NIM : 200101110150
1
Syamruddin Nasution, “Penyebab Kemunduran Peradaban Islam Pada Abad Klasik,” Jurnal An-Nida’ 41, no. 1
(2017): 4.
2
Nasution, 4.
pemerintahan Daulah Abbasiyah dan mereka meminta bantuan pihak ataupun
Negara lain untuk meenyapkan lawan politiknya3.
Ada juga yang menyebutkan bahwa penyebab terjadinya kemunduran Daulah
Abbasiyah ini adalah karena luasnya wilayah kekuasaan sehingga susah untuk para
pemerintah mengurus wilayahnya, atau karena tidak adanya anggaran biaya belanja
Negara. Tetapi hal yang paling mempengaruhi kemundurannya Daulah Abassiyah
ini adalah pengangkatan Khalifah yang lemah dan terjadinya konflik-konflik.
Semua yang menjadi penyebab kemunduran akan menjadi sirna jika Khalifah yang
diangkat orang yang kuat dan mampu4.
Masa kemunduran Daulah Umaiyah Spanyol ini terjadi Pada sesudah masa
Khalifah Hajib al-Mansyur. Beliau merupakan pengasuh cucu dari Khalifah
Abdurrahman III (961-976) anak dari Hakam II. Ketika Hakam II meninggal, beliau
digantikan oleh anaknya yaitu Hisyam II yang mana pada saat itu beliau baru
berumur 11 tahun. Karena usianya yang masih cukup muda maka ibunya
(permaisuri Khalifah) Sultanah Subhi berusaha menggunakan pengaruhnya untuk
menguasai urusan-urusan kenegaraan. Tetapi Hajib al-Mansur berusaha pula agar
dirinya berpengaruh dalam urusan-urusan kenegaraan dan kelak menjadi penguasa
Negara yang sebenarnya5.
Cara awal yang dilakukan al-Mansyur adalah menguasai tentara dengan cara
mereorganisasi tentara. Al-mansyur merekrut balai tentaranya dari orang-orang
Afrika Utara. Cara kedua ia membujuk Hisyam II agar ia sudi mengumumkan suatu
ketetapan yang mana ketetapan tersebut berisi tentang mempercayakannya semua
urusan kepada al-Mansyur6. Hasilnya Hisyam II pun menyetujuinya maka jadilah
al-Mansyur sebagai penguasa spanyol yang tidak ada tandingannya dan beliaupun
memakai gelar al-Mansyur Billah.
3
Nasution, 4.
4
Nasution, 5.
5
Syamruddin Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, VC Asa Riau (Riau, 2017), 184.
6
Nasution, 184.
merupakan penyokong ilmu pengetahuan, kesenian dan kebudayaan, dia
mendorong bagi setiap pengembangan cabang ilmu pengetahuan. Istananya ramai
dikunjungi para pujangga dan cendikiawan. Bahkan dia adalah seorang penyair
yang telah menciptakan karya penting tentang kesusasteraan Arab7
7
Syed Mahmudunnasir, Islam Konsepsi Dan Sejarahnya (Bandung: Rosda Bandung, 1988), 311.
8
Nasution, “Penyebab Kemunduran Peradaban Islam Pada Abad Klasik.”
9
Montgomery Watt, Kejayaan Islam: Kajian Kritis Dari Tokoh Orientalis (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990),
217–18.
10
Nasution, Sejarah Perkembangan Peradaban Islam, 194.
Berber dan Bangsa Arab dan Bangsa Arab dan antara bangsa Arab Yaman dengan
Bangsa Arab Suria11.
Faktor kedua yaitu karena terjadinya konflik sunni syi’ah. Sebab dari mereka
mengancam rakyat untuk menganut faham syiah yang menjadi madzhab mereka.
Bahkan semua qadhi ataupun hakin diharuskan bahkan diwajibkan untuk
mengeluarkan hukum yang sesuai dengan undang-undang madzhab syi’ah14.
11
Nasution, “Penyebab Kemunduran Peradaban Islam Pada Abad Klasik.”
12
Nasution.
13
Nasution.
14
Nasution.
d. Dinasti Mughal
15
Gallardo Correa and A Villar Montero, “KERUNTUHAN DINASTI MAMLUK DI MESIR,” 2013, 1–10.
16
Dinil Abrar Sulthani, “Studi Peradaban Islam - Dinasti Turki Usmani,” 2014.
17
Sulthani.
18
Efrianti Dede Lubis, Haidar Putra Daulay, and Zaini Dahlan, “Peradaban Dan Pemikiran Islam Pada Masa
Dinasti Safawi Di Persia,” Edu Society 1, no. 2 (2021): 228–44.
kehilangan kekuatan, karena kelemahan tersebut tidak segera ditanggulangi dan
kekuatan Ghulam (budak-budak) yang tidak memiliki mutu tempur seperti
kelompok Qizilbasy
- Adanya perebutan kekuasaan yang disebabkan dari penunjukan raja
- Karena para raja memiliki watak yang kejam
- Adanya konfllik antara turki usmani dengan Safawi yang tidak berhenti-berhenti.
- Banyaknya daerah yang memisahkan diri dari Dinasti Safawi
- Kemunduran Dinasti Mughal
Ada dua faktor penyebab runtuhnya dinnasti Mughal ini. Pertama adalah factor
internal seperti tampilnya para pengusa yang lemah, terjadinya perebutan
kekuasaan antar keturunan kerajaan, dan lemahnya kontrol kekuasaan. Keduan
adalah faktor eksternal, seperti terjadinya pemberontakan di mana-mana dan
penjajahan yang hendak dilakukan oleh Inggris ke India20.
.
C. Penjajahan Bangsa Barat Atas Dunia Islam
Pada permulaan abad 17 M, Inggris dan Belanda bergegas ke India. Pada tahun
1611 M, Inggris memperoleh izin menanamkan modal. Kemudian tahun 1617 M,
belanda memperoleh izin yang sama.
Kongsi Inggris, BEIC (British East Indian Company) mulai berusaha
mengawasi daerah India sebelah Timur. Pemuka-pemuka disana tidak dapat
mengalahkan Inggris sehingga wilayah Oudh, Bengal, dan Orissa dikuasai Inggris.
Pada tahun 1803 M, Delhi yakni Ibu Kota kerajaan Mughal juga dikuasai oleh Inggris.
Asia Tenggara adalah wilayah yang menghasilkan rempah-rempah serta terkenal pada
waktu itu dan justru menjadi tempat perlombaan negara-negara Eropa. Kemudian
kekuatan Eropa malah lebih awal menancapkan di negeri ini.
Kerajaan Islam Malaka yang didirikan awal abad ke-15 M dan bertempat di
Semenanjung Malaya dan strategis serta dianggap sebagai kerajaan Islam kedua setelah
Samudera Pasai ditaklukkan Portugis di Asia Tenggara pada tahun 1521 M. Spanyol
19
Lubis, Daulay, and Dahlan.
20
soeparno Soeparno, “Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, Pada Masa Dinasti Mughal Ahmad Syafi’i Mufadzilah
Riyadi,” Jurnal Al-Mujaddid, 2006.
datang ke Maluku bertujuan untuk dagang. Kemudian Spayol berhasil menaklukkan
Filiphina yang terdapat kerajaan-kerajaan Islam, yakni Kesultanan Maguidanao,
Kesultanan Buayan, dan Kesultanan Sulu.
Di abad 16 M, inggris, Denmark, Perancis dan Belanda datang ke Asia
Tenggara. Akan tetapi perancis dan Denmark hanya bisa berdagan, mereka tidak
berhasil menjajah Asia Tenggara. Kedatangan Belanda pada tahun 1595 M dengan
segera bisa memonopoli perdagangan di kepulauan Nusantara. Sementara Inggris,
mereka menjadi kekuatan yang cukup dominan, menyaingi kekuatan belanda.
Kekuasaan Inggris berada di Semenanjung Malaya. Inggris juga sempat menaklukkan
seluruh wilayah Indonesia dalam jangka waktu yang hanya sebentar di awal abad 19
M.
Sejak itulah ilmu-ilmu agama yang seharusnya lebih banyak dikembangkan untuk
menjawab tantangan zaman telah pudar. Hal tersebut sejalan dengan kehancuran
Bagdad dan Spanyol, dua wilayah yang dianggap sebagai pusat pengembangan
pendidikan dan kebudayaan Islam.
Hancurnya Bagdad dan Granada di Spanyol yang menjadi pusat pendidikan dan
kebudayaan Islam menandai runtuhnya sendi-sendi pendidikan dan kebudayaan Islam.
Musnahnya lembaga pendidikan serta buku-buku ilmu pengetahuan dari kedua pusat
pendidikan di bagian Timur dan Barat dunia Islam tersebut, menyebabkan pula
kemunduran pendidikan di seluruh dunia Islam terutama bidang intelektual dan
material, tetapi berbeda dengan bidang kehidupan batin atau spiritual.
Dapat dilihat bahwa kemunduran pendidikan disebabkan oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Dari segi internal disebabkan oleh macetnya salah satu bentuk pola
pendidikan yakni pola pendidikan intelektual sehingga tidak ada lagi keseimbangan
pengetahuan intelektual. Pengetahuan intelektual telah mengalami stagnasi. Contohnya
pengetahuan filsafat, bidang ilmu pengetahuan ini tidak dapat dipertahankan dan
bahkan diharamkan. Penyebab yang lain yakni seorang pemimpin yang memiliki
seluruh kekuasaan yang menentukan kelembagaan pendidikan, sehingga kemajuan
pendidikan sangat ditentukan oleh pemimpin yang berkuasa. Selanjutnya faktor
eksternal yakni penyerangan bangsa Tar-Tar non Islam menghancurkan pusat-pusat
pendidikan dan kebudayaan Islam. Sehingga sulit dan membutuhkan jeda waktu untuk
mendirikan pusat kebudayaan yang baru.
Ketika zaman disintegrasi sekittar abad 1000 - 1250 M, para pemimpin melarang
berfikir bebas, kemudian mereka menindas filsafat. Sehingga filsafat dipelajari
masyarakat secara sembunyi-sembunyi. Hal tersebut terjadi pada zaman Ikhwanussafa
dan Al-Gazali. Al-Gazali menyerang filsafat dan masyarakat yang berpegang pada akal
fikiran. Keadaan ini menyebabkan hilangnya pendidikan filsafat sesudahnya. Di
Andalus, masyarakat yang belajar filsafat serta ilmu falak dianggap zindiq dan kafir.
Ibnu Rusyd diusir dan dimasukkan penjara, serta disiksa karena mempelajari dan
mengajarkan filsafat. Bisa dibilang pada masa kemundurannya, filsafat hilang
samasekali. Sama halnya ilmu yang berkaitan dengan filsafat, logika dan pemikiran.
Meski demikian, sesudah kehancuran Bahgdad kita mengetahui kerajaan-kerajaan baru
yang muncul, masing-masing memiliki upaya mengambangkan pendidikan Islam
meskipun filsafat telah dihapuskan atau tidak diakui, contoh: Kerajaan Namluk di
Mesir.
Sesudah hancurnya kota Bagdad pada tahun 650 H/1258 M, sultan Mamluk di
Mesir mengangkat Baibars, salah satu anak pemimpin yang melarikan diri dari Bagdad
ke Mesir menjadi pemimpin yang berkedudukan di Kairo. Pemimpin pertama diberi
gelar al-Mustanshir. Hal ini menyebabkan ibukota dunia serta pusat pendidikan dan
pengajaran berpindah juga ke Kairo. Pada zaman sultan Baibars tahun 658-676 H atau
1260 - 1277 M, meningkatnya kemajuan yang gilang gemilang menjadi pusat ilmu
pengetahuan terutama ilmu-ilmu agama Islam dan Bahasa Arab. Pada masa sultan
Qalawun tahun 678-6-9 H atau 1279-1290 M, ditegakkan rumah sakit besar yakni
Rumah Sakit Qalawun dan madrasah-madrasah besar yang mengajarkan ilmu Fiqh
dalam 4 Mazhab. Pada masa sultan Al-Nashir tahun 693-741H atau 1293-1341M,
keindahan, kesenian, dan teknik pembangunan Islam telah sampai pada puncaknya.
Pendeknya pada masa Mamluk, sesudah al-Ayubi madrasah-madrasah bertambah
banyak bilangannya ± 70 madrasah, begitu juga di wilayah lainnya.