0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
70 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas sejarah peradaban Islam di Andalusia, mulai dari masuknya Islam pada abad ke-8 M hingga berkembangnya peradaban di bawah dinasti-dinasti Islam. Islam masuk ke Andalusia melalui penaklukan pasukan Muslim pimpinan Tariq bin Ziyad pada tahun 711 M, dan mendirikan peradaban maju di bawah dinasti Umayyah dan dinasti-dinasti berikutnya.
Deskripsi Asli:
Artikel review buku Islam dalam Sejarah dan Peradaban bab Islam di Andalusia
Dokumen tersebut membahas sejarah peradaban Islam di Andalusia, mulai dari masuknya Islam pada abad ke-8 M hingga berkembangnya peradaban di bawah dinasti-dinasti Islam. Islam masuk ke Andalusia melalui penaklukan pasukan Muslim pimpinan Tariq bin Ziyad pada tahun 711 M, dan mendirikan peradaban maju di bawah dinasti Umayyah dan dinasti-dinasti berikutnya.
Dokumen tersebut membahas sejarah peradaban Islam di Andalusia, mulai dari masuknya Islam pada abad ke-8 M hingga berkembangnya peradaban di bawah dinasti-dinasti Islam. Islam masuk ke Andalusia melalui penaklukan pasukan Muslim pimpinan Tariq bin Ziyad pada tahun 711 M, dan mendirikan peradaban maju di bawah dinasti Umayyah dan dinasti-dinasti berikutnya.
Sejarah Masuknya Islam di Andalusia Islam masuk ke wilayah Andalusia tidak sesingkat penyebarannya, melalui beberapa tahapan yang mendukung Islam menduduki wilayah tersebut. Beberapa tokoh pendiri Islam meyasaat ini bahwa Andalusia memiliki potensi yang luar biasa terhadap kemajuan Islam. Andalusia merupakan sebagian dari Eropa, daerah ini pertama kali dipanggil dengan nama Iberia, yakni nama yang dinisbahkan kepada penduduk-penduduk bangsa Iberia yang pertama kali mendiami daerah tersebut. Kemudian dikenal dengan sebutan Asbania, yakni sewaktu bangsa Romawi menduduki daerah tersebut dalam abad kedua Masehi. Setelah tersebut, sebagian dari daerah ini diduduki oleh bangsa Vandal, sehingga dinamakan bangsa Vandalisia, yang terakhir saatkaum muslimin menduduki daerah tersebut mereka menyebutnya dengan Andalus, yakni berasal dari kata Vandalisia yang disebut menurut lidah orang Arab. Beberapa faktor yang mendorong kaum muslimin menaklukkan daerah ini dan mempermudah perjuangan kaum muslimin, diantaranya merupakan sebagai berikut : 1. Suasana peperangan antara kaum muslimin dengan orang-orang Kristen di Andalusia. 2. Konflik Internal dikalangan penduduk Andalusia , faktor inilah yang membuat kaum muslimin tergerak untuk menyerang Andalusia, karena umat islam yakin bisa menundukkan Andalusia . 3. Daerah kekuasaan Andalusia terbagi menjadi daerah-daerah kecilsehingga dapat dengan mudah ditaklukan penduduk Islam. 4. Kondisi keuangan Andalusia yang semakin memburuk karena perpecahan politik. 5. Pasukan tentara Roderick yang kurang tangkas dan sigap karena beraal dari para budak tertindas. 6. Adanya aliansi orang-orang Yaahudi yang merasa tertekan dengan para pejuang Islam. Awal peradaban Islam di Andalusia, tidak lepas dari jasa Gubernur Jenderal al-Maghrib , Musa ibn Nushair dan panglimanya yang gagah berani, Thariq ibn Ziyad yang berhasil menaklukan Andalusia sekaligus membuka akses menuju penyebaran Islam di Benua Biru dalam 19 Juli 711 M. Kondisi penduduk Andalusia benar-benar memprihatinkan sebelum penaklukan pasukan muslim yang dipimpin Thariq ibn Ziyad tersebut. Mereka terbagi menjadi penduduk kelas 1, 2 dan 3. Sehingga saat Islam datang kesana, penduduk kelas 2 dan 3 menyambut dengan penuh antusiasme dan suka cita, dengan harapan kehidupan mereka akan lebih baik. Masuknya Islam ke tanah Andalusia seakan memberikan angin segar dan cahaya terang saatperadaban Eropa tenggelam dalam kegelapan, kehancuran dan kegersangan intelektual dan budaya. Sinar Islam menyinari bangsa Vandhal, Goth dan Berber, serta memberikan kemerdekaan kepada rakyat jelata yang tertindas. Sikap toleransi kaum muslim merupakan perjanjian damai dengan pihak penguasa yang ditaklukkannya. B. Perkembangan Kepemimpinan Politik Islam di Andalusia Beberapa tokoh muslim yang paling berjasa dalam proses penaklukan Islam di Andalusia yakni Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn Nushair. Perkembangan kepemimpinan politik islam di Andalusia terbagi menjadi enam periode : - periode pertama (711 - 755 M) - periode kedua (755 – 912 M) - periode ketiga (912 – 1013 M) - periode keempat (1013 – 1086 M) - periode kelima (1086 – 1248 M) - periode keenam (1248 – 1492 M)
1. Periode pertama (711-755M)
Dalam periode ini, Andalusia berada di bawah pemerintahan para wali atau gubernur yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Dalam periode ini stabilitas politik negeri Andalusia belum seimbang, masih banyak gangguan yang terjadi baik dari internal kaum muslim maupun dari eksternal. Gangguang internal antar kaummuslim yang terjadi yakni berupa perselisihan antara elit penguasa, yang penyebabnya merupakan perbedaan etnis dan golongan. Perbedaan etnis yang terjadi yakni antara bangsa barbar dengan bansa Arab. Sementara bangsa Arab terbagi lagi menjadi dua golongan yang sulot berdamai yakni Arab Yamani(Selatan) dan suku Qaisy (Utara). Perbedaan ini sering menimbulkan konflik perang saudara. Disamping tersebut, terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Hal-hal ini menyebabkan masa kekuasaan gubernur tidak bertahan lama. . Adapun gangguan eksternal yang terjadi yakni datangnya dari sisa-sisa musuh islam di Andalusia yang bertempat tinggal di daerah pegunungan. Beberapa gangguan internal dan eksternal ini menyebabkan peradaban Islam Andalusia dalam periode ini tidak mengalami perkembangan yang pesat. Periode pertamma ini berakhir seiring dengan kedatangan Abdurrahman Ad-Dakhil.
2. Periode kedua (755-912 M)
Dalam periode ini Andalusia di bawah pemerintahan dinasti Abbasiyah di Baghdad. Pemimpin atau yang saat tersebut disebut amir yang pertama merupakan Abdurrahman I yang memasuki Andalusia, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil. Abdurrahman Ad-Dakhil merupakan keturunan dari bani umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Andalusia. Oleh karena tersebut, amir dan suku Yamani dalam periode ini menolak tunduk dengan khalifah Abbasiyah di Baghdad. Periode ini dikenal dengan sebutan periode Cordoba. Umat Islamdalam periode ini mulai memperoleh kemajuan dalam peradabannya. Islam dalam saat tersebut mengalami perkembangan yang begtersebut hebat, kemajuan tersebut antara lain merupakan pendirian masjid cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Andalusia oleh Abdurrahman Ad-Dakhil. Dalam pemerintahan Hisyam I berhasil membuahkan hukum Islam yang diterapkan sebagai peraturan perundangan dalam masanya. Selanjutnya Hakam I berhasil meperbarui kemiliteran Islam, yang akhirnya melahirkan siste tentara bayaran Andalusia. Aspek terakhir yakni berkembangnya ilmu pengetahuan dibawah kepemimpinan Abdurrahman Al- Ausath, yang dikenal sebagai pemimpin yang cinta dalam ilmu pengetahuan. Sayangnya keadaan politik dalam periode ini kurang stabil, karena beberapa masalah yang terjadi. Maslaah pertaa yakni adanya pemmberontakan agama kristen, naun ini bisa dengan mudah teratasi karena rakyat Andalusia tidak tertarik dengan gerakan tersebut. Kemmudian adanyagerakan dari gubernur Toledo serta amir wilayah afrika yang menjabat di Kairawan, akan tetapi semua perlawanan ini dapatdiatasi oleh pihak Abdurrahman. Maslah terakhir yakni, timbul kekecewaan berbagai pihak dengan pemerintah pusat, yang kemmudian menguarkan isu revolusi , diantaranya pemberontakan Hafsun dan anaknya. Sementara tersebut, perselisihan antara orang barbar dan orang Arab masih berlangsung.
3. Periode ketiga (912-1013 M)
Dalam periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan abdurrahman III yang bergelar “An-Nasir”. Dalam periode ini Andalusia diperintah oleh penguasa dengan khalifah. Dalam awal periode ini umat Islam di Andalusia mencapai puncak kemajuan dan kejayaan yang menyaingi dinasti Abbasiyah di baghdad. Abdurrahman III mendirikan Universitas Cordoba, yang perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Dalam masa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi sehingga disebut bahwa kejayaan Cordoba hanyadapat ditandingi oleh Konstantinopel. Dua pemrakarsa hebat ilmu pengetahuan, seni, dan pendidikan yakni Abdurrahman III dan Al-Hakam dikenaldengan julukan Al-Muntashir billah. Setelah masa kekhalifahan Abdurrahman III dan Al-Hakam II (961-976 M) yang kemudian dilanjutkan oleh Al-Hakam II dan Hisyam II. Namun, ketika Hisyam menduduki kepemimpinan dalam usia 11 tahun merupakan awal dari kehancuran Bani Umayyah di Andalusia, karena Hisyam hanya sebagai simbol sementara pelaksana pemerintahan dipegang oleh para pejabat. Beberapa orang kemudian silih berganti menjadi khalifah namun tidak ada yang cakap dan mmembawa perbaikan. Hingga akhirnya dalam tahun 1013 M, Andalusia terpecah menjadi negara-negara kecil.
1. 4. Periode keempat (1013-1086 M)
Dalam masa ini Andalusia sudah terpecah menjadi beberapa negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu, yakni lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukuth Thawaif yang berpusat di kota besar seperti sevilla, Cordoba, Taledo, Valencia, Malaga, Badajoz, Zaragoza. Dalam periode ini kaum muslim di Andalusia kembali mengalami konflik internal. Terjadi perang saudara antar kaum muslim, sayangnya diantara pihak-pihak yang berkonflik tersebut ada yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Hal ini dimanfaatkan oleh raja Kristen untuk merebut kembali Andalusia ke tangan mereka. Periode ini akhirnya mengalami kemunduran karena faktor internal dan eksternal yakni serangan dari dinasti Murabithun. Walaupun dari segi politik mengalami banyak konflik, namun kehidupan intelektual terus berkembang dalam periode ini, istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari istana ke istana yang lain.
5. Periode kelima (1086-1248 M)
Dalam periode ini Islam di Andalusia meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan dinasti marurabithun (1086-1143 M) dan dinasti muwahhidin (1121-1269 M): a. Dinasti Murabtersebutn Dinasti murabtersebutn dalam mulanya merupakan gerakan agama yang kuat dan besar yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfim di Marocco, Afrika Utara. Dalam tahun 1062 M ia berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di marakesy, hingga akhirnya Islam dapat memasuki dan menguasai Andalusia. Dalam perkembangan selanjutnya, dinasti ini berada dibawah penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan wilayah Zaragoza dapat diambil alih kembali oleh kaum Kristen dalam tahun 1118 M. Setelah peristiwa ini dinas murabithun mengalami keunduran, yang kemudian dalam tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini digantikan oleh dinasti Muwahhidun. b. Dinasti Muwahhidun Dinasti ini berpusat di Afrika Utara. Dinasti ini datang ke Andalusia dibawah pimpinan Abu Ya’qub Yusuf bin Mun’im. Dinasti ini berhasil merebut kembali Zaragoza dari tangan Kristen. Dinasti ini mengalami banyak kemajuan dengan didudukinya kota-kota muslim penting yakni Cordova, Almeria, dan Granada. Akan tetapi dinasti Muwahhidun mengalami kemunduran dimana dalam tahun 1212 M, tentara Kristen berhasil memperoleh kemenangan di Las Navas de Tolesa. Dalam kondisi demikian umat muslim tidak mampu bertahan dari serangan-serangan kristen yang besar. Tahun 1236 M Cordova beralih ke tangan penguasa Kristen dan Seville beralih dalam tahun 1248 M. Hampir semua wilayah Islam Andalusia lepas dari tangan penguasa islam. Kemunduran dinasti Muwahiiddun dikarenakan tidak cakapnya pemimpin penerusnya sehingga memberi kesempatan pihak luar untuk meruntuhkannya.
6. Periode keenam (1248-1492 M)
Dalam peride ini hanya berkuasa di granada di bawah bani Ahmar dan bani Nasr. Dinasti ini yang mendirikan istana Alhambara di kota Granada. Periode ini mengalami berbagai kemajuan yang berarti, meskipun terjadi konflik politik yaitu perang saudara. Abdullah Muhammad tidak senang kepada ayahnya karena tidak menunjuknya sebagai penggantinya menduduki tahta raja. Beliau berontak dan berusaha mengambil alih kekuasaan. Dalam aksinya tersebut, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh muhammad bin sa’ad. Sayangnya, Abu Abdullah meminta bantuan Ferdinand dan Isabella, dua penguasa Kristen yang kemudian dapat mengalahkan penguasa yang sah, dan Abu Abdullah memegang kuasa raja. Kerajaan Kristen FerdinandanIsabella bersatu, kemudian memerangi kerajaan Granada. Hingga akhirnya mereka menyerang balik terhadap kekuatan Abu Abdullah. Hal ini menyebabkan Abu Abdullah kalah dalam peperangan dan menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara. Dengan beralihnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah kekuasaan Islam di Andalusia dalam tahun 1492 M sampai tinggal sisa-sisanya yang kemudian dipaksa oleh paus-paus di Roma untuk memeluk agama Nasrani. Maka, ada yang memeluk nasrani dengan terpaksa, ada yang dibunuh dan ada yang masih tetap memeluk agama nenek moyangnya dengan diam-diam. C. Perkembangan Peradaban Islam di Andalusia 1. Perkembangan Filsafat Sumbangan Islam dalam filsafat tak kurang pula terhadap dunia Barat. Minat filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan dalam abad ke-9 M di masa Khilafah Bani Umayyah, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886 M). Karya-karya ilmiah dan filosofis dalam jumlah besar diimpor dari Timur, sehingga Cordova menjadi perpustakaan dan universitas besar yang dapat menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia Islam. Dalam keadaan ini, maka Andalusia banyak melahirkan filosof-filosof besar. Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Andalusia merupakan Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh (Ibn Bajjah). Ia lahir di Saragosa, lalu pindah ke Sevilla dan Granada. Ia bersifat etis dan eskatologi dalam masalah yang dikemukakannya seperti al- Farabi dan Ibn Sina. Magnum opusnya merupakan tadbir al-Mutawahhid.Tokoh kedua merupakan Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy (sebuah dusun kecil disebelah timur Granada. Karya filsafatnya yang sangat terkenal merupakan Hay ibn Yaqzhan. Abad 12 sampai abad 16, aliran Ibn Rusyd (1126-1198 M) mendominasi lapangan filsafat di Iberia dan Eropa. Ibn Rusyd dari Cordova ini, dikenal sebagai komentator pikiran-pikiran Aristoteles sehingga dijuluki Aristoteles II. Ia pula memiliki ciri kehati- hatian dalam menggeluti masalah-masalah tentang keserasian filsafat dan agama. Sedang al-Kindi terkenal dengan menggabungkan dalil-dalil Plato dan Aristoteles dengan cara Neo-Platonis. 2. Perkembangan Fiqh Madzhab yang dianut masyarakat muslim di Andalusia merupakan Maliki. Teori Fiqh yang berkembang pula pemikiran Imam Malik. Beberapa tokoh yang terkenal merupakan Ziyad Ibn Abdurrahman, lalu ada Ibn Yahya yang sempat menjadi hakim. 3. Perkembangan Bahasa dan Sastra Lahirnya karya-karya sastra di dorong oleh kemajuan bahasa dalam waktu tersebut. Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Andalusia baik oleh orang-orang Islam maupun non-islam. Bahkan, penduduk asli Andalusia menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka pula banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Karya-karya sastra yang banyak bermunculan, seperti al-‘Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirah fi Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, kitab al-Qalaid karya al-Fath Ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain. 4. Perkembangan Musik dan Seni Peerkembangan musik bernuansa arab dalam masa ini berfungsi untuk membakar semangat dan jiwa kepahlawanan. Tokoh yang dikenal yakni Ziryab seorang pemusik piawai yang sering tampil dalam perjamuan keraajaan. 5. Perkembangan Kedokteran Islam berperan banyak dalam bidang kedokteran. Seperti dokter Islam yang terkenal yaitu ar-Razi, ia menulis buku kedokteran berjudul al-Hawi. Buku tersebut telah diartikan ke dalam bahasa Latin. Ia memuat dan merangkum ilmu ketabiban dari Persia, Yunani dan Hindu, dan hasil-hasil penyelidikan.Kitabnya menjadi standar dalam bidang medis Eropa. Ilmuwan kedokteran yang juga terkenal pada saat tersebut yaitu Abu al-Qasim al- Zahrawi. Di Eropa ia dikenal dengan nama Abulcassis. Beliau merupakan seorang ahli bedah terkenal dan menjadi dokter istana. Karyanya yang terkenal yaitu al-tasrif terdiri dari 30 jilid. Bentuk pernghargaan Erop kepada Abulcasis dengan menjadikannya sebagai nama jalan dimana dijalan tersbut adarumah yangpernah ditinggali oleh Abulcasis. Dokter islam lain yang terkenal merupakan Ibnu Sina (Avecinna). Ia menulis buku yang berjudul al-Qonun fit-Thib, diterjemahkan dalam bahasa Latin dengan judul Qonun of Medicine dan menjadi buku pegangan diperguruan-perguruan tinggi selama 30 tahun terakhir dari abad 15. Buku kedoteran lain Ibn Sina berjudul Materia Medica memuat kira- kira 760 macam ilmu dipakai pedoman terutama di Barat. Kitab Ibnu Sina merupakan dasar ilmu ketabiban untuk masa yang paling lama. 6. Perkembangan Sains Banyak penemuan dalam bidang sains yang telah ditemukan oleh kaum muslim terlebih dahulu dalam masa ini. Salah satunya merupakan pesawat yang sebenarnya telah lebih dulu ditemukan oleh Abu Abbas Al-Fernas. Dibidang Kiia ada Jabir bin Hayyan yang mengeukakan jika bumi terdiri dari logam sulfur dan merkuri yang berbeda sehingga bisa ditransmitasikan. Di bidang geografi ada kitab rujar yang dtersebutlis oleh Al-Idrisi yakni orang kepercayaan istana. Kemudian ada pula pete-peta dunia yang diibuat dalam masa Al-Makun dan Al-Idrisi yang telah menggugurkan gambarn geografi suci kriste. Deikian pula dalam bidang astronomi, ada Az-Zarqalli astrono musli kelahiran Cordoba yang menemukan astrolabe, yakni instrumen yang dapat mengukur jarak bintang dari horizon bumi. 7. Perkembangan Pembangunan Peradaban Isla di Andalusia telah memberi banyak paninggalan seni arsitektur bangunan yang menarik. Diantaranya yaitu masjid Cordoba, Medina Azzahra, Istana Aljaferia, Tembok Toledo, Istana Alhambra, dan beberapa lainnya.