MODUL
TAHUN PELAJARAN: 2022-2023
KELAS/SEMESTER: 8 (DELAPAN)/I
NAMA: _____________________________
KOMPETENSI DASAR:
TUJUAN PEMBELAJARAN:
MATERI POKOK:
Kita berjumpa lagi di awal tahun ajaran baru, di kelas yang baru pula. Di kelas delapan
ini kita akan belajar tentang daulah-daulah yang berkembang setelah keruntuhan Daulah
Bani Umayyah. Setelah mempelajari modul ini kalian akan bisa menjelaskan sejarah singkat
berdirinya Daulah Abbasiyyah serta faktor-faktor pendukungnya. Mari kita mulai.
Tersingkirnya Walid bin Yazid tidak berarti kemelut selesai. Rakyat telah terpecah-
belah dan lebih mengutamakan kepentingan suku masing-masing daripada kepentingan
negara. Pemberontakan terjadi di mana-mana. Sementara para bangsawan sibuk berebut
kekuasaan dan saling membunuh. Khalifah beserta pasukan tentaranya pun sibuk
memadamkan pemberontakan yang terjadi hampir di seluruh wilayah Daulah Bani
Umayyah.
Khalifah terakhir Bani Umayyah adalah Marwan bin Muhammad. Ia memerintah dari
tahun 744 hingga 750M. Ia wafat dalam peperangan di tepi sungai Zab melawan gerakan
Abbasiyyah. Dalam peperangan tersebut, salah seorang keturunan Bani Umayyah bernama
Abdurrahman Ad-Dakhil berhasil melarikan diri ke Andalusia. Di sana ia mendirikan Daulah
Bani Umayyah kedua.
Gerakan Abbasiyah telah dimulai jauh sebelum masa kekuasaan Marwan bin
Muhammad. Gerakan ini dimulai oleh keturunan Abbas bin Abdul Muthalib. Itulah sebabnya
mereka dinamakan Abbasiyah. Keturunan Abbas bin Abdul Muthalib ini merasa bahwa
merekalah yang berhak memimpin umat Islam, karena mereka masih memiliki pertalian
darah dengan Rasulullah Saw. Itulah sebabnya mereka ingin menggulingkan tahta Bani
Umayyah. Sejak lama mereka menyusun kekuatan di Khurasan tanpa diketahui oleh
pemerintah bani Umayyah. Ketika kekuasaan Bani Umayyah mulai melemah oleh
perpecahan antara mereka sendiri, gerakan Abbasiyah malah semakin kuat karena didukung
oleh rakyat.
Gerakan Abbasiyah dipimpin oleh Abu Abbas As-Saffah dan Abu Ja’far Al-Mansyur.
Keduanya adalah keturunan Abbas bin Abdul Muthalib. Sedangkan jenderal mereka adalah
Abu Muslim Al-Khurasani, seorang panglima perang Khurasan yang sangat mahir. Pasukan
Abu Muslim Al-Khurasani berhasil mengalahkan pasukan Khalifah Marwan bin Muhammad
dalam peperangan di tepi sungai Zab. Khalifah Marwan sendiri terbunuh. Dengan demikian
berakhirlah kekuasaan Bani Umayyah.
Abu Abbas As-Saffah naik tahta sebagai khalifah pertama Daulah Abbasiyah. Ia
memerintah selama empat tahun (750-754 M) dengan Kufah sebagai ibu kotanya. Baru pada
masa pemerintahan khalifah kedua kota Baghdad dibangun dan dijadikan ibu kota. Daulah
Abbasiyah sendiri bertahan selama 550 tahun (750-1258 M). Dalam rentang waktu itu
mereka memiliki 37 orang khalifah.
Puncak kejayaan Daulah Abbasiyah berlangsung pada masa pemerintahan Harun Al-
Rasyid. Dia banyak membangun bendungan dan saluran irigasi sehingga hasil pertanian
berlimpah. Ia juga mendirikan sekolah-sekolah, rumah sakit, perpustakaan dan sebagainya.
Pembangunan marak di mana-mana, pendidikan dan ilmu pengetahuan maju pesat, rakyat
hidup makmur. Banyak ilmuwan muslim yang terkenal dilahirkan pada masa ini, demikian
juga ulama-ulama terkemuka yang karya-karyanya masih dipakai hingga saat ini. di
antaranya Imam Malik, Imam Syafi’i dan lain-lain.
Persoalan lain yang muncul adalah melemahnya jiwa patriotisme di kalangan rakyat.
Karena kekayaannya, Daulah Abbasiyah mampu menyewa tentara asing dari Turki untuk
menjaga keamanan dan pertahanan negara. Rakyat sendiri tidak merasa terpanggil untuk
membela negara, sehingga lambat laun rasa kebangsaan mereka memudar. Tidak hanya
sebagai tentara, orang-orang Turki juga turut campur dalam kebijakan-kebijakan strategis
dan ikut mengatur jalannya roda pemerintahan. Bangsa Turki inilah yang di kemudian hari
menjadi salah satu penyebab hancurnya pemerintahan Abbasiyah.
Penyerangan kota Baghdad oleh bangsa Mongol pimpinan Hulagu Khan pada tahun
1258 M menjadi tonggak keruntuhan Daulah Abbasiyah. Bangsa Mongol benar-benar
menghancurkan Baghdad tanpa belas kasihan. Mereka bahkan membakar perpustakaan dan
membuang buku-buku karya para ulama ke sungai. Hasil karya yang tak ternilai harganya itu
pun hancur. Dalam sejarah dikisahkan bahwa air sungai itu sampai menghitam karena tinta
yang luntur, bercampur merahnya darah para korban. Beberapa kitab berhasil
diselamatkan, tetapi yang musnah jauh lebih banyak.
Khalifah terakhir Daulah Abbasiyah adalah Al-Mu’tashim Billah. Namun, paman Al-
Mu’tashim yang bernama Al-Mustanshir Billah berhasil selamat dari penyerbuan tentara
Mongol. Ia melarikan diri ke Mesir dan mendirikan Daulah Abbasiyah yang kedua di sana.
Kekhalifahannya bertahan selama dua setengah abad.
Nah, anak-anak, demikianlah riwayat Daulah Abbasiyah. Pelajaran apa yang bisa kalian
ambil dari riwayat tersebut? Sebelum menjawabnya, kerjakan dulu soal-soal di bawah ini,
ya.
B. Pelajaran apa yang bisa diambil dari riwayat Daulah Abbasiyah, sejak berdirinya
sampai keruntuhannya, bagi kita sebagai umat muslim? Jelaskan jawabanmu.