Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Manusia hidup dimuka bumi dengan dua peran utama. Pertama, sebagai hamba Allah yang
bertugas menyembah dan berpasrah kepada-Nya. Kedua, manusia berperan sebagai khalifah
(wakil) Allah dimuka bumi yang memiliki tugas besar mengelola dan mensejahterakan
makhluk hidup.

Manusia, baik sebagai hamba ataupun khalifah, dituntut untuk senantiasa beramal shaleh,
berbuat baik, menghindari dosa dan menjauhi perkara-perkara yang mungkar. Dalam Islam,
pedoman hidup manusia adalah Al-Qur’an dan Hadist yang kemudian penjabarannya
diturunkan dalam studi ilmu berupa fiqih, aqidah, akhlak, sejarah dan lain sebagainya.

Salah satu ilmu penting dalam Islam adalah tentang mempelajari sejarah peradaban Islam itu
sendiri. Hal ini bertujuan untuk membuka wawasan, memperluas pemahaman serta
mengingat sejarah yang terjadi di dalam peradaban Islam sejak zaman dahulu sampai saat ini.

Adapun salah satu pembahasan dalam sejarah peradaban Islam yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah berkenaan dengan sejarah islam di Andalusia. Andalusia adalah wilayah
yang membuat islam terkenal di dunia Barat. Wilayah yang membuat banyak keberhasilan di
Benua Eropa. Pentingnya kita harus membahas urgensi mengenai sejarah islam di Andalusia
ini agar bertambah keilmuan dan pemahaman kita mengenai sejarah peradaban islam.
Mengais ilmu daripada lautan ilmu.

ISI

Andalusia adalah sebuah bintang yang jatuh. Sebuah permata yang runtuh dari mahkota
singgasana Islam. Andalusia ibarat sebuah luka yang tak kunjung sembuh, satu-satunya buah
hati yang ditangisi sepanjang masa, dan dipuja oleh setiap generasi. Sungguh ia adalah
sebuah tragedi sekaligus panji peradaban daripada masa ke masa. (Ahmad Mahmud
Himayah, 2004: 1)

Pada khazanah sejarah peradaban Islam, Dinasti Amawiyah dibagi kedalam dua zona dan
periode kekuasan, Timur (berpusat di Damaskus) dan Barat (berpusat di Spanyol atau
Andalusia). Andalusia merupakan wilayah yang terdiri dari dua negara, yakni Spanyol dan
Portugal. Sejak kemenangan pasukan Islam dibawah kekuasaan Dinasti Amawiyah I (atau
Amawiyah Timur) dan berhasil merebut berbagai kekuatan politik lainnya di Afrika Utara,
dengan sendirinya Spanyol telah ikut menyempurnakan keberhasilan mereka. Gubernur
Afrika Utara, Musa bin Nusayr mengirim pasukan untuk melakukan penaklukan kewilayah
ini yang dipimpin oleh panglima Tariq bin Ziyad.

Perkembangan Islam di Andalusia terbagi menjadi enam periode. Berawal dari


kepemimpinan Bani Umayyah di Damaskus, lalu periode ke-amiran (panglima tertinggi
bergelar Amir) Amir pertama ialah Abdurrahman Ad Dakhil yang masuk ke Andalusia pada
tahun 755 M, pada periode inilah awal kejayaan umat Islam di Andalusia, periode selanjutnya
muslim Andalusia terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil dibawah pemerintahan
raja-raja, golongan, atau Muluk al thawaif. periode dilanjutkan oleh kekuatan dari muslim
Afrika Utara, yakni Dinasti Murahbithun dan al Muwahidun,periode terakhir Islam di
Andalusia hanya berkuasa di daerah Granada dibawah Dinasti Bani Ahmar. Periode ketika
Andalusia mencapai puncak kejayaannya ialah pada masa keamiran Umayyah dimulai dari
kepemimpinan Abdurrahman bin Muawiyah.

Dari Spanyol islam-lah Eropa banyak menimba ilmu. Kehadiran Islam di Spanyol banyak
menarik perhatian para sejarawan. Kemajuan islam sebelah timur menginjak zaman emasnya,
bagian barat di Spanyol pun memasuki masa yang sama gemilangnya. Dalam berbagai hal
islam mengalami kemajuan yang sangat pesat di Spanyol, yaitu dalam bidang sains, fiqh,
filsafat, kesenian, dan sastra. Hal ini diraih selama 7 abad yaitu dari abad ke 8 sampai abad ke
15 Masehi. Namun, sebuah peradaban pastinya akan selalu mengalami pasang surut. Begitu
pula islam di Andalusia ini, ada berbagai hal yang membuat islam di daerah ini mengalami
kemunduran dan keruntuhan. Namun keruntuhan islam di Spanyol ini memberikan
sumbangsih yang sangat besar terhadap kemajuan Eropa. Peradaban islam di Spanyol akan
menjadi kajian penting dalam pembahasan ini mengenai sejarah masuknya islam di
Andalusia (Spanyol), faktor-faktor munculnya peradaban islam di Andalusia, perkembangan
perekonomian, pendidikan serta sampai pada penyebab kemunduran dan keruntuhan
Andalusia ini sendiri (Syauqie, dkk, 2016:65-66).

Spanyol diduduki umat islam pada zaman khalifah Al Walid (705-715 M) Salah seorang
khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol umat
islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari
Dinasti Bani Umayyah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi pada masa khalifah
Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Al Malik mengangkat Hasan Ibnu Nu'man Al-Ghassani
menjadi gubernur di daerah itu. Di masa zaman Al Walid, Musa Ibn Nushair memperluas
wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko.

Kondisi Spanyol sebelum kedatangan islam sangat mengkhawatirkan, terutama ketika masa
pemerintahan Raja Ghotic yang melaksanakan pemerintahannya dengan keras. Kondisi ini
menyebabkan rakyat Spanyol menderita dan tertekan. Mereka sangat merindukan datangnya
kekuatan raja adil sebagai kekuatan yang dapat mengeluarkan mereka dari tekanan masa itu.
Kerinduan mereka akhirnya menemukan ujungnya saat islam datang ke daerah Spanyol
tersebut.

Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan yang dapat dikatakan paling
berjasa dalam penaklukan tersebut karena mereka berhasil memeroleh kemenangan-
kemenangan dan penaklukan terhadapwilayah Spanyol. Mereka adalah Thariq Ibn Malik,
Thariq Ibn Ziyad, dan Musa Ibn Nuzhair.

Kemenangan yang pertama dicapai oleh Thariq Ibn Ziyad ia membuka jalan untuk
penaklukan wilayah yang lebih luas dengan jumlah pasukan yang besar pula. Satu persatu
kota yang dilewatinya berhasil pula ditaklukkannya, selain itu Musa juga berhasil
menaklukkan Idenia, Karmona, Seville, dan Merida serta mengalahkan Kerajaan Ghotic,
Theodeomir di Orihuela. Setelah itu barulah ia bergabung dengan Thariq di Todelo.
Kemudian mereka berhasil menguasai seluruh kota terpenting yang ada di Spanyol.

Kemenangan ini tentu saja tidak terlepas daripada faktor internal dan juga faktor eksternal.
Faktor internal yang dimaksud disini ialah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa,
tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah
Spanyol pada khususnya. Para pemimpinnya adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya
kompak bersatu dan penuh percaya diri. Sedangkan faktor eksternal yang adalah yaitu pada
masa penaklukkan Spanyol oleh orang-orang islam. Kondisi sosial politik dan ekonominya
berada dalam keadaan yang menyedihkan. Wilayah Spanyol terbagi menjadi beberapa negeri
kecil. Rakyat pun dibagi-bagi kepada sistem kelas sehingga tercipta kesenjangan dan rakyat
pun hidup dalam kemelaratan (Syauqie, dkk, 2016:65-66).
Wilayah Andalusia yang sekarang disebut Spanyol di ujung selatan Benua Eropa, masuk ke
dalam kekuasaan dinasti Bani Umayyah semenjak Thariq bin Ziyad, bawahan Musa bin
Nushair mengalahkan pasukan Spanyol pimpinan Roderik Raja bangsa Ghotic pada tahun 92
H/711 M. Kemenangan ini menjadi awal bagi Thariq untuk menaklukan kota-kota lain di
Andalusia tanpa banyak kesulitan.
Penguasaan ummat islam terhadap Andalusia dapat dibagi menjadi beberapa periode:
Kita mulai pada Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini Andalusia diperintah oleh para wali yang diangkat oleh khalifah Bani
Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini Andalusia masih tergolong belum
stabil.
Selanjutnya pada Periode Kedua (755-912 M)
Masa ini juga disebut dengan Masa Keamiran. Masa ini dimulai ketika Abd al-Rahmah al-
Dakhil, seorang keturunan Bani Umayyah I yang berhasil menyelamatkan diri dari
pembunuhan yang dilakukan oleh Bani Abbas di Damaskus, mengambil kekuasaan di
Andalusia pada masa Amir Yusuf AlFihr. Ia kemudian memproklamirkan berdirinya Daulah
Umawiyah II di Andalus yang merupakan kelanjutan Umawiyah sebelumnya.
Setelah itu pada Periode ketiga (912-1013 M)
Periode ini juga disebut sebagai masa kekhalifahan, masa ini dimulai ketika Abd al-Rahman
III, Amir ke-8 dari Bani Umayyah II, menggelari diri dengan Khalifah Al-Nashir Li Dinillah
(912-916 M). Kedudukannya dilanjutkan oleh Hakam II (976-1007 M). Pada masa ini ummat
islam Andalusia mengalami kemakmuran dan kemajuan disegala bidang.
Selanjutnya Periode keempat (1013-1086 M)
Periode ini juga bisa disebut dengan masa kerajaan-kerajaan kecil, jumlahnya kurang lebih
ada 20 buah. Mereka mendirikan kerajaan berdasarkan etnis bar-bar, slovia atau Andalus
yang bertikai satu sama lainnya sehingga menimbulkan keberanian ummat Kristen di utara
untuk menyerang (Sumanto,2003:118-120).
Habis itu ada Periode kelima (1086-1248 M)
Walaupun terpecah dalam beberapa negara, pada periode ini, Spanyol islam masih
mempunyai satu kekuatan yang dominan, yaitu adanya Dinasti Murabithun (1086-1143 M)
dan Dinasti Muwahidun (1146-1235 M). Dinasti Murabhitun sebenarnya adalah sebuah
gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf Ibnu Tasyifin di Afrika Utara. Pada Tahun 1062 M
ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Ia masuk ke Spanyol atas
undangan penguasa-penguasa islam disana yang tengah berjuang mempertahankan negeri
dari serangan kaum nasrani. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan
berhasil mengalahkan pasukan Castilia.

Pada tahun 1143 M kekuasaan Dinasti Murabithun baik di Afrika Utara maupun di Spanyol
berakhir. Lalu setelah itu muncullah Dinasti Muwahidun sebagai gantinya Dinasti itu
didirikan oleh Muhammad Ibnu Tumart antara tahun (1114-114 M) untuk jangka beberapa
dekade Dinasti ini mengalami kemajuan dan berhasil menaklukan beberapa kota penting
seperti Cordova, Almeria dan Granada. Dinasti ini banyak mengalami kemajuan terutama di
masa Abu Yusuf Al-Mansur. Namun tidak lama kemudian Dinasti Muwahidun mengalami
kemunduran, tentara Kristen memeroleh kemenangan terbesar di wilayah Las Navas de
Tolisa. Kekalahan ini dengan terpaksa membuat penguasa muwahiddun harus meninggalkan
Spanyol dan kembali ke Afrika Utara.
Dan pariode terakhir yaitu Periode keenam (1248-1492 M)
Kerajaan Granada merupakan pertahanan terakhir bagi muslim Spanyol dibawah kekuasaan
Bani Ahmar. Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di masa Abdurrahman al-
Nasir. Akan tetapi secara politik Dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yg kecil. Seperti
diketahui umat kristen hampir menguasai seluruh wilayah Spanyol. Dan masa ini adalah saat
terakhir islam berkuasa di Spanyol (Syauqie, dkk, 2016:72-73).

Kemajuan islam di Spanyol sangat menonjol dalam berbagai bidang, baik di dalam bidang
intelektual yang menyebabkan kebangkitan Eropa saat ini, bidang arsitektur dan lain-lain.
Puncak kemajuan peradaban islam di Spanyol berdampak bagi kemajuan peradaban di Eropa.
Adapun kemajuan-kemajuan yang telah dicapai islam di Spanyol adalah dalam bidang:
Yang pertama. Filsafat
Hal ini terjadi pada tahun 961-976 M, atas inisiatif Al Hakam untuk mengimpor karya-karya
ilmiah dan filosofis dari timur sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitasnya
mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia islam. Tokoh
utama dan pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn Al
Sayigh (Ibnu Bajah).
Tokoh-tokoh filsafat yang lahir pada masa itu, antara lain Abu Bakri Muhammad Ibn As-
Sayiqh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajah. Filosof selanjutnya adalah Abu Bakar Ibn
Thufail. Melalui berbagai karyanya, ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi, dan
filsafat. Karya filsafatnya yang masyhur berjudul Hay Ibn Yaqzhan.
Yang kedua. Sains
Spanyol islam banyak melahirkan tokong dalam bidang sains. Dalam bidang kedokteran,
matematika, ekonomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Farnas
termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ia adalah orang yang pertama menemukan
pembuatan kaca dari batu. Dalam bidang sejarah dan geografi terdapat Ibn Jubair dari Valecia
(1145-1228 M), Ibnu Batutah dari Tangier (1304-1377) dan lain-lain.
Spanyol Islam banyak melahirkan tokoh dalam lapangan sains. Dalam bidang matematika,
pakar yang sangat terkenal adalah Ibn Sina. Selain ahli dalam bidang tersebut, ia juga
terkenal sebagai seorang teknokrat dari ahli ekologi. Bidang matematika juga melahirkan
nama Ibn Saffat dan Al-Kimmy, keduanya juga ahli dalam bidang teknik.
Dalam bidang fisika dikenal seorang tokoh Ar-Razi. Dialah yang meletakkan dasar ilmu
kimia dan menolak kegunaan yang bersifat takhayul. Dia jugalah yang menemukan rumusan
klasifikasi binatang, tetumbuhan, numerial. Ar-Razi membuat sejumlah substansi dan proses
kimiawi. (Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, 2008, hal. 120-121).
Yang ketiga. Fikih
Umat Islam Spanyol dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Mazhab ini diperkanalkan
oleh Ziyad Ibn Abd Rahman yang selanjutnya dikembangkan oleh Ibn Yahya yang menjadi
Qadi pada masa Hisyam Ibn Abd Rahman. Fuqaha lain yang terkenal pada masa itu, antara
lain Abu Baki, Ibn Al-Qutiyah, Munzir, Ibn Said Al-Battuthi, dan Ibn Hazim.
Sebuah kitab fiqh monumental yang masih menjadi salah stu rujukan dalam lapanagn hukum
Islam sampai saat ini, khususnya diIndonesia adalah Bid ayatul Mujtah id. Kitab tersebut
adalah buah karya Ibn Rusyd, filosofis dan fiqh Spanyol Islam.
Yang keempat. Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol islam mencapai kecermelangannya dibawah
tokoh yang bernama Al Hasan Ibn Nafi (Zaryab).
Yang kelima. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan di Spanyol. Adapun
diantara tokoh-tokoh yang ahli bahasa Arab dan tata bahasa adalah Ibn Sayyidih, Ibn Khuruf
dan lain-lain.
Dan yang terakhir atau yang keenam. Kemajuan pembangunan fisik
Kemajuan pesat pada biadang intelektual tidak melalaikan para penguasa Spanyol Islam
untuk memerhatikan pembangunan fisik. Dalam pembangunan fisik umat Islam Spanyol
telah membuat bangunan-bangunan fasilitas, seperti perpustakaan yang jumlahnya sangat
banyak, gedung pertanian, jembatan-jembatan air, irigasi, roda air, dan lain-lain. Di samping
itu, istana-istana, masjid yang besar-besar dan megah serta tempat pemandian dan taman-
taman yang kesemaunya dipersatukan dalam kota yang ditata dengan teratur.
Selain bukti-bukti pembangunan fisik di atas, masih banyak bukti kemegahan lain yang
dibangun umat Islam pada masa itu, seperti istana Al-Hamra dengan gaya arsitektur yang
sanagt tinggi, yang dirancang oleh para arsitek terkemuka dunia.
Kemajuan pesat yang diraih umat Islam Spanyol khususnya dalam pembangunan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan merupakan sebuah proses panjang yang didukung olrh faktor
kerja sama yang baik antara para sarjana dan intelektual muslim dengan didukung oleh
kebijakan pemerintah serta kemampuan ekonomi serta semangat keberagaman dan
persaudraan yang kuat. . (Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, 2008, hal. 121-123).

Faktor-faktor pendukung kemajuanIslam di Andalusia yaitu


Adanya penguasa yang kuat dan berwibawa.
Adanya kebijaksanaan penguasa untuk memelopori kegiatan ilmiah.
Penguasa menjunjung tinggi dan menegakkan toleransi beragama.
Masyarakat Spanyol adalah masyarakat yang majemuk, sehingga mereka saling bekerjasama
dan menyumbangkan kelebihannya masing-masing.
Adanya kesatuan budaya islam.

Kemunduran dan kehancuran islam di Andalusia adapun penyebabnya yaitu


Yang pertama. Konflik islam dengan Kristen
Kehadiran Arab islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen,
sehingga kehidupan negara islam tidak pernah sepi dari pertentangan antara islam dan
kristen.
Yang kedua. Tidak adanya ideologi pemersatu
Di Spanyol, sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang
Arab tidak pernah menerima orang-orang pribumi (orang-orang muallaf Spanyol) . Mereka
masih memberi istilah ibad dan muwalladun kepada para muallaf itu, suatu ungkapan yang
merendahkan.
Yang ketiga. Kesulitan ekonomi
Pada paruh kedua islam di Spanyol para penguasa membangun kota dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dengan serius, sehingga akhirnya melalaikan urusan perekonomian.
Yang keempat. Tidak jelasnya peralihan pemerintahan
Ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris.
Dan yang kelima. Keterpencilan
Keterpencilan ini menyebabkan Spanyol tidak memiliki kekuatan alternatif yang dapat
membantu kebangkitan di daerah tersebut.
PENUTUP

Dari pembahasan tentang islam dan peradaban Spanyol maka dapat disimpulkan bahwa
pertama, latar belakang ekspansi islam ke Spanyol didasari semakin kuatnya Islam di Afrika
Utara dan Kerajaan Ghotic yang menguasai daerah tersebut sedang mengalami kemunduran.

Kedua, perkembangan Islam di Spanyol berlangsung sekitar 800 tahun dan pernah mencapai
puncaknya saat di bawah kepemimpinan Abd Rahman III. Saat itu Spanyol mengalami
kemajuan peradaban yang menggembirakan terlebih di bidang arsitektur. Meskipun akhirnya
islam harus keluar dari Spanyol, namun islam memiliki sumbangsih besar untuk daerah
tersebut. Pemikiran filsafat, seperti pemikiran Ibn Rusyd, Al-Farabi,dan Ibnu Sina telah
membawa Eropa menjadi kawasan yang maju intelektualitasnya.

Adapun penyebab kehancuran dan kemunduran islam di Spanyol:


Konflik dengan Kristen.
Tidak adanya ideologi pemersatu.
Kesulitan Ekonomi.
Tidak jelasnya sistem peralihan pemerintahan.
Keterpencilan.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmud, Himayah Ahmad.2004. Kebangkitan Islam di Andalusia. Jakarta : Gema Insani.
Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media.
Syauqi, Abrari dkk. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta : Aswaja Pressindo.

Supriyadi, Dedi. Sejarah Perdaban Islam. 2008. Bandung: CV Pustaka Setia.

Anda mungkin juga menyukai