Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HUKUM PENCANGKOKAN ORGAN TUBUH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Kontemporer

Dosen Pengampu:

Ahmad Rifqi Azmi, M. Ag.

Disusun Oleh :

Siti Alimtaus Sa’adah (210201043)

Shinta Nurlaili Rofiqoh (210202001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI

BOJONEGORO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. atas limpahan rahmat dan
hidayah serta petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“HUKUM PENCANGKOKAN ORGAN TUBUH” Makalah ini merupakan
laporan yang kami buat sebagai bagian dalam memenuhi tugas mata kuliah Fiqih
Kontemporer.
Selain itu, kami ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak M. Jauharul Ma’arif, M.Pd selaku rektor Universitas Nahdlatul
Ulama Sunan Giri Bojonegoro.
2. Bapak M. Romadlon Habibullah, M.Pd.I selaku ketua prodi PGMI
Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro.
3. Ahmad Rifqi Azmi, M.Ag. selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqih
Kontemporer.
4. Teman–teman di kelas 5A khususnya dan teman–teman semua yang ikut
membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh
kedangkalan dalam memahami materi, keterbatasan keahlian, dan tenaga penulis.
Karenanya saran dan kritik yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan.

Semoga segala bantuan, dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang telah
diberikan kepada kami bisa bernilai ibadah disisi Allah SWT. Akhir kata, semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri.

Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Bojonegoro, 18 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

A. PENGERTIAN TRANSPLANTASI..................................................................3
B. TUJUAN TRANSPLANTASI ...........................................................................3
C. HUKUM TRANSPLANTASI............................................................................4
D. SYARAT SYARAT TRANSPLANTASI .........................................................8
E. MACAM MACAM TRANSPLANTASI ..........................................................8
F. ALASAN DASAR PANDANGAN TRANSPLANTASI .................................9

BAB III PENUTUP.......................................................................................................11

A. KESIMPULAN...................................................................................................11
B. SARAN...............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, dunia juga
mengalami perkembangannya di berbagai bidang. Salah satunya adalah kemajuan di b
idang kesehatan yaitu teknik transplantasi organ. Transplantasi organ merupakan
suatu teknologi medis untuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak berfungsi
dengan organ dari individu yang lain. Sampai sekarang penelitian tentang
transplantasi organ masih terus dilakukan.
Transplantasi ialah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya
hidupsehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi
lagidengan baik. Dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh ada tiga pihak
terkaitdengannya: pertama, donor, yaitu orang yang menyumbangkan organ
tubuhnyayang masih sehat untuk dipasangkan pada orang lain yang organ
tubuhnyamenderita sakit, atau terjadi kelainan. Kedua: resepien, yaitu orang
yangmenerrima organ tubuh dari donor yang karena satu dan lain ha, organ
tubuhnyaharus diganti. Ketiga, tim ahli, yaitu para dokter yangmenangani
operasitransplantasi dari pihak donor kepada pasien.
Transplantasi organ tubuh manusia merupakan masalah baru yangbelum
pernah dikaji oleh para fuqaha klasik tentang hukum-hukumnya. Karena masalah
ini adalah anak kandung dari kemajuan ilmiah dalam bidang pencangkokan anggota
tubuh, dimana para dokter modern bisa mendatangkanhasil yang menakjubkan dalam
memindahkan organ tubuh dari orang yang masihhidup/ sudah mati dan
mencangkokkannnya kepada orang lain yang kehilanganorgan tubuhnya atau rusak
karena sakit dan sebagainya yang dapat berfungsipersis seperti anggota badan itu
pada tempatnya sebelum di ambil
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang dapat kami sampaikan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan transplantasi ?
2. Apakah Tujuan Transplantasi?
3. Bagaimanakah Hukum Transplantasi?
4. Apa Saja Syarat-syarat Transplantasi?
5. Apa Saja Macam- macam Transplantasi?
6. Bagaimanakan Alasan Dasar Pandangan Transplantasi?

1
C. TUJUAN PENULISAN

Dari rumusan masalah di atas dapat diperoleh tujuan sebagai berikut:


1. Untuk Mengetahui Pengertian Masalah.
2. Untuk Mengetahui Prinsip-Prinsip Perumusan Masalah.
3. Untuk Mengetahui Fokus Masalah.
4. Untuk Mengetahui Model Perumusan Masalah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TRANSPLANTASI
Pencangkokan atau transplantasi adalah pemindahan organ tubuh. yang
mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan
tidak berfungsi dengan baik, yang apabila diobati dengan prosedur medis biasa, harapan
penderita untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi. 1 Transplantasi ditinjau dari sudut si
penerima dapat dibedakan menjadi:

1) Autotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam
tubuh orang itu sendiri.
2) Homotransplantasi, yaitu pemindahan suatau jaringan atau organ dari tubuh seseorang
ke tubuh orang lain.
3) Heterotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari suatu spesies ke
tubuh spesies lainnya.
Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu, dari
suatu tempat ke tempat lain, pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain untuk
menggantikan organ tubuh yang tidak sehat atau tidak berfungsi dengan baik. Dalam
dunia medis, masih sering ditemukan orang yang melakukan transplantasi organ.
Disamping kebutuhan jasmani, ada juga yang melakukan hal tersebut dengan alasan
kebutuhan ekonomi, yaitu dengan menjual organ yang bertujuan untuk mendapatkan
imbalan.
Zamzami Saleh menjelaskan bahwa “Transplantasi adalah pemindahan organ
tubuh dari orang sehat atau dari mayat yang organ tubuhnya mempunyai daya hidup dan
sehat kepada tubuh orang lain yang memiliki organ tubuh yang tidak berfungsi lagi,
sehingga resipien (penerima organ tubuh) dapat bertahan secara sehat."

B. TUJUAN TRANSPLANTASI
Zamzami Saleh juga menjelaskan bahwa tujuan dari transplantasi adalah "sebagai
pengobatan dari penyakit karena islam sendiri memerintahkan manusia agar setiap
penyakit diobati, karena membiarkan penyakit bersarang dalam tubuh dapat
mengakibatkan kematian, sedangkan membiarkan diri terjerumus dalam kematian (tanpa
ikhtiyar) adalah perbuatan terlarang". Sebagaimana firman Allah dalam Al- qur'an Surat

1
Musjfuk Zuhdi, Masal Fiqhiyah, Kapita Seleka Huskan Islam, (Jakarta: Haji Masagung.1994), Hal.86

3
An-Nisa' ayat 29 "Dan jangan lah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha
penyayang kepadamu". Maksudnya apabila sakit maka manusia harus berusaha secara
optimal untuk mengobatinya sesuai kemampuan, karena setiap penyakit sudah ditentukan
obatnya, maka dalam hal ini transplantasi merupakan salah satu bentuk pengobatan.

C. HUKUM TRANSPLANTASI
Hukum tentang transplantasi sangat bermacam-macam, ada yang memperbolehkan
dan ada pula yang tidak memperbolehkan. Mengenai praktik transplantasi organ tubuh
manusia terdapat beberapa persoalan dan membutuhkan dasar hukum sebagaimana yang
disyariatkan Islam, persoalan-persoalan tersebut di antaranya ialah:2
1. Transplantasi yang di perbolehkan
Syarat di Perbolehkannya Melakukan Transplantasi Organ Tubuh Apabila
pencangkokan atau transplantasi organ tubuh dari donor yang telah meninggal secara
klinis dan yuridis, Islam memperbolehkan transplantasi dengan beberapa syarat, di
antaranya:3
a. Resipien atau penerima sumbangan donor, berada dalam keadaan darurat, yang
mengancam jiwanya, dan ia sudah menempuh pengobatan secara medis dan
non medis, tetapi tidak berhasil.
b. Pencangkokan tidak akan menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih gawat
bagi resipien dibandingkan dengan keadaannya sebelum pencangkokan, Hal
ini berdasarkan kaidah fiqhiyyah “darurat akan membolehkan yang
diharamkan” dan “bahaya harus dihilangkan”.
1) Dalil-Dalil Syar'i Yang Membolehkan Transplantasi Organ Tubuh
Adapun dalil-dalil syar'I yang dapat dijadikan dasar untuk mebolehkan
pencangkokan atau transplantasi organ tubuh, antara lain sebagai berikut :
a) Firman Allah SWT.
‫ومن أحياها فكانما أحيا الناس جميع‬
"Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang maka seolah-olah ia
memelihara kehidupan manusia Semuanya Manusia Ayat ini menunjukan
bahwa Islam sangat menghargai tindakan kemanusiaan yang dapat
menyelamatkan jiwa manusia. Misalnya seseorang yang dengan senang hati
menyumbangkan organ tubuhnya setelah ia meninggal, maka Islam
2
Mohammad Adib, “Tranplantasi Menurut Hukum Islam Dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tantang
Kesehatan Ditinjau Dari Segi Pidana Dan Perdata,” (Justicia Journal 5, 2016): Hal. 9.
3
Kutbuddin, Aibak, Kajian Fiqh Kontemporer. (Yogyakarta: TERAS, 2009). Hal. 127-128

4
membolehkan. Dan bahkan memandangnya sebagai amal perbuatan
kemanusiaan yang tinggi nilanya, karena menolong jiwa sesame manusia atau
membantu berfungsinya kembali organ tubuh sesamanya yang tidak berfungsi.
b) Kaidah Hukum Islam
‫الضرر يزال‬
"Bahaya itu harus dihilangkan atau di lenyapkan"
Seorang yang menderita sakit jantung atau ginjal yang sudah mencapai
stadium yang gawat, maka ia menghadapi bahaya maut sewaktu-waktu.
Maka menurut kaidah hukum Islam diatas, bahaya maut itu harus
ditanggulangi dengan usaha pengobatan. Dan jika usaha pengobatan secara
medis tidak bisa menolong. maka demi menyelamatkan jiwanya,
pencangkokan jantung atau ginjal diperbolehkan karena keadaan darurat.
Dan ini berarti,kalau penyembuhan penyakitnya bisa dilakukan tanpa
pencangkokan, maka pencangkokan organ tubuh tidak diperkenankan.
c) Menurut Hukum Wasiat
Keluarga orang meninggal wajib melaksanakan wasiat orang yang
meninggal mengenai hartanya,dan apa saja yang bisa bermanfaat, baik
kepentingan untuk si mayat itu sendiri (melunasi utang-utangnya),
kepentingan ahli waris dan non ahli waris, maupun untuk kepentingan agama
dan umum (kepentingan sosial, pendidikan dan sebagainya). Berhubung si
donor organ tubuh telah membuat wasiat untukmenyumbangkan organ
tubuhnya untuk kepentingan kemanusiaan, maka keluarga atau ahli warisnya
wajib membantu pelaksanaan wasiat almarhum/almarhumah.
Sebaliknya, apabila seseorang pada masa hidupnyatidak mendaftarkan
dirinya sebagai pendonor organ tubuh dan ia tidak pula memberi wasiat
kepada keluarga atau ahli warisnyauntuk menyumbangkan organ tubuhnya
apabila ia nanti meninggal, maka keluarga atau ahli warisnya tidak berhak
mengizinkan pengambilan organ tubuh si mayat untuk pencangkokan atau
untuk penelitian isliah dan sebagainya.
2. Transplantasi yang tidak di perbolehkan (Haram)
Akan tetapi Mendonorkan Organ tubuh dapat menjadi haram hukumya apabila:
a. Transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup
sehat.

5
Tubuh merupakan titipan dari Allah dan manusia memiliki wewenang
untuk memanfaatkannya, sebgaimana harta. Allah memberi wewenang kepada
manusia untuk memilikinya dan membelanjakan harta itu. Sebagaimana
manusia boleh mendermakan sebagian hartanya kepada orang lain yang
membutuhkan, begitu pun dengan mendermakan sebagian tubuhnya untuk
orang yang membutuhkan.4 Hukumnya tidak Boleh (Haram). Meskipun
pendonoran tersebut untuk keperluan medis (pengobatan) bahkan sekalipun
telah sampai dalam kondisi darurat.
Firman Allah dalam Alqur'an S. Al-Baqarah ayat 195, bahwa ayat
tersebut mengingatkan agar jangan gegabah dan ceroboh dalam melakukan
sesuatu, tetapi harus memperhatikan akibatnya yang kemungkinan bisa
berakibat fatal bagi diri donor, meskipun perbuatan itu mempunyai tujuan
kemanusiaan yang baik dan luhur.
Maksudnya adalah bahwa Allah SWT melarang manusia untuk
membunuh dirinya atau melakukan perbuatan yang membawa kepada
kehancuran dan kebinasaan. Sedangkan orang yang mendonorkan salah satu
organ tubuhnya secara tidak langsung telah melakukan perbuatan yang
membawa kepada kehancuran dan kebinasaan. Padahal manusia tidak
disuruh berbuat demikian, manusia hanya disuruh untuk menjaganya (organ
tubuhnya) sesuai ayat di atas. Manusia tidak memiliki hak atas organ tubuhnya
seluruhnya,karena pemilik organ tubuh manusia Adalah Allah swt.
b. Melakukan transplantasi dalam keadaan dalam keadaan koma.
Walaupun menurut dokter bahwa si donor itu akan segera meninggal
maka transplantasi tetap haram hukumnya karena hal itu dapat mempercepat
kematiannya dan mendahului kehendak Allah. Dalam hadis nabi dikatakan:
"Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh pula membuat
madharat pada orang lain."(HR. Ibnu Majah, No.2331). Sesungguhnya
perbuatan mengambil salah satu organ tubuh manusia dapat membawa kepada
kemudlaratan, sedangkan perbuatan yang membawa kepada kemudlaratan
merupakan perbuatan yang terlarang.
Manusia wajib berusaha untuk menyembuhkan penyakitnya dem
mempertahankanhidupnya, karena hidup dan mati itu berada ditangan Allah
SWT. Oleh sebab itu, manusia tidak boleh mencabut nyawanya sendiri atau
4
Yusuf, Qaradhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer 2. (Jakarta: Gema Insani, 1995.) Hal. 758

6
mempercepat kematian orang lain, meskipun mengurangi atau menghilangkan
penderitaan pasien.5
c. Penjualan Organ Tubuh Sejauh mengenai praktik penjualan organ tubuh
manusia.
Ulama sepakat bahwa praktik seperti itu hukumnya haram berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan berikut: Seseorang tidak boleh menjual benda-
benda yang bukan miliknya. Sebuah hadis menyatakan, "Diantara orang-orang
yang akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat adalah mereka yang menjual
manusia merdeka dan memakan hasilnya." Dengan demikian. jika seseorang
menjual manusia merdeka, maka selamanya si pembeli tidak memiliki hak
apapun atas diri manusia itu, karena sejak awal hukum transaksi itu sendiri
adalah haram. Penjualan organ manusia bisa mendatangkan penyimpangan,
dalam arti bahwa hal tersebut dapat mengakibatkan diperdagangkannya organ-
organ tubuh orang miskin dipasaran layaknya komoditi lain.
d. Transplantasi Donor Terhadap Orang Non Muslim.
Dalam melakukan pendonoran organ tubuh tidak hanya kepada sesama
umat muslim saja, akan tetapi dapat dilakukan pula terhadap umat nonmuslim.
Hal ini diperbolehkan dengan catatan tidak memberikannya kepada kaum kafir
harbi yang mana memerangi kaum muslim dan orang murtad yang keluar dari
agama Islam secara terang-terangan. Karena, dalam pandangan Islam bahwa
orang murtad berarti telah mengkhianati agama dan umatnya sehingga berhak
untuk dihukum (dibunuh).6
Adapun sebaliknya bagi seorang muslim untuk menerima organ tubuh non
muslim pun diperbolehkan, dengan didasarkan pada dua syarat: 1) organ yang
dibutuhkan tidak bisa diperoleh dari tubuh seorang muslim, dan 2) nyawa
muslim dapat melayang apabila transplantasi tidak segera dilakukan.7

D. SYARAT SYARAT TRANSPLANTASI


5
J., Marzuki M., & Zulmaizarna, Dolong, Islam Untuk Disiplin Ilmu Kedoteran dan Kesehatan . (Jakarta:
Departemen Agama RI, 2002. ) Hal. 37
6
Saifullah. Transplantasi Organ Tubuh (Perspektif Hukum Islam, Hukum Positif Dan Etika Kedokteran). (Al-
Mursalah 2, 2018): Hal. 7
7
Abuddin, Nata, Masail Al-Fiqhiyah. (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2014.) Hal. 97

7
Menyumbangkan organ tubuh diperbolehkan dalam islam selama hal itu dilakukan
berdasarkan batasanbatasan yang telah ditentukan oleh syariat Dengan demikian,
menuturkan beberapa syarat-syarat yang membolehkan transplantasi organ, yaitu
1. Syarat bagi orang yang hendak menyumbangkan organ dan masih hidup:
a) Orang yang akan menyumbangkan organ adalah orang yang memiliki kepemilikan
penuh atas miliknya sehingga dia mampu untuk membuat keputusan sendiri.
b) Orang yang akan menyumbangkan organ harus seseorang yang dewasa atau usianya
mencapai dua puluh tahun.
c) Harus dilakukan atas keinginannya sendiri tanpa tekanan atau paksaan dari siapapun
d) Organ yang disumbangkan tidak boleh organ vital yang mana kesehatan dan
kelangsungan hidup tergantung dari itu.
e) Tidak diperbolehkan mencangkok organ kelamin
2. Syarat bagi orang yang hendak menyumbangkan organ dan sudah meninggal:
a) Dilakukan setelah memastikan bahwa si penyumbang ingin menyumbangkan
organnya setelah dia meninggal. Bisa dilakukan melalui surat wasiat atau
menandatangani kartu donoratau yang lainnya.
b) Jika terdapat kasus si penyumbang organ belum memberikan persetujuan terlebih
dahulu tentang menyumbangkan organnya ketika dia meninggal maka persetujuan
bisa dilimpahkankepada pihak keluarga penyumbang terdekat yang dalam posisi
dapat membuat keputusanatas penyumbang

E. MACAM MACAM TRANSPLANTASI


Berdasarkan sifat pemindahan organ atau jaringan tubuh yang dipindahkan ke tubuh
yang lain, transplantasi dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Autograft, ialah pemindahan
organ jaringan atau organ dari satu tempat ke tempat yang lain dalam tubuh pasien
sendiri. Contohnya: Operasi bibir sumbin; 2) Allograft, ialah pemindahan jaringan atu
organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain dengan sama spesiesnya (manusia dengan
manusia). Contohnya: Transplantasi ginjal dan kornea mata; 3) Xenograft, ialah
pemindahan jaringan organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain dengan berbeda spesies
(spesies manusia dengan binatang).8
Menurut Kutbuddin Aibak, bahwa dilihat dari hubungan genetik antara donor dan
resipien ada 3 macam pencangkokan (transplantasi), yaitu: 1) Auto transplantasi, yaitu
transplantasi di mana donor dan resipiennya satu individu. Seperti seseorang yang
8
Soekidjo Notoatmodjo, Erika dan Hukum Kesehatan, 148

8
pipinya dioperasi untuk memulihkan bentuk, maka diambil daging dari bagian badannya
yang lain dalam badannya sendiri: 2) Homo transplantasi, yaitu di mana transplantasi
antara donor dan resipiennya merupakan individu yang sama jenisnya (jenis manusia
dengan manusia). 3) Hetero transplantasi, yaitu donor dan resipiennya merupakan dua
individu berlainan jenis. Seperti transplantasi yang donomya adalah hewan sedangkaan
resipiennya manusia.9
Sedangkan menurut Fathurrahman, dilihat dari jenis transplantasi dibedakan
menjadi dua, yaitu: 1) Transplantasi jaringan, seperti pencangkokan kornea mata dan
menambal bibir sumbing. Transplantasi ini dilakukan hanya untuk menyempurnakan
atau mengobati kekurangan yang ada pada seseorang; 2) Transplantasi organ, seperti
pencangkokan ginjal, jantung dan hati. Transplantasi ini dilakukan untuk
mempertahankan eksistensi kelangsungan hidup manusia.

F. ALASAN DASAR PANDANGAN PANDANGAN TRANSPLANTASI ORGAN


Sebagaimana halnya dalam kasus-kasus lain, karena karakter fikih dalam Islam,
pendapat yang muncul tak hanya satu tapi beragam dan satu dengan lainnya, bahkan ada
yang saling bertolak belakang, meski menggunakan sumber-sumber yang sama Dalam
pembahasan ini akan disampaikan beberapa pandangan yang cukup terkenal , dan alasan-
alasan yang mendukung dan menentang transplantasi organ, menurut aziz dalam beranda
yaitu:
1. Pandangan yang menentang pencangkokan organ. Ada tiga alasan yang mendasar,
yaitu:
a) Kesucian hidup/tubuh manusia
Setiap bentuk agresi terhadap tubuh manusia dilarang, karena ada beberapa
perintahyang. jelas mengenai ini dalam Al-Qur'an, dalam kaitan ini ada satu hadis
(ucapan) NabiMuhammad yang terkenal yang sering dikutip untuk menunjukkan
dilarangnya manipulasi atas tubuh manusia, meskipun sudah menjadi mayat,
"Mematahkan tulang mayat seseorang adalah sama berdosa dan melanggarnya
dengan mematahkan tulang orang ituketika la masih hidup"
b) Tubuh manusia adalah amanah.
Hidup dan tubuh manusia pada dasarnya adalah bukan miliknya sendiri, tapi
pinjamandari Tuhan dengan syarat untuk dijaga, karena itu manusia tidak boleh
untuk merusak pinjaman yang diberikan oleh Allah SWT.
9
Kuthuddin Aibak, Kajian Fiqh Kontemporer (Yogyakarta: TERAS, 2009), 122-123.

9
c) Tubuh tak boleh diperlakukan sebagai benda material semata.
Pencangkokan dilakukan dengan mengerat organ tubuh seseorang untuk
dicangkokkan pada tubuh orang lain, disini tubuh dianggap sebagai benda material
semata yang bagian- bagiannya bisa dipindah-pindah tanpa mengurangi ketubuh
seseorang.10
2. Pandangan yang mendukung pencangkokan organ.
a) Kesejahteraan publik (maslahah).
Pada dasarnya manipulasi organ memang tak diperkenankan, meski demikian
ada beberapa pertimbangan lain yang bisa mengalahkan larangan itu, yaitu
potensinya untukm enyelamatkan hidup manusia yang mendapat bobot amat tinggi
dalam hukum Islam.
b) Altruisme.
Ada kewajiban yang amat kuat bagi muslim untuk membantu manusia lain
khususnyasesama muslim, pendonoran organ secara sukarela merupakan bentuk
altruisme yang amattinggi (tentu ini dengan anggapan bahwa si donor tak
menerima uang untuk tindakannya) dan karenanya dianjurkan.

10
Baiquni,Achmad, Al- Qur’an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. (Yogyakarta : PT DanaBhakti Wakaf. 1994.)
Hal. 124

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pencangkokan atau transplantasi adalah pemindahan organ tubuh. yang
mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan
tidak berfungsi dengan baik, yang apabila diobati dengan prosedur medis biasa, harapan
penderita untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi.
Zamzami Saleh juga menjelaskan bahwa tujuan dari transplantasi adalah "sebagai
pengobatan dari penyakit karena islam sendiri memerintahkan manusia agar setiap
penyakit diobati, karena membiarkan penyakit bersarang dalam tubuh dapat
mengakibatkan kematian, sedangkan membiarkan diri terjerumus dalam kematian (tanpa
ikhtiyar) adalah perbuatan terlarang".
Hukum tentang transplantasi sangat bermacam-macam, ada yang memperbolehkan
dan ada pula yang tidak memperbolehkan. Transplantasi yang diperbolehkan
Diantaranya: Resipien atau penerima sumbangan donor, berada dalam keadaan darurat,
Pencangkokan tidak akan menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih gawat bagi
resipien dibandingkan dengan keadaannya sebelum pencangkokan. Sedangkan
transplantasi yang tidak dperbolehkan antaranya: Transplantasi organ tubuh diambil dari
orang yang masih dalam keadaan hidup sehat, melakukan transplantasi dalam keadaan
dalam keadaan koma, Penjualan Organ Tubuh Sejauh mengenai praktik penjualan organ
tubuh manusia, Transplantasi Donor Terhadap Orang Non Muslim.
Berdasarkan sifat pemindahan organ atau jaringan tubuh yang dipindahkan ke
tubuh yang lain, transplantasi dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1) Autograft, 2) Allograft,
3) Xenograft,

Beberapa pandangan yang cukup terkenal , dan alasan-alasan yang mendukung dan
menentang transplantasi organ, menurut aziz dalam beranda yaitu:
 Pandangan yang menentang pencangkokan organ. Ada tiga alasan yang mendasar,
yaitu: Kesucian hidup/tubuh manusia, Tubuh manusia adalah amanah, Tubuh tak
boleh diperlakukan sebagai benda material semata.
 Pandangan yang mendukung pencangkokan organ: Kesejahteraan publik (maslahah),
altruism.

11
B. SARAN

Demikianlah penulisan makalah ini kami buat, kiranya penulis sadar betul masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada para
pembaca untuk ias memberi masukan atau kritik demi perbaikan penulisan makalah ini
dikemudian hari. Semoga apa yang penulis tuangkan dalam makalah ini dapat
bermanfaat dan menjadi salah satu tambahan khazanah keilmuan bagi kita semua.
Aamiin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Baiquni. (1994). Al- Qur’an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Yogyakarta : PT
DanaBhakti Wakaf.

Adib Mohammad. ( 2016) “Tranplantasi Menurut Hukum Islam Dan Undang-Undang


Nomor 36 Tahun 2009 Tantang Kesehatan Ditinjau Dari Segi Pidana Dan Perdata,”
Justicia Journal 5,

Aibak Kuthuddin. (2009). Kajian Fiqh Kontemporer Yogyakarta: TERAS,

Dolong, J.Marzuki M., & Zulmaizarna, (2002)


Islam Untuk Disiplin Ilmu Kedoteran dan Kesehatan, Jakarta: Departemen Agama RI.

Nata Abuddin. (2014). Masail Al-Fiqhiyah. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Saifullah. (2018).Transplantasi Organ Tubuh (Perspektif Hukum Islam, Hukum Positif Dan
Etika Kedokteran). Al-Mursalah 2,

Soekidjo Notoatmodjo, (2012). Etika dan Hukum Kesehatan.


Qaradhawi Yusuf, (1995).Fatwa-fatwa Kontemporer 2. Jakarta: Gema Insani,
Zuhdi. Musjfuk. (1994).Masal Fiqhiyah, Kapita Seleka Huskan Islam, Jakarta: Haji
Masagung.

13

Anda mungkin juga menyukai