Anda di halaman 1dari 4

MADRASAH TSANAWIYAH YAHYA

MODUL
TAHUN PELAJARAN: 2022-2023

KELAS/SEMESTER: 8 (DELAPAN)/I

MATA PELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

NAMA: _____________________________

JUDUL: SEJARAH DAULAH ABBASIYAH (1)

KOMPETENSI DASAR:

3.1 Menganalisis sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Setelah mempelajari modul ini, peserta didik dapat:

1. Menjelaskan sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah.


2. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah.

MATERI POKOK:

1. Keruntuhan Dinasti Umayyah


2. Proses Terbentuknya Dinasti Abbasiyah
KEGIATAN BELAJAR

Assalamu’alaikum calon pemimpin masa depan!

Kita berjumpa lagi di awal tahun ajaran baru, di kelas yang baru pula. Di kelas delapan
ini kita akan belajar tentang daulah-daulah yang berkembang setelah keruntuhan Daulah
Bani Umayyah. Setelah mempelajari modul ini kalian akan bisa menjelaskan sejarah singkat
berdirinya Daulah Abbasiyyah serta faktor-faktor pendukungnya. Mari kita mulai.

A. Keruntuhan Daulah Bani Umayyah

Di akhir masa pemerintahannya, Daulah Bani Umayyah mengalami kemunduran yang


cepat. Kerusuhan terjadi di mana-mana karena rakyat kurang puas terhadap pemimpinnya,
sedangkan para pemimpin kurang memedulikan rakyatnya. Hal terburuk dari semua itu
adalah munculnya khalifah yang berani meninggalkan syariat Allah, suka mengerjakan
maksiat dan bersenang-senang mengikuti hawa nafsunya. Namanya Walid bin Yazid bin
Abdul Malik. Ia memerintah hanya selama satu tahun (744 M). Rakyat dan para ulama yang
tidak suka pada perilaku Walid bin Yazid bangkit untuk memperingatkan sekaligus
menggulingkan khalifah ini.

Tersingkirnya Walid bin Yazid tidak berarti kemelut selesai. Rakyat telah terpecah-
belah dan lebih mengutamakan kepentingan suku masing-masing daripada kepentingan
negara. Pemberontakan terjadi di mana-mana. Sementara para bangsawan sibuk berebut
kekuasaan dan saling membunuh. Khalifah beserta pasukan tentaranya pun sibuk
memadamkan pemberontakan yang terjadi hampir di seluruh wilayah Daulah Bani
Umayyah.

Khalifah terakhir Bani Umayyah adalah Marwan bin Muhammad. Ia memerintah dari
tahun 744 hingga 750M. Ia wafat dalam peperangan di tepi sungai Zab melawan gerakan
Abbasiyyah. Dalam peperangan tersebut, salah seorang keturunan Bani Umayyah bernama
Abdurrahman Ad-Dakhil berhasil melarikan diri ke Andalusia. Di sana ia mendirikan Daulah
Bani Umayyah kedua.

B. Berdirinya Daulah Abbasiyah

Gerakan Abbasiyah telah dimulai jauh sebelum masa kekuasaan Marwan bin
Muhammad. Gerakan ini dimulai oleh keturunan Abbas bin Abdul Muthalib. Itulah sebabnya
mereka dinamakan Abbasiyah. Keturunan Abbas bin Abdul Muthalib ini merasa bahwa
merekalah yang berhak memimpin umat Islam, karena mereka masih memiliki pertalian
darah dengan Rasulullah Saw. Itulah sebabnya mereka ingin menggulingkan tahta Bani
Umayyah. Sejak lama mereka menyusun kekuatan di Khurasan tanpa diketahui oleh
pemerintah bani Umayyah. Ketika kekuasaan Bani Umayyah mulai melemah oleh
perpecahan antara mereka sendiri, gerakan Abbasiyah malah semakin kuat karena didukung
oleh rakyat.
Gerakan Abbasiyah dipimpin oleh Abu Abbas As-Saffah dan Abu Ja’far Al-Mansyur.
Keduanya adalah keturunan Abbas bin Abdul Muthalib. Sedangkan jenderal mereka adalah
Abu Muslim Al-Khurasani, seorang panglima perang Khurasan yang sangat mahir. Pasukan
Abu Muslim Al-Khurasani berhasil mengalahkan pasukan Khalifah Marwan bin Muhammad
dalam peperangan di tepi sungai Zab. Khalifah Marwan sendiri terbunuh. Dengan demikian
berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah.

Abu Abbas As-Saffah naik tahta sebagai khalifah pertama Daulah Abbasiyah. Ia
memerintah selama empat tahun (750-754 M) dengan Kufah sebagai ibu kotanya. Baru pada
masa pemerintahan khalifah kedua kota Baghdad dibangun dan dijadikan ibu kota. Daulah
Abbasiyah sendiri bertahan selama 550 tahun (750-1258 M). Dalam rentang waktu itu
mereka memiliki 37 orang khalifah.

Puncak kejayaan Daulah Abbasiyah berlangsung pada masa pemerintahan Harun Al-
Rasyid. Dia banyak membangun bendungan dan saluran irigasi sehingga hasil pertanian
berlimpah. Ia juga mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit, perpustakaan dan sebagainya.
Pembangunan marak di mana-mana, pendidikan dan ilmu pengetahuan maju pesat, rakyat
hidup makmur. Banyak ilmuwan muslim yang terkenal dilahirkan pada masa ini, demikian
juga ulama-ulama terkemuka yang karya-karyanya masih dipakai hingga saat ini. di
antaranya Imam Malik, Imam Syafi’i dan lain-lain.

Setelah wafatnya Harun Al-Rasyid pemerintahan Daulah Abbasiyah melemah. Di


daerah-daerah berkembang kekuasaan sultan-sultan dengan wilayah yang lebih kecil.
Akibatnya kekuasaan Daulah Abbasiyah menjadi terpecah-belah. Sementara itu di kalangan
rakyat juga terjadi perpecahan yang dipicu oleh perbedaan keyakinan. Kaum Syi’ah yang
muncul di akhir masa kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan dahulu, masih bertahan.
Mereka selalu bertentangan dengan kelompok Sunni yang berpegang pada Al-Qur’an dan
Sunnah Rasulullah Saw. Pertentangan ini banyak menimbulkan pertikaian di mana-mana.

Persoalan lain yang muncul adalah melemahnya jiwa patriotisme di kalangan rakyat.
Karena kekayaannya, Daulah Abbasiyah mampu menyewa tentara asing dari Turki untuk
menjaga keamanan dan pertahanan negara. Rakyat sendiri tidak merasa terpanggil untuk
membela negara, sehingga lambat laun rasa kebangsaan mereka memudar. Tidak hanya
sebagai tentara, orang-orang Turki juga turut campur dalam kebijakan-kebijakan strategis
dan ikut mengatur jalannya roda pemerintahan. Bangsa Turki inilah yang di kemudian hari
menjadi salah satu penyebab hancurnya pemerintahan Abbasiyah.

Penyerangan kota Baghdad oleh bangsa Mongol pimpinan Hulagu Khan pada tahun
1258 M menjadi tonggak keruntuhan Daulah Abbasiyah. Bangsa Mongol benar-benar
menghancurkan Baghdad tanpa belas kasihan. Mereka bahkan membakar perpustakaan dan
membuang buku-buku karya para ulama ke sungai. Hasil karya yang tak ternilai harganya itu
pun hancur. Dalam sejarah dikisahkan bahwa air sungai itu sampai menghitam karena tinta
yang luntur, bercampur merahnya darah para korban. Beberapa kitab berhasil
diselamatkan, tetapi yang musnah jauh lebih banyak.

Khalifah terakhir Daulah Abbasiyah adalah Al-Mu’tashim Billah. Namun, paman Al-
Mu’tashim yang bernama Al-Mustanshir Billah berhasil selamat dari penyerbuan tentara
Mongol. Ia melarikan diri ke Mesir dan mendirikan Daulah Abbasiyah yang kedua di sana.
Kekhalifahannya bertahan selama dua setengah abad.

Nah, anak-anak, demikianlah riwayat Daulah Abbasiyah. Pelajaran apa yang bisa kalian
ambil dari riwayat tersebut? Sebelum menjawabnya, kerjakan dulu soal-soal di bawah ini,
ya.

A. Jawablah dengan benar dan tepat.


1. Siapakah khalifah Bani Umayyah terakhir?
2. Apa penyebab kematian khalifah terakhir tersebut?
3. Sebutkan paling sedikit empat faktor yang menyebabkan runtuhnya Daulah Bani
Umayyah.
4. Mengapa gerakan Abbasiyah ingin menggulingkan kekuasaan Bani Umayyah?
5. Siapakah khalifah pertama Daulah Abbasiyah?
6. Siapakah jenderal Abbasiyah yang berperan penting dalam penaklukan Bani
Umayyah?
7. Di manakah ibu kota Daulah Abbasiyah yang dibangun oleh khalifah kedua?
8. Sebutkan perkembangan peradaban yang dicapai pada masa Daulah Abbasiyah.
9. Sebutkan paling sedikit empat masalah dalam Daulah Abbasiyah yang menjadi
penyebab kemundurannya.
10. Apa yang terjadi setelah penyerbuan bangsa Mongol ke Baghdad?

B. Pelajaran apa yang bisa diambil dari riwayat Daulah Abbasiyah, sejak berdirinya
sampai keruntuhannya, bagi kita sebagai umat muslim? Jelaskan jawabanmu.

Anda mungkin juga menyukai