Anda di halaman 1dari 14

Sejarah kebudayaan Islam pada Masa Bani Umayyah di Andalusia

Aunila Fia Maulidia1 Moh. Nizar Shihabudin2 Nabil Salim Atsqolani3


Ahmad Alhafiz4
1,2,3,4
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Semester 2
UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (Kelompok 5)

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang memiliki penganut terbanyak di dunia. Islam pernah memiliki
masa-masa keemasan dimana islam memiliki kejayaan serta pengaruh besar di penjuru dunia. Salah
satu wilayah yang dikuasai adalah Andalusia atau yang sekarang dikenal sebagai Spanyol.
Masuknya islam di wilayah ini membuat islam semakin dikenal di dunia barat.

Andalusia atau Spanyol adalah suatu daratan yang terletak di Benua Eropa Barat Daya. Di
bagian timur dan tenggara, wilayah ini berbatasan dengan Laut Tengah. Di sebelah selatan
berbatasan dengan Afrika yang dibatasi dengan Selat Dibraltar.adapun dibagian timur laut, dibatasi
oleh Prancis

Setelah berakhir periode klasik Islam, ketika islam mulai memasuki masa kemunduran, Eropa
bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan
keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan islam dan bagian dunialainnya, tetapi terutama
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi
yang mendukung keberhasilan politiknya.1

Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan islam di Andalusia.
Dari Islam, Spanyol di Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam berhasil
mencapai masa keemasaan, Islam meraih banyak kemajuan di Andalusia selama 7 abad lamanya,
dengan berbagai kemajuan yang sangat pesat di banyak bidang diantaranya ilmu pengetahuan, ilmu
agama, sastra, ekonomi, dan masih banyak lagi. Andalusia merupakan pusat perdaban Islam yang
sangat penting, menyaingi baghdad di timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar
di perguruan-perguruan tinggi Islam disana. Islam menjadi“Guru” bagi orang Eropa. Karena itu
kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.2

1
Lailatul Maskhuroh, Islam Spanyol (Politik, Perkembangan Intelektual dan Runtuhnya Kekuasaan Islam). Dar El-Ilmi:
Jurnal Studi Agama, Pendidikan dan Humaniora. Vol 4. No 2. h. 110
2
Bustani Ilyas., Sejarah dan Perkembangan Islam di Spanyol dan Sisilia. Jurnal Dakwah dan Sosial Keagamaan. Vol 1.
No. 2 h. 135

1
Penulis kali ini akan berfokus pada sejarah Islam pada masa Bani Umayyah di Andalusia,
bagaimana berdiri, kebudayaan islam yang berkembang disana, juga hikmah yang dapat di ambil
dari sejarah Islam pada masa Bani Umayyah di Andalusia.

B. Sejarah Islam Pada Masa Bani Umayyah

1. Sejarah Singkat Penguasaan Islam Di Spanyol

Awal masuknya Islam di Spanyol terjadi pada masa Khalifah Al- Walid khalifahdari
Bani Umayyah (705-715 M) yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol,
Muslim memerintah Afrika Utara dan menjadikannya provinsi dinasti Umayyah. Kontrol
penuh atas Afrika Utara datang pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik (685-705 M).
Khalifah Abd Al-Malik menunjuk Hasan ibn Nu'ma Al-Ghassan sebagai gubernur wilayah
tersebut. Pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid, Hasan bin Nu'man digantikan oleh Musa
bin Nushair.3

Dalam proses penaklukan Spanyol, ada tiga tentara Muslim yang bisa disebut sebagai
pemimpin pasukan paling terkemuka di wilayah tersebut. Mereka adalah Tharif bin Malik,
Thariq bin Ziyad, dan Musa bin Nushair. Tharif bisa disebut pelopor penyelidikan, dia
melintasi selat antara Maroko dan Benua Eropa dengan pasukan 500 orang, di antaranya
penunggang kuda, mereka menaiki empat kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam
penyerbuan itu, Tharif tidak menemui perlawanan yang berarti. Dia menang dan kembali ke
Afrika Utara dengan barang jarahan yang cukup besar.4

2. Periodisasi Islam Di Spanyol

Sejak perkembangan pertama Islam di Spanyol hingga kejatuhannya, Islam memainkan


peran yang sangat besar. Islam berkuasa di Spanyol selama tujuh setengah abad, sejarah
panjang Islam di Spanyol dibagi menjadi enam periode

Adapun keenam periode meliputi:

a. Periode pertama (711-755 M).

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat
oleh Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik
negeri Spanyol belum tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang
dating dari luar maupun dari dalam.

3
Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
4
Amin, S. M. (2014). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.

2
b. Periode kedua (755-912 M)

Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan Abbasiyah di Baghdad. Amir


(panglima atau gubernur) yang pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki
Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-Dahil (yang masuk ke Spanyol). ‘Abd
Al-Rahman Al-Dahil merupakan keturunan dari Bani Umayyah yang berhasil
melarikan diri dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil
menaklukkan Bani Umayyah di Spanyol. Pada periode ini, umat Islam mulai
memperoleh kemajuan, baik dalam bidang politik atau pun peradaban. ‘Abd Al-
Rahman Al-Dahil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar
di Spanyol.

c. Periode ketiga (912-1013 M)

Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan ‘Abd Al- Rahman III yang bergelar
“An-Nasir”. Pada periode ini umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuandan
kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. ‘Abd Al- Rahman mendirikan
Universitas Cordova, perpustakaannya memiliki ratusan buku. Pada masa ini,
masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.

d. Periode keempat (1013-1086 M)

Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang
berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih
dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukut Tawaif
yang berpusat di suatu kota seperti sevilla, Cordoba, Taledo dan sebagainya.

e. Periode kelima (1086-1248 M)

Periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara, tetapi
terdapat satu kekuatan yang dominan yakni kekuasaan Dinasti Murabitun (1086-1143
M) dan Dinasti Muwahiddun (1146-1235 M). Dalam perkembangan selanjutnya, pada
periode ini kekuasaan Islam Spanyol dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah
sehingga mengakibatkan beberapa wilayah Islam dapat dikuasai oleh kaum Kristen.

f. Periode keenam (1248-1492 M)

Dalam periode ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (1232-
1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman ‘Abdurrahman An-
Nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil.

3
Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan yang terakhir di Spanyol ini berakhir
karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan.

3. Kemunduran Islam Di Spanyol

Terlepas dari perkembangan peradaban Islam pada Bani Umayyah yang memang tak
bisa dipungkiri, namun pada akhirnya dinasti ini mengalami fase keruntuhanya. Terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran hingga kehancuran dinasti ini yang terbagi
menjadi faktor internal dan juga faktor eksternal.

a. Faktor internal:

1) Sistem pengangkatan ke Khalifahan kurang jelas.

Karena sistem pengangkatan khalifah kurang jelas, maka di antara anggota keluarga


bani Umayyah saling memperebutkan kekuasaan, mereka saling mengklaim dirinya
bahwa ia merasa lebih berhak untuk menjadi khalifah, disamping itu pula boleh jad
idikalangan pembesar-pembesar kerajaan yang bukan dari kalangan mereka juga
berambisi menduduki kekhalifahan

2) Munculnya Kerajaan-Kerajaan Kecil.

Permusuhan antara elit propensial elit pedagang perkotaan, antara warga kota dan
tantara berber, antara non Arab yang baru masuk Islam dengan bangsa Arab,
menjadikan negara muslim Spanyol tidak mampu memperkokoh rezim. Sebuah
pemerintahan imperial dipusat digantikan oleh sejumlah rezim propensial yang lebih
kecil, Kesatuan pemerintahan kekhalifaan terhapus dan Spanyol terbagi-bagi menjadi
kesultanan kecil, yang disebut Muluk thawa’if , atau sejumlah kerajaan kecil (antara
1030-1090), tentara Arab, Slavia dan tentara Berber serta kalangan elit local masing-
masing menjadi berkuasa.5

3) Fanatisme Kesukuan

Semenjak kematian Abdur Rahaman III,Pemeluk-pemeluk Islam yang baru tidak dapat
menerima sistem aristokrasi kearaban, mereka ini merupakan pihak pertama yang
menentang kekhalifahan Umayyah, sehingga muncul dua kekuatan terbesar yaitu
Berber dan Slavia. Beberapa suku saling memperebutkan supremasi kesukuannya dan

5
Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam Bagian kesatu dan dua, ( Ed.I, Cet.II; Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2000), h.588

4
bahkan berusaha mendirikan sebuah negara yang merdeka.6

Kalangan orang Spanyol dan Berber memandang bangsa Arab sebagai orang asing atau
kaum pendatang, maka keberadaan pemerintahan Arab Islam di Spanyol tidak berhasil
menegakkan ikatan kebangsaan ditengah-tengah keragaman ras dan suku, akibatnya
imperium Islam Spanyol tepecah menjadi sejumlah kelompok yang saling bertentangan
sehingga mempercepat kehancuaran pemerintahan muslim di Spanyol.

4) Kesulitan Ekonomi

Pada paruh kedua para penguasa Islam Spanyol, membangun kota dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dengan sangat serius, sehingga lalai membina perekonomian,
akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan mempengaruhi
kondisi politik dan militer. Dengan munculnya dinasti-dinasti kecil menyebabkan
Kondisi politik yang tidak stabil dan menyebabkan perekonomian morat marik.

b. Faktor Eksternal:

1) Karena Wilayah Spanyol Terpencil

Kondisi wilayah turut mempengaruhi kemunduran Islam di Spanyol, Spanyol bagaikan


daerah terpencil dari dunia Islam yang lain, mereka selalu berjuang sendirian tanpa
mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan
alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di Spanyol.

2) Konflik Antara Islam dengan Kristen

Sejak Islam masuk di spanyol, para penguasa Islam tidak melakukan Islamisasi secara
sempurna, kerajaan-kerajaan Kristen yang ditaklukkan dibiarkan pada hukum dan adat
mereka, asal mereka membayar upeti.7 disamping itu kehadiran orang Arab
memperkuat rasa kebangasaan (nasionalisme) orang Kristen Spanyol, sehingga tidak
pernah berhenti pertentangan antara Islam dengan Kristen dan setelah beberapa abad
kemudian raja-raja Kristen mempersiapkan diri untuk merebut Kembali Spanyol.8

C. Kebudayaan Islam Pada Masa Bani Umayyah Di Andalusia

Islam menguasai Spanyol selama sekitar tujuh abad lamanya yang pastinya memunculkan

6
K. Ali, Sejarah Islam, Ed.I,Cet.II; Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1997.
7
Yusran Asmuni,Dirasah Islamiah II, Ed. I, Cet. II; Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996
8
Bustani Ilyas, dkk., Sejarah dan Perkembangan Islam di Spanyol dan Sisilia. Jurnal Dakwah dan Sosial Keagamaan. Vol
1. No. 2 h, 145.

5
kebudayaan Islam pada masa itu. Minat terhadap pendidikan dan ilmu pengetahuan serta filsafat
mulai dikembangkan pada abad IX M selama pemerintahan penguasaan Bani Umayyah yang ke-5,
Muhammad Ibn Abd Al-Rahman (832-886 M).

Islam di Spanyol menghasilkan gemerlap cahaya yang luar biasa diantara buktinya adalah
masjid Agung di Cordova, taman-taman kota, pancuran air dan alun-alun Istana Al-Hambra, syair
Muashshabat dan Zajal dengan kandungan beberapa ayat Al-Quran dan dengan beberapa ungkapan
roman, banyaknya kebun kebun irigasi di Sevilla dan Valencia, syair-syair filsafat dan sains.9

Beberapa bentuk kebudayaan Islam di Spanyol meliputi:

1. Bahasa dan Sastra

Bahasa Arab masuk ke Andalusia bersamaan dengan masuknya Islam ke daratan


itu. Sejalan dengan kemajuan yang diraih oleh umat Islam, bahasa Arab dipelajari oleh
beberapa kelompok penduduk dan lapisan sosial sehingga menggeser peran bahasa lokal
dan menembus batas-batas keagamaan. Bahasa Arab menjadi bahasa Arab, yang
sebelumnya bahasa Arab lebih dahulu mencapai masa kemenangan sebagai bahasa ilmu
pengetahuan. Dozy, sebagaimana dikutip oleh Syalabi, mengemukakan bahwa orang
spanyol telah meninggalkan bahasa latin dan melupakannya. Syalabi juga mengutip
keterangan Nicholson, bahwa pada permulaan abad IX, bahasa Arab telah menjadi
bahasa resmi di Andalusia.10

Karena bahasa Arab telah menjadi bahasa resmi dan bahasa administrasi dalam
pemerintahan Islam di Spanyol. Bahasa Arab ini diajarkan kepada murid-murid dan para
pelajar, baik yang Islam maupun non Islam. Dan hal ini dapat diterima oleh masyarakat,
bahkan mereka rela menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli
dan mahir dalam bahasa Arab, sehingga mereka terampil dalam berbicara maupun dalam
tata bahasa11

Digunakannya bahasa Arab sebagai bahasa resmi pada saat itu memunculkan tokoh
yang ahli bahasa Arab, diantaranya Ibn Sayyidi, Ibn Malik penulis kitab Alfiyah, Ibn
Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al-Isbili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan Al-
Gharnati.

Sejalan dengan berkembangnya bahasa Arab, berkembang pula kesusastraan.


9
Dedi Sahputra Napitapulu, Romantika Sejarah Kejayaan Islam di Spanyol, Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-Ilmu
Sosial. Vol 3. No 1. h.11.
10
Itsnawati Nurrohmah Saputri, Daulah Umayyah di Andalusia dan Hasil Budayanya (756-1031 M), JUSPI (Jurnal Sejarah
Peradaban Islam), 4(2), 2021, h. 155.
11
M. Dahlan, Masuknya Islam di Spanyol dan Sisilia, Jurnal Rihlah Vol. IV nomor 1/2016, h. 73.

6
Sebelum kedatangan Islam, Bangsa Barat terutama penyair spanyol belum mengenal
sastra. Sastra-sastra barat mulai bermunculan setelah kedatangan Islam. Salah satu
penyair Spanyol yang bernama Abaniz mengatakan sesungguhnya Bangsa Eropa tidak
mengenal syair-syair kepahlawanan, tidak memperhatikan etika-etikanya dan semangat
perjuangannya sebelum kedatangan orang Arab di Andalusia12

Dalam bidang sastra ini juga memunculkan tokoh sastrawan diantaranya: Ibn ‘Abd
Rabbihi (860- 940 M) dari Cordova, penyair kesayangan Abdurrahman III. Ibn ‘Abd
Rabbihi merupakan keturunan budak yang dibebaskan oleh Hisyam I. Judul yang ia
berikan untuk buku analoginya adalah al-‘Iqd al-Farid (kalung antik). Pujangga yang
besar dan mempunyai pemikiran murni dari Andalusia adalah Ibn Hazm.

2. Ilmu Pengetahuan

Berkuasanya Islam di Spanyol telah mencapai puncak kejayaannya, ditandai


dengan berkembang pesatnya ilmu pengetahuan pada masa itu. Ilmu pengetahuan yang
berkembang diantaranya:

a. Filsafat

Perkembangan filsafat di Andalusia dimulai sejak abad ke 8 hingga abad ke 10.


Manuskrip-manuskrip Yunani telah diteliti dan diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab.13 Kemudian atas inisiatif al-Hakam, karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor
dari Timur dalam jumlah yang besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan
universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengertahuan
di dunia Islam.

Tokoh utama pertama dalam filsafat Arab-Spanyol adalah Ibn Bajjah, ia


dilahirkan di Saragosa kemudian ia pindah ke Sevilla dan Granada. Masalah yang
dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis, magnum opusnya adalah Tadbir
alMutawahhid. Tokoh utama kedua adalah Ibnu Thufail, ia adalah penduduk asli
Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada. Ia banyak menulis masalah
kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay
ibn Yaqzhan.14

12
Itsnawati Nurrohmah Saputri, Daulah Umayyah di Andalusia dan Hasil Budayanya (756-1031M). Jurnal Sejarah
Peradaban Islam. Vol 4. No 2 h. 155.
13
Bustani Ilyas., Sejarah dan Perkembangan Islam di Spanyol dan Sisilia. Jurnal Dakwah dan Sosial Keagamaan. Vol 1.
No. 2 h. 141.
14
Lailatul Maskhuroh, Islam Spanyol (Politik Perkembangan Intelektual dan Runtuhnya Kekuasaan Islam), Dar El-Ilmi :
Jurnal Studi Agama, Pendidikan danHumaniora, 4.2, 2017, h. 112.

7
b. Sains

Kemajuan dalam bidang sains ini meliputi ilmu kedokteran, matematika,


astronomi, kimia dan ilmu-ilmu yang berkembang pada masa itu. Ahmad ibn Ibas
dari Cordova adalah ahli di bidang obat-obatan. Umm al- adalah ahli kedokteran dari
kalangan wanita. Dalam bidang sejarah dan geografi, lahir banyak pemikir terkenal,
di antaranya adalah Ibn Zubair dari Valencia, ia telah menulis tentang negeri-negeri
muslim Mediterania dan Sicilia, Ibn Batuthah dari Tangier telah berhasil mencapai
Samudra Pasai dan Cina, Ibn Khatib telah berhasil menyusun riwayat Granada,
sedangkan Ibn Khaldun adalah perumus filsafat sejarah.15

Orang yang paling masyhur dalam bidang ilmu kimia dan astronomi adalah
Abbas ibn farnas, dialah yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn
Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi, ia dapat menentukaan waktu
terjadinya gerhana matahari dan lamanya, ia juga berhasil membuat teropong modern
yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang.16

Ilmu astronomi berkaitan erat dengan ilmu pasti. Astronomer Andalusia


terkenal antara lain Abu al-Qasim Abbas bin Farnas. Dalam bidang kedokteran yang
terkenal antaranya Ahmad bin Iyas al-Qurthubi dan al-Harrani pada masa
Muhammad I bin Abdurrahman II al-Ausath. Sejarawan Andalusia yang terkemuka
pada masa awal di antaranya Abu Marwan Abd al-Malik bin Habib (w. 852 M),
seorang penyair yang juga ahli dalam ilmu Nahw dan Arudl. Seorang penulis
biografi kelahiran Cordova, bernama Abu al-Walid Abdullah bin Muhammad bin al-
Faradli.17

3. Ilmu-Ilmu Agama

Ilmu-ilmu agama yang berkembang pada Islam berkuasa di Spanyol ditandai


dengan berkembangnya ilmu Fiqih, dan Tafsir. Serta telah muncul tokoh yang ahli dalam
bidang ilmu tersebut.

Penduduk Spanyol mayoritas menganut madzhab Fiqih Maliki yang dikenalkan


oleh Ziuad ibn Abdurrahman. Selanjutnya, perkembangan dalam Fiqih ini dilanjutkan
oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadli pada masa Hisyam ibn Abdurrahman. Adapun ahli

15
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 102.
16
Lailatul Maskhuroh, Islam Spanyol (Politik, Perkembangan Intelektual dan Runtuhnya Kekuasaan Islam). Dar El-Ilmi:
Jurnal Studi Agama, Pendidikan dan Humaniora. Vol 4. No 2. h. 113
17
Itsnawati Nurrohmah Saputri, Daulah Umayyah di Andalusia dan Hasil Budayanya (756-1031M). Jurnal Sejarah
Peradaban Islam. Vol 4. No 2 h. 155-156.

8
fikih lainnya di antaranya adalah Abu Bakr ibn -Baluthi dan Ibn Hazm, Abu Bakr bin
AlQuthiyah, Muniz bi Sa’id Al-Baluthi, Ibnu Rusyd, penulis kitab Bidayah Al-Mujtahid
wa Nihayah Al-Muqtasid, Asy-Syatibi, penulis buku Al-Muwafaqat fi Ushul
AsySyaria’ah (ushul fiqh).

Pada perkembangan ilmu Tafsir salah satu tokoh mufasir terkenal adalah Al-
Qurthubi.18 Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu
Bakar bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andulisi (wafat 1273 M). Adapun karyanya
dalam bidang tafsir adalah Al-Jami’uli Ahkam Alquran, kitab tafsir yang terdiri dari 20
jilid ini dikenal dengan nama Tafsir Al-Qurtubi19

4. Tata Kota dan Arsitektur

Tidak hanya ilmu pengetahuan saja yang berkembang pada saat Islam berkuasa di
Spanyol, dalam bangunan Arsitektur pun juga dimajukan. Kemegahan bangunan fisik
Islam Spanyol sangat maju, dan mendapat perhatian umat dan penguasa20.

Umumnya bangunan-bangunan di Andalusia memiliki nilai arsitektur yang tinggi.


Jalan-jalan sebagai sebagai alat transpotasi dibangun, pasar-pasar dibangun untuk
membangun ekonomi. Demikian pula, dam-dam, kanal-kanal, saluran air, dan
jembatanjembatan. Dengan demikian, bangunan dan gaya arsitektur yang diwariskan
Islam kepada Spanyol.

a. Cordova.

Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam yang kemudian di ambil alih oleh
Dinasti Umayyah. Kota Cordova oleh penguasa muslim dibangun dan diperindah.
Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman
dibangun untuk menghiasi ibukota Spanyol Islam itu. Pohon-pohon yang megah
diimpor dari Timur. Di seputar ibukota berdiri istana-istana yang megah yang
semakin mempercantik pemandangan. Setiap istana dan taman diberi nama tersendiri
dan di puncaknya terpancang istana Damsik. Di antara kebanggan kota Cordova
lainnya adalah masjid Cordova. Kota Cordova memiliki 491 masjid. 21

b. Granada.

Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di sini berkumpul
18
Ibid
19
Bustani Ilyas, dkk., Sejarah dan Perkembangan Islam di Spanyol dan Sisilia. Jurnal Dakwah dan Sosial Keagamaan. Vol
1. No. 2 h, 142.
20
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, Bumi Aksara (Jakarta:2015) h.174
21
Ibid, h. 174-175

9
sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh
Graanada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur
bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al-Hambra yang indah dan megah
adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Kisah tentang
kemajuan pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana Al-
Zahra, istana Al-Gazar, dan menara Girilda.

c. Sevilla.

Kota ini adalah Ibukota yang indah bersejarah. Semula kota ini adalah rawa-rawa.
Pada masa Romawi kota ini bernama Romula Agusta, kemudian diubah menjadi
Asyibiliah (Sevilla). Sevilla telah berada di bawah kekuasaan Islam selama lebih
kurang 500 tahun. Salah satu bangunan masjid yang didirikan pada tahun 1171 pada
masa pemerintahan Sultan Yusuf Abu Ya’kub, kini telah berubah dari masjid menjadi
gereja dengan nama Santa Maria de la Sede. Kota Sevilla jatuh ke tangan raja
Ferdinand pada tahun 1248 M.

d. Toledo
Toledo merupakan kota penting di Andalusia sebelum dikuasai Islam. Ketika
Romawi menguasai kota Toledo, kota ini dijadikan ibu kota kerajaan. Dan ketika
Thariq bin Ziyad menguasai Toledo tahun 712 M, kota ini dijadikan pusat kegiatan
umat Islam, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan penerjemahan. Toledo
jatuh dari tangan umat Islam setelah direbut oleh Raja Alfonso VI dari Castilia.
Beberapa peninggalan bangunan masjid di Toledo kini dijadikan gereja oleh umat
Kristen.22

e. Masjid Agung Cordova

Masjid Agung Cordova yang masih berdiri hingga saat ini. Pondasi masjid didirikan
oleh Abdurrahman ad-Dakhil pada tahun 786M di atas situs gereja Kristen yang pada
mulanya merupakan biara Romawi. Bagian utama masjid kemudian disempurnakan
oleh anaknya Hisyam I (793 M). Gaya arsitektur menara Spanyol mengikuti model
menara di Afrika, yang aslinya bergaya suriah. Beberapa tambahan pada masjid di
bangun oleh penerus-penerus Hisyam. Barisan tiang membentuk sebuah belantara
yang agung, mendukung atap masjid. Lampu-lampu terbuat dari kuningan
menyerupai lonceng. Perluasan dan perbaikan terus dilakukan hingga masa al-Hajib

22
Bustani Ilyas, dkk., Sejarah dan Perkembangan Islam di Spanyol dan Sisilia. Jurnal Dakwah dan Sosial Keagamaan. Vol
1. No. 2 h, 143.

10
al-Manshur (977-1000M). Sekarang, bangunan itu merupakan katedral.23

5. Ekonomi

Dalam bidang ekonomi Dinasti Umayyah membentuk reformasi agraria dan


pembukaan pasar khusus. Dinasti Umayyah menekankan pada pertanian irigasi,
membudidayakan tanaman yang diperjualbelikan. Memperkenalkan model irigasi kepada
masyarakat Spanyol dengan membuat dam-dam, kanal-kanal, saluran-saluran air dan
mendirikan jembatan air untuk mempermudah petani mengairi lahan-lahan pertanian,
termasuk tempat-tempat yang tinggi agar mendapatkan air

Jalan dan pasar dibangun untuk mempertemukan dengan mudah para petani dan
pedagang sehingga terjadi transaksi hasil-hasil pertanian oleh penduduk Andalusia.
Dinasti Umayyah menciptakan pasar khusus untuk permintaan dan penawaran barang
hasil produksi dari industri-industri yang ada di masyarakat seperti pasar tukang besi,
pasar daging, pasar segala bunga, dan lain sebagainnya. Berkat kebijakan itu Cordova
dan Seville maju dan berkembangan di bidang pertanian karena melimpahnya produksi,
sehingga banyak hasil-hasil pertanian di ekspor keluar negeri dalam bentuk perdagangan
internasional untuk memenuhi permintaan pasar.24

D. Hikmah Dari Sejarah Pada Masa Bani Umayyah Di Andalusia

Melihat dari sejarah dan kebudayaan yang di sampaikan sebelumnya, terdapat beberapa
hikmah yang dapat kita ambil dan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
1. Pentingnya Toleransi Beragama
Di masa Umayyah, di mana mayoritas penduduknya adalah Muslim, umat Islam
hidup berdampingan dengan umat Kristen dan Yahudi. Terdapat toleransi dan
penghargaan terhadap agama lain yang dianut oleh masyarakat Andalusia. Hal ini
menunjukkan bahwa kebudayaan Islam di masa Umayyah sangat memperhatikan
persaudaraan antarmanusia dan keberagaman.
Sebagai Mahasiswa, kita dapat belajar untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan kampus, menghormati perbedaan pendapat dan menjunjung tinggi keadilan

23
Itsnawati Nurrohmah Saputri, Daulah Umayyah di Andalusia dan Hasil Budayanya (756-1031M). Jurnal Sejarah
Peradaban Islam. Vol 4. No 2. h.156.
24
Ibid

11
dalam berbagai situasi.

2. Pentingnya Ilmu Pengetahuan dan Menjadikannya sebagai Prioritas


Di masa Umayyah, Andalusia menjadi pusat pembelajaran dan inovasi di Eropa.
Banyak ilmuwan dan intelektual Islam dari berbagai belahan dunia berkumpul di sana
untuk memperluas pengetahuan mereka. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
pendidikan dan inovasi dalam budaya Islam. Kebiasaan belajar dan berinovasi ini dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk memperluas pengetahuan dan
meningkatkan keterampilan.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa dapat mengambil contoh dari semangat belajar
yang tinggi dan menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dalam kehidupan
akademik, dan meningkatkan semangat belajar.
3. Pentingnya Mengembangkan Keindahan Seni dan Arsitektur
Kebudayaan Islam di masa Umayyah di Andalusia dikenal akan seni dan arsitektur
yang indah. Banyak bangunan dan monumen yang dibangun pada masa itu masih
bertahan hingga saat ini, seperti Alhambra dan Mezquita. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya seni dan arsitektur dalam kebudayaan Islam, serta kemampuan mereka untuk
menciptakan keindahan yang abadi.
Sebagai penerus perjuangan islam, maka sepatutnya terus mengembangkan
keberagaman seni dan arsitektur karena keduanya merupakan bukti nyata dalam
kebudayaan dan peradaban.
4. Menjadi Pribadi Pemilik Jiwa Kepemimpinan Yang Visioner
Di masa Umayyah, banyak pemerintahan yang dijalankan sangat memperhatikan
etika dalam menjalankan pemerintahan. Pemimpin memperhatikan kesejahteraan rakyat
dan mengutamakan keadilan dalam kebijakan yang dibuat. Para pemimpin di masa Bani
Umayyah di Andalusia memiliki visi yang jauh ke depan dan mampu mewujudkannya
dengan tindakan konkret.
Maka, sebagai mahasiswa dapat mengambil hikmah untuk menjadi pemimpin yang
visioner, yang memiliki tujuan yang jelas dan strategi untuk mencapainya.
5. Semangat Kemandirian
Masyarakat Islam di masa Bani Umayyah di Andalusia memiliki semangat
kemandirian yang tinggi, yang tercermin dalam berbagai bidang seperti ilmu
pengetahuan, seni, dan ekonomi. Karenanya, kita dapat belajar untuk menjadi mandiri
dalam mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan menyelesaikan tugas-tugas

12
akademik yang kita jalani.

6. Semangat Berinovasi
Masyarakat Islam di masa Bani Umayyah di Andalusia sangat kreatif dan inovatif
dalam berbagai bidang. Kita dapat mengambil contoh dari semangat berinovasi tersebut
untuk mengembangkan ide-ide baru dalam memecahkan masalah atau menyelesaikan
tugas-tugas akademik.
7. Pengkolaborasian Imtaq dan Iptek
Kemajuan peradaban pada masa Bani Umayyah tentu selaras dengan kemajuan
teknologi dan pengetahuan yang terjadi pada masa kini. Sehingga perlu akan adanya
keberimbangan antara Imtaq dan Iptek agar lebih bijak dalam menjalani kehidupan sehari-
hari sesuai tuntunan agama.

Dengan menerapkan hikmah dalam kebudayaan Islam di masa Bani Umayyah di Andalusia
dalam kehidupan sehari-hari, dengan begitu dapat meningkatkan diri menjadi orang yang lebih baik
dengan menanmkan nilai-nilai dari para pejuang islam.

E. Kesimpulan

Awal kedatangan Islam di Spanyol adalah pada masa pemerintahan Khalifah Umayyah Al-
Walid yang berpusat di Damaskus (705-715 M). Sebelum penaklukan Spanyol, Muslim
memerintah Afrika Utara dan menjadikannya provinsi dinasti Umayyah. Sejarah panjang
penguasaan Bani Umayyah di Spanyol selama lebih dari tujuh abad ini terbagi atas 6 periodisasi.

Islam di Spanyol telah membuktikan keberhasilanya, yaitu dengan menghasilkan gemerlap


cahaya yang luar biasa diantara buktinya adalah masjid Agung di Cordova, taman-taman kota,
pancuran air dan alun-alun Istana Al-Hambra, syair Muashshabat dan Zajal dengan kandungan
beberapa ayat Al-Quran dan dengan beberapa ungkapan roman, banyaknya kebun kebun irigasi di
Sevilla dan Valencia, syair-syair filsafat dan sains. Kebudayaan yang ada pada masa Islam Spanyol
menjadi ciri khas berhasilnya kepemimpinan Bani Umayyah.

Melihat dari sejarah, perkembangan serta kebudayaan yang ada pada masa Bani Umayyah
terdapat banyak sekali hikmah yang dapat kita ambil dan seyogyanya pun dapat kita alokasikan
dalam kehidupan sehari-hari sebagai penunjang membentuk insan yang lebih baik dari hari-hari
sebelumnya. Diantara hikmah-hikmah yang bis kita petik adalah:

1. Pentingnya Toleransi Beragama

13
2. Pentingnya Ilmu Pengetahuan dan Menjadikannya sebagai Prioritas
3. Pentingnya Mengembangkan Keindahan Seni dan Arsitektur
4. Menjadi Pribadi Pemilik Jiwa Kepemimpinan Yang Visioner
5. Semangat Kemandirian
6. Semangat Berinovasi
7. Pengkolaborasian Imtaq dan Iptek

F. Daftar Pustaka

Amin, S. M. (2015). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Dahlan. (2016). Masuknya Islam di Spanyol dan Sisilia. Jurnal Rihlah. Vol. 4 No 1.

Ilyas Bustani, dkk. (2022). Sejarah dan Perkembangan Islam di Spanyol dan Sisilia. Jurnal
Dakwah dan Sosial Keagamaan. Vol 1. No. 2.

Maskhuroh L. (2017). Islam Spanyol (Politik, Perkembangan Intelektual dan Runtuhnya


Kekuasaan Islam). Dar El-Ilmi: Jurnal Studi Agama, Pendidikan dan Humaniora. Vol
4. No 2.

Mitra N. (2016) Peradaban Islam di Andalusia (Spanyol). Jurnal Al 'Adalah: Syariah dan Hukum
Islam Vol. 1. No. 1

Napitapulu. (2019). Romantika Sejarah Kejayaan Islam di Spanyol, Jurnal Pendidikan, Sejarah,
dan Ilmu-Ilmu Sosial. Vol 3. No 1.

Rusniati. (2017). , Masuknya Islam di Spanyol (Studi Naskah Sejarah Islam). Al-Din: Jurnal
Dakwah dan Sosial Keagamaan.

Saputri N.. (2021). Daulah Umayyah di Andalusia dan Hasil Budayanya(756-1031M). Jurnal
Sejarah Peradaban Islam. Vol 4. No 2.

Thalib M. (2018). Kemunduran Dan Hapusnya Islam Di Andalusia Spanyol. Jurnal Al-Ibrah Vol.
7 No. 2.

Yatim, B. (2008). Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

14

Anda mungkin juga menyukai