Anda di halaman 1dari 29

Pemicu 4

Sheira Aulia Putri - 405210207


LI 1
MM Aborsi secara umum
Aborsi
- Pengertian Aborsi
- Aborsi diserap dari bahasa Inggris yaitu abortion yang berasal dari bahasa latin abortus yang berarti
pengguguran kandungan atau keguguran.
- Menurut KBBI, aborsi adalah terpancarnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup sebelum habis bulan
keempat dari kehamilan atau aborsi bisa didefinisikan pengguguran janin atau embrio setelah melebihi
masa dua bulan kehamilan.
- Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo dalam buku “Etika & Hukum Kesehatan”, aborsi didefinisikan
sebagai keluarnya atau dikeluarkannya hasil konsepsi dari kandungan seorang ibu sebelum waktunya.
- Secara medis, aborsi adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum kandungan mencapai usia 20
minggu atau berat bayi kurang dari 500 gr, yaitu sebelum janin dapat hidup di luar kandungan secara
mandiri.
- Menurut Ensiklopedi Indonesia, abortus diartikan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum masa gestasi 28
minggu atau sebelum janin mencapai berat 1.000 gram

Problematika Hukum Islam Kontemporer. Buku 2. 2009


http://repository.unwira.ac.id/2164/3/BAB%20II.pdf
http://eprints.radenfatah.ac.id/1801/2/BAB%20II.pdf
Aborsi
- Jenis-Jenis Aborsi
1. Abortus Spontaneous
- Abortus spontan adalah setiap kehamilan yang berakhir secara spontan sebelum janin dapat bertahan.
- Abortus spontaneous adalah aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medicinalis semata-mata
disebabkan oleh faktor alamiah.
- Abortus spontan dikategorikan sesuai dengan pengeluaran janin.
- Klasifiskasi abortus spontan :
1. Abortus Imminens  Terjadi pendarahan uterus pada kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu, janin masih dalam uterus, tanpa
adanya dilatasi serviks.
2. Abortus Insipens  Peristiwa peradangan uterus pada kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks.
3. Abortus Inkompletus (keguguran bersisa)  Pengeluaran sebagaian janin pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa
tertinggal dalam uterus.
4. Abortus kompletus (keguguran lengkap)  Seluruh hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rongga rahim kosong.
5. Missed abortion  Kehamilan yang tidak normal, janin mati pada usia kurang dari 20 hari dan tidak dapat dihindari. Keadaan di mana janin
sudah mati tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama dua bulan atau lebih.
6. Abortus habitulis (keguguran berulang)  Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3x atau lebih.
7. Abortus infeksious (abortus septic)  Abortus yang disertai infeksi genital.

http://repository.unwira.ac.id/2164/3/BAB%20II.pdf
Aborsi
- Jenis-Jenis Aborsi
2. Abortus Provokatus
- Abortus provokatus adalah aborsi yang disengaja baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.
- Istilah lain yang secara resmi dipakai dalam kalangan kedokteran dan hukum
- Abortus provokatus merupakan suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh.
- Terbagi menjadi dua jenis :
1. Abortus provokatus medicinalis
- Abortus yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis, yaitu apabila tindakan aborsi tidak diambil akan membahayakan nyawa
ibu.
2. Abortus provokatus kriminalis
- Aborsi yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
- Secara umum, suatu kelahiran dini sebelum bayi itu pada waktunya dapat hidup sendiri di luar kandungan. Pada umumnya janin yang
keluar sudah tidak bernyawa lagi.
- Secara yuridis, setiap penghentian kehamilan sebelum hasil konsepsi dilahirkan, tanpa memperhitungkan umur bayi dalam kandungan
dan janin dilahirkan dalam keadaan mati atau hidup.
- Contoh : melenyapkan janin akibat hubungan seksual di luar perkawinan.

http://repository.unwira.ac.id/2164/3/BAB%20II.pdf
Aborsi
- Jenis-Jenis Aborsi
3. Aborsi Eugenetik
- Aborsi eugenetik adalah penghentian kehamilan untuk menghindari kelahiran bayi cacat atau bayi yang
mempunyai penyakit genetis.
4. Aborsi Langsung dan Tak Langsung
a. Aborsi langsung  tindakan (intervensi medis) yang tujuannya secara langsung ingin membunuh janin yang ada
di dalam rahim sang ibu.
b. Aborsi tak langsung  suatu tindakan (intervensi medis) yang mengakibatkan aborsi, meskipun aborsi sendiri
tidak dimaksudkan dan bukan menjadi tujuan dalam tindakan itu.
- Contoh : seorang ibu yang hamil dan ketahuan mempunyai penyakit kanker rahim ganas dalam kondisi menghawatirkan.
Oleh karena janin ada dalam rahim yang diangkat, maka janin tersebut ikut terangkat dan ikut mati.
5. Selektif Abortion
- Penghentian kehamilan, karena janin yang dikandung tidak memenuhi kriteria yang diinginkan.
- Misalkan, ada orang tua yang menghendaki anak perempuan, maka begitu ketahuan anak yang di dalam
kandungannya itu laki-laki, maka kandungannya digugurkan.

http://repository.unwira.ac.id/2164/3/BAB%20II.pdf
Aborsi
- Efek Aborsi
1. Efek Jangka Pendek
1. Rasa sakit yang intens
2. Terjadi kebocoran uterus
3. Pendarahan yang banyak
4. Infeksi
5. Bagian bayi yang tertinggal di dalam
6. Shock / koma
7. Merusak organ tubuh lain
8. Kematian
2. Efek Jangka Panjang
1. Tidak dapat hamil lagi
2. Keguguran kandungan
3. Kehamilan tubal
4. Kelahiran premature
5. Gejala peradangan dibagian pelvis
6. Hysterectom

http://digilib.uinsby.ac.id/3041/5/Bab%203.pdf
Aborsi
- Resiko Aborsi
- Resiko penderita yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita.
- Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi beresiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
yang dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah :
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (uterine perforation)
5. Kerusakan leher rahim (cervival lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
6. Kanker payudara (ketidakseimbangan hormone estrogen pada Wanita)
7. Kanker indung telur (ovarian cancer)
8. Kanker leher rahim (cervical cancer)
9. Kelainan pada ari-ari (placenta previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebatpada
kehamilan berikutnya
10. Menjadi mandul / tidak memiliki keturunan lagi (ectopic pregnancy)
11. Infeksi rongga panggul (pelvic inflammatory disease)
12. Infeksi pada lapisan Rahim (endometriosis)

http://digilib.uinsby.ac.id/3041/5/Bab%203.pdf
Aborsi
- Dampak aborsi
1. Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-organ di dekatnya
seperti kandung kencing dan usus
2. Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar)
3. Dinding rahim bisa tembus
4. Terjadi pendarahan

http://digilib.uinsby.ac.id/3041/5/Bab%203.pdf
Aborsi
- Alasan dan Motivasi Aborsi
1. Alasan Aborsi
1. Alasan sosial ekonomi untuk mengakhiri kehamilan dikarenakan tidak mampu membiayai atau membesarkan
anak.
2. Adanya alasan bahwa seorang wanita tersebut ingin membatasi atau menangguhkan perawatan anak karena
ingin melanjutkan pendidikan atau ingin mencapai suatu karir tertentu.
3. Alasan usia terlalu muda atau terlalu tua untuk mempunyai bayi.
4. Akibat adanya hubungan yang bermasalah (hamil diluar nikah) atau kehamilan karena perkosaan dan incest
sehingga seorang wanita melakukan aborsi karena menganggap kehamilan tersebut merupakan aib yang harus
ditutupi.
5. Alasan bahwa kehamilan akan dapat mempengaruhi kesehatan baik bagi si ibu maupun bayinya. Mungkin
untuk alasan ini aborsi dapat dibenarkan.

http://repository.uinsu.ac.id/569/4/BAB_II_TESIS_M.pdf
Aborsi
- Alasan dan Motivasi Aborsi
2. Motivasi Aborsi
1. Dorongan ekonomi / dorongan individual : dorongan ini timbul karena kekhawatiran terhadap kemiskinan,
tidak ingin mempunyai keluarga besar.
2. Dorongan fisik : dorongan ini seperti memelihara kecantikan dan mempertahankan status sebagai perempuan
karir dan sebagainya yang aktifitasnya harus menampilkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya.
3. Indikasi psikologis : jika kehamilan diteruskan akan memberatkan penyakit jiwa yang dibawa ibu, seperti
perempuan yang hamil akibat perkosaan, hamil sebelum nikah atau hamil sebab kena guna-guna.
4. Indikasi eugenetik : dorongan ini timbul jika khawatir akan penyakit bawaan pada keturunan seperti adanya
kelainan dari buah kehamilan, sebab trauma mekanis (benturan aktifitas fisik yang berlebihan), maupun karena
kecelakaan, kelainan pada alat kandungan, pendarahan, dan penyakit yang berhubungan dengan kondisi ibu.
5. Dorongan kecantikan : dorongan ini timbul biasanya bila ada kekhawatiran bahwa janin dalam kandungan akan
lahir dalam keadaan cacat, akibat radiasi, obat-obatan, keracunan dan sebagainya.
6. Dorongan sanksi moral : dorongan ini muncul biasanya karena perempuan yang hamil tidak sanggup menerima
sanksi social masyarakat, disebabkan hubungan biologis yang tidak memperhatikan moral dan agama.
7. Dorongan lingkungan : faktor lingkungan juga mempengaruhi insiden pengguguran kehamilan muda, misalnya
kemudahan fasilitas, sikap dari penolong, pemakaian kontrasepsi, norma tentang aktifitas seksual dan
hubungan seksual di luar pernikahan, nprma agama dan moral.

http://repository.uinsu.ac.id/569/4/BAB_II_TESIS_M.pdf
LI 2
MM Aborsi menurut berbagai macam pandangan
agama
Aborsi menurut berbagai macam pandangan agama
1. Agama Islam
a. Aspek Moral
- Pengguguran berarti merusak dan menghancurkan janin, calon manusia yang dimuliakan Allah, karena ia berhak survive dan
lahir dalam keadaan hidup, sekalipun hasil dari hubungan tidak sah.
- Kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk hidup yang dimuliakan Allah dapat dilihat dalam firman-Nya yang berbunyi
“Sungguh telah kami muliakan manusia (Bani Adam) lalu kami mudahkan baginya di darat dan laut ..”
- Ajaran Islam memandang bahwa setiap anak yang lahir berada dalam keadaan suci (tidak ternoda).
- Sabda Rasulullah Saw. :

Problematika Hukum Islam Kontemporer. Buku 2. 2009


Aborsi menurut berbagai macam pandangan agama
1. Agama Islam
b. Aspek Hukum Jinayat (Pidana Islam)
- Para ulama sepakat untuk mengharamkan pengguguran yang dilakukan pada waktu janin sudah diberi nyawa (nafkh al-ruh).
- Perbuatan itu dipandang sebagai tindak pidana (jarimat) yang tidak halal dilakukan oleh seorang muslim, sebab pengguguran
seperti itu sama dengan pembunuhan terhadap manusia yang telah sempurna wujudnya.
- Lebih menunjuk pada abortus provocatus kriminalis.
- Sedangkan bila pengguguran itu dilakukan pada saat janin belum diberi nyawa (qabla nafkh al-ruh), para ulama memberikan
pandangan yang berbeda. Perbedaan ini dapat diklasifikasikan dalam 3 golongan.
1. Golongan yang mengharamkan pengguguran pada setiap tahap-tahap pertumbuhan janin sebelum diberi nyawa (al-nuthfat, al-’alaqat, dan
al-mudhghat)
2. Golongan yang membolehkan pengguguran pada salah satu tahap dan melarang pada tahap-tahap yang lain / melarang pada salah satu
tahap dan membolehkan pada tahap-tahap lainnya.
3. Golongan yang membolehkan pengguguran pada setiap tahap dari tahap-tahap sebelum pemberian nyawa (al-nuthfat, al-’alaqat, dan al-
mudhghat).

Problematika Hukum Islam Kontemporer. Buku 2. 2009


Aborsi menurut berbagai macam pandangan agama
1. Agama Islam
c. Hukum bagi Pelaku Abortus
- Pengguguran (abortus) dalam pandangan hukum Islam termasuk perbuatan keji dan suatu kejahatan (jarimat).
- Kejahatan yang lengkap unsur-unsurnya dan dilakukan oleh pelaku (jani) dalam keadaan sadar dan sengaja, tentu akan
mendapat ancaman hukuman.
- Janin yang dihancurkan kemungkinannya untuk hidup itu masih bersifat semu (masykh fih)  keberadaanya di alam nyata masih
dipertanyakan, apakah ia akan lahir dalam keadaan hidup atau tidak bernyawa (amrun masykuk fih). Oleh karena itu, hukuman
terhadap pelaku abortus tidak dapat disamakan dengan hukuman terhadap pelaku pembunuhan.
- Hukuman yang lebih tepat dijatuhkan kepada pelaku abortus adalah hukum denda (ghurrat).
- Berlaku bagi pelaku abortus secara mutlak  baik pengguguran itu dilaksanakan tahap al-nuthfat, al-’alaqat, dan al-mudhghat
atau setelah pemberian nyawa (ba’da nafkh al-ruh).
- Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi Saw., menetapkan wajib ghurrat (denda) pada janin tanpa menjelaskan pada tahap mana ia
diwajibkan.
- Denda itu diwajibkan karena adanya janin dalam rahim, walaupun masih berbentuk cairan sperma.

Problematika Hukum Islam Kontemporer. Buku 2. 2009


LI 3
MM Aborsi menurut berbagai macam pandangan
etika kedokteran
Aborsi menurut berbagai macam pandangan etika kedokteran
- Pada Abad ke 5 SM, dikenal sebagai Sumpah Hipokrates, dimana Hipokrates sudah
bersumpah “Juga saya tidak akan memberikan wanita alat untuk menggugurkan
kandungannya,…”
- Pasca perang dunia ke 2 terbuatlah Deklarasi Oslo pada tahun 1970 “Saya akan menghormati
hidup insani sejak saat pembuahan; oleh karena itu Abortus buatan dengan indikasi medik,
hanya dapat dilakukan dengan syarat-syarat berikut:
- Pengguguran hanya dilakukan sebagai suatu tindakan terapeutik
- Suatu keputusan untuk menghentikan kehamilan, sedapat mungkin disetujui secara tertulis oleh dua orang
dokter yang dipilih berkat kompetensi profesional mereka. 
- Prosedur itu hendaklah dilakukan seorang dokter yang kompeten di instalasi yang diakui oleh suatu
otoritas yang sah. 
- Jika dokter itu merasa bahwa hati nuraninya tidak memberanikan ia melakukan pengguguran tersebut,
maka ia hendak mengundurkan diri dan menyerahkan pelaksanaan tindakan medik itu kepada sejawatnya
yang lain yang kompeten. 
- Selain memahami dan menghayati sumpah profesi dan kode etik, para tenaga kesehatan perlu pula
meningkatkan pemahaman agama yang dianutnya. Melalui pemahaman agama yang benar, diharapkan
para tenaga kesehatan dalam menjalankan profesinya selalu mendasarkan tindakannya kepada tuntunan
agama.

https://www.kompasiana.com/mahesa98/54f41397745513a02b6c85aa/regulasi-aborsi-yang-menyandera-etika-profesi
Aborsi menurut berbagai macam pandangan etika kedokteran
- Terdapat di sumpah dokter, yaitu “Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari
saat pembuahan.”
- Pasal 11 : Pelindungan kehidupan (KODEKI 2012)
- Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya dalam melindungi hidup makhluk insani.
- Penjelasan pasal :
- Setiap dokter selayaknya berperan sebagain “pamomong atau penjaga dan pelestari kehidupan-kehidupan
masunia yang merupakan penyandang hak asasi, mulai dari konsepsi / saat pembuahan sampai meninggal
dunia / dimakamkannya.
- Setiap manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan telah menciptakan masing-masing manusia
seusia dengan tujuannya.
- Ketika menjadi klien/pasien, betapapun parah atau kecacatannya, setiap dokter wajib menyadari panggilan
suci nuraninya untuk menjaga kehidupan pasien tersebut.Seorang dokter harus mengerahkan segala
kemampuannya untuk memelihara kehidupan alamiah pasiennya dan tidak untuk mengakhirinya.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. KODE ETIK KEDOKTERAN


INDONESIA. 2012.
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia, IDI. Kode Etik Indonesia
dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia. 2004
Aborsi menurut berbagai macam pandangan etika kedokteran
- Menggugurkan kandungan dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”
- Dimkasud dengan aborsi (abortus) adalah keluarnya isi rahim (kandungan) ibu yang telah
mengandung hidup insani sebelum waktunya.
- Menurut imu kedokteran, abortus pada pokoknya dibagi menjadi 2 macam :
1. Abortus spontaneous  abortus yang tanpa disengaja
2. Abortus provocatus  abortus yang terjadi dengan sengaja

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. KODE ETIK KEDOKTERAN


INDONESIA. 2012.
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia, IDI. Kode Etik Indonesia
dan Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia. 2004
Aborsi menurut berbagai macam pandangan etika kedokteran
- Pasal 10 Kode Etik Kedokteran Indonesia menyebutkan : “Setiap dokter harus senantiasa
mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insan. Dokter Indonesia harus
melindungi makhluk insan sejak pembuahan, sampai dengan kematian.
- Dalam pasal 15 Undang-Undang Kesehatan (1992), aborsi karena alasan medis untuk
pertama kali dimungkinkan dalam hukum Indonesia. Hal itu tentu tidak berarti bahwa para
dokter Indonesia tidak mempraktekkan sebelumnya (seperti rekan-rekan mereka di seluruh
dunia), tetapi sekarang praktek mereka dilindungi oleh hukum.
- Dan perlindungan itu masih sangat terbatas. Dalam pasal 15 secara exsplisit hanya mengakui
bahaya maut si ibu sebagai alasan melakukan aborsi, bukan kerugian serius untuk
kesehatannya, karena dalam penjelasannya dikatakan bahwa: “ indikasi medis adalah kondisi
yang benar-benar mengharuskan diambil tindakan medis tertentu, sebab tanpa tindakan
medis tertentu itu, ibu hamil atau janinnya terancam bahaya maut

Bertens, Aborsi Sebagai Masalah Etika, (Jakarta: Grasindo, 2002),


Aborsi menurut berbagai macam pandangan etika kedokteran
- Peran dokter sesuai etika kedokteran :
1. Aborsi hanya dilakukan sebagai suatu tindakan terapeutik
2. Suatu keputusan untuk mengakhiri kehamilan, sedapat mungkin disetujui secara tertulis oleh dua orang
dokter yang dipilih berkat kompetensi profesional mereka
3. Prosedur itu hendaklah dilakukan oleh seorang dokter yang kompeten di instalasi yang diakui oleh suatu
otoritas yang sah
4. Jika dokter merasa hati nuraninya tidak membenarkan tindakan operasi itu, maka dapat mengundurkan
diri

Bertens, Aborsi Sebagai Masalah Etika, (Jakarta: Grasindo, 2002),


LI 4
MM Aborsi menurut berbagai macam pandangan
hukum
Aborsi menurut berbagai macam pandangan hukum
- Mengenai hukum aborsi di Indonesia, terdapat beberapa Undang-Undang yang berkaitan
dengan masalah aborsi yang masih berlaku hingga saat ini, diantara Undang-Undang
tersebut yang paling berkaitan adalah :
1. UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana pada Pasal 346-349 KUHP
tersebut mengkategorikan aborsi sebagai tindak pidana, sebagaimana bunyi lengkap pasal-pasal
tersebut :
a. Pasal 346 : “Seorang wanita yang dengan sengaja menggugurkan kandungan atau mematikan kandungannya
atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana paling lama empat tahun”
b. Pasal 347 :
1. Barangsiapa dengan sengaja mengggugurkan kandungan atau mematikan kandungan seorang wanita
tanpa persetujuannya, diancam dengan penjara pidana paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana paling lama lima belas
tahun.

https://yuridis.id/pasal-346-kuhp-kitab-undang-undang-hukum-pidana/
https://yuridis.id/pasal-347-kuhp-kitab-undang-undang-hukum-pidana/
Aborsi menurut berbagai macam pandangan hukum
- Mengenai hukum aborsi di Indonesia, terdapat beberapa Undang-Undang yang berkaitan
dengan masalah aborsi yang masih berlaku hingga saat ini, diantara Undang-Undang
tersebut yang paling berkaitan adalah :
1. UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana pada Pasal 346-349 KUHP
tersebut mengkategorikan aborsi sebagai tindak pidana, sebagaimana bunyi lengkap pasal-pasal
tersebut :
c. Pasal 348 :
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
d. Pasal 349 : “Jika seorang tabib, dukun beranak atau tukang obat membantu melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan ia dapat dipecat dari jabatan yang digunakan untuk melakukan kejahatan”

https://yuridis.id/pasal-348-kuhp-kitab-undang-undang-hukum-pidana/
https://yuridis.id/pasal-349-kuhp-kitab-undang-undang-hukum-pidana/
Aborsi menurut berbagai macam pandangan hukum
- Mengenai hukum aborsi di Indonesia, terdapat beberapa Undang-Undang yang berkaitan
dengan masalah aborsi yang masih berlaku hingga saat ini, diantara Undang-Undang
tersebut yang paling berkaitan adalah :
2. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pada Pasal 15 ayat 1,2, dan 3 yang berkaitan dengan aborsi
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan
tindakan medis tertentu.
2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan :
a. berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut;
b. oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan
tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya;
d. pada sarana kesehatan tertentu.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

https://www.balitbangham.go.id/po-content/peraturan/uu.%20no%2023%20tahun%201992%20tentang%20kesehatan.pdf
LI 5
MM solusi terkait aborsi
(peran pemerintah, masyarakat dan tenaga
medis)
MM solusi terkait aborsi
1. Peran Pemerintah
- Abortus provokatus bukan solusi yang tepat dari kehamilan yang tidak diinginkan, mengingat janin yang
dikandung mempunyai hak untuk hidup sesuai dengan hukum di Republik Indonesia, apalagi jika tidak
terdapat indikasi kedaruratan medis yang memang dapat membahayakan ibu. Jalan keluar terbaik adalah
dengan memberikan konseling secara khusus dari konselor, dokter umum atau dokter kandungan,
maupun dokter psikiatri jika memang dibutuhkan.
- Pemerintah (Puskesmas) juga bisa memngedukasi pasien yang meminta aborsi.
- Tujuan edukasi pasien yang meminta aborsi adalah menyarankan pasien untuk menerima kehamilannya
dengan sukarela serta memberikan opsi untuk merawat sendiri bayinya setelah lahir atau menyerahkan
bayinya pada orang terpercaya untuk diadopsi. 

https://www.alomedika.com/bagaimana-edukasi-pasien-yang-meminta-
aborsi-di-indonesia
MM solusi terkait aborsi
2. Peran Tenaga Medis
- ..


MM solusi terkait aborsi
3. Peran Masyarakat
- ..

Anda mungkin juga menyukai