Disusun oleh:
1.1.ASAL USUL
Daulah Umayyah Barat, juga dikenal sebagai Kekhalifahan Cordova,
adalah sebuah dinasti Islam yang berdiri di Spanyol pada tahun 756 M. Dinasti ini
Didirikan oleh Abd al-Rahman I setelah ia menyatakan dirinya sebagai penguasa
Spanyol yang merdeka dari kekuasaan Daulah Abbasiyah di Timur Tengah.
Dinasti Umayyah Barat berlangsung dari tahun 756 sampai 1031, dengan ibukota
Cordova sebagai pusat pemerintahannya. Dinasti ini merupakan kelanjutan dari
Dinasti Umayyah di Jazirah Arab yang berkuasa dari tahun 661 sampai 750 M.
Asal usul nama Bani Umayyah sendiri berasal dari nama kakek khalifah pertama,
yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan.
Pada periode ketiga, Abdurrahman III menggantikan ayahnya naik tahta dalam
usia 23 tahun pada tahun 912 M. memakai gelar khalifah. Dia termasuk di antara
khalifah yang kuat, mempesona dan berbakat, sehingga membuka pertanda bagi
munculnya fajar kedamaian, kemakmuran dan kemegahan. Dia disebut sebagai
penyelamat imperium muslim Spanyol, setelah melewati masa kemerosotan dan
terancam bahaya di tangan ayahnya Abdullah.Setelah naik takhta, Abdurrahman
menuntut semua warganya agar tunduk tanpa syarat dan tidak memandang kelas
dan kepercayaan. Dia bertekad memadamkan semua pemberontakan dan
menegakkan kekuasaan Daulah Umayyah Spanyol. Membasmi penyeleweng-
penyeleweng dan pengacau, memulihkan perdamaian dan stabilitas.
Meskipun banyak rintangan-rintangan, tetapi Abdurrahman berhasil
menjadikan daulah Umayyah kuat kokoh dan lebih besar dari pemerintahan
sebelunnya. Abdurahman membentuk pasukan polisi, sehingga masyarakat
menjadi aman, orang asing dan para pedagang bebas bepergian ke daerah-daerah
yang paling sukar tanpa merasa takut ada penganiayaan dan gangguan Selain itu,
diapun membangun istana yang indah di dekat Cordova bernama “al-Zahra”,
dengan 400 buah kamar. Istana yang dibangun Abdurrahman III merupakan yang
paling mengagumkan di Eropa. Duta-duta dari raja-raja Jerman dan Italia
berduyun-duyun datang ke istananya. Bahkan raja-raja Inggris, Perancis, Jerman
dan Italia hanya orang-orang kecil dibandingkan Abdurrahman III yang cemerlang
saat itu.
A. Kondisi Politik
Muawiyah bin Abi Sofyan adalah pendiri dinasti Umayyah. Dia adalah
tokoh pembangunan yang besar, namanya disejajarkan dalam deretan khulafau al-
Rasyidin. Meskipun pada awalnya banyak yang tidak bersimpati terhadapnya,
akibat tindakannya dalam peristiwa perang Siffin yang menggunakan berbagai
cara dan strategi yang kurang baik yaitu dengan cara kekerasan, diplomasi dan
tipu daya, begitupun pada masa awal pemerintahannya tidak dengan pemilihan
yang demokratis. Meski demikian, Muawiyah tetap dianggap sebagai pendiri
Dinasti Umayyah yang telah banyak melakukan kebijakan yang baru dalam
bidang politik, pemerintahan dan lain sebagainya. Bahkan kesalahannya yang
mengkhianati prinsip demokrasi yang diajarkan Islam dilupakan orang karena
jasa-jasa dan kebijaksanaan politiknya yang mengagumkan.
Adapun yang dilakukan Muawiyah pada awal masa pemerintahannya
ialah; Pertama, memindahkan ibu kota Negara dari Madinah (Kufah) ke
Damascus, daerah yang pernah ia tempati menjabat sebagai gubernur pada masa
Khalifah Usman dan Ali. Kedua, merubah sistem pemerintahan yang bersifat
demokrasi menjadi monarchiheridetis (turun temurun). Hal ini tercermin ketika
sukses kepemimpinan Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk
menyatakan setia kepada Yazid anaknya. Muawiyah bermaksud menerapkan
monarchi yang ada di Persia dan Bizantium. Walaupun dia tetap menggunakan
istilah khalifah. Namun, ia memberi interpretasi baru dari kata itu untuk
mengagungkan jabatan tersebut, Dia menyebutnya “khalifah Allah” dalam
pengertian “penguasa yang diangkat oleh Allah” bahwa semua khalifah Dinasti
Umayyah tidak ada yang diangkat melalui majelis syuro (musyawarah) seperti
pada masa Khulafau al-Rasyidin, melainkan menggunakan sistem waris
sebagaimana layaknya sebuah kerajaan. Oleh karena itu, menurut Abu A’la
Maududi mereka tak pantas mendapat sebutan khalifah sebagaimana layaknya
Khulafau al-Rasyidin.
B. Ekonomi
C. Sosial Budaya
A.1.Ilmu Qiraat
Ilmu qiraat ialah ilmu yang mempelajari tentang bacaan Al-Qur’an. Dalam
dunia islam dikenal ada tujuh macam bacaan Al-Qur’an yang disebut Qira’atus
Sab’ah. Tokoh yang menjadi pelopor Qira’atus Sab’ah ialah Abdullah bin Katsir
di Mekah dan Asim bin Abi Nujud di Kufah.
A.2.Ilmu Hadis
Khalifah Bani Umayyah yang membukukan hadis ialah Umar bin Abdul
Aziz ia memberi perintah kepada Abu Bakar bin Muhammad bin Amr dan Abu
Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah. Tokoh-tokoh ulama hadis pada
abad ke-2 H (periode kodifikasi/Tadwinul Hadis yaitu pembukuan hadis) ialah
Ibnu Juraij di Mekah, Muhammad Ishak di Madinah, dan Sa’id bin Abi Urwah di
Basrah.
A.4.Ilmu Tafsir
Ahli hadis dari sahabat yang masih hidup sampai masa Bani Umayyah
ialah Abdullah bin Abbas (Ibnu Abbbas) ia dijuluki Tarjum Al-Qur’an (juru
bicara Al-Qur’an dan Al-Bahr karena keluasan ilmunya.
A.5.Ilmu Fikih
Ulama ahli fikih pada masa Bani Umayyah antara lain Ata’ bin Rabbah di
Mekah, Ibrahim an-Nakha’i di Kufah, Tawus di Yaman.
A.6.Ilmu Sejarah
A.7.Ilmu Kedokteran
Ilmu ini berkembang pada masa pemerintahan al-Walid bin Abdul Malik,
ia berhasil mendirikan sekolah tinggi ilmu kedokteran yang bekerja sama dengan
para dokter di Jundisahur. Ahli kedokteran pada saat itu ialah Al-Haris bin Kildah,
An-Nazher (putranya), Atsal, dan Hakam al-Dimisyqi.
Seni rupa yang berkembang pada masa Bani Umayyah adalah seni pahat
dan seni ukir yang menggunakan kaligrafi sebagai motif. Kemajuan ilmu dalam
bidang ini dapat dilihat pada dinding Qusair Amrah dan Istana Mungil Amrah,
yang dibangun oleh khalifah al-Walid bin Abdul Malik.
Kemajuan seni bangunan dapat dilihat pada Kubah as-Sakhra yang dibuat
pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan, ia juga membangun Masjidil Aqsa.
Khalifah Walid bin Abdul Aziz dengan membangun masjid di Damaskus.
A.10.Ilmu Bahasa dan Sastra
Salah seorang ulama yang ahli dalam bidang Bahasa Arab adalah Ibnu
Malik yang mengarang kitab berjudul alfiyyah. Tokoh lain ada Ibnu Sayyidin,
Ibnu Khuruf dan Abu Hayyan al-Garnati. Sedangkan ahli bidang sastra ada Ibnu
Abdi Rabbih yang mengarang buku al-‘Iqd al-Farid.
Ilmu ini muncul oleh karena adanya kebutuhan kaum muslimin pada saat
itu, yaitu untuk keperluan menunaikan ibadah Haji, menuntut ilmu dan dakwah,
seseorang agar tidak tersesat di perjalanan, perlu kepada ilmu yang membahas
tentang keadaan letak wilayah. Ilmu ini pada zaman Bani Umayyah baru dalam
tahap merintis.
A.12.Al-Ulumud Dakhilah
Yaitu ilmu-ilmu yang disalin dari bahasa asing ke dalam bahasa Arab dan
disempurnakannya untuk kepentingan kebudayaan Islam.
B.1.Sistem Pemerintahan
Sistem al-Wazir ini dimulai dari masa pemerintaha Muawiyah bin Abu
Sufyan. Seorang Wazir berfungsi sebagai pendamping khalifah yang memiliki
wewenang untuk menggantikan beban dan tanggung jawab dalam tugas sehari-
hari jika sang khalifah berhalangan. Wazir pertama yang diangkat Muawiyah ialah
Zaid bin Abihi.
Pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan dibentuk 3 lembaga negara yakni
Khalifah (kepala negara dan penguasa tertinggi), Ahlul Halli wa al-Aqdi (para
anggota dewan), dan Qadi al-Qudat (lembaga kehakiman).
2. Filsafat
3. Sains
Abbas ibn Farnas ahli dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang
pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya
Al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi.Ia dapat menentukan waktu
terjadinya gerhana matahari dan menentu-kan berapa lamanya. Ia juga
berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara
tata surya dan bintang-bintang. Ahmad Ibn Ibas ahli dalam bidang obat-
obatan. Umm Al-Hasan binti Abi Ja’far dan saudaranya perempuan Al-
Hafidz adalah orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.5
4. Fiqih
- Dasar-dasar teknik ilmu bedah modern dan alat bedah oleh Az-Zahrawi.
- Ilmu kimia oleh Abu al-Qasim Abbas ibn Farnas dan As-Sibai.
- Ilmu fisika yang berpengaruh terhadap teori Newton dan Galileo oleh
Ibnu Bajjah.
- Ilmu dan alat astronomi oleh Abu Ishaq az-Zarqali. 400 buku sejarah
yang ditulis oleh Ali Ibnu Hazm.
- Kodifikasi dan pembukuan hadits oleh Umar bin Abdul Aziz.
- Ilmu mengenai tata Bahasa Arab oleh Sibawaihi.
- Tanda vokal dan titik huruf hijaiyah sebagai pembeda antar huruf yang
bentuknya serupa oleh Hajaj ibn yusuf.
2. Kebangkitan Seni
Kebangkitan bidang seni pada masa Daulah Umayyah juga menjadi salah
satu upaya penyebaran agama Islam. Masyarakat Persia dan Roma yang
tertarik pada seni juga begitu tertarik dengan agama Islam.
Salah satu contoh dari kebangkitan seni yang terjadi pada Daulah
Umayyah adalah adanya ukiran halus yang dihiasi dengan batu-batu
berwarna-warni pada masjid Damsyik. Banyak desain masjid di masa
Daulah Umayyah yang terlihat begitu cantik.
3. Perluasan wilayah
Daulah Umayyah juga melakukan perluasan wilayah hingga ke Andalusia,
Spanyol. Maka tak heran jika pusat pemerintahan Daulah Umayyah
sempat berada di Andalusia sejak 756-1031.
Keluarga 'Abbas, kelompok para keturunan paman Nabi, mulai muncul dan
menuntut kedudukan di pemerintahan. Kemunduran Umayyah menjadi
momentum mencuatnya keturunan 'Abbas. Para keturunan 'Abbas menganggap
lebih berhak memegang kekuasaan daripada Bani Umayyah. Pasalnya, mereka
mengklaim lebih dekat dengan Nabi karena cabang dari Bani Hasyim. Keturunan
'Abbas juga menyatakan bahwa Umayyah bisa merebut kekuasaan melalui tragedi
Perang Siffin.
1. Abdurrahman I (756-788 M)
2. Hisyam I (788-796)
3. Hakam I (796-822)
4. Abdurrahman II (822-852)
5. Muhammad I (852-886 M)
6. Munzir (886-888 M)
7. Abdullah (888-912 M)
9. Hakam II (961-976 M)