0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan4 halaman
Tugas penilaian kehidupan kampus "RAJA BRAWIJAYA" Universitas Brawijaya dengan judul "Implementasi Daya Juang Sebuah Nama Besar ‘Universitas Brawijaya’
Dalam Diri Mahasiswa"
Tugas penilaian kehidupan kampus "RAJA BRAWIJAYA" Universitas Brawijaya dengan judul "Implementasi Daya Juang Sebuah Nama Besar ‘Universitas Brawijaya’
Dalam Diri Mahasiswa"
Tugas penilaian kehidupan kampus "RAJA BRAWIJAYA" Universitas Brawijaya dengan judul "Implementasi Daya Juang Sebuah Nama Besar ‘Universitas Brawijaya’
Dalam Diri Mahasiswa"
Implementasi Daya Juang Sebuah Nama Besar ‘Universitas Brawijaya’
Dalam Diri Mahasiswa
Perjuangan memiliki akar kata juang, suatu wujud interaksi sosial yang penuh dengan kesukaran untuk mencapai suatu titik akhir. Segala aspek dalam hidup lekat dengan kata juang yang juga pasti melalui berbagai rintangan dalam kurun waktu yang notabene tidak bisa dibilang singkat. Kata perjuangan lekat pula dengan sejarah panjang berdirinya Universitas Brawijaya. Perguruan Tinggi Negeri Universitas Brawijaya, suatu nama besar yang bermula dari suatu gagasan pembentukan universitas milik kotapraja di balai kota Malang pada 10 Mei 1957. Universitas ini semula berstatus swasta berupa Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi. Sebagai langkah awal perjuangan, didirikanlah Yayasan Perguruan Tinggi Malang (YPTM) pada 28 Mei 1957 kemudian sekitar satu bulan berikutnya dilanjutkan dengan dibukanya Perguruan Tinggi Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (PTHPM) tepatnya pada 1 Juli 1957. Pada 15 Agustus 1957 didirikan pula yayasan lainnya, yaitu Yayasan Perguruan Tinggi Ekonomi Malang (YPTEM) yang kemudian mendirikan Perguruan Tinggi Ekonomi Malang. Pada dies natalis ketiga PTHPM, tepatnya pada 1 Juli 1960 diumumkan penggunaan nama Universitas Kotapraja Malang bagi perguruan tinggi itu. Pada 15 September 1960 rencana pembukaan dua fakultas baru terrealisasi dengan berdirinya Fakultas Administrasi Niaga (FAN) dan disusul oleh Fakultas Pertanian (FP) pada 10 November 1960. Pada dies natalis keempat Universitas Kotapraja Malang, nama universitas ini diganti menjadi Universitas Brawijaya atas usulan presiden RI yang pertama, Ir. Soekarno. Langkah juang Universitas Brawijaya tidak berhenti sampai disitu, pembiayaan yang masih ditanggung oleh yayasan menjadi kendala utama bagi universitas sehingga perjuangan berlanjut dengan upaya penegerian universitas brawijaya. Untuk mendapat status negeri ini universitas brawijaya perlu memenuhi beberapa syarat, baik mengenai jumlah maupun jenis fakultas yang dimiliki. Upaya penggabungan menjadi langkah universitas brawijaya untuk memenuhi syarat tersebut, sehingga kemudian universitas ini memiliki 4 fakultas, yakni Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ekonomi, Fakultas administrasi niaga, dan Fakultas Pertanian. Kemudian, universitas ini juga mendirikan fakultas baru yakni fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan. Perjuangan panjang Universitas Brawijaya menemui titik terang, pada 7 Juli 1962 diputuskan bahwa Universitas Brawijaya akan dinegerikan secara bertahap dimulai dengan dinegerikannya fakultas-fakultas eksakta yakni, Fakultas Pertanian serta Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan yang bernaung dibawah Universitas Airlangga. Berbagai perkembangan diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya untuk menyesuaikan diri dengan dinamika keilmuan dan regulasi di bidang pendidikan tinggi. Hingga pada akhirnya, pada 5 Januari 1963 Universitas Brawijaya dengan seluruh fakultasnya dinegerikan, Fakultas Pertanian serta Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan yang bernaung dibawah Universitas Airlangga dikembalikan ke universitas Brawijaya, selain itu diresmikan pula cabang-cabang Universitas Brawijaya di Jember dan Kediri . Tanggal ini menjadi titik puncak juang upaya penegerian Universitas Brawijaya yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahir (Dies Natalies) Universitas Brawijaya. Nama besar Universitas Brawijaya yang sekarang berorientasi sebagai entrepreneurial university yang bertaraf internasional ini tidak hanya melalui perjuangan panjang upaya pendirian dan penegeriannya saja namun juga mengalami masa pergolakan pada peristiwa G30SPKI, baru akhirnya universitas brawijaya memasuki masa pembangunan (Pelita1) kemudian menjadi perguruan tinggi otonom dan menjalin kerja sama luar negeri hingga sekarang menjadi salah satu kampus yang banyak diminati pelajar Indonesia. Oleh karena itu sudah seharusnya daya juang para tokoh yang ikut andil dalam perkembangan Universitas Brawijaya dapat diimplementasikan kedalam diri mahasiswanya saat ini. Tugas para mahasiswa Universitas Brawijaya bukan hanya berlindung dibalik nama besar Universitas Brawijaya namun bagaimana membuat nama besar itu harum dengan nama mahasiswanya.