Anda di halaman 1dari 6

TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA DALAM PANDANGAN

ISLAM

Nama : Nanda Muhammad Hisan


NIM : 200101110150
Kelas : PAI F
Mata Kuliah : Masail Fiqih

PENDAHULUAN
Berkembangnya zaman ini membuat tatanan keduniaan mengalami perubahan sedikit
demi sedikit dan hal ini tentunya menjadi hal yang positif bagi semua bidang, mau itu bidang
teknologi, sosial, politik, bahkan tidak terpungkiri juga semakin kesini ilmu kedokteran juga
mengalami kemajuan. Perkembangan ini tidak dapat terbendung juga karena pada dasarnya
manusia itu membutuhkan perubahan yang disebabkan oleh tuntutan kebutuhan. Ilmu
kedokteran juga semakin kesini maka semakin berkembang dan hal ini juga terjadi karena
tuntutan kebutuhan dari manusia. Bagaimana tidak penyakit yang zaman dulu tidak ada dan
sekarang ada seperti contohnya penyakit kanker, dan lain sebagainya, dan hal ini tentunya
menjadi tugas berat bagi orang yang mempelajari kesehatan untuk memikirkan bagaimana
cara membuat obatnya. Dalam bidang ilmu kedokteran juga telah mengalami kemajuan yang
sangat bagus bagaimana tidak transplantasi organ tubuh manusia yang zaman dulu tidak ada
dan sekarang ini bagi orang yang sedang mengalami sakit lalu membutukan salah satu organ
tubuh dari manusia maka bisa melakukan trasplatansi organ tubuh dari orang lain.

Perkembangan zaman yang seakan-akan membuat semua umat manusia untuk selalu
bertahan mengakibatkan bagaimana ide-ide baru akan terpikirkan dalam memenuhi
kebutuhan manusia agar mereka bisa bertahan hidup, mulai dari memenuhi kebutuhan
sandang dan pangan sampai dengan kebutuhan yang mendasar seperti bertahan dari penyakit.
Pada pemikiran manusia terdahulu mungkin tidak aka nada yang mengira bahwasannya organ
tubuh dari manusia sendiri dapat di transplantasikan atau dipindahkan ke tubuh manusia lain
karena memang manusia terdahulu tidak sanggup untuk melakukan hal tersebut tetapi
kembali lagi karena adanya tuntutan keperluan diiringi dengan kemajuan teknologi yang
semakin pesat maka pemikiran tentang memindahkan organ tubuh manusia ke manusia
lainnya bisa terjadi.
Pada dasarnya transplantasi organ tubuh manusia ini dapat dilakukan serta banyak
orang yang berhasil dalam melaksanakan aktifitas tersebut dan bisa hidup lebih sehat dari
sebelumnya, dan jika kita kaji lebih dalam berdasarkan pandangan hukum islam tentang
transplantasi ataupun pemindahan organ manusia ke manusia lainnya dan lebih kita kenal
dengan sebutan donor organ apakah di perbolehkan atau tidak diperbolehkan. Dan hal ini
menjadi permasalahan apakah donor organ tubuh itu merupakan kebutuhan yang mendesak
atau menjalankan ibadah. Permasalahan inipun menimbulkan harus berpendapatnya para
ulama karena transplantasi organ tubuh sendir tidak pernah dicontohkan oleh nabi kita yaitu
nabi Muhammas SAW. Tetapi jika pemikirannya begini maka masih banyak hal yang
menjadi pertanyaan di bidang kesehatan karena adanya tindakan yang dilakukan tidak sesuai
dengan apa yang dilakukan pada zaman nabi Muhammad SAW, serta apabila pemmikiran ini
terus dipertahankan maka agama islam sendiri menjadi penghambat untuk berkembangnya
ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu kedokteran. Islam sendiri merupakan agama
yang tidak pernah menjadi penghambat dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan
khususnnya dalam ilmu kedokteran tentang apakah trasplantasi organ manusia boleh
dilakukan. Maka dalam tulisan ini penulis akan membahas permasalahan yang telah penulis
paparkan tentang apakah transplantasi organ manusia boleh dilakukan atau tidak?.

PEMBAHASAN

Transplantasi atau pencangkokan organ tubuh manusia adalah pemindahan organ


tubuh manusia tertentu yang mempunyai daya hidup yang sehat, dari seseorang yang
bertujuan untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat bahkan tidak berfungsi dengan
baik, lalu orang yang organ tubuhnya dipindahkan maka disebut donor (pen-donor) dan
orang yang menerima dari anggota tubuhnya bernama repisien. Dalam istilah literature arab
transplantansi ini dikenal dengan istilah naqad al-a’da atau juga disebut dengan al-wasl
(penyambungan). Sedangkan kata pencangkokan sering kali dipakai untuk istilah dalam kata
Bahasa Indonesia. Transplatansi organ tubuh ini sangat bermanfaat bahkan menjadi sosusi
bagi orang yang memang memerlukan organ tubuh dari orang yang sehat. Hal ini juga
berguna untuk penyembuhan atau pengobatan bagi orang yang tidak bisa disembuhkan
dengan prsedur medis seperti biasa bagi kesembuhannya.

Dalam transplatansi organ sendiri ada empat jenis sumber organ cangkok:
1. Autotransplatansi, yaitu dari atau kepada diri sendiri yang mana cara ini dilakukan
pada individual yang sama. Dalam hal ini organ yang biasa dicangkok adalah:
kulit, ginjal, pancreas, tulang limpa, dan darah.
2. Isotransplatansi, yaitu transplatansi antara dua individu yang mana genetiknya
sama.
3. Alotransplatansi, yang mana dilakukan antara dua individu yang spesiesnya sama.
Organ yang dapat dicangkok dengan cara ini adalah setiap organ atau jaringan
dengan syarat ada persamaan sistem HLA (human lymphocyte antigen sytem A)
dan ABO pada kedua individu.
4. Xenotraplatansi, dilakukan antara dua individu yang berbeda spesies misalnya dari
hewan ke manusia.

Dalam masalah transplantasi organ inipun Negara kita tercinta ini membuat aturan
atau yang lebih kita kenal dengan undang-undang dengan tujuan agar tidak ada pihal yang
seenaknya membawa organ tubuh manusia. Seperti contohnya dalam pasal 34:

1. Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan
disaran kesehatan tertentu.
2. Pengambilan organ dan jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan
kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan ahli waris atau
keluarganya.
3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi
sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.

Kita lihat bahwasannya Negara sendiri mengatur tentang transplantasi organ tubuh
manusia. Dengan adanya aturan seperti ini berarti transplantasi ini boleh dilakukan oleh
seseorang tetapi harus dengan peraturan yang tertera pada undang-undang. Islampun
memandang bahwasannya transplatansi organ ini boleh yang berlandaskan dalil yang terdapat
pada al-qur’an dan al-hadis seperti fatwa MUI pada tahun 2009 yang berlandaskan dalil:

1. QS. al-Maidah: 2 yang artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam


(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Amat berat siksa-Nya. Ayat tersebut menyuruh berbuat baik kepada sesama
manusia dan tolong menolong dalam hal kebaikan. Termasuk didalamnya
memberikan organ tubuh kepada orang yang memerlukan merupakan suatu
perbuatan tolong menolong dalam kebaikan karena memberi manfaat bagi orang
lain.
2. QS. al-Hasyr: 9 yang artinya: “Dan orang-orang yang telah menempati kota
Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin),
mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan
mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa
yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-
orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan.
dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang
beruntung”. Dalam ayat ini menjelaskan bahwasannya ayat mengisyaratkan
anjuran tentang megutamakan memelihara orang lainyang sedang tertimpa
kesusahan dan transplantasi ini merupakkan cara untuk menghilangkan kesulitan
yang sedang tertimpa pada orang lain..

Memang untuk hukum awal dari transplatansi organ ini tidak diperboleh dan bahkan
dilarang oleh banyak ulama. Seperti pendapat Al-Fatwa Al-Hindiyah yang berkata
bahwasannya memanfaatkan anggota tubuh manusia tidak diperbolehkan. Hal ini alasannya
karena itu memang itu najis da nada juga yang berpendapat bahwa anggota tubuh itu
merupakan sebuah kehormatan, tetapi apapun alasannya selama berkaitan dengan alasan
yang dua ini maka alasannya memang benar. Tetapi awal hukum yang tadinya tidak
diperbolehkan maka ketika dalam kemadharatan hal ini menjadi diperbolehkan seperti dalam
kaidah fiqhiah yaitu:

‫ تبيح المظوات‬J‫الضرورات‬
“Darurat itu membolehkan seseatu yang dilarang”

Ada juga dalil dari kaidah fiqhiah yang memperbolehkannhya transplatansi organ:

‫ذا تزاحمت المصالح ق ّدم األعلى منها وإذا تزاحمت المفاسد ق ّدم األخف منها‬
“Apabila dua kerusakan atau dua bahaya saling bertentangan, maka dijaga bahaya
yang lebih besar dengan jalan melaksanakan perbuatan yang mengandung bahaya lebih
kecil”. Dalam kaidah ini disebutkan tentang bahaya yang bertentangan lalu keharusan kita
adalah melaksanakan perbuatan yang bahayanya lebih sedikit, sehigga dalam transplatansi ini
ada si pendonor dan ada orang yang menerima donor tersebut lalu kaitannya orang yang
mendonor tersebut dapat mencegah orang yang membutuhkan donor organ tubuhnya.

Adapun menurut pendapat ulama tentang transplatansi ini boleh seperti menurut Al-
Qardhawi menjelaskan bahwasannya seorang muslim sendiri boleh melakukan transplatansi
organ tubunnya tetapi dengan catatan ketika ia masih hidup, tetapi ada juga yang berpendapat
bahwa seseorang diperbolehkan mendonorkan organnya apabila itu miliknya dan alasan Al-
Qardhawi memperbolehkan donor organ ini karena meskipun anggota tubuh ini merupakan
titipan dari Allah SWT tetapi manusia memiliki wewenang untuk memanfaatkan serta
mempergunakannya sebagai harta dan harta ini merupakan sesuatu milik Allah sebagaimana
firman Allah yang artinya: “Dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang
dikaruniakan-Nya kepadamu” (QS. An-Nur: 33). Dan menurut Qardhawi ini bahwassannya
sebagian harta boleh diberikan kepada orang lain yang membutuhkannya berarti dengan
begini donor sebagian dari tubuh manusia itu boleh tetapi hanya bagi orang yang
membutuhkannya saja. Tetapi Al-Qardhawi sendiri membatasi bagi si pendonor sendiri
dengan catatan boleh mendonorkan organnya tetapi tidak boleh mendermakan semuanya, dan
juga jika mendonorkan ini merupakan sesuatu yang berdampak buruk bagi si pendonor
apalagi mengorbankan dirinya sampai bisa mengancam kesselamatan jiwanya hanya bagi
orang lain maka hal ini tidak diperbolehkan.

Tetapi kebolehan transplatansi ini lebih ke bersfat muqoyyad artinya berarti tidak
mutlak serta kebolehan itupun harus dengan beberapa syarat, yaitu:

1. Tidak boleh mendonorkan sebagian organ tubuh yang justru akan menimbulkan
dharar (bahaya) dan kesengsaraan bagi dirinya atau bagi seseorang yang
mempunyai hak tetap atas dirinya
2. Tidak diperbolehkan seseorang mendonorkan organ tubuh yang hanya dimiliki
satu satunya misalnya seperti jantung, hati karena dengan alasan manusia tidak
dapat bertahan hidup jika tidak memiliki organ tersebut.

KESIMPULAN

Awalnya hukum transplatansi organ tubuh ini merupakan perkara yang tidak
diperbolehkan tetapi jika dengan adanya alasan-alasan tertentu yang telah penulis sebutkan
diatas maka hukumnya menjadi boleh. Tetapi kebolehan inipun harus memennuhi 2 sarat
yang telah penulis sebutkan.
REFERENSI

Diyah, M. “Transplantasi ( Pencangkokan ) Organ Tubuh Menurut Hukum Islam” 10, no. 1
(2021).

Haswir, Haswir. “Hukum Mendonorkan Dan Mentransplatansi Anggota Tubuh Dalam Islam”
10, no. 2 (2011).

Kurniawati, Rista. “DONOR ANGGOTA TUBUH (TRANSPLANTASI) MENURUT


HUKUM ISLAM (Upaya Mengidentifikasi Masalah Dan Mencari Dalil-Dalilnya)” 5
(2020).

Nursanthy, Aji Titin Roswitha. “TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH MANUSIA DALAM


PERSPEKTIF HUKUM ISLAM” IV, no. I (2020): 1–11.

Susandi, A, S D Lubis, and R Ramadani. “Hukum Transplantasi Organ Manusia Dalam


Islam.” Islamic Bussiness Law …, 2022.
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/iblr/article/view/11064.

Anda mungkin juga menyukai