Eksploitasi Anak dengan Publikasi Implisit Produk Rokok
sebagai Penyimpangan Ideologi Pancasila
Oleh : Rahma Aulia salafy
NIM : 195100101111016 Absen: 17
Indonesia mengalami berbagai masalah kompleks pada pertengahan
menjelang akhir tahun 2019 ini. Beberapa dari masalah itu sangat bersinggungan dengan Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia. Salah satu dari masalah tersebut yang sempat mengundang banyak simpati publik adalah kasus pelarangan penyelenggaraan audisi umum Djarum beasiswa bulu tangkis 2019 PB oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Audisi umum Djarum beasiswa bulu tangkis merupakan ajang penyaringan bibit calon pemain bulu tangkis Indonesia, yang dibagi menjadi 2 kategori umur, yaitu U-11 untuk usia 8-10 tahun, dan U-13 untuk anak usia 11-12 tahun (Administrator, 2019). Permasalahan ini dipicu oleh audisi umum 2019 PB Djarum yang hendak dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia ditentang oleh para aktifis. Para aktifis berasal dari Smoke Free Bandung dan Yayasan Lentera Anak yang mendesak penyelenggara acara agar tidak menjadikan anak-anak sebagai media promosi brand image produk tembakau walaupun terselubung. Pendesakan ini terjadi di Bandung tiga hari sebelum acara audisi umum PB Djarum akan diselenggarakan, tepatnya tanggal 25 Juli 2019, yang kemudian mendapat tanggapan balik oleh penyelenggara kegiatan, yaitu PB Djarum sehari setelahnya. PB Djarum menolak bahwa audisi umum ini bukanlah ajang promosi produk tembakau, tetapi sebagai ajang penyaringan dan pengembangan bibit unggul pemain bulu tangkis masa depan. Audisi umum PB Djarum tetap diselenggarakan pada 28 Juli 2019, yang kemudian menuai komentar dari pihak Komisi Perlidungan Anak (KPAI), Sittty Hikmawatti, yang merupakan komisioner KPAI, beliau beranggapan bahwa acara yang diselenggarakan PB Djarum ini memang mengandung unsur eksploitasi anak ditinjau dari hukum Indonesia dan bukan hanya sekedar persepsi seseorang (Perwitasari, 2019). Pada pertengahan Agustus 2019, KPAI dan beberapa pemerintah daerah tuan rumah acara mengkaji ulang perizinan acara dengan tujuan agar audisi umum PB Djarum dapat berlangsung sesuai aturan yang berlaku. Persyaratan KPAI diterima olehpihak PB Djarum, acara tersebut tahun ini tetap dilaksanakan dengan menghilangkan logo Djarum pada baju peserta dan tidak memasang atribut apapun yang bertuliskan Djarum bahkan nama acara ini pun menjadi audisi umum saja, tanpa embel-embel Djarum. Pihak PB Djarum menambahkan bahwa acara tahun ini merupakan acara perpisahan, karena kemungkinan audisi umum tidak akan diselenggarakan lagi pada tahun 2020 (Perwitasari, 2019). Tudingan eksploitasi anak kepada PB Djarum diajukan karena acara yang diselenggrakan memiliki sasaran anak-anak umur delapan hingga dua belas tahun dengan menggunakan kaos yang berlogokan Djarum sebagai brand rokok dan logo brand rokok yang beredar dimana-mana. Hal ini secara tidak langsung menjadi iklan dalam pemikiran anak, dan memunculkan gambaran familiar karena seringnya logo brand itu dilihat oleh anak. Selain itu menurut Salim, (2013) perusahaan rokok memang memiliki banyak strategi pemasaran atau iklan yang diterapkan, salah satunya lewat sponsorship dan penyelenggaraan acara dengan jumlah paling tinggi pada acara pertandingan olahraga. Menurut Lani, (2016) iklan baik media cetak maupun elektronik sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumtif, berdasarkan teori kultivasi yang mengatakan bahwa pengaruh media yang simultan akan menimbulkan persepsi dan pengaruh konsumtif pada pemirsanya, pengaruh konsumtif paling tinggi yang timbul setelah melihat iklan adalah terhadap produk makanan. Seperti yang kita ketahui, rokok termasuk dalam jenis makanan, karena rokok merupakan produk pangan olahan yang berasal dari tembakau yang ditambah dengan berbagai zat lain. Maka, pengaruh logo brand rokok yang beredar dimana-mana sangat mungkin dapat mempengaruhi anak menjadi konsumtif rokok. Perilaku konsumtif rokok dapat sangat berbahaya bagi anak-anak yang notabene belum mengerti dan belum dapat mengontrol diri. Dampak negatif yang ditimbulkan rokok antara lain penyakit kanker paru-paru, penyakit kroniksaluran nafas, penyakit kardiovaskuler, impotensi pada laki-laki, infertilisasi pada perempuan, dan lainnya (Fahamsyah dan Ryan, 2013). Dampak negatif ini telah banyak dikaji dan diketahui oleh banyak orang, namun pengaruh candu yang ditimbulkan rokok tetap saja membuat penikmatnya sulit melepaskan rokok. Akan lebih sulit lagi jika candu ini terjangkit pada anak, yang nantinya akan merusak masa depan anak. Maka menurut saya tindakan KPAI menentang PB Djarum dalam hal mengeksploitasi anak merupakan suatu langkah hebat yang diambil untuk tetap menjunjung sila kedua Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Eksploitasi anak melalui produk rokok merupakan penyimpangan terhadap sila ke-2 Pancasila, karena kemanusiaan sendiri erat kaitannya dengan Hak Asasi Manusia (HAM). HAM sendiri mengandung makna bahwa hukum memperlakukan semua warga negara Indonesia sama, mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban sesama manusia. Tindakan mengeksploitasi anak berarti melanggar HAM, yaitu hak anak yang terjamin dalam UU No. 39 Tahun 1999. Selain itu, merokok juga merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial yang dinilai tidak sesuai dengan poin “beradab” dalam sila ke-2 pancasila (Hariri, 2016). Indonesia perlu generasi muda yang unggul untuk menuju masa depan Indonesia yang maju, pengeksploitasian terhadap anak dengan secara tidak langsung menjurumuskan anak pada rokok yang akan mempengeruhi perilaku dan mentalnya berarti sama saja menjerumuskan generasi unggul masa depan Indonesi. Dalam kasus pelarangan audisi umum PB Djarum ini, menimbulkan masalah baru yaitu hilangnya ajang penyaringan bibit pemain bulu tangkis Indonesia. Menurut saya, sudah seharusnya pemerintah mengambil langkah tegas selanjutnya agar regenerasi pemain bulu tangkis unggul Indonesia yang nantinya akan mengharumkan nama bangsa itu tidak berhenti pada tahun ini. Langkah yang bisa diambil pemerintah adalah kembali berdiskusi dengan PB Djarum agar tidak terjadi salah persepsi untuk melanjutkan penyaringan bibit pemain bulu tangkis dengan sistem yang baru atau tidak. Kemudian menginisiasi penyaringan bibit pemain bulu tangkis dengan melakukan seleksi mandiri oleh pemerintah daerah di berbagai daerah di Indonesia yang kemudian mempertemukan para finalis dalam suatu laga akbar pemerintah. Dengan begitu eksploitasi terhadap anak tidak terjadi, pemerintah mampu menjaga generasi bangsa yang beradab dan regenerasi pemain bulu tangkis yang unggul pun tetap berlanjut. Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, perlu kiranya kita memandang suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang dengan pengetahuan yang mendalam sebelum memutuskan atau membuat pendapat. Bersikap bijak dalam menyikapi masalah terutama dalam meneladani Pancasila sebagai ideologi negara yang merupakan dasar pemikiran, segala keputusan dan tindakan pemerintah harus berdasarkan dengan Pancasila, begitupun kita sebagai rakyat Indonesia. Dalam permasalahan ini pemerintah mampu bertindak tegas dengan melakukan pelarangan yang berujung dengan perdamaian dan tetap terselenggaranya audisi sesuai peraturan yang telah ada di pemerintahan. Kasus ini juga menegaskan kepada generasi bangsa tentang perlunya memenuhi Hak Asasi Manusia (HAM), terutama hak anak dengan menghindari eksploitasi anak walaupun dalam kasus yang implisit. Memenuhi HAM termasuk dalam menjunjung tinggi Pancasila senagai ideologi negara terutama dalam nilai praksis pasal 2, yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Daftar Pustaka Administrator. (2019). Pendaftaran Audisi Umum PB Djarum. Dipetik oktober 10, 2019, dari pbdjarum.org: https://www.pbdjarum.org/
Fahamsyah, Ryan. (2013). Tanggung Jawab Produsen Rokok terhadap Bahaya
Rokok. Jurnal Hukum Adigama, 5(2), 49-55.
Hariri, L. S. (2016). Perilaku Menyimpang Remaja Dan Upaya Pencegahan
Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia, 3(1), 55-64.
Lani, O. P. (2016). Pengaruh Iklan Televisi Media Massa Terhadap Perilaku
Konsumtif. Jurnal OM FISIP, 3(2), 66-73.
Perwitasari, N. H. (2019, September 9 ). KPAI VS PB Djarum: Asal Usul Polemik
Audisi Umum Bulu Tangkis. Dipetik Oktober 10, 2019, dari tirto.id: https://tirto.id/kpai-vs-pb-djarum-asal-usul-polemik-audisi-umum-bulu- tangkis-ehKu
Salim, A. D. ( 2013). IMC: PROMOSI, IKLAN DAN SPONSOR ROKOK
STRATEGI. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis, 17(1), 58-65.