Abdurrahman ad-Dakhil adalah cucu dari Khalifah Hisyam bin Abdul Malik al-
Umawi. Pada saat Daulah Abbasiyah berdiri, maka terjadi pembantaian besar-
besaran terhadap bani Umayyah. Termasuk Abdurrahman bin Muawiyah bin
Hisyam ad-Dakhil menjadi sasaran. Ia pun kabur menyelamatkan diri. Saat dalam
pelarian itu, ia menyaksikan dua orang saudaranya dibunuh di hadapannya. Ia
terus berlari menuju Syam kemudian Mesir lalu Maroko. Dari Maroko, ia
menyeberang ke Andalusia. Di sanalah ia mendapatkan gelar ad-Dakhil.
Sejak umat Islam masuk ke Andalusia pada tahun 92 H hingga masuknya ad-
Dakhil pada tahun 138 H, orang-orang Arab belum memiliki posisi yang kokoh di
Jazirah Iberia itu. Tidak sampai setahun, ad-Dakhil telah berhasil mengokohkan
posisinya di Cordoba. Dari Cordoba, ia berhasil menguasai Zaragoza dan
Barcelona. Kedua kota tersebut ia taklukkan atas kecerdikannya melobi kekuatan
militer bangsa Frank untuk membantunya. Kemudian ia menguasai kota-kota
lainnya.
Mengingat ruwetnya lobi politik partai-partai pasca pemilu, kita bisa mengetahui
bagaimana kehandalan politik anak muda yang bernama Abdurrahman bin
Muawiyah ini. Kalau level partai, level nasional saja sulit menyatukan pendapat,
kita jadi tahu bagaimana jitunya lobi Abdurrahman ad-Dakhil yang bisa
merangkul bangsa Eropa agar mau bekerja untuknya.