Anda di halaman 1dari 26

Kondisi yang diperbolehkan

melakukan transplantasi
organ

Kelompok 2
Nama Anggota :
Shyfa Sri Rahayu (C.0105.21.094)
Siska (C.0105.21.095)
Siti Dwi Septiani (C.0105.21.096)
Siti Maya Saroh (C.0105.21.097)
Siti Nia Purnama Sari (C.0105.21.098)
Siti Nuraeni (C.0105.21.099)
Sofiani Nur Jannah (C.0105.21.100)
Sofie Asliza Indriyani Irawan (C.0105.21.101)
Syahla Rahadatul Aisyi (C.0105.21.102)
Syifa Azahra Riskiana (C.0105.21.103)
Pengertian Transplantasi Organ
Transplantasi organ adalah transplantasi atau pemindahan
seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang
lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada
tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk
menggantikan organ yang rusak atau tak befungsi pada
penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari
donor. Donor organ dapat merupakan orang yang masih
hidup ataupun telah meninggal
Sejarah Perkembangan Transplantasi Organ

• Transplantasi jaringan mulai dipikirkan oleh dunia sejak 4000 tahun silam menurut
manuscrip yang ditemukan di Mesir yang memuat uraian mengenai eksperimen
transplantasi.
• Jaringan yang pertama kali dilakukan di Mesir sekitar 2000 tahun sebelum
diutusnya Nabi Isa as. Sedang di India beberapa puluh tahun sebelum lahirnya Nabi
Isa as. seorang ahli bedah bangsa Hindu telah berhasil memperbaiki hidung
seorang tahanan yang cacat akibat siksaan, dengan cara mentransplantasikan
sebagian kulit dan jaringan lemak yang diambil dari lengannya. Pengalaman inilah
yang merangsang Gaspare Tagliacosi, seorang ahli bedah Itali, pada tahun 1597M
untuk mencoba memperbaiki cacat hidung seseorang dengan menggunakan kulit
milik kawannya.
• Pada ujung abad ke-19 M para ahli bedah, baru berhasil mentransplantasikan
jaringan, namun sejak penemuan John Murphy pada tahun 1897 yang berhasil
menyambung pembuluh darah pada binatang percobaan, barulah terbuka pintu
percobaan mentransplantasikan organ dari manusia ke manusia lain.
Tatkala Islam muncul pada abad ke-7
Masehi,
ilmu bedah sudah dikenal di berbagai negara dunia,
khususnya negara-negara maju saat itu, seperti dua negara
adidaya Romawi dan Persia. Namun pencangkokan
jaringan belum mengalami perkembangan yang berarti,
meskipun sudah ditempuh berbagai upaya untuk
mengembangkannya. Selama ribuan tahun setelah
melewati bentuk eksperimen barulah berhasil pada
akhirabad ke-19 M, untuk pencangkokan jaringan, dan
pada pertengahan abad ke-20 M untuk pencangkokan
organ manusia.
Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor alat dan atau
jaringan tubuh, maka transplantasi dapat dibedakan menjadi :

a. Transplantasi dengan donor hidup


Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan
jaringan atau organ tubuh seseorang ke orang lain atau ke
bagian lain dari tubuhnya sendiri tanpa mengancam
kesehatan.

b. Transplantasi dengan donor mati atau jenazah


Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah
pemindahan organ atau jaringan dari tubuh jenazah ke tubuh
orang lain yang masih hidup.
Penyebab Transplantasi Organ
Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan
transplantasi, yaitu:
1. Eksplantasi : usaha mengambil jaringan atau organ manusia
yang hidup atau yang sudah meninggal

2. Implantasi : usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh


tersebut kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang


keberhasilan tindakan transplantasi, yaitu :
1. Adaptasi donasi
2. Adaptasi resepien
Transplanta
si Organ
dari Segi
Agama
Ditinjau dari segi kondisi donor (pendonor)-
nya maka ada tiga keadaan donor:

1. Donor dalam keadaan hidup sehat


2. Donor dalam kedaan sakit (koma) yang diduga
kuat akan meninggal segera
3. Donor dalam keadaanmeninggal.
Kaidah Hukum Islam
Macam-macam Transplantasi Organ Beserta Hukum dan Syaratnya :
1. Penanaman jaringan/organ tubuh yang diambil dari tubuh yang
sama.Seperti praktek transplantasi kulit dari suatu bagian tubuh ke
bagian lain dari tubuhnya. Masalah ini hukumnya adalah boleh
berdasarkan analogi (qiyas) diperbolehkannya seseorang untuk
memotong bagian tubuhnya yang membahayakan keselamatan
jiwanya karena suatu sebab. (Dr. Al-Ghossal, Naql wa Zar’ul A’dha
(Transplantasi Organ) : 16-20, Dr. As-Shofi, Gharsul A’dha:126).
2. Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu orang
hidup.Yang dimaksud disini adalah donor anggota tubuh bagi siapa
saja yang memerlukan pada saat si donor masih hidup.Donor
semacam ini hukumnya boleh. Karena Allah Swt memperbolehkan
memberikan pengampunan terhadap qisash maupun diyat.
Penanaman Jaringan/Organ Yang Diambil Dari
Individu Orang Hidup Dapat Dibedakan
Sebagai Berikut:

Penanaman Jaringan/Organ Tunggal Yang Dapat Mengakibatkan


Kematian Donaturnya Bila Diambil.Maka Hukumnya Adalah Tidak
Boleh.
Atas Dasar Firman Allah:
Dan Janganlah Kamu Membunuh Dirimu Sendiri, Sesungguhnya Allah
Adalah Maha Penyayang Kepadamu. (Qs An-nisa 29)

Penanaman jaringan/organ yang diambil dari orang lain yang


masih hidup yang tidak mengakibatkan kematian donaturnya bila
diambil.Pada dasarnya masalah ini diperbolehkan hanya harus
memenuhi syarat-syarat dalam prakteknya.
• Kejelasan hukum transplantasi organ dari donor yang sudah
meninggal harus memperhatikan hukum-hukum sebagai
berikut :
1. Hukum pemilikan tubuh mayat
2. Hukum kehormatan mayat
3. Hukum keadaan darurat

• Penanaman jaringan/organ yang diambil dari individu binatang.


1. Penanaman jaringan/organ yang diambil dari binatang tidak
najis/halal.
2. Penanaman jaringan/organ yang diambil dari binatang
najis/haram.
Ketentuan Skala Prioritas Transplantasi Organ :
Segi Resipien atau Reseptor harus diperhatikan hal-hal berikut
untuk didahulukan antara lain:
1. Keyakinan agamanya.
(QS Al Hujurat: 1, Ali Imran: 28, Al Mumtahanah: 8).
2. Peranan, Jasa atau kiprahnya dalam kehidupan umat.
(QS. Shaad: 28).
3. Kesholehan, ketaatan dan pengetahuannya tentang ajaran
Islam. (Al Mujadalah: 11).
4. Hubungan kekerabatan dan tali silatur rahmi.
(QS. Al Ahzab: 6).
Segi Donor juga harus diperhatikan ketentuan
berikut dalam prioritas pengambilan:
• Menanam jaringan/organ imitasi buatan bila memungkinkan
secara medis.
• Mengambil jaringan/organ dari tubuh orang yang sama
selama memungkinkan karena dapat tumbuh kembali seperti,
kulit dan lainnya.
• Mengambil dari organ/jaringan binatang yang halal
• Mengambil dari tubuh orang yang mati dengan ketentuan.
• Mengambil dari tubuh orang yang masih hidup dengan
ketentuan seperti diatas disamping orang tersebut adalah
mukallaf (baligh dan berakal) dengan kesadaran, pengertian,
suka rela atau tanpa paksaan
Transplantasi
menurut
pandangan
islam
Islam memerintahkan agar setiap penyakit diobati.
Membiarkan penyakit bersarang dalam tubuh dapat berakibat
fatal, yaitu kematian. Membiarkan diri terjerumus pada
kematian adalah perbuatan terlarang,

) 29 : ‫ان ِب ُك ْم َر ِح ْيمًا ( النسآء‬ َ َّ‫ َوالَ َتـ ْقـ ُتـلُ ْوا اَ ْنـفُ َس ُه ْم إِن‬ 
َ ‫هللا َك‬

“.... dan janganlah kamu membunuh dirimu ! Sesungguhnya


Allah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa 4: 29)
Maksudnya, apabila sakit, berobatlah secara optimal sesuai dengan
kemampuan karena setiap penyakit sudah ditentukan obatnya. Dalam
sebuah riwayat diceritakan bahwa seorang Arab Badui mendatangi
Rasulullah saw. seraya bertanya, Apakah kita harus berobat? Rasulullah
menjawab, “Ya hamba Allah, berobatlah kamu, sesungguhnya Allah
tidak menurunkan penyakit melainkan juga (menentukan) obatnya,
kecuali untuk satu penyakit.” Para shahabat bertanya, “Penyakit apa itu
ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Penyakit tua.” (HR. Abu Daud,
Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Nah, transplantasi termasuk salah satu jenis pengobatan. Dalam kaidah


metode pengambilan hukum disebutkan Al-Ashlu fil mu’amalati al-
ibaahah illa ma dalla daliilun ‘ala nahyi. (Pada prinsipnya, urusan
muamalah (duniawi) itu diperbolehkan kecuali kalau ada dalil yang
melarangnya). Maksudnya, urusan duniawi silakan dilakukan selama
tidak ada dalil baik Al Quran ataupun hadits yang melarangnya.
Transplantasi bisa dikategorikan urusan muamal (duniawi). Kalau kita
amati, tidak ada dalil baik dari Al Qur’an ataupun hadits yang
melarangnya.
Jadi trasplantasi itu urusan duniawi yang diperbolehkan.
Persoalannnya, bagaimana hukum mendonorkan organ
tubuh untuk ditransplantasi? Islam memerintahkan untuk
saling menolong dalam kebaikan dan mengharamkannya
dalam dosa dan pelanggaran.

ِ ‫إل ْث ِم َو ْالع ُْد َو‬


) 2 : ‫ان ( المـائـدة‬ ِ ‫ـاو ُن ْـوا َع َلى ْال ِبرِّ َوال َّت ْق َوى َوالَ َت َع َاو ُن ْوا َعلَى ْا‬
َ ‫َت َع‬

“Dan tolong menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan


taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran." (QS. Al-Maidah 5 :2)
Menolong orang lain adalah perbuatan mulia. Namun
tetap harus memperhatikan kondisi pribadi. Artinya,
tidak dibenarkan menolong orang lain yang berakibat
membinasakan diri sendiri, sebagaimana firman-Nya,

) 195 : ‫َوالَ ُت ْـلـقُ ْوا ِبأ َ ْي ِد ْي ُك ْم إِ َلى ال َّت ْهلُ َك ِة ( البقرة‬

“….dan janganlah kamu menjerumuskan dirimu sendiri


ke dalam kebinasaan.” (QS. Al-Baqarah 2: 195)
Muktamar Tarjih Muhammadiyah Ke- 21 di Klaten yang berlangsung
pada tanggal 20 – 25 H, bertepatan dengan tanggal 6 – 11 April 1980,
telah membahas masalah transplantasi ini dan telah memutuskan
sebagai berikut :

1. Transplantasi organ adalah masalah ijtihadiyah duniawi, maka


hukumnya berputar pada Kuasa-Nya.
2. Berobat adalah wajib hukumnya.
3. Transplantasi dari segi melukai dan merusak jaringan dari organ
tubuh, hukumnya haram.
4. Ototransplantasi yang donor dan resepiennya satu individu,
hukumnya mubah
5. Homotransplantasi baik living donor maupun cadaver donor karena
darurat menurut medis, hukumnya mubah
6. Semua pencangkokan yang membahayakan baik secara ruhani
maupun jasmani, hukumnya haram.
Pro dan
Kontra
Transplantasi
Organ dalam
Pandangan
Islam
• Kesejahteraan publik (maslahah): pada dasarnya manipulasi organ memang tak
diperkenankan, meski demikian ada beberapa pertimbangan lain yang bisa
mengalahkan larangan itu, yaitu potensinya untuk menyelamatkan hidup manusia,
yang mendapat bobot amat tinggi dalam hukum Islam. Dengan alasan ini pun, ada
beberapa kualifikasi yang mesti diperhatikan: Pencangkokan organ boleh dilakukan
jika tak ada alternatif lain untuk menyelamatkan nyawa, derajat keberhasilannya
cukup tinggi ada persetujuan dari pemilik organ asli (atau ahli warisnya), penerima
organ sudah tahu persis segala implikasi pencangkokan (informed consent).

• Altruisme : ada kewajiban yang amat kuat bagi Muslim untuk membantu manusia
lain, khususnya sesama Muslim; pendonoran organ secara sukarela merupakan
bentuk altruisme yang amat tinggi (tentu ini dengan anggapan bahwa si donor tak
menerima uang untuk tindakannya), dan karenanya dianjurkan. Sekali lagi, untuk ini
pun ada beberapa syarat:
1. Ada persetujuan dari donor.
2. Nyawa donor tak terancam dengan pengambilan organ dari tubuhnya.
3. Pencangkokan yang akan dilakukan berpeluang berhasil amat tinggi.
4. Organ tak diperoleh melalui transaksi jual-beli.
Pandangan yang menentang
(kontra) transplantasi organ,
diajukan atas dasar setidaknya tiga
alasan:

1. Kesucian hidup/tubuh manusia


2. Tubuh manusia adalah amanah
3. Tubuh tak boleh diperlakukan sebagai
benda material semata
Masalah
• Apabila transplantasi organ tubuh diperbolehkan, lalu bagaimana apabila organ
tubuh tersebut dipakai oleh resipien melakukan tindakan dosa atau tindakan yang
berpahala? Dengan kata lain, apakah pemilik organ tubuh asal akan mendapat
pahala, jika organ tubuh tersebut dipakai repisien untuk melakukan perbuatan
yang baik. Sebaliknya, apakah pendonor akan mendapat dosa apabila organ
tubuh tersebut dipakai repisien melakukan dosa?

• Pendonor tidak akan mendapat pahala dan dosa akibat perbuatan repisien,
berdasarkan dalil-dalil berikut ini:
1.      Firman Allah
Artinya:”Dan sesungguhnya, tidaklah bagi manusia itu kecuali berdasarkan
perbuatannya. Dan perbuatannya itu akan dilihat. Kemudian akan dibalas dengan
balasan yang sempurna”.
2.      Hadits Rasulullah
Artinya:”Apabila seseorang meninggal, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga
perkara, yaitu: shadaqah jariyah, ilmu yang berguna dan anak yang shaleh yang
mendoakan kepadanya.” 
DAFTAR PUSTAKA

https://slideplayer.info/slide/13270113/Agamaislamtransplantasiorgan
https://slideplayer.info/slide/13765535/Transplantasiorgantubuh
https://jurnal.staitapaktuan.ac.id
https://jurnalmedikahutama.com
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai