Anda di halaman 1dari 9

Daulah Umayyah Di Andalusia ( 756 M- 1031 M )

Daulah Umayyah di Andalusia

Kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus berakhir pada tahun 750 M,

kekhalifahan pindah ke tangan Bani Abbasiyah. Namun, salah satu penerus Bani

Umayyah yang bernama Abdurrahman ad-Dakhil dapat meloloskan diri pada tahun 755

M. Ia dapat lolos dari kejaran pasukan Bani Abbasiyah dan masuk ke Andalusia

(Spanyol). Di Spanyol sebagian besar umat Islam di sana masih setia dengan Bani

Umayyah. Ia kemudian mendirikan pemerintahan sendiri dan mengangkat dirinya

sebagai amir (pemimpin) dengan pusat kekuasaan di Cordoba.

Adapun amir-amir Bani Umayyah yang memerintah di Andalusia (Spanyol)

sebagai berikut:

a. Abdurrahman ad-Dakhil (Abdurrahman I), tahun 756-788 M.

b. Hisyam bin Abdurrahman (Hisyam I), tahun 788-796 M.

c. Al-Hakam bin Hisyam (al-Hakam I) , tahun 796-822 M.


d. Abdurrahman al-Ausat (Abdurrahman II) , tahun 822-852 M.

e. Muhammad bin Abdurrahman (Muhammad I) , tahun 852-886 M.

f. Munzir bin Muhammad, tahun 886-888 M.

g. Abdullah bin Muhammad, tahun 888-912 M.

h. Abdurrahman an-Nasir (Abdurrahman III) , tahun 912-961 M.

i. Hakam al-Muntasir (al-Hakam II) , tahun 961-976 M.

j. Hisyam II, tahun 976-1009 M.

k. Muhammad II, tahun 1009-1010 M.

l. Sulaiman, tahun 1013-1016 M.

m. Abdurrahman IV, tahun 1016-1018 M.

n. Abdurrahman V, tahun 1018-1023 M.

o. Muhammad III, tahun 1023-1025 M.

p. Hisyam III, tahun 1027-1031 M.

Pada masa pemerintahan Daulah Umayyah di Andalusia (Spanyol), Cordoba

menjadi pusat berkembangnya ilmu pengetahuan. Pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuan terjadi pada masa pemerintahan amir yang ke-8 yakni Abdurrahman an-

Nasir dan amir yang ke-9 yakni Hakam al-Muntasir.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di Kota Cordoba ditandai dengan

adanya Universitas Cordoba. Universitas ini memiliki perpustakaan dengan koleksi

buku mencapai 400.000 judul. Pada masa kejayaannya Cordoba memiliki 491 masjid

dan 900 pemandian umum. Karena air di kota ini tidak layak minum, pemerintah

memiiki inisiatif untuk membangun instalasi air minum dari pegunungan sepanjang 80

km.
Tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan di Cordoba membuat berbagai inisiatif

dan inovasi dalam rangka membuat kehidupan lebih sejahtera dan nyaman.

Didirikannya masjid-masjid yang megah dan indah menunjukkan bahwa pada saat itu

kesadaran untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan juga sangat tinggi.

Daulah Umayyah di Damaskus dan Andalusia memperlihatkan kemajuan Islam

di jaman dahulu, sampai saat ini Islam terus berkembang, sebagai seorang muslim, kita

harus meneruskan kemajuan tersebut dengan berusaha mengerjakan hal-hal yang

bermanfaat dan sesuai dengan petunjuk agama Islam.

Pendirian Umayah di Andalusia

Andalusia adalah nama bagi semenanjung Iberia pada zaman kejayaan umayah.

Andalusia berasal dari vandal yang berarti negri bangsa vandal, karena semenanjung

Iberia pernah dikuasai oleh bangsa vandal sebelum terusir oleh bangsa ghotia

Barat (abad v M). Umat islam mulai menaklukan semenanjung Iberia pada zaman

Khalifah al-walid ibn Abd al-Malik (86-96 H/705-715).

Penaklukan semenanjung Iberia diawali dengan undangan salah satu raja ghotia

barat (Kristen) untuk membantunya melawan raja lainnya. Khalifah mengirim 500
orang pasukan yang dipipin oleh tarif ibnu malik pada tahun 91 H/710 M dan mendarat

disuatu tempat yang kemudian diberi nama tarifa. Ekspedisi ini dianggap berhasil dan

tarif kembali ke afrika utara dengan utara dengan membawa banyak harta rampasan.

Pada tahun 92 H/711 M, ibn Nushair (gubernur afrika utara pada waktu itu) mengirim

pasukan sebanyak 7000 orang dibawaah pimpinan tariq ibn ziyad. Akhirnya tariq ibn

ziyad berhasil menguasai hampir seluruh kota yang ada di semenanjung Iberia atas

bantuan musa ibn nusyair. Akhirnya, musa ibn nusyair mendeklarasikan semenanjung

Iberia sebagai bagian dari kekuasaan umayah yang berpusat di damaskus. Ketika daulah

umayah di damaskus dihancurkan oleh bani abbas, abd al-Rahman ibn mu’awiyah

berhasil meloloskan diri dan menginjakan kakinya di Andalusia pada tahun 132 H/750

M. ia diberi gelar al-dakhil, karena beliau adalah pangeran dinasti umayah pertama yang

menginjakan kakinya bdisemenanjung Iberia. Beliau berhasil menyingkirkan yusuf ibn

abd al-rahman al-fihri yang menyatakan diri tunduk kepada dinasti bani abbas pada

tahun 138 H/756 M. abd al-rahman al-dakhil memproklamirkan bahwa Andalusia lepas

dari kekuasaan dinasti Bani Abbas dan ia memakai gelar amir (buakn khalifah).

Selama 32 tahun berkuasa, Abd al-Rahman al-Dakhil berhasil mengatasi

berbagai ancaman, baik dari dalam maupun dari luar . karena ketangguhannya,

kemudian ia diberi gelar rajawali Quraisy. Karena kekuasaan dinasti bani abbas

speninggal al-mutawakil (247 H/861M) semakin merosot, Abd al-rahman al-dakhil

memproklamirkan diri sebagai khalifah dan memakai gelar amir almu’minin.

Sejak pertana kali menginjakkan kaki ditanah Andalusia hingga jatuhnya

kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan peranan yang sangat yang dilalui umat

Islam di Andalusia dapat dibagi menjadi enam periode:

1. Periode Pertama (711 – 755 M)


Pada periode ini, Andalusia berada dibawah pemerintahan para wali yang

diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini

stabilitas politik Andalusia belum tercapai secara sempurna, gangguan–gangguan

masih terjadi baik dari dalam maupun luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa

perselisihan diantara elit penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan,

terutama antara Basbar asal Afrika Utara dan Arab. Didalam etnis arab sendiri,

terdapat dua golongan yang terus menerus bersaing, yaitu suku Qaisy (Ara Utara)

dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini seringkali menimbulkna

konflik politik, terutama ketika tidak ada figus penguasa yang tangguh. Itulah

sebabnya di Andalusia pada saat itu, tidak ada gubernur yang mampu

mempertahankan kekuasannya dalam jangka eaktu yang agak lama.

Gangguan dari luar dari sisa-sisa musuh lama di Andalusia yang bertempat

tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada

pemerintahan Islam. Karena seringnya konflik internal dan berperang menghadapi

musuh dari luar, maka dalam periode ini Andalusia belum memasuki kegiatan

pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan

datangnya Abd AL Rahman Al Dakhil pada tahun 138 H/755 M.

2. Periode Kedua (755-912 M)

Pada periode ini, Andalusia berada di bawah pemerintahan amir, tetapi tunduk

kepada pusat pemerintahan Islam yang ketika itu dipegang oleh khalifah abbasiyah di

Baghdad. Penguasa Andalusia pada periode ini adalah Abdul Al Rahman Al Dakhil,

Hisyam I, Hakam I, Abd Al Rahman Al Ausath, Muhammad bin Abd Al Rahman,

Munzir bin Muhammad dan Abdullah bin Muhammad.


Mengenai Ad Dakhil, diceritakan sewaktu dinasti bani umayyah tumbang oleh

dinasti abbasiyah terjadi pembunuhan massal dan pengejaran terhadap sisa-sisa

keluarga Umayah. Ia melarikan diri menyusuri Afrika Utara hingga tiba di Meknes.

Maroko dan pindah ke Melilla, dekat Ceuta di pesisir laut tangah menghadap

semenanjung Liberia. Inilah buat pertama kalinya seorang pangeran Bani Umayyah

masuk ke Andalusia, sehingga ia mendapat gelar Ad Dakhil. Setelah melumpuhkan

penguasa Andalusia, Yusuf bin Abd Ar Rahman, ia akhirnya berkuasa disana.

Pada periode ini, Andalusia mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik

dalam bidang politik maupun dalam bidang perdaban. Abd Al Rahman Al Dakhil

mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah dikota-kota besar. Hisyam dikenal

berjasa dalam menegakkan hukum Islam dan Hukum dikenal sebagai pembaharu

dalam bidang militer. Dialah yang memprakasai tentara bayaran di Andalusia.

Sedang Abd Al Rahman Al Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu.

Pada periode ini, berbagai ancaman dan kerusakan terjadi. Pada pertengahan

abad ke 9 M. Stabilitas munculnya gerakan Kristen fanatic yang mencari kesyahidan

(Martydom). Tetapi gerakan ini tidak mendapat simpati dikalangan intern Kristen

sendiri, karena pemerintahan Islam kala itu mengembangkan kebebasan beragama.

Peribadatan tidak dihilangi, bahkan mereka juga tidak dihalangi bekerja sebagai

pegawai pemerinthan atau emnajdi karyawan pada intansi militer. Gangguan politik

paling serius dating dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada

tahun 852 M membentuk Negara kota dan bertahan sampai 80 tahun. Disamping itu,

sejumlah orang yang tidak puas terhadap penguasa melancarkan revolusi, yang

terpenting diantaranya pemberontakan Hafshun dan anaknya yang berpusat

dipegunungan dekat Malaga.


3. Periode Ketiga (912-1013 M)

Pada periode ini, Andalusia diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah.

Penggunaan gelar ini berawal dari berita bahwa al muktadir. Khalifah Bani

Abbasiyah di Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Maka

Abdurrahman III menilai bahwa keadaan ini menunjukkan suasana pemerintahan

Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan

moment yang paling tepat untuk mmakai gelar khalifah yang telah hilang dari

kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Maka dari itu, gelar khalifah ini

mulai dipakai sejak tahun 929 M Khalifah besar yang memerintah pada periode ini

yaitu Abd Al Rahman Al Nasir (912-916 M), Hakam II (961-976M) dan Hisyam II

(976-1009M).

Pada periode ini, Andalusia mencapai puncak kemajuan dan kejayaan,

menyaingi Baghdad di timur. Al Nashir mendirikan universitas di cordova yang

perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga juga seoreang

kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati

kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat.

4. Periode ke empat ( 1013 – 1086)

Pada periode ini Andalusia terpecah menjadi lebih 20 kerajaan kecil. Masa ini

disebut Muluk al – Thawaif (Raja Golongan ) mereka mendirikan kerajaan

berdasarkan etnis Barbar. Slovia ata u Andalus yang bertikai satu sama lain sehingga

menimbulka keberania umat Kristen di utara untuk menyerang. Ironisnya, kalau

terjadi perang saudara, para pihak yang bertikai sering meminta bantuan kepada raja

– raja Kristen. Periode ini meskipun terjadi ketidakstabilan tetapi dalam bidang

peradaban mengalami kemajuan karena masing – masing ibu kota kerajaan local
ingin menyaingi Cordova sehingga muncullah kota –kota besar seperti Toledo,

Sevilla, Malaga, dan Granada.

5. Periode ke lima ( 1086 – 1248)

Pada periode ini meskipun Andalusia terpecah – pecah dalam beberapa Negara,

tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yakni dinasti Murabhitun (1086-1143)

dan dinasti Muwahidun (1146-1235 M). murabhitun pada mulanya adalah sebuah

gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf bin Tasytin di afrika utara. Ia masuk ke

Andalusia atas undangan penguasa islam disana yang tengah menikul beban berat

perjuangan mempertahankan negri dari serangan orang Kristen. Ia dan tentaranya

masuk Andalusia pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan castilia.

Karena perpecahan dikalangan raja- raja muslim, yusuf melangkah lebih jauh untuk

menguasai Andalusia dan berhasil. Tetapi sepenggantinya adalah raja – raja yang

lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini berakhir baik di afrika utara

maupun Andalusia sendiri.

Sepeninggal murabhitun, muncul-muncul dinasti kecil, tapi berlangsung tiga

tahun. Pada tahun 1146 M, dinasti muwahidun di afrika utara yang didirikan oleh

mehammad bin tumart. Dinasti ini datang ke Andalusia dibawah pimpinan abd al

mun’im. Antara tahun 1114 dan 1115 M, kota-kota muslim penting di Andalusia

seperti cordova. Almeria dan cannada jatuh di bawah kekuasaannya. Untuk jangka

beberapa decade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan. Kekuatan – kekuatan

Kristen dapat dipukul mundur akan tetapi, tidak lama setelah itu Muwahhidun

mengalami keambrukan. Tentara Kristen, pada tahun 1212 M, mendapat

kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan – kekalahan yang dialami oleh

Muwahhidun memaksa penguasanya keluar dari Andalusia dan kembali ke afrika


sutara pada tahun 1235 M. Tahun 1238 M cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen

dan Seville jatuh di tahun 1248 M. Seluruh Andalusia kecuali Granada lepas dari

kekuasaan islam.

6. Periode ke enam (1248 – 1492)

Pada periode ini, islam hanya berkuasa di daerah Granada. Di bawah dinasti

bani ahmar (1232-1492 M) yang didrikan oleh Muhammad bin Yusuf bin Nasr bin

al-Ahmar. Peradaban mengalami kemajuan tetapi hanya berkuasa di wilayah yang

kecil seperti pada masa kekuasaan Abdurrahman an –Nashir. Namun pada decade

terkhir abad 14 M, dinasti ini telah lemah akibat perebutan kekuasaan. Kesempatan

ini dimanfaatkan olen kerajaan Kristen yang telah mempersatukan diri melalui

pernikahan antar Esabella dan Aragon dengan raja Ferdinand dari Castilla untuk

bersama – sama merebut kerajaan Granada. Pada tahun 1487 menguasai Almeria

tahun 1492 menguasai Granada. Raja terakhir Granada, Abu Abdullah, melarikan

diri ke afrika utara.

Anda mungkin juga menyukai