Anda di halaman 1dari 13

DILEMA ETIK TRANSPLANTASI ORGAN

Kelompok : 10

Andri Juanda (2312201010001)

Miftahul Rauzah (2312201010012)


Maulida Nurliza (2312201010008)
Latar Belakang
Transplantasi organ kepada pasien yang mengalami gagal organ
dapat memperbaiki dan menyelamatkan ribuan nyawa setiap
tahunnya. Akan tetapi permintaan organ yang tinggi tidak di ikuti
dengan ketersediaan dari pasokan organ tersebut, akhirnya
menciptakan pasar gelap untuk mendapatkan organ secara illegal.
WHO pertama kali menyatakan larangan perdagangan organ pada
tahun 1987, dengan menegaskan bahwa tindakan tersebut tidak
sesuai dengan nilai-nilai dasar kemanusiaan dan bertentangan dengan
Hak Asasi Manusia. Meskipun demikian, perdagangan organ tubuh
manusia masih marak terjadi. Sumber organ yang didapatkan
biasanya berasal dari masyarakat miskin di negara-negara
berkembang. (Saberi, 2008)
.
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, dunia juga mengalami
perkembangannya di berbagai bidang. Salah satunya adalah kemajuan di
bidang kesehatan yaitu teknik Transplantasi Organ. Transplantasi Organ
merupakan suatu teknologi medis untuk penggantian organ tubuh pasien
yang tidak berfungsi dengan organ dari individu yang lain.
Sedangkan Transplantasi Organ yang lazim dikerjakan di Indonesia
adalah pemindahan suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara
hewan ke manusia, sehingga menimbulkan pengertian bahwa transplantasi
adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang
lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang sama.
Menurut Webster, Etik adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang apa
yang baik dan buruk secara moral.
Konsep Dilema etik dapat mencakup berbagai
permasalahan, dari advokasi pasien

Etik sampai apakah tindakan rekan kerja


kita tidak pada tempatnya perlu
dilaporkan. Perawat harus
menemukan cara untuk memahami
dan menyeimbangkan isu-isu, konflik
yang muncul dan mengetahui
tanggung jawab secara hukum.
Pengertian Transplantasi Organ

Transplantasi merupakan pemindahan organ tubuh dari suatu tempat ke tempat lain.
Dalam bahasa Inggris terdapat kata to transplant yang berarti memindahkan. Di dalam PP
No. 18 Tahun 1981 yang dimuat dalam LN 1981 No. 23 Tentang Bedah Mayat Klinis dan
Bedah Mayat Anatomis Serta Transplantasi Alat atau Jaringan Organ Tubuh Manusia,
transplantasi organ dirumuskan pengertiannya sebagai berikut: “Transplantasi adalah
rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan alat dan atau jaringan organ tubuh
manusia yang berasal dari tubuh sendiri atau tubuh orang lain dalam rangka pengobatan
untuk menggantikan alat atau jaringan organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik."
Persoalan-
1.Syarat-Syarat Transplantasi dari Segi
Persoalan Dalam Penerima
2.Syarat-Syarat Transplantasi dari Segi
Bioetika Pemberi
Pandangan Beberapa Negara
Terhadap Transplantasi Organ:

1. Jerman

2. Australia

3. UK

4. Canada
Transplantasi Organ Tubuh Dalam
Perspektif Hukum
1. Negara
Segi hukum, transplantasi organ dan jaringan sel tubuh dipandang sebagai usaha
mulia dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia, walaupun
termasuk perbuatan yang melawan hukum pidana, yaitu tindak pidana
penganiayaan
2. Agama
Transplantasi merupakan masalah yang masuk dalam cakupan hukum Islam yang
tidak hanya dalam masalah klasik tetapi sudah masuk kedalam cangkupan masalah
kontemporer. Dalam memandang suatu fenomena hukum yang terjadi para ahli
hukum islam untuk menganalisa kasus-kasus hukum dengan melihat yang telah
ditetapkan oleh Al Quran dan Hadist.
Transplantasi Jantung

Transplantasi jantung adalah pengobatan standar emas untuk pasien gagal


jantung stadium akhir. Namun, keberhasilan transplantasi jantung masih dibatasi
oleh kurangnya organ donor dan hasil transplantasi yang kurang optimal. Dalam
praktik saat ini, sebagian besar organ donor diperoleh setelah dibilas dengan larutan
pengawet dingin dan kemudian disimpan dalam suhu dingin statis. Akhirnya, semua
organ ditanamkan dalam kondisi hipotermia dan iskemik. Oleh karena itu, tingkat
iskemia cangkok dan cedera reperfusi (IRI) dianggap sebagai komponen yang
melekat dan tidak dapat dihindari dalam transplantasi organ.
Kasus Transplantasi Jantung

Seorang pasien laki-laki berusia 67 tahun, datang dengan keluhan dada sesak
dan sesak napas selama empat bulan. Studi ekokardiogram menunjukkan
pembesaran atrium kiri dan kanan, serta ventrikel kiri, dengan fraksi ejeksi
ventrikel kiri sebesar 27%, dan perkiraan tekanan sistolik arteri pulmonal
sebesar 56 mmHg. Studi kontras yang ditingkatkan resonansi magnetik jantung
(MR) menunjukkan pembesaran jantung dengan fibrosis miokard yang luas;
berdasarkan perubahan morfologi 16%, pasien didiagnosis menderita
kardiomiopati dilatasi non-iskemik. Oleh karena itu, pasien tersebut terdaftar
untuk transplantasi jantung.
Lanjutan
Pada tanggal 26 Juni 2021, donor jantung dari rumah
sakit kami dialokasikan untuk pasien ini melalui China Organ
Transplant Response System. Pendonornya adalah seorang
pria berusia 29 tahun yang meninggal karena trauma kepala.
Kematian otak dipastikan setelah perawatan intensif selama
10 hari. Tidak ada riwayat resusitasi jantung paru sebelum
donor organ. Temuan elektrokardiogram (EKG) berada dalam
kisaran normal. ECHO tidak dapat dilakukan karena adanya
pneumomediastinum.
Penyelesaian Kasus Transplantasi
Jantung Manusia

Sejak transplantasi jantung manusia pertama kali berhasil pada tahun 1967,
sebagian besar jantung donor terus diperoleh setelah serangan kardioplegik
dingin, kemudian diawetkan, diangkut, dan ditanamkan dalam kondisi
hipotermia dan hipoksia. Graft IRI merupakan peristiwa yang tidak dapat
dihindari dalam praktik saat ini. Oleh karena itu, ketersediaan, kelangsungan
hidup, dan kualitas jantung donor dapat dikompromikan dengan meningkatnya
kemungkinan hasil yang lebih buruk pasca transplantasi. Sejauh pengetahuan
kami, kasus ini merupakan transplantasi jantung pertama yang bebas iskemia,
normotermik, teroksigenasi, dan berdetak pada manusia.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai