Anda di halaman 1dari 28

Pemicu 6

Sheira Aulia Putri - 405210207


LI 1
MM. Definisi, Tujuan, dan Jenis - jenis
Transplantasi Organ
Definisi, Tujuan, dan Jenis - jenis Transplantasi Organ
- Definisi :
- Transplantasi berasal dari bahasa Inggris yaitu To Transplant, yang berarti To Move From One Place to
Another, artinya berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
- Menurut KBBI, kata transplantasi mempunyai arti pemindahan jaringan tubuh dari satu tempat ke tempat
lain dan/atau pencangkokan.
- Menurut Medicastore, pencakokan (Transplantasi) adalah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup
dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien) atau dari satu bagian tubuh lainnya, dengan tujuan
mengembalikan fungsi yang telah hilang.
- Menurut WHO, Transplantasi adalah pemindahan (pengikatan/engraftment) sel –sel manusia, jaringan
atau organ dari donor ke penerima dengan tujuan memulihkan fungsi-fungsi dalam tubuh

https://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/files/2013/04/Contoh-TM-NA-
Tansplantasi-Organ-Manusia.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/1681/3/Bab%20II.pdf
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2744/4/102111055_Bab3.pdf
Definisi, Tujuan, dan Jenis - jenis Transplantasi Organ
- Definisi
- Didalam PP No. 18 Tahun 1981 Tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis
Serta Transplantasi Alat atau Jaringan Organ Tubuh Manusia, dirumuskan pengertian sebagai berikut:
“Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan alat dan atau
jaringan organ tubuh manusia yang berasal dari tubuh sendiri atau tubuh orang lain dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan alat atau jaringan organ tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.” 
- Berdasarkan Pasal 1 butir 5 Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang
selanjutnya disebut dengan UU Kesehatan, definisi yuridis transplantasi organ adalah rangkaian
tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan tubuh manusia
yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk
menggantikan organ atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.
- Jadi dapat disimpulkan transplantasi organ atau pencangkokan adalah pemindahan organ sel
atau jaringan dari si pendonor kepada orang lain yang membutuhkan penggantian organ
disebabkan kegagalan organ, kerusakan sel maupun jaringan dengan tujuan untuk
mengembalikan fungsi organ, sel, maupun jaringan yang telah rusak tersebut.

http://repository.untag-sby.ac.id/1681/3/Bab%20II.pdf
https://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/files/2013/04/Contoh-TM-NA-Tansplantasi-Organ-Manusia.pdf
Definisi, Tujuan, dan Jenis - jenis Transplantasi Organ
- Tujuan :
- Kesembuhan dari suatu penyakit, misalnya kebutaan, kerusakan jantung, ginjal dan sebagainya.
- Pemulihan kembali fungsi suatu organ, jaringan atau sel yang telah rusak, atau mengalami kelainan tetapi
sama sekali tidak terjadi kesakitan biologis, misalnya bibir sumbing.
- Mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
- UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 33 ayat (1)
- “Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan transplantasi organ dan
atau jaringan tubuh, transfusi darah, implan obat dan atau alat kesehatan, serta bedah plastik dan
rekonstruksi”
- Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial.

http://repository.untag-sby.ac.id/1681/3/Bab%20II.pdf
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2744/4/102111055_Bab3.pdf
Definisi, Tujuan, dan Jenis - jenis Transplantasi Organ
- Jenis-jenis transplantasi organ
1. Berdasarkan sudut penerima organ, maka transplantasi dibedakan menjadi :
1. Autotransplantasi
- Pemindahan organ atau jaringan pada tempat yang lain dari tubuh orang itu sendiri.
- Contoh : seorang yang pipinya dioperasi untuk memulihkan bentuk, diambilkan daging dari badannya yang
lain dari badannya sendiri.
2. Homotransplantasi
- Pemindahan organ atau jaringan dari tubuh yang satu ke tubuh yang lain atau dari individu ke individu lain
yang sama jenisnya.
- Manusia  manusia dan hewan  hewan.
3. Heterotransplantasi
- Pemindahan organ atau jaringan dari dua jenis individu yang berbeda.
- Hewan  tubuh manusia

http://repository.untag-sby.ac.id/1681/3/Bab%20II.pdf
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2744/4/102111055_Bab3.pdf
Definisi, Tujuan, dan Jenis - jenis Transplantasi Organ
- Jenis-jenis transplantasi organ
2. Berdasarkan jenis transplantasi :
1. Transplantasi jaringan
- Bertujuan menyempurnakan kekurangan yang ada.
- Jika tidak dilakukan tidak membahayakan kelangsungan hidup penderita
- Contoh : Pencangkokan kornea mata dan menambal bibir sumbing.
2. Transplantasi organ
- Tujuan dilakukannya transplantasi ini untuk melangsungkan hidup penderita
- Jika tidak dilakukan transplantasi maka akan membahayakan kelangsungan hidup penderita.
- Contoh : transplantasi jantung, hati, dan ginjal

http://repository.untag-sby.ac.id/1681/3/Bab%20II.pdf
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2744/4/102111055_Bab3.pdf
Definisi, Tujuan, dan Jenis - jenis Transplantasi Organ
- Jenis-jenis transplantasi organ
3. Berdasarkan pemberi organ (Pendonor) :
1. Transplantasi dengan donor hidup
- Pemindahan jaringan atau organ tubuh seseorang yang hidup kepada orang lain atau ke bagian laind ari
tubuhnya sendiri tanpa mengancam kesehatan
- Contoh :
- Transplantasi ginjal  memungkinkan seseorang untuk hidup dengan satu ginjal saja.
- Paru, hati, pankreas dan usus  memberikan sepotong / sebagian dari organ tersebut.
- Kulit, darah dan sumsum tulang  jaringan / sel degeneratif
2. Transplantasi dengan donor mati
- Pemindahan organ atau jaringan dari tubuh jenazah orang yang baru saja meninggal kepada tubuh orang lain
yang masih hidup.
- Donor mati  donor dari seseorang yang baru saja meninggal dan biasanya meninggal karena kecelakaan,
serangan jantung, atau pecahnya pembuluh darah otak.
- Jenis organ yang biasanya didonorkan  organ yang tidak memiliki kemampuan untuk regenerasi, misalnya
jantung, kornea, ginjal dan pankreas, hati dan jantung.

https://staff.blog.ui.ac.id/wiku-a/files/2013/03/Contoh-NA-Tansplantasi-
Organ-Manusia.pdf
http://repository.untag-sby.ac.id/1681/3/Bab%20II.pdf
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2744/4/102111055_Bab3.pdf
LI 2
MM. Transplantasi Organ dalam pandangan
Agama, Hukum dan Etika Kedokteran
Transplantasi Organ dalam pandangan Agama
1. Islam
- Belum ada Ayat Al-Qur’an maupun Hadits Nabi Muhammad SAW yang memaparkan secara jelas mengenai
hukum transplantasi organ tubuh manusia, namun terdapat ayat dan hadits yang secara tersirat atau
qiyash menyampaikan hukum mengenai transplantasi organ tubuh manusia.
- “Mematahkan tulang mayat seperti mematahkannya ketika dia hidup” (H.R.Ahmad dan Abu Dawud) Hadits
tersebut menunjukkan betapa manusia semasa hidup hingga meninggal begitu dijunjung tinggi
kehormatannya, sehingga dirasa tidak mungkin untuk mengambil bagian tubuh seseorang untuk
didonorkan ke orang lain.
- Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
-  “... Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah ia memelihara
kehidupan manusia semuanya ....” (QS. Al-Maidah(5):32)
- Ayat tersebut menunjukkan bahwa suatu tindakan pengobatan seperti transplantasi yang dapat menolong
manusia lain akan sangat dihargai oleh Agama Islam sehingga menunjukkan bahwa transplantasi
memungkinkan untuk dilakukan dengan syarat-syarat tertentu.

Sumber:http://digilib.unila.ac.id/32487/2/SKRIPSI%20TANPA%20BAB
%20PEMBAHASAN.pdf
Transplantasi Organ dalam pandangan Agama
1. Islam
- Tubuh yang sekarang dimiliki milik allah ,dan tidak ada yang boleh mengeluarkan organ di dalamnya
apalagi untuk keuntungan komersial,seorang muslim tidak bisa sembarangan mendonorkan bagian
tubuhnya karena tubuhnya merupakan titipan dari Allah
- Menurut Umar R.A, Islam memperbolehkan Transplantasi Organ dengan Syarat :
- Resipien (penerima organ) berada dalam keadaan darurat yang mengancam dirinya setelah menempuh berbagai
upaya pengobatan yang lama.
- Pencangkokan tidak akan menimbulkan akibat atau komplikasi yang lebih gawat.
- Telah disetujui oleh wali atau keluarga korban dengan niat untuk menolong bukan untuk memperjual-belikan.

Sumber:http://digilib.unila.ac.id/32487/2/SKRIPSI%20TANPA%20BAB
%20PEMBAHASAN.pdf
Transplantasi Organ dalam pandangan Agama
2. Buddha
Agama Buddha mempercayai tentang reinkarnasi (terlahir kembali) dan seseorang terlahir kembali dengan
badan yang baru. Oleh karena itu, pastilah organ tubuh yang telah di donorkan pada kehidupan yang lampau
tidak lagi berhubungan dengan tubuh yang baru dalam kehidupan selanjutnya. Artinya orang yang telah
melakukan transplantasi anggota tubuh tertentu akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang sempurna,
misalnya seseorang mendonorkan kornea matanya. Malah karena telah melakukan suatu kamma baik, ketika
seseorang mendonorkan sesuatu, dipercaya dalam kelahiran berikutnya akan mempunyai kornea mata yang
lebih indah dan sehat daripada mata yang dimilikinya dikehidupan sebelumnya.
3. Kristen
Salah satu argumen yang mendukung donasi organ adalah kasih dan belas kasih yang ditunjukkan oleh
tindakan ini. Amanat untuk 'mengasihi sesamamu' yang diberikan oleh Yesus (Matius 5:43-48), Paulus (Roma
13:9), dan Yakobus (Yakobus 2:8), namun sebetulnya dapat dilacak sejauh Imamat 19:18. Sejak permulaan di
dalam Perjanjian Lama, umat Allah telah diperintah untuk menunjukkan kasih mereka kepada Allah dan
kepada sesama mereka. Bersedia menjadi donor organ mungkin merupakan contoh sikap rela berkorban bagi
sesama kita.

Sumber:
https://www.slideshare.net/DekOka/transplantasi-organ-di-pandang-dari-agama 
sumber: https://www.gotquestions.org/Indonesia/donor-organ.html 
Transplantasi Organ dalam pandangan Agama
4. Hindu
Menurut pandangan ajaran agama Hindu, transplantasi dibenarkan dengan alasan bahwa pengorbanan
(yajna) kepada orang yang menderita agar dia bebas dari penderitaan yang dialaminya. Perbuatan ini harus
dilakukan diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk
mendapatkan keuntungan material. Alasan ini dapat dijumpai dalam kitab Bhagawadgita II.22. Ajaran Agama
Hindu tidak melarang bahkan menganjurkan transplantasi dengan dasar Yajna untuk kesejahteraan dan
kebahagiaan sesama umat manusia.
5. Katolik
Dalam ensiklik “Evangelium Vitae” (= Injil Kehidupan), Bapa Suci Yohanes Paulus II menyatakan, “ada
kepahlawanan harian, yang terdiri dari amal perbuatan berbagi sesuatu besar atau kecil, yang menggalang
kebudayaan hidup yang otentik. Teladan amal perbuatan yang secara khas layak dipuji seperti itu ialah
pendermaan organ-organ, yang dilaksanakan melalui cara yang dari sudut etika dapat diterima, dengan
maksud menawarkan kemungkinan kesehatan dan bahkan hidup sendiri kepada orang sakit, yang kadang
sudah tidak mempunyai harapan lain lagi” (No. 86). Sebagian teolog beragumentasi mengenai transplantasi
dari sudut pandang belas kasih persaudaraan, yaitu bahwa seorang yang sehat yang mendonorkan sebuah
ginjal kepada seorang yang membutuhkan, melakukan suatu tindakan pengorbanan yang sejati demi
menyelamatkan nyawa orang.

Sumber:
https://www.slideshare.net/DekOka/transplantasi-organ-di-pandang-dari-agama 
Transplantasi Organ dalam pandangan Etika Kedokteran
- Transplantasi diperbolehkan dan merupakan upaya terakhir dalam menolong pasien dalam
kegagalan fungsi organ, dari segi kedokteran dilandasi dengan pasal :
- Pasal 2, Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi
yang tertinggi.
- Pasal 7d, Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi hidup insani.
- Pasal 10, Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya
untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan,
maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam
penyakit tersebut.

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/sehat/Kode-Etik-Kedokteran.pdf
Transplantasi Organ dalam pandangan Hukum
- Peraturan yang mengatur tentang transplantasi organ dan/ atau jaringan diatur dalam
beberapa perundang-undangan, antara lain yaitu:                               
a) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, 
b) Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang,
c) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, serta
d) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1981 Tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis
Serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. 
- Dalam peraturan yang telah ada di Indonesia terkait dengan transplantasi organ belum ada
peraturan yang mengatur secara khusus terhadap tindakan transplantasi organ dari donor
hidup diluar kekerabatan pasien serta tidak ditemukan adanya perlindungan
hukum terhadap donor.

https://www.balitbangham.go.id/po-content/peraturan/uu.%20no%2023%20tahun
%201992%20tentang%20kesehatan.pdf
Transplantasi Organ dalam pandangan Hukum
- Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
- Pasal 64
1. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi organ dan/atau jaringan
tubuh, implant obat dan/atau alat kesehatan, bedah plastic dan rekonstruksi, serta penggunaan sel punca.
2. Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan
kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan.
3. Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun.
- Pasal 65
1. Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
2. Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan pendonor yang
bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonor dan/atau ahli waris atau keluarganya.
3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH (Perspektif Hukum Islam, Hukum Positif dan Etika
Kedokteran) - Saifullah
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/UU_36_2009_Kesehatan.pdf
Transplantasi Organ dalam pandangan Hukum
- Pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
- Pasal 66
- Transplantasi sel, baik yang berasal dari manusia maupun dari hewan, hanya dapat dilakukan apabila telah
terbukti keamanan dan kemanfaatannya.
- Pasal 69
- Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh dengan dalih apa pun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
- Pasal 123
1. Pada tubuh yang telah terbukti mati batang otak dapat dilakukan tindakan pemanfaatan organ sebagai donor
untuk kepentingan transplantasi organ.
2. Tindakan pemanfaatan organ donor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai penentuan kematian dan pemanfaatan organ donor sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/UU_36_2009_Kesehatan.pdf
Transplantasi Organ dalam pandangan Hukum
- Peratuan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 Pasal 11, yaitu : 
(1) Transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia hanya boleh dilakukan
oleh dokter yang bekerja pada sebuah rumah sakit yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. 
(2) Transplantasi alat atau jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh
dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan.
- Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 Pasal 14 menyatakan bahwa :
“Pengambilan organ dari korban yang meninggal dunia dilakukan atas dasar persetujuan
dari keluarga terdekat”.
- Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 Pasal 16 menerangkan bahwa : 
“Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas sesuatu
kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi”.

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/65486/pp-no-18-tahun-1981
Transplantasi Organ dalam pandangan Hukum
• UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan memang melegalkan praktek transplantasi
organ tubuh, seperti yang diatur dalam Pasal 33 ayat (1).
“Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan transplantasi orga
n dan atau jaringan tubuh, tranfusi darah, implant obat dan atau alat kesehatan, serta bedah
plastic dan rekonstruksi.”
• Namun,UU itu membatasi tindakan transplantasi organ tubuh dilakukan hanya untuk tujuan
kemanusiaan, dan dengan tegas melarang untuk melakukannya untuk tujuan komersial
Hal ini diatur dalam Pasal 33 ayat (2).
“Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan
komersial.”

http://www.bphn.go.id/data/documents/92uu023.pdf
Transplantasi Organ dalam pandangan Hukum
• UU Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan mengancam dengan tegas sanksi bagi
pelanggar ketentuan tersebut, seperti yang tertuang dalam Pasal 80 ayat (3)
“Barang siapa dengan sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan komersial dalam pelaksa
naan transplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh atau transfuse darah sebagaimana dimak
sud dalam Pasal 33 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).”

http://www.bphn.go.id/data/documents/92uu023.pdf
LI 3
MM. Syarat - syarat dan prosedur Transplantasi
Organ Tubuh Manusia bagi pendonor dan
penerima donor
Syarat - syarat Transplantasi Organ Tubuh Manusia bagi pendonor dan
penerima donor
- Persyaratan untuk terdaftar sebagain calon Pendonor meliputi :
a. persyaratan administratif
a. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki SIP
b. Telah berusia 18 tahun dibuktikan dengan KTP, kartu keluarga, dan/atau akta kelahiran
c. Membuat pernyataan tertulis tentang kesediaan Pendonor menyumbangkan Organ tubuhnya secara sukarela
tanpa meminta imbalan;
d. Memiliki alasan menyumbangkan Organ tubuhnya kepada Resipien secara sukarela;
e. Mendapat persetujuan suami/istri, anak yang sudah dewasa, orang tua kandung, atau saudara kandung
Pendonor;
f. Membuat pernyataan memahami indikasi, kontra indikasi, risiko, prosedur Transplantasi Organ, panduan hidup
pascatransplantasi Organ, serta pernyataan persetujuannya; dan
g. Membuat pernyataan tidak melakukan penjualan Organ ataupun perjanjian khusus lain dengan pihak Resipien.
h. Pendonor harus memiliki keterangan hubungan darah atau suami/isteri dengan Resipien dari pejabat
Pemerintah Daerah yang berwenang.

https://peraturan.bpk.go.id/  Permenkes Nomor 38


Tahun 2016
Syarat - syarat Transplantasi Organ Tubuh Manusia bagi pendonor dan
penerima donor
- Persyaratan untuk terdaftar sebagain calon Pendonor meliputi :
b. Persyaratan medis
- Pemeriksaan medis awal dan skrining oleh rumah sakit penyelenggara Transplantasi Organ atas
permintaan dari Komite Transplantasi Nasional atau Perwakilan Komite Transplantasi Nasional di
Provinsi terhadap calon Pendonor yang telah melakukan pendaftaran.
- Bertujuan untuk memastikan kelayakan sebagai pendonor dilihat dari segi kesehatan pendonor.

https://peraturan.bpk.go.id/  Permenkes Nomor 38


Tahun 2016
Syarat - syarat Transplantasi Organ Tubuh Manusia bagi pendonor dan
penerima donor
- Persyaratan untuk terdaftar sebagain calon penerima donor meliputi :
a. Indikasi medis
b. Tidak memiliki kontra indikasi medis, untuk dilakukan transplantasi organ
c. Setiap calon resipien atau keluarganya harus mendaftar ke Komite Transplantasi Nasional atau
perwakilan Komite Transplantasi Nasional di Provinsi setelah memenuhi persyaratan yang diberikan :
a. Memiliki keterangan dan persetujuan tertulis dari tim transplantasi rumah sakit;
b. Memiliki persetujuan tertulis kesediaan membayar biaya Transplantasi Organ atau memberikan surat
penjaminan biaya Transplantasi Organ, untuk calon Resipien yang dijamin asuransi;
c. Menyerahkan pernyataan tertulis telah memahami indikasi, kontra-indikasi, risiko, dan tata cara Transplantasi
Organ, serta pernyataan persetujuannya;
d. Menyerahkan pernyataan tertulis tidak membeli Organ tubuh dari calon Pendonor atau melakukan perjanjian
khusus dengan calon Pendonor, yang dituangkan dalam bentuk akte notaris atau pernyataan tertulis yang
disahkan oleh notaris.

https://peraturan.bpk.go.id/  Permenkes Nomor 38


Tahun 2016
Prosedur Transplantasi Organ Tubuh Manusia bagi pendonor dan penerima
donor
- Penyelenggaraan Transplantasi organ melalui tahapan kegiatan :
- Pendaftaran
- Setiap calon Pendonor dan calon Resipien harus terdaftar di Komite transplantasi Nasional, setelah memenuhi
persyaratan.
- Pemeriksaan kecocokan resipien-pendonor

- Tindakan transplantasi organ dan pascatransplantasi organ

https://peraturan.bpk.go.id/  Permenkes Nomor 38


Tahun 2016
LI 4
MM. Dampak Positif dan Negatif dari
Transplantasi Organ Tubuh Manusia
Dampak Positif dan Negatif dari Transplantasi Organ Tubuh Manusia
- Dampak bagi pemberi donor :
- Dampak Positif:
1. Keinginan menolong orang tercapai/sikap moralitas nya terpenuhi
2. Mendapatkan pahala kebaikan,karena sudah menolong orang lain
3. Apabila donor ilegal, maka si pendonor akan mendapatkan upah dari persyaratan awal penerima donor.
- Dampak Negatif:
1. Dapat terjadi komplikasi pada tubuh, karena penolakan sistem imunitas tubuh dan perbedaan golongan
darah
2. Dapat menyebabkan infeksi, apabila prosedur dan syarat transplantasi tidak berjalan sesuai aturan
3. Dapat menyebabkan kematian
4. Apabila terjadi transplantasi ilegal, maka bisa saja mendapatkan sanksi

https://lifepal.co.id/media/transplantasi-organ/
Dampak Positif dan Negatif dari Transplantasi Organ Tubuh Manusia
- Dampak bagi penerima donor :
- Dampak Positif:
1. Tercapai nya kesembuhan
2. Meningkatkan angka harapan hidup
3. Meminimalisir resiko kesakitan
- Dampak Negatif:
1. Bisa saja dapat terjadi komplikasi, karena penolakan sistem imunitas tubuh dan perbedaan golongan
darah
2. Dapat menyebabkan infeksi, apabila prosedur dan syarat transplantasi tidak berjalan sesuai aturan
3. Apabila terjadi transplantasi ilegal, maka bisa saja mendapatkan sanksi

https://lifepal.co.id/media/transplantasi-organ/

Anda mungkin juga menyukai