Anda di halaman 1dari 7

Perkembangan Peradaban Islam di Andalusia

Nama : Rahma Aulia Salafy


NIM : 195100101111016
Kelas : D (FTP)

A. Awal Islam Masuk di Andalusia


Sejarah Masuknya Islam di Andalusia Islam masuk ke wilayah Andalusia tidak sesingkat
penyebarannya, melalui beberapa tahapan yang mendukung Islam menduduki wilayah tersebut.
Beberapa tokoh pendiri Islam meyasaat ini bahwa Andalusia memiliki potensi yang luar biasa
terhadap kemajuan Islam. Andalusia merupakan sebagian dari Eropa, daerah ini pertama kali
dipanggil dengan nama Iberia, yakni nama yang dinisbahkan kepada penduduk-penduduk
bangsa Iberia yang pertama kali mendiami daerah tersebut. Kemudian dikenal dengan sebutan
Asbania, yakni sewaktu bangsa Romawi menduduki daerah tersebut dalam abad kedua Masehi.
Setelah tersebut, sebagian dari daerah ini diduduki oleh bangsa Vandal, sehingga dinamakan
bangsa Vandalisia, yang terakhir saatkaum muslimin menduduki daerah tersebut mereka
menyebutnya dengan Andalus, yakni berasal dari kata Vandalisia yang disebut menurut lidah
orang Arab.
Beberapa faktor yang mendorong kaum muslimin menaklukkan daerah ini dan
mempermudah perjuangan kaum muslimin, diantaranya merupakan sebagai berikut :
1. Suasana peperangan antara kaum muslimin dengan orang-orang Kristen di Andalusia.
2. Konflik Internal dikalangan penduduk Andalusia , faktor inilah yang membuat kaum
muslimin tergerak untuk menyerang Andalusia, karena umat islam yakin bisa
menundukkan Andalusia .
3. Daerah kekuasaan Andalusia terbagi menjadi daerah-daerah kecilsehingga dapat
dengan mudah ditaklukan penduduk Islam.
4. Kondisi keuangan Andalusia yang semakin memburuk karena perpecahan politik.
5. Pasukan tentara Roderick yang kurang tangkas dan sigap karena beraal dari para
budak tertindas.
6. Adanya aliansi orang-orang Yaahudi yang merasa tertekan dengan para pejuang
Islam.
Awal peradaban Islam di Andalusia, tidak lepas dari jasa Gubernur Jenderal al-Maghrib
, Musa ibn Nushair dan panglimanya yang gagah berani, Thariq ibn Ziyad yang berhasil
menaklukan Andalusia sekaligus membuka akses menuju penyebaran Islam di Benua Biru
dalam 19 Juli 711 M. Kondisi penduduk Andalusia benar-benar memprihatinkan sebelum
penaklukan pasukan muslim yang dipimpin Thariq ibn Ziyad tersebut. Mereka terbagi menjadi
penduduk kelas 1, 2 dan 3. Sehingga saat Islam datang kesana, penduduk kelas 2 dan 3
menyambut dengan penuh antusiasme dan suka cita, dengan harapan kehidupan mereka akan
lebih baik.
Masuknya Islam ke tanah Andalusia seakan memberikan angin segar dan cahaya terang
saatperadaban Eropa tenggelam dalam kegelapan, kehancuran dan kegersangan intelektual dan
budaya. Sinar Islam menyinari bangsa Vandhal, Goth dan Berber, serta memberikan
kemerdekaan kepada rakyat jelata yang tertindas. Sikap toleransi kaum muslim merupakan
perjanjian damai dengan pihak penguasa yang ditaklukkannya.
B. Perkembangan Kepemimpinan Politik Islam di Andalusia
Beberapa tokoh muslim yang paling berjasa dalam proses penaklukan Islam di Andalusia
yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nushair.
Perkembangan kepemimpinan politik islam di Andalusia terbagi menjadi enam periode :
- periode pertama (711 - 755 M)
- periode kedua (755 – 912 M)
- periode ketiga (912 – 1013 M)
- periode keempat (1013 – 1086 M)
- periode kelima (1086 – 1248 M)
- periode keenam (1248 – 1492 M)

1. Periode pertama (711-755M)


Dalam periode ini, Andalusia berada di bawah pemerintahan para wali atau gubernur
yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Dalam periode ini stabilitas
politik negeri Andalusia belum seimbang, masih banyak gangguan yang terjadi baik dari
internal kaum muslim maupun dari eksternal.
Gangguang internal antar kaummuslim yang terjadi yakni berupa perselisihan antara elit
penguasa, yang penyebabnya merupakan perbedaan etnis dan golongan. Perbedaan etnis yang
terjadi yakni antara bangsa barbar dengan bansa Arab. Sementara bangsa Arab terbagi lagi
menjadi dua golongan yang sulot berdamai yakni Arab Yamani(Selatan) dan suku Qaisy (Utara).
Perbedaan ini sering menimbulkan konflik perang saudara. Disamping tersebut, terdapat
perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di
Kairawan. Hal-hal ini menyebabkan masa kekuasaan gubernur tidak bertahan lama.
. Adapun gangguan eksternal yang terjadi yakni datangnya dari sisa-sisa musuh islam di
Andalusia yang bertempat tinggal di daerah pegunungan. Beberapa gangguan internal dan
eksternal ini menyebabkan peradaban Islam Andalusia dalam periode ini tidak mengalami
perkembangan yang pesat. Periode pertamma ini berakhir seiring dengan kedatangan
Abdurrahman Ad-Dakhil.

2. Periode kedua (755-912 M)


Dalam periode ini Andalusia di bawah pemerintahan dinasti Abbasiyah di Baghdad.
Pemimpin atau yang saat tersebut disebut amir yang pertama merupakan Abdurrahman I yang
memasuki Andalusia, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil.
Abdurrahman Ad-Dakhil merupakan keturunan dari bani umayyah yang berhasil lolos dari
kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di
Andalusia. Oleh karena tersebut, amir dan suku Yamani dalam periode ini menolak tunduk
dengan khalifah Abbasiyah di Baghdad. Periode ini dikenal dengan sebutan periode Cordoba.
Umat Islamdalam periode ini mulai memperoleh kemajuan dalam peradabannya. Islam
dalam saat tersebut mengalami perkembangan yang begtersebut hebat, kemajuan tersebut antara
lain merupakan pendirian masjid cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Andalusia oleh
Abdurrahman Ad-Dakhil. Dalam pemerintahan Hisyam I berhasil membuahkan hukum Islam
yang diterapkan sebagai peraturan perundangan dalam masanya. Selanjutnya Hakam I berhasil
meperbarui kemiliteran Islam, yang akhirnya melahirkan siste tentara bayaran Andalusia. Aspek
terakhir yakni berkembangnya ilmu pengetahuan dibawah kepemimpinan Abdurrahman Al-
Ausath, yang dikenal sebagai pemimpin yang cinta dalam ilmu pengetahuan.
Sayangnya keadaan politik dalam periode ini kurang stabil, karena beberapa masalah
yang terjadi. Maslaah pertaa yakni adanya pemmberontakan agama kristen, naun ini bisa dengan
mudah teratasi karena rakyat Andalusia tidak tertarik dengan gerakan tersebut. Kemmudian
adanyagerakan dari gubernur Toledo serta amir wilayah afrika yang menjabat di Kairawan, akan
tetapi semua perlawanan ini dapatdiatasi oleh pihak Abdurrahman. Maslah terakhir yakni,
timbul kekecewaan berbagai pihak dengan pemerintah pusat, yang kemmudian menguarkan isu
revolusi , diantaranya pemberontakan Hafsun dan anaknya. Sementara tersebut, perselisihan
antara orang barbar dan orang Arab masih berlangsung.

3. Periode ketiga (912-1013 M)


Dalam periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman III yang bergelar
“An-Nasir”. Dalam periode ini Andalusia diperintah oleh penguasa dengan khalifah. Dalam awal
periode ini umat Islam di Andalusia mencapai puncak kemajuan dan kejayaan yang menyaingi
dinasti Abbasiyah di baghdad. Abdurrahman III mendirikan Universitas Cordoba, yang
perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Dalam masa ini, masyarakat dapat menikmati
kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi sehingga disebut bahwa kejayaan Cordoba
hanyadapat ditandingi oleh Konstantinopel. Dua pemrakarsa hebat ilmu pengetahuan, seni, dan
pendidikan yakni Abdurrahman III dan Al-Hakam dikenaldengan julukan Al-Muntashir billah.
Setelah masa kekhalifahan Abdurrahman III dan Al-Hakam II (961-976 M) yang
kemudian dilanjutkan oleh Al-Hakam II dan Hisyam II. Namun, ketika Hisyam menduduki
kepemimpinan dalam usia 11 tahun merupakan awal dari kehancuran Bani Umayyah di
Andalusia, karena Hisyam hanya sebagai simbol sementara pelaksana pemerintahan dipegang
oleh para pejabat. Beberapa orang kemudian silih berganti menjadi khalifah namun tidak ada
yang cakap dan mmembawa perbaikan. Hingga akhirnya dalam tahun 1013 M, Andalusia
terpecah menjadi negara-negara kecil.

1. 4. Periode keempat (1013-1086 M)


Dalam masa ini Andalusia sudah terpecah menjadi beberapa negara kecil yang berpusat
di kota-kota tertentu, yakni lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan
atau Al-mulukuth Thawaif yang berpusat di kota besar seperti sevilla, Cordoba, Taledo,
Valencia, Malaga, Badajoz, Zaragoza.
Dalam periode ini kaum muslim di Andalusia kembali mengalami konflik internal.
Terjadi perang saudara antar kaum muslim, sayangnya diantara pihak-pihak yang berkonflik
tersebut ada yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Hal ini dimanfaatkan oleh raja
Kristen untuk merebut kembali Andalusia ke tangan mereka. Periode ini akhirnya mengalami
kemunduran karena faktor internal dan eksternal yakni serangan dari dinasti Murabithun.
Walaupun dari segi politik mengalami banyak konflik, namun kehidupan intelektual terus
berkembang dalam periode ini, istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk
mendapatkan perlindungan dari istana ke istana yang lain.

5. Periode kelima (1086-1248 M)


Dalam periode ini Islam di Andalusia meskipun masih terpecah dalam beberapa negara,
tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan dinasti marurabithun (1086-1143
M) dan dinasti muwahhidin (1121-1269 M):
a. Dinasti Murabtersebutn
Dinasti murabtersebutn dalam mulanya merupakan gerakan agama yang kuat dan
besar yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco, Afrika Utara. Dalam tahun
1062 M ia berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di marakesy, hingga akhirnya
Islam dapat memasuki dan menguasai Andalusia. Dalam perkembangan selanjutnya,
dinasti ini berada dibawah penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan
wilayah Zaragoza dapat diambil alih kembali oleh kaum Kristen dalam tahun 1118 M.
Setelah peristiwa ini dinas murabithun mengalami keunduran, yang kemudian dalam
tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti Muwahhidun.
b. Dinasti Muwahhidun
Dinasti ini berpusat di Afrika Utara. Dinasti ini datang ke Andalusia dibawah
pimpinan Abu Ya’qub Yusuf bin Mun’im. Dinasti ini berhasil merebut kembali
Zaragoza dari tangan Kristen. Dinasti ini mengalami banyak kemajuan dengan
didudukinya kota-kota muslim penting yakni Cordova, Almeria, dan Granada. Akan
tetapi dinasti Muwahhidun mengalami kemunduran dimana dalam tahun 1212 M, tentara
Kristen berhasil memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi
demikian umat muslim tidak mampu bertahan dari serangan-serangan kristen yang
besar. Tahun 1236 M Cordova beralih ke tangan penguasa Kristen dan Seville beralih
dalam tahun 1248 M. Hampir semua wilayah Islam Andalusia lepas dari tangan penguasa
islam. Kemunduran dinasti Muwahiiddun dikarenakan tidak cakapnya pemimpin
penerusnya sehingga memberi kesempatan pihak luar untuk meruntuhkannya.

6. Periode keenam (1248-1492 M)


Dalam peride ini hanya berkuasa di granada di bawah bani Ahmar dan bani Nasr.
Dinasti ini yang mendirikan istana Alhambara di kota Granada. Periode ini mengalami berbagai
kemajuan yang berarti, meskipun terjadi konflik politik yaitu perang saudara. Abdullah
Muhammad tidak senang kepada ayahnya karena tidak menunjuknya sebagai penggantinya
menduduki tahta raja. Beliau berontak dan berusaha mengambil alih kekuasaan. Dalam aksinya
tersebut, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh muhammad bin sa’ad. Sayangnya, Abu
Abdullah meminta bantuan Ferdinand dan Isabella, dua penguasa Kristen yang kemudian dapat
mengalahkan penguasa yang sah, dan Abu Abdullah memegang kuasa raja.
Kerajaan Kristen FerdinandanIsabella bersatu, kemudian memerangi kerajaan Granada.
Hingga akhirnya mereka menyerang balik terhadap kekuatan Abu Abdullah. Hal ini
menyebabkan Abu Abdullah kalah dalam peperangan dan menyerahkan kekuasaan kepada
Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara.
Dengan beralihnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah kekuasaan Islam di Andalusia
dalam tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya yang kemudian dipaksa oleh paus-paus di
Roma untuk memeluk agama Nasrani. Maka, ada yang memeluk nasrani dengan terpaksa, ada
yang dibunuh dan ada yang masih tetap memeluk agama nenek moyangnya dengan diam-diam.
C. Perkembangan Peradaban Islam di Andalusia
1. Perkembangan Filsafat
Sumbangan Islam dalam filsafat tak kurang pula terhadap dunia Barat. Minat filsafat
dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan dalam abad ke-9 M di masa Khilafah Bani
Umayyah, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M). Karya-karya ilmiah dan filosofis
dalam jumlah besar diimpor dari Timur, sehingga Cordova menjadi perpustakaan dan
universitas besar yang dapat menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan
didunia Islam. Dalam keadaan ini, maka Andalusia banyak melahirkan filosof-filosof
besar.
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Andalusia merupakan Abu Bakr
Muhammad ibn al-Sayigh (Ibn Bajjah). Ia lahir di Saragosa, lalu pindah ke Sevilla dan
Granada. Ia bersifat etis dan eskatologi dalam masalah yang dikemukakannya seperti al-
Farabi dan Ibn Sina. Magnum opusnya merupakan tadbir al-Mutawahhid.Tokoh kedua
merupakan Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy (sebuah dusun kecil disebelah
timur Granada. Karya filsafatnya yang sangat terkenal merupakan Hay ibn Yaqzhan.
Abad 12 sampai abad 16, aliran Ibn Rusyd (1126-1198 M) mendominasi lapangan
filsafat di Iberia dan Eropa. Ibn Rusyd dari Cordova ini, dikenal sebagai komentator
pikiran-pikiran Aristoteles sehingga dijuluki Aristoteles II. Ia pula memiliki ciri kehati-
hatian dalam menggeluti masalah-masalah tentang keserasian filsafat dan agama. Sedang
al-Kindi terkenal dengan menggabungkan dalil-dalil Plato dan Aristoteles dengan cara
Neo-Platonis.
2. Perkembangan Fiqh
Madzhab yang dianut masyarakat muslim di Andalusia merupakan Maliki. Teori Fiqh
yang berkembang pula pemikiran Imam Malik. Beberapa tokoh yang terkenal merupakan
Ziyad Ibn Abdurrahman, lalu ada Ibn Yahya yang sempat menjadi hakim.
3. Perkembangan Bahasa dan Sastra
Lahirnya karya-karya sastra di dorong oleh kemajuan bahasa dalam waktu tersebut.
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Andalusia
baik oleh orang-orang Islam maupun non-islam. Bahkan, penduduk asli Andalusia
menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka pula banyak yang ahli dan mahir dalam
bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Karya-karya sastra yang
banyak bermunculan, seperti al-‘Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirah fi
Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, kitab al-Qalaid karya al-Fath Ibn Khaqan, dan
banyak lagi yang lain.
4. Perkembangan Musik dan Seni
Peerkembangan musik bernuansa arab dalam masa ini berfungsi untuk membakar
semangat dan jiwa kepahlawanan. Tokoh yang dikenal yakni Ziryab seorang pemusik
piawai yang sering tampil dalam perjamuan keraajaan.
5. Perkembangan Kedokteran
Islam berperan banyak dalam bidang kedokteran. Seperti dokter Islam yang terkenal
yaitu ar-Razi, ia menulis buku kedokteran berjudul al-Hawi. Buku tersebut telah diartikan
ke dalam bahasa Latin. Ia memuat dan merangkum ilmu ketabiban dari Persia, Yunani dan
Hindu, dan hasil-hasil penyelidikan.Kitabnya menjadi standar dalam bidang medis Eropa.
Ilmuwan kedokteran yang juga terkenal pada saat tersebut yaitu Abu al-Qasim al-
Zahrawi. Di Eropa ia dikenal dengan nama Abulcassis. Beliau merupakan seorang ahli
bedah terkenal dan menjadi dokter istana. Karyanya yang terkenal yaitu al-tasrif terdiri
dari 30 jilid. Bentuk pernghargaan Erop kepada Abulcasis dengan menjadikannya sebagai
nama jalan dimana dijalan tersbut adarumah yangpernah ditinggali oleh Abulcasis.
Dokter islam lain yang terkenal merupakan Ibnu Sina (Avecinna). Ia menulis buku
yang berjudul al-Qonun fit-Thib, diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Qonun
of Medicine dan menjadi buku pegangan diperguruan-perguruan tinggi selama 30 tahun
terakhir dari abad 15. Buku kedoteran lain Ibn Sina berjudul Materia Medica memuat kira-
kira 760 macam ilmu dipakai pedoman terutama di Barat. Kitab Ibnu Sina merupakan
dasar ilmu ketabiban untuk masa yang paling lama.
6. Perkembangan Sains
Banyak penemuan dalam bidang sains yang telah ditemukan oleh kaum muslim terlebih
dahulu dalam masa ini. Salah satunya merupakan pesawat yang sebenarnya telah lebih
dulu ditemukan oleh Abu Abbas Al-Fernas. Dibidang Kiia ada Jabir bin Hayyan yang
mengeukakan jika bumi terdiri dari logam sulfur dan merkuri yang berbeda sehingga bisa
ditransmitasikan. Di bidang geografi ada kitab rujar yang dtersebutlis oleh Al-Idrisi yakni
orang kepercayaan istana. Kemudian ada pula pete-peta dunia yang diibuat dalam masa
Al-Makun dan Al-Idrisi yang telah menggugurkan gambarn geografi suci kriste. Deikian
pula dalam bidang astronomi, ada Az-Zarqalli astrono musli kelahiran Cordoba yang
menemukan astrolabe, yakni instrumen yang dapat mengukur jarak bintang dari horizon
bumi.
7. Perkembangan Pembangunan
Peradaban Isla di Andalusia telah memberi banyak paninggalan seni arsitektur bangunan
yang menarik. Diantaranya yaitu masjid Cordoba, Medina Azzahra, Istana Aljaferia, Tembok
Toledo, Istana Alhambra, dan beberapa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai