantung. Dia menambahkan, pada jantungnya terdapat
komplikasi bawaan dextrocardia yaitu Ventrical Septal Defeck (VSD) tampak pada terdapatnya
lubang pada bilik kanan dan kiri dan Antrial Septal Defeck (ASD) yakni adanya lubang di
serambi kanan dan kiri jantung sang bayi.
"Kelainan bawaan ini juga mengakibatkannya mengalami gangguan dalam organ pompa
darah," imbuhnya. Pihaknya, jelas Suryatmono, hanya membuat langkah yakni tekanan darah
balik ke jantung akan diperkecil. Sehingga jantungnya tidak akan bekerja dengan beban yang
berat.
"Operasi pun hanya bisa menyembuhkannya dari kelainan bawaan, sedangkan letak
jantung tidak mungkin dapat dipindahkan," ujarnya. Sementara kasus kelainan tata letak jantung

19
di Indonesia, terakhir kali ditemukan pada bayi kembar siam Anggie dan Anjeli, tahun 2005
silam. Pada kasus tersebut, dokter juga gagal memberikan pertolongan pada sang bayi.

Kasus 6 : Angky Camaro (Direktur PT. Indofood Sukses Makmur Tbk) Melakukan
Transplantasi Ginjal
      Komisaris PT. HM Sampoerna, direktur PT Indofood Sukses Makmur yang juga
komisaris PT Indomobil Tbk, Angky Camaro semula tidak pernah menyadari bahwa ia terkena
ginjal. Bahkan penyakit diabetes yang menjadi penyebab rusaknya ginjalnya pun tak ia sadari.
Hingga pada April tahun 2005, dimana pantatnya tiba tiba abses (bengkak) dan bernanah.
Buntutnya ia pun harus dioperasi dan saat operasi yang pertama itulah baru ia tahu bahwa
creatinine atau kreatini (zat racun) didalam tubuhnya sudah mencapai 350 (3,5) dan gulanya 500.
Dan sejak saat itu meski sudah diet kretininnya ternyata terus naik, termasuk berat badannya juga
terus naik. Angky juga mengalami dua hal pembedahan lagi yaitu pada tahun Oktober dan
November 2007, karena selangkangannya abses dan bernanah. Puncaknya pada saat 12 Mei 2008
kreatinin sudah mencapai 810. Dan saat itulah dr Gordon Ku dari RS Mount Elisabeh, Singapore
memerintahkan untuk transplantasi ginjal atau cuci darah.
Waktu dr Gordon Ku bilang Angky harus melakukan transplant atau cuci darah. Akhirnya
Angky memutuskan untuk transplantasi. Masalahnya kalau cuci darah seminggu tiga kali dan
sekali cuci darah butuh waktu empat jam. Waktu itu dr Gordon merekomendasikan dua tempat
yang memungkinkan Angky bisa transplant, yaitu di Filipina atau Tiongkok. Angky memilih
untuk transplantasi di Tiongkok.Tanggal 23 Mei sebetulnya sudah ada orang Angky (Channel)
yang bilang Angky bisa ke Tiongkok karena seminggu lagi sudah ada ginjalnya.
Tapi Angky nggak mau soalnya tanggal 27 Mei saya harus RIPS Sampoerna dulu dimana dalam
RUPS Angkydiputuskan menjadi Preskom PT. HM Sampoerna Tbk (sebelumnya Angky
mencapai sebagai Managing Director PT HM Sampoerna). Menurut Angky ini mukjizat, karena
orang biasanya kalau pesan bisa ber bulan bulan bahkan bertahun tahun tapi nggak dapat,
tapi Angky langsung dapat. Tapi Angky justru yang nolak saat itu, soalnyaAngky harus RUPS
Sampoerna. Tanggal 29 Mei, setelah Angky ikuti RUPS Angkyakhirnya berangkat ke Tiongkok
dari Singapura. Karena Angky tidak bisa bahasa Mandarin, maka Angky  minta
teman Angky Marvy Apandi ( Executive Director Indomobil )

20
untuk  ikut  menjadi  penerjemah  bahasa Mandarin.  Marvy berangkat dari Jakarta dan bertemu
Angky di sebuah bandara di Tiongkok
Lagi-lagi Angky mendapat kemudahan, karena saat Angky datang ke rumah sakit, Angky
secara kebetulan bisa bertemu langsung dengan kepala rumah sakitnya. Padahal biasanya orang
yang datang ke rumahsakit terrsebut sangat susah ketemu dengan kepala rumah sakit. Asal tahu
saja. Di rumah sakit itu banyak brokernya. Kalau lewat broker ini, belum tentu dapat “barang”
bagus, malah seringnya banyak yang dibohongi. Jadi Angky mengingatkan para pembaca yang
ingin transplantasi di Tiongkok, hati-hati janan sampai bertemu broker.
Selain Angky bisa bertemu langsung dengan pimpinan rumah sakitnya, Angkyjuga
langsung mendapat donor, hanya saja waktu itu kurang bagus untuk Angkykarena kreatinin nya
sudah tinggi. Tapi Angky hanya menunggu 2 minggu setelah itu. Ginjal yang akan didonorkan
bergolongan darah O (Yenibudi, 2009).

10. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa transplantasi adalah suatu
rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang
berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk mengganti
jaringan dan atau organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik atau mengalami suatu
kerusakan. Transplantasi dapat diklasifikasikan dalam beberapa faktor,  seperti  ditinjau dari
sudut si penerima atau resipien organ dan penyumbang organ itu sendiri. Jika dilihat dari si
penerima organ meliputi autotransplantasi, homotransplantasi, heterotransplantasi, autograft,
allograft, isograft, xenograft dan xenotransplantation, transplantasi split serta transplantasi
domino. Sedangkan dilihat dari sudut penyumbang meliputi transplantasi dengan donor hidup
dan donor mati (jenazah). Banyak sekali faktor yang menyebabkan sesorang melakukan
transplantasi organ. Antara lain untuk kesembuhan dari suatu penyakit (misalnya kebutaan,
rusaknya jantung dan ginjal), Pemulihan kembali fungsi suatu organ, jaringan atau sel yang telah
rusak atau mengalami kelainan, tapi sama sekali tidak terjadi kesakitan biologis (contoh: bibir
sumbing).
Dalam agama Kristen, katolik, hindu, dan budha transplantasi boleh dilakukan dengan
alasan medis dan asalkan dengan niat tulus dan tujuannya untuk kebaikan menolong nyawa
seseorang tanpa membahayakan nyawa si pendonor organ tersebut. Sedangkan dalam agama
islam untuk melakukan transplantasi organ harus dilihat terlebih dahulu dari mana organ yang

21
akan ditransplantasikan tersebut berasal atau dilihat dari sumber organ. Dalam hukum,
transplantasi tidak dilarang jika dalam keadaan darurat dan ada alasan medis, tidak dilakukan
secara ilega, dilakukan oleh profesinal dan dilakukan secara sadar. Dari segi etika keperawatan
asalkan tidak melanggar prinsip-prinsip etik seperti otonomi(Autonomy), Tidak merugikan
(Nonmaleficience), Berbuat baik (Beneficience), Keadilan (Justice), Kejujuran (Veracity) dan
Menepati janji (Fidelity) transplantasi organ diperbolehkan. Dari segi masyarakat, selama
transplantasi dilakukan atas dasar medis dan mendapat persetujuan dari anggota keluarga maka
diperbolehkan. Namun disisi lain transplantasi organ di kalangan masyarakat belum begitu
dipahami secara menyeluruh sehingga masih menimbulkan beberapa pertanyaan tentang
transplantasi.

11. Saran
Saran yang ingin disampaikan bagi pembaca adalah jika ingin melakukan transplantasi
organ, pahami betul dari mana organ terseebut berasal. Dari donor hidup ataukah dari seseorang
yang sudah meninggal. Usahakan untuk mencari upaya penyembuhan lain sebelum memilih
transplantasi organ sebagai alternatif pengobatan.

22
Daftar Pustaka
1. Asikin, M.N. (2006). Penyiksaan Pengikut Falung Gong RRT, Kesaksian Pengacara
Kanada, Dua Tahun, 2000 Tahanan Diambil Paksa Korneanya.
Jakarta.http://www.kebijakanjernih.net/
2. Delmonico, F. (2008). The Development of Declaration of Istambul on Organ Trafficking
and Transplant Tourism. Nephrol Dial Transplant (23) : 3381-3382.
3. India Abroad News Service (2001). Adoption Body Suspects Organ Sale racket in
Andhra Pradesh. http://www.vachss.com/
4. International Summit (2008). The Declaration of Istambul on Organ Trafficking and
Transplant Tourism. The Council of American Society of Nehprology.
5. Kapp, C.N. (2004). Organ Trafficking and Transplantation Pose New Challenges. World
Health Organization. http://www.who.int/bulletin/
6. Kates, B.(2002). Black Market in Transplant Organs. Published in New York Daily
News. http://www.vachss.com/
7. Mashberg, T. (2002) Med Examiner’s Office Has Secret Body-Parts Deal. Published in
Boston Herald. http://www.vachss.com/
8. Paul, B; Valapour,M: Bartels, D, Penny, S.B; Kahn, J (2004). Ethics of Organ
Transplantation. University Minnesota, Bioethics center.
9. Peryanto, A. (2003). Hidup Layak Berkat Jual Organ. Koran tempo.
http://www.kebijakanjernih.net/
10. Rotgers, F. (2007). Bioethics and Addiction Treatment. ProQues Healt and Medical
complete (5): 29-33.
11. Rothman,D.J; Rose, E; Atawa, T; Cohen, B; Daar, A; Dzemeshkevich, S.L; Lee, C.J;
Munro, R; Reyes, H; Rothman,S.M; Schoen, K.F; Hughes, N.S; Shapira, Z and Smit, H.
(1997). The Bellagio Task Force Report on Transplantation, Bodily Integrity and the
International Traffic in Organs. Transplantation Proceedings (29): 2739-2745.
12. Samson, K. (2001). Prisoners’s Organs Sold in China. United Press International.
http://www.vachss.com/
13. Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002.

14. http://www.scribd.com/doc/66923399/Makalah-Transplantasi-Organ

23
15. http://id.wikipedia.org/wiki/Transplantasi_organ

16. http://blog.uin-malang.ac.id/bayyinatul/2010/07/09/transplantasi-organ/

17. http://nursing-transplan Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

18. .blogspot.com/

19. http://health.kompas.com/read/2012/05/03/16042930/Transplantasi.dan.Jual.Beli.Organ

20. http://id.wikipedia.org/wiki/Transplantasi_organ

21. http://www.u.arizona.edu/~gillm/media/articles/presumedconsent.pdf

22. http://konsultasi.wordpress.com/2007/01/13/transplantasi-organ-2/

23. http://health.kompas.com/read/2010/10/18/06503546/Donor.Transplantasi.Organ

24. http://nursing-transplan.blogspot.com/2008/12/hukum-transplantasi-menurut-islam.html

25. http://palingseru.com/8748/10-kisah-transplantasi-organ-paling-luar-biasa

26. Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1981 tentang Otopsi Anatomi, Otopsi Klinik dan
Transplantasi Alat dan Jaringan Tubuh Manusia

27. Peraturan Menteri Kesehatan No. 585 tahun 1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis

28. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis

29. Smeltzer SC and Bare BG (eds 8, vol 2). 1996. Brunner and Suddarth’s Textbook of
Medical-Surgical Nursing. Associate Professor and Nurse Researcher Thomas Jefferson
University Philadelphia, Pennsylvania. Hal.846-847, and hal.1457-1458.

24
30. Smeltzer SC and Bare BG (eds 8, vol 3). 1996. Brunner and Suddarth’s Textbook of
Medical-Surgical Nursing. Associate Professor and Nurse Researcher Thomas Jefferson
University Philadelphia, Pennsylvania. Hal.1994-1996

31. Price SA and Wilson LM (eds 6, vol 1). 2002. Pathophysiology : Clinical Concepts of
Disease Processes. The University of Tennessee Health Science Center, Tennessee. Hal. 99-
100.

25

Anda mungkin juga menyukai