Anda di halaman 1dari 15

TRANPLANTASI ORGAN TUBUH DAN EUTHANASIA

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Syarat Tugas Terstruktur


Mata Kuliah Masail Fiqiyah
Diampu oleh Dosen : Dr. H. Syamsudin, M.Ag

Disusun Oleh :
1. Taufik Maulana 1708201101
2. Aim siti Aisyah 1808201094
3. Sahid 1808201111
4. Anisah 1808201113
5. Nur Khofifah 1808201116

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
2021 M/ 1443 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, sholawat serta salam semoga
dicurahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad saw, keluarganya, sahabatnya, dan para
pengikutnya yang selalu taat dan patuh terhadap ajaran yang dibawa oleh Rasullullah saw hingga
akhir zaman.

Alhamdulillah, berkat izin  dan pertolongan  dari Allah SWT, kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas
terstruktur mata kuliah Hukum Hukum Masail Fiqiyah.

Pada kesempatan kali ini, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini dan semoga mendapat balasan pahala yang
berlipat ganda dari Allah swt. Amin.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan
adanya kritik dan saran yang  sifatnya membangun terhadap penulisan makalah ini.

Akhirnya kami berharap, mudah-mudahan makalah ini bermanfaat dan bisa


dimanfaatkan, khususnya bagi kami dan umumnya bagi semua yang berkepentingan. Semoga
Allah swt meridhoi atas segala usaha hamba-Nya. Amin.

Cirebon, April 2021

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat Islam yang hidup sekarang ini maupun di masa mendatang, akan
berhadapan dengan masalah-masalah baru yang belum pernah ada sebelumnya dalam
seluruh aspek kehidupan. Karena itu, kaum muslimin dituntut untuk menyelesaikan
masalah-masalah kontemporer itu secara relevan dan realistis. Banyak hasil percobaan
penelitian di kalangan ilmuwan kedokteran modern yang membawa implikasi
merebaknya kontroversi ketika hasil penelitian tersebut dipublikasikan. Tanggapan
mendukung maupun menolak pun bermunculan, disertai dengan kekuatan dan kelemahan
argumen-argumen masing-masing. Salah satu kemajuan dalam dunia kedokteran adalah
denga transplantasi organ tubuh. Transplantasi mulai populer di dunia kedokteran sejak
pertengahan tahun 50-an.
Transplantasi organ tubuh yang pertama kali sukses dilakukan
adalah transplantasi ginjal antara sepasang kembar identik. Setelah itu, transplantasi
ginjal terus dikembangkan untuk memungkinkan transplantasi di luar kembar identik.
Setelah mendapatkan cukup pengalaman dengan transplantasi ginjal, dunia kedokteran
mulai mengembangkan transpalantasi hati, paru dan jantung.1

B. Rumusan
Dari latar belakang diatas dapat ditari rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Transplantasi Organ Tubuh dan Euthanasia?
2. Ada berapa macam Transplantasi Organ Tubuh dan Euthanasia?
3. Bagaimana Hukum Transplantasi Organ Tubuh dan Euthanasia?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Transplantasi Organ Tubuh dan Euthanasia
2. Mengetahui macam Transplantasi Organ Tubuh dan Euthanasia
3. Mengetahui Hukum Transplantasi Organ Tubuh dan Euthanasia.

BAB II

1
Rohmah, L. (2018). Kontekstualisasi Hadis Tentang Transplantasi. Hikmah: Journal of Islamic Studies,
14(2), 105-131.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Transplantasi dan Euthanaisa


1. Pengertian Transplantasi

Pencangkokan atau transplantasi adalah pemindahan organ tubuh yang


mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat
dan tidak berfungsi dengan baik, yang apabila diobati dengan prosedur medis biasa,
harapan penderita untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi.2

Pencangkokan organ tubuh yang menjadi pembicaraan pada waktu ini adalah:
Mata, Ginjal dan jantung. Karena ketiga organ tubuh tersebut sangat penting
fungsinya untuk manusia, terutama sekali ginjal dan jantung. Mengenai donor mata
pada dasarnya dilakukan, karena ingin membagi kebahagiaan kepada orang yang
belum pernah melihat keinadahan alam ciptaan Allah ini ataupun orang yang menjadi
buta karena penyakit.

Definisi Transplantasi Istilah transplantasi berasal dari bahasa


Inggris transplantation, bentuk noun dari kata kerja to transplant, yang artinya
pencangkokan (jantung kulit). Sedangkan dalam kamus The Advanced Learner’s
Dictionary of Current English, A.S Homby dan Gatenby E.V., mengartikan
tranplantasi dengan “to move from one place to another” (memindahkan dari satu
tempat ke tempat lain). Adapun dalam istilah Ilmu Kedokteran, tranplantasi adalah
memindahkan jaringan atau organ yang berasal dari tubuh yang sama atau tubuh yang
lain. Hal ini dapat dilakukan baik sesama manusia maupun dari binatang.

Menurut Masjfuk Zuhdi dalam bukunya Masail Fiqhiyah, pencangkokan


(transplantasi) ialah pemindahan organ tubuh yang mempunyai daya hidup yang sehat
untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi dengan baik,
yang apabila diobati dengan prosedur medis biasa, harapan penderita untuk bertahan
hidupnya tidak ada lagi. Sementara menurut Soekidjo Notoatmodjo, transplantasi

2
Masjfuk Zuhdi. Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam, (Jakarta: Haji Masagung, 1994), 86.
adalah tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia
kepada tubuh manusia lain atau tubuhnya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa transplantasi organ tubuh


ialah pemindahan organ atau jaringan tubuh manusia atau hewan yang masih
berfungsi untuk menggantikan organ yang tidak berfungsi dalam rangka pengobatan
dan upaya penyelamatan nyawa penerima donor. Adapun yang dimaksud
dengan organ adalah kumpulan jaringan yang mempunyai fungsi berbeda sehingga
merupakan satu kesatuan yang mempunyai fungsi tertentu, seperti jantung, hati, dan
lain-lain. Sedangkan tujuan transplantasi (pencangkokan) jaringan atau organ adalah
sebagai usaha terakhir pengobatan bagi orang yang bersangkutan, setelah berbagai
usaha pengobatan lain yang dilakukan mengalami kegagalan. Hal ini dilakukan untuk
mempertahankan eksistensi manusia, seperti pencangkokan jantung, hati, ginjal dan
lain sebagainya.3

Dalam literatur hadis juga dituturkan peristiwa ’Arfajah, seorang sahabat Nabi
SAW yang kehilangan hidung dalam suatu pertempuran dan diganti dengan hidung
palsu dari perak. Hidung peraknya itu beberapa waktu kemudian menimbulkan bau
yang tidak sedap, sehingga ia meminta nasihat Nabi, lalu beliau menganjurkan agar
mengganti hidung perak itu dengan hidung palsu lain dari emas. Namun
demikian, transplantasi suatu organ tubuh dari spesies yang sama belum pernah
terjadi sampai pada tahun 1913, yaitu ketika Dr. Alexis Carrel, seorang ahli bedah
dari Perancis, berhasil melakukan transplantasi ginjal seekor kucing pada kucing yang
lain. Proses transplantasi ini berhasil dilakukan setelah ia menguasai cara penjahitan
ujung-ujung pembuluh darah yang telah dipotong agar darah dapat mengalir kembali
secara efisien sebagaimana sebelum dioperasi.

Transplantasi organ pertama kali pada manusia adalah pada 3 Desember 1967,
Prof. Christian N. Barnard beserta tim ahli bedahnya dari Afrika Selatan berhasil
melakukan pemindahan jantung dari seorang wanita bernama Denise Darvall (24
tahun), yang dinyatakan mati otak akibat kecelakaan akibat kendaraan bermotor,
3
Jamali, L. L. (2019). TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA PERSPEKTIF AL-QUR’AN.
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi Al-Quran Dan Al-Hadis, 7(01), 113-128.
untuk ditransplantasikan pada tubuh seseorang bernama Louis Washkansky (54
tahun). Washkansky sanggup bertahan hidup selama 18 hari dan kemudian meninggal
karena infeksi paru-paru yang mengakibatkan kurangnya oksigen yang masuk ke
dalam jantung barunya itu. Kemudian pada tanggal 2 Januari 1968, Barnard
melakukan transplantasi jantung pada Dr. Philip Blaiberg, yang akhirnya ia bisa
kembali menjalani hidup dalam keadaan sehat seperti sediakala.4
2. Pengertian Euthanaisa
Euthanasia dalam istilah kedokteran mengandung arti mati secara perlahan
atau pelan- pelan tanpa rasa sakit. Secara etimologi Euthanasia berasal dari bahasa
Yunani, terdiri dari dua kata yang “Eu” (Baik) “ Thanatos” (kematian). Sebuah
praktik mengakhiri hidup manusia atau hewan dengan cara paksa, tidak menimbulkan
rasa sakit bagi penderitanya. Umumnya dilakukan dengan suntikan. Masyarakat
awam mengenalnya dengan istilah “Suntik Mati”. Agama sangat menentang praktik
Euthanasia, karena melampaui takdir sang Khalik. Dalam perjalanan
waktu Euthanasia bukan merupakan hal baru. Sepanjang catatan sejarah
manusia, Euthanasia menjadi perdebatan, ada yang pro dan kontra. Seorang pujangga
dalam budaya kehidupan bangsa Yunani (Romawi Kuno) Posidippos, ia seorang
pujangga yang hidup pada tahun 300 SM menulis bahwa “Apa yang diminta oleh
manusia kepada dewa, tiada sesuatu yang lebih baik daripada kematian yang baik.
Kemudian “Philo” seorang filsuf Yahudi menyatakan bahwa Euthanasia adalah
‘kematian tenang dan baik.5
Euthanasia dalam dunia kedokteran merupakan sebuah usaha medis yang
dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit, setelah usaha-usaa
penyembuhan medis gagal menyelamatkan pasien. Tindakan euthanasia dilakukan
kepada pasien yang tidak memiliki harapan untuk sembuh secara medis, sehingga
kemungkinan bisa bertahan hidup sangat kecil, bahkan tidak ada sama sekali. Selain
itu euthanasia juga dilakukan untuk menghilankan penderitaan panjang akibat
penyakit yang tidak bisa diobati. Dalam prakteknya tindakan euthanasia dilakukan

4
Rohmah, L. (2018). Kontekstualisasi Hadis Tentang Transplantasi. Hikmah: Journal of Islamic Studies,
14(2), 105-131.
5
Fauzi, T., & Herlina, N. (2017, December). PRO KONTRA EUTHANASIA DALAM KEHIDUPAN:
MASALAH HUKUM, AGAMA, KEMANUSIAAN ERA MILLENIUM. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG.
kepada pasien-pasien penderita penyakit akut dan menular. Usaha ini dilakukan
dengan memberikan suntikan mematikan, seperti halnya yang dilakukan dalam
hukman mati. Pemberian suntik mati dilakukan setelah diagnose dokter dan
pemeriksaan medis intensif menunjukan keharusan untuk menghilangkan nyawa
pasien.6
Belanda, salah satu negara di Eropa yang maju dalam pengetahuan hukum
kesehatan mendefinisikan euthanasia sesuai dengan rumusan yang dibuat oleh
Euthanasia Study Group dari Ikatan Dokter Belanda: Euthanasia adalah dengan
sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang hidup seorang pasien atau
sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau mengakhiri hidup
seorang pasien dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri (Hanafi & Amir,
1999).7
B. Macam-macam Transplantasi Organ Tubuh dan Euthanaisa
1. Macam-macam Transplantasi Organ Tubuh
Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai permasalahan
sendiri - sendiri, yaitu;
a. Donor dalam keadaan hidup sehat. Tipe ini memerlukan seleksi cermat dan
general check Up, baik terhadap donor maupun terhadap penerima (resepient),
demi menghindari kegagalan transplantasi yang disebabkan oleh karena
penolakan tubuh resepien, dan sekaligus mencegah resiko bagi donor.
b. Donor dalam hidup koma atau di duga akan meninggal segera. Untuk tipe ini,
pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat control dan penunjang
kehidupan, misalnya dengan bantuan alat pernapasan khusus. Kemudian alat-alat
tersebut di cabut setelah pengambilan organ tersebut selesai.
c. Donor dalam keadaan mati. Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab secara
medis tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal secara
medis dan yudiris dan harus diperhatikan pula daya tahan organ tubuh yang mau
di transplantasi.8

6
http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/ Kontemporer/Euthanasia diakses pada tanggal 10 April 2021.
7
Pangemanan, E. G. (2019). Perlindungan Hak Asasi Manusia Terhadap Pasien Euthanasia Di Indonesia.
Lex Et Societatis, 7(6).
8
Masjfuk Zuhdi. “Masail Fiqhiyah”. Jakarta. PT Toko Gunung Agung. 1997. H. 86-87.
Berdasarkan sifat pemindahan organ atau jaringan tubuh yang dipindahkan
ke tubuh yang lain, transplantasi dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Autograft, ialah
pemindahan organ jaringan atau organ dari satu tempat ke tempat yang lain dalam
tubuh pasien sendiri. Contohnya: Operasi bibir sumbin; 2) Allograft, ialah
pemindahan jaringan atau organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain dengan sama
spesiesnya (manusia dengan manusia). Contohnya: transplantasi ginjal dan kornea
mata; 3) Xenograft, ialah pemindahan jaringan organ dari satu tubuh ke tubuh yang
lain dengan berbeda spesies (spesies manusia dengan binatang).9
Secara umum menurut M. F. A. Woodruf ada tiga tipe transplantasi organ,
yaitu:
a. Autotransplantasi, yaitu transplantasi organ yang menggunakan bagian-
bagian tubuh atau organ dari tubuh si pasien itu sendiri. Dalam hal
ini transplantasi kulit, tulang rawan, otot, dan tulang merupakan praktik-praktik
yang sering dilakukan dalam bedah ortopedis.
b. Homotransplantasi (Allotransplantasi), yaitu transplantasi organ pada spesies
yang sama, misalnya tranplantasi organ manusia kepada manusia.
c. Heterotransplantasi, yaitu transplantasi organ pada spesies yang berbeda,
misalnya transplantasi dari hewan kepada manusia, atau antara hewan yang satu
dengan hewan lainnya dari spesies yang sama.
Di antara ketiga tipe transplantasi tersebut yang paling sedikit resikonya
adalah autotransplantasi, yakni bila organ atau jaringan pengganti berasal dari tubuh
sendiri. Karen hal ini tidak akan menimbulkan rejeksi. Sebaliknya, organ atau
jaringan yang berasal dari orang lain (kecuali saudara kembar satu telur) sering
menimbulkan reaksi penolakan yang mungkin mengakibakan berbagai komplikasi.
Bagaimana cara untuk mengatasi reaksi penolakan serta metode yang tepat untuk
menguji kecocokan antara donor dan penerima, merupakan dua hal dalam
bidang transplantasi yang sampai kini terus dikaji oleh para ahli.10
2. Macam-macam Euthanaisa
Euthanasia dapat dipandang dari beberapa sisi, antara lain :
9
Jamali, L. L. (2019). TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA PERSPEKTIF AL-QUR’AN.
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi Al-Quran Dan Al-Hadis, 7(01), 113-128.
10
Rohmah, L. (2018). Kontekstualisasi Hadis Tentang Transplantasi. Hikmah: Journal of Islamic Studies,
14(2), 105-131.
a. Euthanasia Pasif
Tindakan dokter untuk menghentikan pengobatan pasien, secara medis
penyakitnya tidak dapat dapat disembuhkan.
b. Euthanasia Aktif
Tindakan yang dilakukan untuk mempercepat kematian pasien dengan
memberikan suntikan ke dalam tubuh pasien. Suntikan diberikan pada pasien
yang menderita penyakit pada stadium akhir, dan menurut perhitungan medis
sudah tidak mungkin lagi dapat disembuh atau bertahan lama.11
c. Euthanasia Secara Sukarela (Voluntary)
Tindakan yang dilakukan untuk mempercepat kematian pasien berdasarkan
permintaannya sama ada secara lisan atau tertulis.
d. Euthanasia Secara Tidak Sukarela (Non- Voluntary)
Tindakan yang dilakukan untuk mempercepat kematian pasien yang tidak
membuat permintaan atau wasiat supaya dipercepat kematiannya. Juga merajuk
kepada proses mempercepatkan kematian pasien yang berada dalam keadaan
tidak sadar, koma atau tidak mampu memberikan reaksi yang dapat difahami.
Dalam kes ini biasanya ahli keluarga pasien yang membuat permohonan supaya
dipercepatkan kematian.
e. Involuntary Euthanasia
Tindakan yang dilakukan untuk mempercepat kematian pasien tanpa permintaan
yang jelas.12
Penghentian pengobatan dilakukan untuk mempercepat kematian pasien.
Alasan lain karena kondisi ekonomi pasien dan keluarga tidak mampu untuk
melanjutkan pengobatan karena alasan ekonomi sementara fungsi pengobatan
dipandang tidak efektif lagi.13
C. Hukum Transplantasi Organ Tubuh dan Euthanaisa

11
Fauzi, T., & Herlina, N. (2017). PRO KONTRA EUTHANASIA DALAM KEHIDUPAN: MASALAH
HUKUM, AGAMA, KEMANUSIAAN ERA MILLENIUM. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG.
12
Yusof, F. M., Nizar, T. J., Muhammad, S. N., & Nazir, N. M. (2013). Hanasia: Melanggar Etika dan Hak
Asasi Manusia. Jurnal Teknologi, 64(1).
13
Fauzi, T., & Herlina, N. (2017). PRO KONTRA EUTHANASIA DALAM KEHIDUPAN: MASALAH
HUKUM, AGAMA, KEMANUSIAAN ERA MILLENIUM. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG.
Kajian yang membahas terkait praktek transplantasi jaringan maupun organ dalam
khazanah instelektual dan keilmuan fikih Islam klasik relatif jarang dan hampir tidak
pernah dikupas oleh fuqaha secara mendetail dan jelas yang mungkin karena faktor
barunya masalah ini dan dimensi terkait yang kompleks meliputi kasus transplantasi.
Oleh karena itu, para ulama kontemporer khususnya melakukan ijtihad untuk
memberikan pandangan terdapat kasus transplantasi. Terdapat beberapa pandangan
mengenai hukum transplantasi organ tubuh manusia dari berbagai kalangan, baik
kalangan Ulama Klasik maupun Ulama Kontemporer. Berikut beberapa pendapat terkait
hukum transplantasi organ tubuh :
Para ulama fiqih klasik sepakat bahwa melakukan transplantasi organ tubuh
manusia dengan organ manusia lainnya diperbolehkan selama tidak mendapatkan organ
lainnya dan menimbulkan kemudharatan.14
Indonesia salah satu negara yang filosopi-nya Pancasila dengan mayoritas
penduduk beragama Islam sangat menentang tindakan Euthanasia karena dipandang
sebagai sebuah tindakan tidak bermoral dan tidak dibenarkan dalam ajaran agama
khususnya agama Islam. Euthanasia dinilai sebagai sebuah tata cara yang berkedok
membantu padahal, tindakan tersebut adalah sebuah pembunuhan. Kode Etik Kedokteran
Indonesia pada tahun 1983 ditetapkan oleh Mentri Kesehatan Nomor:
434/Men.Kes./SK/X/1983 pada pasal 10 menegaskan bahwa “Setiap dokter harus
senantiasa mengingat kewajibannya melindungi hidup setiap makhluk” dan bahwa
manusia dan setiap makhluk yang bernyawa untuk dapat mempertahankan kehidupannya.
Selanjutnya pasal 344 Kitab Undang- Undang Hukum Pidana (KUHP) menegaskan
bahwa “Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain baik atas permintaan sendiri, yang
disebutkannya dengan nyata dan sunguh-sunguh, akan dikenakan hukum penjara selama-
lamanya dua belas tahun.” Berdasarkan kode etik dokter Indonesia dan KUHP, seorang
dokter dapat dituntut oleh asosiasi dan penegak hukum, apabila melakukan Euthanasia
sekalipun atas permintaan pasien dan keluarga karena perbuatan tersebut dipandang
sebagai perbuatan melawan hukum.
Euthanasia dalam ajaran agama Islam ( Qatl ar-Rahman atau Taisir al-Maut),
menilai sebagai tindakan memudahkan kematian seseorang baik dengan sengaja tanpa
14
Jamali, L. L. (2019). TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA PERSPEKTIF AL-QUR’AN.
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi Al-Quran Dan Al-Hadis, 7(01), 113-128.
merasakan sakit, atau karena kasih sayang, dengan tujuan meringankan penderitaan si
sakit, baik dengan cara positif maupun negatif tidak dibenarkan. Islam mengakui hak
hidup dan mati manusia adalah sebagai anugerah dari Allah SWT kepada manusia, oleh
karena itu, hanya Allah yang dapat menentukan kapan seseorang lahir dan kapan ia
meninggal).
Ayat lain yang menjelaskan tindakan membunuh atau bunuh diri diharamkan
dalam hukum Islam, “dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu." (An-Nisa' : 29). Pada QS an-Nisa 4 ayat 92
dijelaskan ” tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin lain, kecuali
karena tersalah (tidak sengaja), barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah
hendaklah ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat
dan diserahkan kepada keluarga dari pihak yang terbunuh, kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah. Jika ia yang terbunuh dari kaum kafir ada perjanjian damai antara
mereka dengan kamu, maka hendaklah si pembunuh membayar diat yang diserahkan
kepada keluarga terbunuh dan memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa
yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia si pembunuh berpuasa dua bulan berturut-
turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana. Ayat lain yang menjelaskan perbuatan Euthanasia, haram (QS Yunus
10- ayat 49) "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak juga
kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah".
Setiap manusia mempunyai ajal jika ajal tiba tidak seorangpun dapat menundanya
sekalipun hanya sesaat, dan tidak juga mendahulukan-Nya“. Diriwayatkan “Janganlah
engkau membunuh dirimu sendiri, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik.”. Selanjutnya dalam QS Yunus 10- ayat 56 “Dia-lah yang
menghidupkan dan mematikan dan, hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. Surat Al-
Mulk 67 ayat 1-2 “1) Maha suci Allah, di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu 2) Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji
kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.15

15
Fauzi, T., & Herlina, N. (2017, December). PRO KONTRA EUTHANASIA DALAM KEHIDUPAN:
MASALAH HUKUM, AGAMA, KEMANUSIAAN ERA MILLENIUM. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Transplantasi organ tubuh ialah pemindahan organ atau jaringan tubuh manusia
atau hewan yang masih berfungsi dalam rangka pengobatan dan upaya penyelamatan
nyawa penerima donor. Berdasarkan sifat pemindahan organ atau jaringan tubuh yang
dipindahkan ke tubuh yang lain, transplantasi dibedakan menjadi tiga yaitu : 1) Autograft,
ialah pemindahan organ jaringan atau dari satu tempat ke tempat yang lain dalam tubuh
pasien sendiri. 2) Allograft, ialah pemindahan jaringan atau organ dari satu tubuh ke
tubuh yang lain dengan sama spesiesnya. 3) Xenograft, ialah pemindahan jaringan organ
dari satu tubuh ke tubuh yang lain dengan berbeda spesies. Secara umum menurut M. F.
A. Woodruf terdapat 3 tipe transplantasi organ, yaitu: Autotransplantasi,
Homotransplantasi, dan Heterotransplantasi. Hukum transplantasi menurut para ulama
fiqih klasik sepakat bahwa melakukan transplantasi organ tubuh manusia dengan organ
manusia lainnya diperbolehkan selama tidak mendapatkan organ lainnya dan
menimbulkan kemudharatan.
Euthanasia adalah dengan sengaja tidak melakukan sesuatu untuk memperpanjang
hidup seorang pasien atau sengaja melakukan sesuatu untuk memperpendek hidup atau
mengakhiri hidup seorang pasien dan ini dilakukan untuk kepentingan pasien sendiri.
Euthanasia dapat dipandang dari beberapa sisi, antara lain: Euthanasia pasif,
Euthanasia aktif, Euthanasia secara sukarela, Euthanasia secara tidak sukarela dan
Involuntary Euthanasia. Dalam ajaran agama Islam Euthanasia dinilai sebagai tindakan
memudahkan kematian seseorang baik dengan sengaja tanpa merasakan sakit, atau
karena kasih sayang, dengan tujuan meringankan penderitaan si sakit, baik dengan cara
positif maupun negatif tidak dibenarkan. Islam mengakui hak hidup dan mati manusia
adalah sebagai anugerah dari Allah SWT kepada manusia, oleh karena itu, hanya Allah
yang dapat menentukan kapan seseorang lahir dan kapan ia meninggal).
B. Saran

Penulis banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan untuk penulisan makalah
di kesempatan-kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
AL-QUR’AN. Diya Al-Afkar: Jurnal Studi Al-Quran Dan Al-Hadis, 7(01), 113-128.

Fauzi, T., & Herlina, N. (2017, December). PRO KONTRA EUTHANASIA DALAM
KEHIDUPAN: MASALAH HUKUM, AGAMA, KEMANUSIAAN ERA MILLENIUM.
In PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI
PALEMBANG.

Jamali, L. L. (2019). TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA PERSPEKTIF


AL-QUR’AN. Diya Al-Afkar: Jurnal Studi Al-Quran Dan Al-Hadis, 7(01), 113-128.

Masjfuk, Z. Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam, (Jakarta: Haji Masagung,
1994), 86.

Pangemanan, E. G. (2019). Perlindungan Hak Asasi Manusia Terhadap Pasien


Euthanasia Di Indonesia. Lex Et Societatis, 7(6).

Rohmah, L. (2018). Kontekstualisasi Hadis Tentang Transplantasi. Hikmah: Journal of


Islamic Studies, 14(2), 105-131.

Yusof, F. M., Nizar, T. J., Muhammad, S. N., & Nazir, N. M. (2013). Hanasia:
Melanggar Etika dan Hak Asasi Manusia. Jurnal Teknologi, 64(1).

http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/ Kontemporer/Euthanasia diakses pada tanggal 10


April 2021.

Anda mungkin juga menyukai