C. Refleksi
BUTIR
NO REFLEKS RESPON/JAWABAN
I
A. Perkembangan Kebudayaan pada Masa Bani Umayyah di
Damaskus
Bani Abbasiyah lahir tahun 132 H/ 750 M. Nama Abbasiyah yang dipakai
untuk nama bani ini diambil dari nama bapak pendiri Abbasiyah yaitu
Abbas bin Abdul Muthalib paman Nabi Muhammad Saw. Proses
berdirinya Bani Abbasiyah dimulai dari kemenangan Abu Abbas As Saffah
dalam sebuah perang terbuka (al-Zab) melawan khalifah Bani Umayyah
yang terakhir yaitu Marwan bin Muhammad. Abu Abbas diberi gelar As
Saffah karena dia pemberani dan mampu memainkan mata pedangnya
kepada lawan politiknya. Semua lawan politiknya diperangi dan dikejar-
kejar, diusir keluar dari wilayah kekuasaan Abbasiyah yang baru direbut
dari Bani Umayyah di Damaskus. selanjutnya.
Bani Abbasiyah eksis selama 505 tahun dan diperintah oleh 37 khalifah
dengan mampu menciptakan peradaban yang menjadi kiblat dunia pada
saat itu, peradaban yang dikenang sepanjang masa. Pada waktu itu
suasana belajar kondusif, fasilitas belajar disediakan pemerintah dengan
lengkap. Motivasi belajar menjadi pendorong gairahnya masyarakat
untuk belajar.
Dinasti Bani Umayah berdiri selama lebih kurang 90 tahun (40-132 H atau 661- 750 M), dengan
Damaskus sebagai pusat pemerintahannya. Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680 M) adalah
pendiri Dinasti Bani Umayah dan penguasa imperium yang sangat luas. Selama 20 tahun masa
pemerintahannya, ia terlibat dalam sejumlah peperangan dengan penguasa Romawi baik dalam
pertempuran darat maupun laut. Wilayah kekuasaan dinasti ini meliputi daerah Timur Tengah,
Afrika Utara dan Spanyol. Muawiyah meninggal dunia pada Kamis pertengahan Rajab 60 H
dalam usia 78 tahun. Secara berturut-turut, para Khalifah Daulah Umayyah di Damaskus adalah
sebagai berikut.
a. Muawiyah bin Abi Sufyan (41-61 H/661-680 M)
b. Yazid bin Muawiyah (61-64 H/680-683 M)
c. Muawiyah II bin Yazid (64-65 H/683-684 M)
d. Marwan bin al-Hakam (65-66 H/684-685 M)
e. Abd al-Malik ibn Marwan (66-86 H/685-705 M)
f. Al-Walid bin Abd al-Malik (86-97 H/705-715 M)
g. Sulaiman bin Abdul Malik (97-99 H/715-717 M)
h. Umar bin Abdul Aziz (99-102 H/717-720 M)
i. Yazid II bin Abd al-Malik (102-106 H/720-724 M)
j. Hisyam bin Abd al-Malik (106-126H/724-743 M)
k. Al-Walid II bin Yazid (126-127 H/743-744 M)
l. Yazid III bin al-Walid (127 H/744 M)
m. Ibrahim bin al-Walid (127 H/744 M)
n. Marwan II bin Muhammad (127-133 H/744-750 M)
Adapun sistem pemerintahan yang diterapkan Bani Umayyah adalah sistem monarki
(Monarchiheridetis), yang mana suksesi kepemimpinan dilakukan secara turun-temurun.
Semenjak Muawiyah berkuasa, raja-raja Umayyah yang berkuasa kelak menunjuk penggantinya
dan para pemuka agama diwajibkan menyatakan sumpah setia di hadapan raja. Sistem
pengangkatan penguasa seperti ini, bertentangan dengan prinsip dasar dan ajaran
permusyawaratan.
Bentuk departemen ini kemudian dikembangkan lagi oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dalam
bentuk yang lebih luas dan menyeluruh, sebagai berikut:
a. An-Nidham Al-Idari
Organisasi tata usaha negara pada permulaan Islam sangat sederhana, tidak diadakan
pembidangan usaha yang khusus. Ada empat organisasi tata usaha pada masa Bani Umayyah,
yaitu:
1) Ad-Dawawin. Untuk mengurus tata usaha pemerintahan, 2) Al-Imarah Ala Al-Buldan. 3)
Barid. 4) Syurthah (kepolisian)
b. An-Nidham Al-Mali
Organisasi keuangan atau ekonomi. Sumber pemasukan keuangan pada zaman Daulah Umayyah
pada umumnya sama seperti pada masa permulaan Islam
c. An-Nidhamul-Harbi
Organisasi pertahanan pada masa Daulah Umayyah sama seperti yang telah dibuat oleh khalifah
Umar bin Khattab, hanya lebih disempurnakan
d. An-Nidham Al-Qadhai
Pada masa Daulah Umayyah kekuasaan pengadilan telah dipisahkan dari kekuasaan politik
b. Faktor Eksternal
Sebagai sebab langsung jatuhnya Dinasti Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang
dipelopori oleh keturunan Abbas bin Abdul Muthalib pada masa pemerintahan Hisyam ibn
Abdul Malik. Munculnya gerakan kaum Abbasiyah tersebut mendapat dukungan penuh dari
golongan-golongan lain. Sehingga kaum Abbasiyah memanfaatkan momentum tersebut dengan
terus melancarkan serangan ke Dinasti Umayyah. Hingga pada masa kepemimpinan Marwan
bin Muhammad (khalifah Dinasti Umayyah terakhir), kekuasaan Dinasti Umayyah harus takluk
dan digulingkan.
Bani Abbasiyah lahir tahun 132 H/ 750 M. Nama Abbasiyah yang dipakai untuk nama bani ini
diambil dari nama bapak pendiri Abbasiyah yaitu Abbas bin Abdul Muthalib paman Nabi
Muhammad Saw. Proses berdirinya Bani Abbasiyah dimulai dari kemenangan Abu Abbas As
Saffah dalam sebuah perang terbuka (al-Zab) melawan khalifah Bani Umayyah yang terakhir
yaitu Marwan bin Muhammad. Abu Abbas diberi gelar As Saffah karena dia pemberani dan
mampu memainkan mata pedangnya kepada lawan politiknya. Semua lawan politiknya
diperangi dan dikejar- kejar, diusir keluar dari wilayah kekuasaan Abbasiyah yang baru direbut
dari Bani Umayyah di Damaskus. selanjutnya.
Bani Abbasiyah eksis selama 505 tahun dan diperintah oleh 37 khalifah dengan mampu
menciptakan peradaban yang menjadi kiblat dunia pada saat itu, peradaban yang dikenang
sepanjang masa. Pada waktu itu suasana belajar kondusif, fasilitas belajar disediakan
pemerintah dengan lengkap. Motivasi belajar menjadi pendorong gairahnya masyarakat untuk
belajar.
Bani Umayyah di Andalusia adalah kekhalifahan Islam yang pernah berkuasa di Semenanjung
Iberia dalam rentang waktu antara abad ke-8 sampai abad ke-12. Ada 2 faktor utama yang
diidentifikasi menjadi sebab masuknya Islam di Andalusia.
Pertama, faktor internal, yakni kemauan kuat para penguasa Islam untuk mengembangkan dan
membebaskan menjadi wilayah Islam. Andalusia atau Semenanjung Iberia (Spanyol dan
Portugal termasuk selatan Perancis sekarang) mulai ditaklukkan oleh umat Islam pada masa
khalifah Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M). Dalam proses penaklukan Spanyol ini terdapat
tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa yaitu Tharif bin Malik, Thariq bin
Ziyad, dan Musa bin Nushair.
Kedua, faktor eksternal, yakni suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri.
Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi
negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak
dan terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil.
Kebudayaan Islam masa Bani Umayyah mengalami perkembangan yang sangat mengesankan
dan mengagumkan pada periode pemerintahan Abdurrahman III an-Nashir (300-350 H/912-
961 M). Di bawah khalifah ‘Abd al-Rahman III dan penerusnya, al-Hakam II dan al-Manshur,
Andalusia benar-benar mencapai puncak kejayaannya dalam bidang keagamaan maupun
kebudayaan. Kota Kordova berkembang menjadi pusat kebudayaan yang sebanding dengan
Damaskus dan Baghdad.
Ibnu Rusyd juga dikenal luas berkat pemikiran-pemikiran filsafatnya yang kemudian menjadi
sebuah paham tersendiri, lumrah dikenal sebagai Averroisme. Masih dalam kelompok filsafat
dan sains terdapat nama-nama populer semacam Ibnu Bajjah dan Ibnu Thufail. Tetapi ada juga
Ibn Barghut, Ibn Khayrah al-‘Attar, Ibn Ahmad al-Sarkastik, atau Muhammad ibn al-Layth. Pada
bidang bahasa dan sastra Arab, zaman keemasan Andalusia juga melahirkan sejumlah besar
nama-nama cemerlang, seperti Ibn Syahr al-Ra‘ini, dan Yahya ibn Hisyam al-Qarsyi.