Anda di halaman 1dari 8

Berdirinya Daulah Umayyah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sering kita mendengar bahwa peristiwa masa lalu bisa dijadikan sebagai jas merah, sebenarnya maksud dari kata jas merah itu sendiri adalah jangan sampai melupakan sejarah. Apalagi kita sebagai orang Islam dan menuntut ilmu di Universitas Islam tentunya harus paham akan sejarah kebudayaan islam di masa lalu. Hal ini perlu agar kita mampu menganalisa dan mengambil ibrah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi. Dalam makalah kali ini akan dibahas mengenai Islam pada masa Daulah Umayyah, tepatnya Islam di Andalusia, berlanjut sampai berdirinya Daulah Bani Abbasiyah. Andalusia yang kita kenal sekarang semula disebut Vandal yang kemudian oleh bangsa Arab disebut Andalusia. Dan untuk lebih detailnya tentang perkembangan Islam di Andalusia ini akan diuraikan dalam bab Pembahasan. Dengan segala keterbatasan tim penulis, maka dalam makalah ini tidak akan dijabarkan satu persatu secara rinci, tapi akan dibahas inti dari masa daulah

umayyah pada waktu itu. B. RUMUSAN MASALAH Adapun yang menjadi rumusan masalah sebagaimana tertuang

dalam kata pengantar, meliputi: 1. Bagaimana kemunculan daulah Umayyah, serta cara-cara yang ditempuh hingga daulah Umayyah II ini berdiri? 2. Masa kejayaan daulah Umayyah, yaitu membahas mengenai pada masa khalifah siapakah masa kejayaan itu terjadi dan prestasi apa saja yang pernah diraih? 3. Runtuhnya daulah Umayyah, yaitu menjelaskan sebab-sebab mengapa daulah Umayyah runtuh? 4. Runtuhnya daulah Umayyah , daulah siapakah yang berjaya setelah itu? 5. Mengkaji masa keemasan bani Abbasiyah, dan prestasi apa saja yang telah berhasil di dapatkan? Demikianlah sedikit gambaran mengenai isi makalah ini yang tim penulis buat dengan metode literatur kaji pustaka terhadap buku-buku yang berhubungan dengan tema makalah yang kami buat dan berdasarkan pada diskusi yang kami lakukan.

C. TUJUAN Makalah ini penulis sajikan, bertujuan agar mahasiswa/i memahami bagaimana kejayaan Islam dimasa silam, bahwa pada masa lalu Islam mencapai masa keeamasan. Kejayaan itu tidak hanya dibidang Ibadah yang semestinya dilaksanakan oleh umat Islam saja, akan tetapi kejayaan itu juga membawa kemenangan dibidang Ilmu pengetahuan, Sains, dan teknologi. Setelah membaca makalah yang kami susun ini, semoga mahasiswa/i termotifasi untuk lebih giat lagi dalam menimba Ilmu pengetahuan, tidak hanya melaliu fakultas atau perguruan tinggi saja, tetapi juga melalui pustaka-pustaka. Sehingga mahasiswa/i tidak lagi bersifat statis, tetapi lebih dinamis dalam mengembangkan Ilmu pengetahuan.

BAB II PEMBAHASAN
A. Berdirinya Daulah Umayyah 1. Islam masuk di Andalusia Andalusia yang semula bernama Vandal pada abad ke-2 sampai ke-5 Masehi merupakan wilayah kekuasaan Romawi, tapi kemudian ditaklukan oleh bangsa Vandal pada awal abad ke-5 Masehi. Setelah itu datanglah bangsa Gothia ke Andalusia memerangi bangsa Vandal dan menguasai Andalusia. Pada Awalnya bangsa Gothia ini kuat sekali tapi kemudian banyak perpecahan dan menyebabkan kemunduran kerajaan itu. Kemudian setelah Witiza, raja Gothia meninggal digantikan oleh Roderick. Kenaikan Roderick ini tidak disukai oleh putra Witiza, dan untuk merebut kekuasaan mereka bekerja sama dengan Graf Julian yang meminta bantuan pada Musa bin Nushair, gubernur Muawiyah di Afrika. Musa kemudian minta ijin pada Khalifah walid bin Abdul Malik yang berkedudukan di Damascus, dan segera dikirimlah pasukan sebanyak 500 orang dibawah pimpinan Tharif bin Malik untuk menyerbu Spanyol. Setelah kemenangan pasukan ini, Musa mengirimkan pasukan gerak cepat di bawah komando Thariq bin Ziyad, yang kemudian terkenal dengan selat Gibraltar atau Jabal Thariq. Mendengar penyerangan Musa menaklukan kemenangan Spanyol. timur bagian Thariq, Jika seperti Musa Thariq Sevilla, akhirnya menaklukan Marida, tertarik kota dan untuk bagian Toledo. melakukan barat Dan maka setelah

terhadap

keduanya bergabung mereka menaklukan Aragon, Castilia, Katalona, Saragosa dan Barcelona hingga ke pegunungan Pyrenia. Hingga akhirnya Musa wafat di penjara akibat korban sepucuk surat. Setelah jatuhnya wilayah Andalusia ke tangan pemerintahan Daulah Umayyah, diperkirakan terdapat enam orang gubernur yang bertugas mewakili pemerintahan Umayyah di Damaskus, mereka adalah: a. Abdul Aziz bin Musa bin Nushair, yang berkuasa selama 2 tahun (715-717 M). Pada masa ini dapat dikuasai beberapa wilayah seperti Evora, Santarem, Cainbra, Malaga, dan Ellira. b. Ayub bin Habib, pada masa pemerintahannya Cordova dijadikan sebagai pusat pemerintahan. c. Al-Harun bin Abdurrahman al-Tsafiqi (716-719 M) d. Saman bin Malik Al-Chaulany (719-721 M) e. Anbasah (723-726 M), pada masa pemerintahannya ia berhasil menguasai wilayah Gallia, Setpimia dan terus ke lembah sungai Rhone. f. Abdul Rahman al-Ghafiqi (730 M), pada masa ini ia dapat menguasai Hertongdom dan Aquitania yang termasuk wilayah kekuasaan Prancis. 2. Pendiri Daulah Umayyah

Ketika Daulah Abbasiyah berkuasa, banyak pemuka yang mendukung pemerintahan. Daulah Umayyah dan bani Umayyah dikejar-kejar serta ditangkap. Salah seorang yang selamat dari kejaran para pendukung Daulah Bani Abbas adalah Abdurrrahman. Melalui Palestina dan Afrika Utara, ia berhasil memasuki wilayah Andalusia. Keberhasilannya tidak dicapai dengan mudah tetapi melalui usaha yang gigih, karena pada saat itu Andalusia diperintah oleh Yusuf bin Abdurrahman al-Fikry. Pada masanya banyak terjadi pertentangan antara sesama kabilah Arab serta bangsa Barbar. Masuknya Abdurrahman ke wilayah Andalusia mengakibatkan pertempuran antara Yusuf dan Abdurrahman di dekat Cordova pada tahun 139 H/ 758 M. Peperangan ini dimenangkan oleh Abdurrahman Ad-Dakhil, dengan demikian ia memasuki Cordova dengan membawa kemenangan dan sejak saat itulah Abdurrahman mendirikan kerajaan Islam di Andalusia. Karena keberhasilannya itulah ia diberi gelar al-Dakhil, artinya orang yang berhasil memasuki wilayah Andalusia dan selamat dari kejaran pemerintah Daulah Abbasiyah. Sementara itu, Abu Jafar alManshur memberinya gelar saqar Quraiys, artinya rajawali Quraiys yang mampu terbang jauh kewilayah Eropa di Andalusia. 3. Masa pemerintahan amir-amir Bani Umayyah a. Abdurrahman Al-Dakhil ( 757-788 M ) Setelah mendirikan kerajaan besar di Andalusia, langkah pertama yang dilakukannya adalah memperbaiki keadaan dalam negeri. Hampir seluruh usianya dipergunakan untuk memerangi lawanlawannya seperti ancaman dari Abu Jafar Al-Manshur (khalifahAbbasiyah kedua), perlawanan dari raja Frank, Prancis, dan sebagainya. Setelah dirasa aman barulah Abdurrahman melaksanakan pembangunan demi kesejahteraan rakyatnya. Diantaranya adalah mendirikan masjid agung di Cordova, yaitu masjid Al-Hambra dan setelah beliau wafat pembangunan kemudian dilanjutkan putranya Hisyam I. Abdurrahman wafat di usianya yang ke-61 dan ia telah memerintah selama kurang lebih 31 tahun lamanya. b. Hisyam bin Abdurrahman ( 796-822 M ) Ia seorang yang salih dan adil. Dalam bidang pendidikan ia sangat mengutamakan sehingga lahirlah jabatan hakim (Qadli). Dan di bidang pembangunan ia menyelesaikan mesjid raya Cordova. c. Hakam I bin Hisyam ( 796-822 M ) Tabiatnya sangat berbeda dengan ayahnya, ia suka sekali bermubuat maksiat terhadap rakyatnya, sehingga banyak terjadi pemberontakan pada saat itu. d. Abdurrahman II / Al-Ausath ( 822-852 M ) Ia dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu[1], usaha-usaha yang dilakukannya pun begitu banyak baik di bidang politik, ekonomi, maupun pembangunan.

4. Masa Pemerintahan Khalifah Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar An -Nashr sampai munculnya raja-raja kelompok yang dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif. B. Para Khalifah Dinasti Bani Umayyah Dinasti Bani Umayyah di Damaskus berkuasa selama hamper satu abad (661 M - 750 M). selama rentang waktu tersebut, dinasti ini dipimpin oleh 14 khalifah, yaitu : 1. Muawiyah bin Abu Sufyan / Muawiyah I (661-683 M) 2. Yazid bin Muawiyah / Yazid I (683 M) 3. Muawiyah bin Yazid / Muawiyah II (683 M) 4. Marwan bin Hakam /Marwan I (683-685 M) 5. Abdul Malik bin Marwan (685-705 M0 6. Walid bin abdul Malik / Walid I (705-715 M) 7. Sulaiman bin Abdul Malik (715-717 M0 8. Umar biun Abdul Aziz / Umar II (717-720 M) 9. Yazid bin Abdul MAlik / yazid II (720-724 M) 10. Hisyam bin Abdul Malik (724-743 M) 11. Walid bin Yazid / Walid II (743-744 M) 12. Yazid bin Walid / Yazid III (744 M) 13. Ibrahim bin Walid I (744 M) 14. Marwan biun Muhammad / Marwan II (744-750 M) C. Masa Kejayaan Daulah Umayyah 1. Perkembangan Kota dan Seni Bangun Ketika Al-Dakhil berkuasa, Cordova menjadi ibu kota Negara. Ia membangun kembali kota ini dan memperindahnya, serta membangun benteng di sekeliling kota dan istananya.Sepeninggal alDakhil, Cordova terus berkambang dan menjadi salah satu kota terkemuka di dunia.Peninggalan alDakhl yang kini masih tegak berdiri adalah Masjid Jami Cordova. Pada masa Hisyam1 dimana ia memugar kembali jembatan tua yang dibangun oleh al-khaulani, di samping menanbah bangunan-bangunan megah dan taman-taman yang indah. Pemugaran selanjutnya dilakukan pada masa Al-Mustanshir dan Al-Manshur. Pada masa Al-Mustanshir dan Al-Muayyah yang merupakan perkembangan paling pesat yang terjadi pada saat itu dimana pusat kota yang dikelilingi oleh tembok dengan tujuh pintu gerbangnya, pada waktu itu sudah berada di tengah, karena berkembangnya daerah pinggiran di sekitarnya. Kebanggaan Cordova :

a. Al-Qashr al-Kabir b. b. Al-Rushafah c. Masjid Jami Cordova d. Jembatan Cordova e. Al-Zahrar f. Al-Zahirah 2. Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab Bahasa Arab masuk ke Andalusia bersamaan dengan masuknya Islam ke daratan itu.Syalibi yang mengutip keterangan Nicholson menyatakan bahwa pada permulaan abad IX M bahasa arab sudah menjadi bahasa resmi di Andalusia. Sejalan dengan perkembanga bahaAsa arab, berkembang pula kesusastraan Arab yang dalam arti sempit, disebut adab, baik dalam bentuk puisi maupun prosa. Diantar jenis prosa adalah khithabnah, tarrasul, maupun karta fiksi lainnya.Menurut Amer AliOrang arang Arab Andalusia adalah penyairpenyair alam.Mereka menemukan bermacam jenis puisi, yang kemudian dicontoh oleh orang-orang Kristen di Eropa selatan. Sastrawan yang terkemuka pada masa itu di antaranya adalah : a. Abu Amr Ahmad ibn Muhammmad ibn Abd Rabbih b. Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid c. Ibn Hazm orang penyair sufi yang banyak mengubah puisi-puisi cinta. d. Muluk al-thawaif dianggap penyair paling besar di Andalusia pada masa itu 3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pemisahan Andalusia dari Bagdad secara politis, tidak berpengaruh terhadap transmisi keilmuan dan peradaban antara keduanya.Banyak muslimi Andalusia yang menuntut Ilmu di negeri Islam belahan timur itu, dan tidak sedikit pula paa ulama dari timur yang mengembangkan ilmunya di Andalusia. Kebanyakan umat Islam menganut paha Maliki dimana dasar pemikiran hukumnya adalah hadits.Perhatian muslim Andalusia terhadap hadits Rasulilllah saw amat besar pada waktu itu.Mahzab ini diperkenalkan pertama kali oleh Ziyad ibn Abd al-Rahman Ibn Ziyad al-lahmi.Tokoh lain yang tidak kalah populernya dalam pengembangan ilmu fiqih ialah Abu Bakar Muhmmad ibn Marwan ibn Zuhr. Ilmu agama yang berkembang amat pesat adalah Ilmu Qiraat, yaitu ilmu yang membahas fadh -lafadh AlQuran yang baik dan benar. Abu Amr al-Dani Utsman ibn Said adalah ulama ahli Qiraat kenamaan dari Andalusia yang mewakili generasinya. Sejalan dengan perkembangan filsafat, berkembang pula ilmu-ilmu lain. Ilmu pasti yang banyak digemari bangsa Arab berpangkal dari buku India Sinbad yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-Fazari. Perkembangan ini sangat erat kaitannya dengan kerjasama yang harmonis

antara penguasa, hartawan, dan para ulama. Kepercayaan umat Islam pada waktu itu adalah, kewajiban menuntut ilmu merupakan tanggung jawab pemerintah. Andalusia pada kala itu sudah mencapai tingkat peradaban yang sangat maju, sehingga hampir tidak ada seorang pun penduduknya yang buta huruf. Dari Andalusia ilmu pengetahuan dan peradaban arab mengalir ke negara-negara Eropa Kristen, melalui kelompok-kelompok terpelajar mereka yang pernah menuntut ilmu di Universitas Cordova, Malaga, Granada, Sevilla atau lembaga-lembaga ilmu pengetahuan lainnya di Andalusia. D. Runtuhnya Daulah Umayyah Keruntuhan daulah Umayyah di Andalusia dipengaruhi oleh banyak faktor, faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Konflik Islam dengan Kristen Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran. 2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu Kalau di tempat tempat lain, para mukallaf diperlakukan sebagai orang islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang orang Arab tidak pernah menerima orang orang pribumi. Setidak tidaknya sampai abad ke-10 M, mereka msih memberi istilah ibad dan muwalladun kepada para mukallaf, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompok kelompok etnis non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersrbut. Hal ini menunjukan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna persatuan, disamping kurangnya figur yang dapat menjadi personifikasi ideologi itu. 3. Kesulitan Ekonomi Di paruh ke dua masa islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius, sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat membertkan dan mempengaruhi kondisi politik dan militer. 4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris. Bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-Thawif muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan Ferdinan dan Issabella, diantaranya juga disebabkan permasalahan ini. 5. Keterpencilan

Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.

Anda mungkin juga menyukai