Daftar Isi:
Periodesasi Pemerintahan Daulah Umaiyah di Spanyol
Pembentukan Daulah Umaiyah di Spanyol
Masa Kemajuan Pemerintahan dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan
o Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Faktor-Faktor Kemunduran
Pengaruh Peradaban Islam Spanyol bagi Kebangkitan Eropa
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang
bertempat tinggal di pegunungan pyrenia bagian utara Spanyol yang tidak
pernah tunduk kepada kekuasaan Islam, dan kelak mereka inilah yang
mengusir Islam dari Spanyol. Juga datang dari kalangan umat Islam sendiri,
berupa perselisihan elit politik. Jadi pada periode ini stabilitas politik negeri
Spanyol belum tercapai secara sempurna.
Periode kedua, (756-912 M.), yaitu sejak pembentukan Pemerintahan Daulah
Umayyah di Spanyol di bawah seorang yang bergelar amir (gubernur), tetapi
tidak tunduk kepada pemerintahan Islam pusat khalifah Abbasiyah di
Baghdad. Pada saat ini daulah Umayyah di Cordova dipimpin oleh tujuh orang
amir, yaitu Abdurrahman I (756-788 M), Hisyam I (788796), Hakam I (796-
822), Abdurrahman II (822-852), Muhammad I (852-886 M), Munzir (886-888
M), Abdullah (888912 M),
Dalam bidang ilmu, Hasyim I menghormati imam Malik, salah satu mazhab
dari empat mazhab fiqih di kalangan Sunni. Dia mendorong para pencari ilmu,
agar melakukan perjalanan ke Madinah guna mempelajari ajaran-ajaran
mazhab Maliki. Kitab al-Muwatho’ yang ditulis Imam Malik disalin dan
disebarluaskan ke seluruh wilayah kekuasaannya.
Hasyim I adalah seorang penguasa yang taqwa, adil, lemah lembut, dan
dermawan serta sangat taat menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya. Dia
ditemukan di jalan-jalan Cordova bercampur dengan rakyat untuk mengetahui
sendiri keluhan dan penderitaan mereka. Kekuasaanya kuat, setiap kekacauan
ditindas dengan tangan besi, tidak membiarkan pelaku kejahatan bebas dari
hukuman. Dia memberi hadiah kepada warga-warganya yang melaksanakan
shalat berjama’ah dan berpuasa. Dia mendorong orang memperdalam ilmu,
terutama ilmu kesusasteraan. Dia juga mendirikan sekolahsekolah untuk
pengajaran Bahasa Arab. Hasyim meninggal dunia pada tahun 796 M. dalam
188
usia 40 tahun.
Selain itu, diapun membangun istana yang indah di dekat Cordova bernama
“al-Zahra”, dengan 400 buah kamar. Untuk membangun istana itu
dipekerjakan 10.000 orang dengan 1.500 binatang yang bekerja selama
bertahun-tahun. Istana yang dibangun Abdurrahman III merupakan yang
paling mengagumkan di Eropa. Duta-duta dari raja-raja Jerman dan Italia
berduyun-duyun datang ke istananya. Bahkan raja-raja Inggeris, Perancis,
Jerman dan Italia hanya orang-orang kecil dibandingkan Abdurrahman III
yang cemerlang saat itu.
Khalifah yang baik dan saleh itu meninggal dunia pada tanggal 1 Oktober 967
M. bersamaan dengan berakhirnya keagungan bahkan kekuasaan daulah
Umayyah di Spanyol. Dia digantikan oleh anaknya Hisyam II yang pada saat itu
baru berumur 11 tahun. Karena usianya masih muda, ibunya bernama
Sultanah Subhi dan sekretaris Negara yang bernama Muhammad bin Abi
Amir mengambil alih tugas pemerintahan.
Pada mulanya Muhammad bin Abi Amir, diangkat Hakam II sebagai pengasuh
anaknya yang masih muda Hisyam II, tetapi kemudian sepeninggal Hakam II,
Muhammad bin Abi Amir mengambil alih semua kekuasaan Negara dengan
memakai gelar Hajib al-Mansur, sehingga dia menjadi penguasa Negara yang
sebenarnya.
Pada akhir pemerintahan Hisyam II, Muhammad II atau Hajib al-Mansur Billah
telah diangkat menjadi Hakim Agung, pada saat itulah dia mengambil alih
seluruh kekuasaan dan menempatkan khalifah di bawah pengaruhnya dan
memaklumkan dirinya sebagai Hajib al-Mansur Billah.
Cordova adalah ibu kota Spanyol baik sebelum maupun sesudah Islam masuk
ke sana. Ketika Cordova di ambil alih di bawah kekuasaan daulah Umayyah
kemudian dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai
yang mengalir di tengah kota. Taman-taman kota dibangun untuk menghiasi
ibu kota Spanyol tersebut.
Ilmu Hadis
Ilmu Tafsir
Ahli hadis dari sahabat yang masih hidup sampai masa Bani Umayyah ialah
Abdullah bin Abbas (Ibnu Abbbas) ia dijuluki Tarjum Al-Qur’an (juru bicara Al-
Qur’an dan Al-Bahr karena keluasan ilmunya.
Ilmu Fikih
Ulama ahli fikih pada masa Bani Umayyah antara lain Ata’ bin Rabbah di
Mekah, Ibrahim an-Nakha’i di Kufah, Tawus di Yaman.
Ilmu Sejarah
Ilmu Kedokteran
Pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan dibentuk 3 lembaga negara yakni
Khalifah (kepala negara dan penguasa tertinggi), Ahlul Halli wa al-Aqdi (para
anggota dewan), dan Qadi al-Qudat (lembaga kehakiman).
Al-Imarah alal Buldan atau Pemerintahan Pusat atau Daerah
Faktor-Faktor Kemunduran
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Dinasti Bani Umayyah lemah dan
membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah suatu yang baru
bagi tradisi Arab yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya
tidak jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan
terjadinya persaingan yang idak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia
utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman
sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para
penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan
dan kesatuan. Di samping itu, sebagian besar golongan Mawali (non-Arab),
terutama di Irak dan bagian Timur lainnya, merasa tidak puas karena status
Mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keampuhan
bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
Akumulasi dari berbagai penyebab tersebut serta gabungan dari faktor faktor
lainnya yang mungkin tidak diuraikan dalam pembahasan ini, mengantar
dinasti yang hampir satu abad berkuasa ini ke jalan keruntuhannya. Dinasti
Bani Umayyah diruntuhkan oleh kekuatan politik Dinasti Bani Abbasiyah pada
masa Khalifah Marwan bin Muhammad pada 127 H (744 M).
Spanyol Islam merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa menyerap
dan menyadap peradaban Islam. Karena Orang Eropa menyaksikan secara
nyata bahwa Spanyol yang berada di bawah kekuasaan Islam jauh
meninggalkan negara-negara Eropa lainnya, termasuk tetangganya, seperti
Perancis, Jerman, Portugal dan lainlainnya, terutama dalam bidang pemikiran
dan sains, maupun bangunan fisik.
Maka pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung
sejak abad ke-12 M. hingga abad ke14 M. itu menimbulkan kembali gerakan
kebangkitan renaissance pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.
Kebangkitan kembali pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui
terjamahan-terjamahan Arab, kemudian diterjamahkan kembali ke dalam
bahasa Latin.
Dengan demikian, pengaruh peradaban Islam Spanyol telah dapat melahirkan
tiga gerakan penting bagi kebangkitan Eropa. Pertama, gerakan kebangkitan
kembali kebudayaan Yunani kuno atau klasik (renaissance) pada abad ke-14
M. bermula di Italia, Kedua, gerakan reformasi pada abad ke-16 M. Ketiga,
gerakan rasionalisme pada abad ke-17 M. Selanjutnya Eropa bangkit dari
ketertidurannya selama ini.
Adapun peradaban yang mereka bawa ke Barat lewat Perang Salib terdiri dari
kemajuan peradaban Islam di bidang militer, seni, perindustrian, pertanian,
perdagangan, astronomi, kesehatan dan sikap kepribadian umat Islam yang
luhur yang tidak mendapat perhatian di Barat sebelumnya.
1. Abdurrahman I (756-788 M)
2. Hisyam I (788-796)
3. Hakam I (796-822)
4. Abdurrahman II (822-852)
5. Muhammad I (852-886 M)
6. Munzir (886-888 M)
7. Abdullah (888-912 M)
8. Abdurahman III (912-961 M)
9. Hakam II (961-976 M)
10.Hisyam II (976 M)
11.Muhammad II bin Abi Amir atau Hajib al-Mansur (9761009 M)
12.Sulaiman (1009-1010 M)
13.Hisyam II (1010-1013 M)
14.Sulaiman 1013-1016 M)
DAFTAR PUSTAKA:
Nasution, Syamruddin. “Sejarah Perkembangan Peradaban Islam.” (2017).
https://prezi.com/p/zdebhkhqsgz_/perkembangan-ilmu-pengetahuan-pada-
masa-bani-umayyah/