Makalah ini disusun untuk memnuhi tugas Mata Kuliah Fiqih Kontemporer
Dosen Pengampu: Abdul Qadir, M.Pd.I
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan bantuan dari manusia Lain dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kemajuan ilmu dan teknologi Dalam dunia kesehatan dan kedokteran
membawa manfaat yang begitu besar Bagi kehidupan manusia. Namun kemajuan tersebut juga
akan memberikan Dampak negatif yang mencemaskan bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Salah satunya kemajuan dalam hal transplantasi organ tubuh manusia, atau pencakokan organ
tubuh manusia. Hal ini mengundang diskusi dan Perdebatan terutama dari segi hukum agama,
terutama agama Islam. Selain Itu tidak semua kemajuan teknologi dalam bidang ilmu kesehatan
dapat Diterima dalam kehidupan masyarakat pada umumnya.
Agama Islam bukan hanya agama yang berisi pedoman-pedoman Hidup, peraturan-peraturan,
akhlak, sejarah dan lain-lain, tetapi juga berisi Pokok-pokok ilmu pengetahuan (science). Salah
satunya adalah ilmu Kesehatan. Adanya ayat-ayat Al-Qur‘ān dan hadits-hadits Nabi Saw
tentang Penciptaan manusia (embriologi), kebersihan, makanan (gizi), seks, Pemberantasan
penyakit menular, tentang sifat-sifat jiwa manusia dan Adanya obat jiwa dalam Al-Qur‘ān,
merupakan petunjuk bahwa ajaran ajaran Islam mengandung juga ilmu kedokteran dan ilmu
kesehatan.
Kesehatan di dalam diri kita merupakan salah satu rahmat Allah SWT Yang menjadi bekal
manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Hal ini Berdasarkan pada firman Allah dalam Al-
Qur‘an surat Al-Israa‘ ayat 707:
B. TRANPARANSI
1. Pengertian Tranparansi
Transplantasi berasal dari bahasa inggris transplantation bentuk noun dari Kata kerja to
transplant, yang artinya pencangkokan penanaman jaringan yang Diambil dari tubuh yang
sama atau dari individu lain. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, transplantasi adalah
pemindahan jaringan tubuh dari suatu Tempat ke tempat lain (seperti menutup luka yang tidak
berkulit dengan Jaringan kulit dari bagian tubuh yang lain).
Transplantasi menurut istilah kedokteran berarti tindakan medis untuk Memindahkan organ
dan atau jaringan tubuh manusia kepada manusia yang Lain atau tubuhnya sendiri. Orang yang
anggota tubuhnya dipindahkan Disebut donor (pen-donor), sedang yang menerima disebut
repisien.
Transplantasi merupakan solusi bagi penyembuhan organ tubuh, karena Penyembuhan /
pengobatan dengan prosedur medis biasa tidak ada harapan Kesembuhannya. Transplantasi
yang sudah berkembang dalam dunia Kedokteran tidak dapat dilakukan begitu saja, karena
harus Mempertimbangkan dari segi agama, hukum, budaya, etika, dan moral.
Transplantasi organ pertama kali dilakukan oleh Prof. Dr. Christian Bernard seorang dokter
spesialis jantung dari afrika selatan yang di kenal Lewat eksperimennya. Pada tahun 1967
dokter Christian melakukan operasi Pencangkokan jantung manusia pertama kali di dunia.
Pada saat itu pasiennya Berusia 55 tahun, dan operasi tersebut berjalan dengan baik. Dalam
beberapa Hari pasien tersebut sudah bisa duduk di tempat tidur, berbicara, bahkan Tertawa.
Sampai saat ini, transplantasi organ tubuh yang banyak dibicarakan di Kalangan ilmuwan dan
agamawan / rohaniwan adalah mengenai tiga macam Organ tubuh, yaitu mata, ginjal, dan
jantung. Hal ini dapa dimaklumi, karena Dari segi struktur anatomis manusia, ketiga organ
tubuh tersebut sangatlah Vital bagi kehidupan manusia.
Namun apa yang bisa dicapai dengan teknologi, belum tentu bisa diterima Oleh agama, dan
hukum yang hidup di masyarakat, mengingat transplantasi Organ tubuh itu termasuk masalah
ijtihad, karena tidak terdapat hukumnya Secara eksplisit dalam al-Quran dan sunnah.
Mengingat pula masalah Transplantasi merupakan masalah yang cukup kompleks, menyangkut
Berbagai bidang studi, maka seharusnya masalah ini lebih di kaji dari Berbagai biadang dan di
analisis dengan menggunakan metode pendekatan Atau motode multidisipliner.
2. Dasar Hukum Tranparansi
Apabila transplantasi mata, ginjal, atau jantung dari donor dalam keadaan Hidup sehat, islam
tidak membenarkan, karena :
1) Firman Allah dalam surah al-Baqarah 195 :
َ ض َر ُر َلَيُزَ ا ُل بِا ل
ض َر ِر َ ال
Artinya :
“ Bahaya tidak boleh dihilangkan dengan bahaya lainnya”
Misalnya bahaya yang mengancam jiwa si A, tidak boleh di Atasi/dilenyapkan dengan cara
yang bisa menimbulkan bahaya baru yang Mengancam jiwa orang yang menolong si A
tersebut.
3. Tujuan Tranparansi
Tujuan dari transplantasi sebagai suatu upaya unttuk Melepaskan manusia dari penderitaan
yang secara biologis mengalami ke Abnormalan, atau menderita suatu penyakit yang
mengakibatkan rusaknya Fungsi suatu organ, jaringan atau sel, pada dasarnya bertujuan :
1) Kesembuhan dari suatu penyakit, misalnya kebutaan, rusaknya
jantung, Ginjal, dan sebagainya.
2) Pemulihan kembali suatu organ, jaringan atau sel yang telah rusak atau
Mengalami kelainan tetapi sama sekali tidak terjadi kesakitan biologis,
Misalnya bibir sumbing.
Jika ditinjau dari segi tingkatan tujuannya, maka tranplantasi bermaksud:
1). Semata-mata pengobatan dari sakit atau cacat atau cacat yang kalau Tidak dilakukan
dengan pencangkokan tidak akan menimbulkan Kematian, seperti trlansplantasi cornea
dan bibir sumbing.
2). Sebagai jalan terakhir yang kalau tidak dilakukan akan menimbulkan Kematian,
seperti transplantasi ginjal, hati, dan jantung.
Dari uraian di atas tampak bahwa tujuan utama transplantasi adalah Bersifat kemanusiaan,
menghindarkan suatu kematian yang diduga akan Terjadi tanpa dilakukan transplantasi, dan
melepaskan derita kesakitan atau Kelainan biologis.
Dalam ajaran agama Islam, tujuan transplantasi tak lain adalah sebagai Pengobatan dari
penyakit karena Islam sendiri memerintahkan manusia agar Setiap penyakit
diobati,karenamembiarkan penyakit bersarang dalam tubuh Dapat mengakibatkan
kematian,sedangkan membiarkan diri terjerumus Dalam kematian (tanpa usaha) adalah
perbuatan terlarang, sebagai mana Firman Allah dalam Al-Qur‘an.
Maksudnya apabila sakit maka manusia harus berusaha secara Optimaluntuk mengobatinya
sesuai kemampuan karena setiap penyaki sudah ditentukan obatnya maka dalam hal ini
Transplantasi merupakan salah satu bentuk pengobatan.
Al-Qardhawi berpendapat bahwa kemaslahatan yang terdapat melalui Transplantasi, yaitu
telah membantu menghilangkan penderitaan dan bahaya Yang di derita ornag lain serta dalam
transplntasi tersebut ada upaya Pemeliharaan jiwa yang merupakan prinsp utama dalam
memelihara Eksistensi manusia.
Dalam pelaksanaan Transplantasi yang sudah berkembang dalam dunia Kedokteran tidak dapat
dilakukan begitu saja, karena ada nya prosedur yang Harus di penuhi berbagai pihak agar tidak
ada kesalah fahaman antara pihak Pendonor dan resipien. Selain itu prosedur dan tata cara
pelaksanaan Transplantasi juga harus di penuhi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan Pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan Sebagai
berikut:
1. Faktor penyebab dilakukannya operasi Plastik adalah adanya keinginan untuk
Menghilangkan kelainan-kelainan (cacat) Pada organ tubuh tertentu agar dapat
Berfungsi secara normal kembali. Selain Itu, faktor penyebab dilakukannya Operasi
plastik di dalam perkembangan Ilmu kedokteran (spesialis bedah/ bedah Plastik) yaitu
adanya keinginan untuk Memperindah bentuk organ tubuh yang Sempurna (normal)
agar kelihatan lebih Menarik.
2. Manfaat operasi plastik yaitu:
a) Dapat menormalkan kembali organ Tubuh yang telah rusak (cacat).
b) Dapat memperbaiki dan Menyempurnakan bentuk organ tubuh agar kelihatan lebih
bagus.
c) Dapat mengurangi beban mental dan Terlepas dari bahaya bagi penderita Yang cacat.
Hukum Islam memperbolehkan dilakukannya operasi plastik yang Bertujuan untuk
memperbaiki dan Menyempurnakan bentuk organ tubuh yang (rusak) cacat agar dapat
berfungsi Secara normal kembali, karena jika tidak dilakukan operasi dapat mengakibatkan
dampak negatif yang serius. Akan tetapi Hukum Islam secara tegas melarang Bahkan
mengharamkan operasi plastik yang bertujuan untuk memperindah Bentuk organ tubuh yang
sempurna (normal) agar kelihatan lebih menarik, Karena hal itu termasuk perbuatan Merubah
ciptaan Allah SWT.
Ditinjau dari fiqih kontemporer, maka transplantasi /pencangkokan organ Tubuh manusia
hukumnya adalah mubah dan haram. Tetapi dalam kasus yang Menimpa Siti Nur Jazilah atau
Lisa hukumnya menjadi mubah atau boleh.
Hukum tersebut diambil dari beberapa pendapat tokoh fiqih kontemporer yaitu Masjfuk
Zuhdi dan Yusuf Qardhawi yang mensyaratkan bahwa transplantasi Boleh dilakukan jika
dalam keadaan darurat atau memang sudah tidak ada Jalan lain yang bisa dilakukan untuk
menyelamatkan hidup seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang, Sunggono, Metodologi Penelitaan Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996.
Barbara, C, Long, Perawatan Medical Bedah, Bandung : Yayasan Pendidikan Keperawatan
Pajajaran, 1996.
David C. Sabiston, Buku Ajar Bedah Bagian I, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995.
Khamal, Muchtar, Ushul Fiqh, Jakarta : Dana Bakti Wakaf, 1995.
Kartini, Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung : Mandar Maju, 1996.
Mair, M.Jenkins, Plastic Surgery Nursing, London : Macmiland Co LTD, 1988.
M. Ali, Hasan, Masail Fiqhiyah, Al-Haditsah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Muhammad, Hasbi, Ash Siddiqieay, Pokok -Pokok Pegangan Imam Madzhab, Semarang : PT
Pustaka Rizki Putra, 1997
Abdurahman, Dudung. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta : Kurnia Dalam Semesta.
2003.
Al-Suyuthi, Al-Asybah wa al-Nazhair. Beirut-Lebanon: Dar-al-Fikr, 1995. Jilid II, 203
Anwar, Syahrul. Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih. Bogor : Ghalia Indonesia, 2010.
Bashori, Ahmad. Studi Analisis Keputusan Ijtima Ulama’ Komisi Fatwa Majelis Ulama
Indonesia Se Indonesia Iii Tahun 2009 Di Padangpanjang Tentang Diperbolehkaannya Donor
Kornea Mata Di Bank Mata, Iain Walisongo Semarang. 2010.
Christiawan, Rio.Aspek Hukum Kesehatan. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
2003.
Echols. John dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia. 1989. Ghazali
Said dan Ansor, Ahkamul Fuqaha… .., 484-485.
Ghony, Djunaidi & Fauzan Almanshur.Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media. 2012.