http://repository.unwira.ac.id/2164/3/BAB%20II.pdf
Aborsi
- Jenis-Jenis Aborsi
2. Abortus Provokatus
- Abortus provokatus adalah aborsi yang disengaja baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.
- Istilah lain yang secara resmi dipakai dalam kalangan kedokteran dan hukum
- Abortus provokatus merupakan suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh.
- Terbagi menjadi dua jenis :
1. Abortus provokatus medicinalis
- Abortus yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis, yaitu apabila tindakan aborsi tidak diambil akan membahayakan nyawa
ibu.
2. Abortus provokatus kriminalis
- Aborsi yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
- Secara umum, suatu kelahiran dini sebelum bayi itu pada waktunya dapat hidup sendiri di luar kandungan. Pada umumnya janin yang
keluar sudah tidak bernyawa lagi.
- Secara yuridis, setiap penghentian kehamilan sebelum hasil konsepsi dilahirkan, tanpa memperhitungkan umur bayi dalam kandungan
dan janin dilahirkan dalam keadaan mati atau hidup.
- Contoh : melenyapkan janin akibat hubungan seksual di luar perkawinan.
http://repository.unwira.ac.id/2164/3/BAB%20II.pdf
Aborsi
- Jenis-Jenis Aborsi
3. Aborsi Eugenetik
- Aborsi eugenetik adalah penghentian kehamilan untuk menghindari kelahiran bayi cacat atau bayi yang
mempunyai penyakit genetis.
4. Aborsi Langsung dan Tak Langsung
a. Aborsi langsung tindakan (intervensi medis) yang tujuannya secara langsung ingin membunuh janin yang ada
di dalam rahim sang ibu.
b. Aborsi tak langsung suatu tindakan (intervensi medis) yang mengakibatkan aborsi, meskipun aborsi sendiri
tidak dimaksudkan dan bukan menjadi tujuan dalam tindakan itu.
- Contoh : seorang ibu yang hamil dan ketahuan mempunyai penyakit kanker rahim ganas dalam kondisi menghawatirkan.
Oleh karena janin ada dalam rahim yang diangkat, maka janin tersebut ikut terangkat dan ikut mati.
5. Selektif Abortion
- Penghentian kehamilan, karena janin yang dikandung tidak memenuhi kriteria yang diinginkan.
- Misalkan, ada orang tua yang menghendaki anak perempuan, maka begitu ketahuan anak yang di dalam
kandungannya itu laki-laki, maka kandungannya digugurkan.
http://repository.unwira.ac.id/2164/3/BAB%20II.pdf
Aborsi
- Efek Aborsi
1. Efek Jangka Pendek
1. Rasa sakit yang intens
2. Terjadi kebocoran uterus
3. Pendarahan yang banyak
4. Infeksi
5. Bagian bayi yang tertinggal di dalam
6. Shock / koma
7. Merusak organ tubuh lain
8. Kematian
2. Efek Jangka Panjang
1. Tidak dapat hamil lagi
2. Keguguran kandungan
3. Kehamilan tubal
4. Kelahiran premature
5. Gejala peradangan dibagian pelvis
6. Hysterectom
http://digilib.uinsby.ac.id/3041/5/Bab%203.pdf
Aborsi
- Resiko Aborsi
- Resiko penderita yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita.
- Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi beresiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
yang dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah :
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (uterine perforation)
5. Kerusakan leher rahim (cervival lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya
6. Kanker payudara (ketidakseimbangan hormone estrogen pada Wanita)
7. Kanker indung telur (ovarian cancer)
8. Kanker leher rahim (cervical cancer)
9. Kelainan pada ari-ari (placenta previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebatpada
kehamilan berikutnya
10. Menjadi mandul / tidak memiliki keturunan lagi (ectopic pregnancy)
11. Infeksi rongga panggul (pelvic inflammatory disease)
12. Infeksi pada lapisan Rahim (endometriosis)
http://digilib.uinsby.ac.id/3041/5/Bab%203.pdf
Aborsi
- Dampak aborsi
1. Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-organ di dekatnya
seperti kandung kencing dan usus
2. Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar)
3. Dinding rahim bisa tembus
4. Terjadi pendarahan
http://digilib.uinsby.ac.id/3041/5/Bab%203.pdf
Aborsi
- Alasan dan Motivasi Aborsi
1. Alasan Aborsi
1. Alasan sosial ekonomi untuk mengakhiri kehamilan dikarenakan tidak mampu membiayai atau membesarkan
anak.
2. Adanya alasan bahwa seorang wanita tersebut ingin membatasi atau menangguhkan perawatan anak karena
ingin melanjutkan pendidikan atau ingin mencapai suatu karir tertentu.
3. Alasan usia terlalu muda atau terlalu tua untuk mempunyai bayi.
4. Akibat adanya hubungan yang bermasalah (hamil diluar nikah) atau kehamilan karena perkosaan dan incest
sehingga seorang wanita melakukan aborsi karena menganggap kehamilan tersebut merupakan aib yang harus
ditutupi.
5. Alasan bahwa kehamilan akan dapat mempengaruhi kesehatan baik bagi si ibu maupun bayinya. Mungkin
untuk alasan ini aborsi dapat dibenarkan.
http://repository.uinsu.ac.id/569/4/BAB_II_TESIS_M.pdf
Aborsi
- Alasan dan Motivasi Aborsi
2. Motivasi Aborsi
1. Dorongan ekonomi / dorongan individual : dorongan ini timbul karena kekhawatiran terhadap kemiskinan,
tidak ingin mempunyai keluarga besar.
2. Dorongan fisik : dorongan ini seperti memelihara kecantikan dan mempertahankan status sebagai perempuan
karir dan sebagainya yang aktifitasnya harus menampilkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya.
3. Indikasi psikologis : jika kehamilan diteruskan akan memberatkan penyakit jiwa yang dibawa ibu, seperti
perempuan yang hamil akibat perkosaan, hamil sebelum nikah atau hamil sebab kena guna-guna.
4. Indikasi eugenetik : dorongan ini timbul jika khawatir akan penyakit bawaan pada keturunan seperti adanya
kelainan dari buah kehamilan, sebab trauma mekanis (benturan aktifitas fisik yang berlebihan), maupun karena
kecelakaan, kelainan pada alat kandungan, pendarahan, dan penyakit yang berhubungan dengan kondisi ibu.
5. Dorongan kecantikan : dorongan ini timbul biasanya bila ada kekhawatiran bahwa janin dalam kandungan akan
lahir dalam keadaan cacat, akibat radiasi, obat-obatan, keracunan dan sebagainya.
6. Dorongan sanksi moral : dorongan ini muncul biasanya karena perempuan yang hamil tidak sanggup menerima
sanksi social masyarakat, disebabkan hubungan biologis yang tidak memperhatikan moral dan agama.
7. Dorongan lingkungan : faktor lingkungan juga mempengaruhi insiden pengguguran kehamilan muda, misalnya
kemudahan fasilitas, sikap dari penolong, pemakaian kontrasepsi, norma tentang aktifitas seksual dan
hubungan seksual di luar pernikahan, nprma agama dan moral.
http://repository.uinsu.ac.id/569/4/BAB_II_TESIS_M.pdf
LI 2
MM Aborsi menurut berbagai macam pandangan
agama
Aborsi menurut berbagai macam pandangan agama
1. Agama Islam
a. Aspek Moral
- Pengguguran berarti merusak dan menghancurkan janin, calon manusia yang dimuliakan Allah, karena ia berhak survive dan
lahir dalam keadaan hidup, sekalipun hasil dari hubungan tidak sah.
- Kenyataan bahwa manusia merupakan makhluk hidup yang dimuliakan Allah dapat dilihat dalam firman-Nya yang berbunyi
“Sungguh telah kami muliakan manusia (Bani Adam) lalu kami mudahkan baginya di darat dan laut ..”
- Ajaran Islam memandang bahwa setiap anak yang lahir berada dalam keadaan suci (tidak ternoda).
- Sabda Rasulullah Saw. :
https://www.kompasiana.com/mahesa98/54f41397745513a02b6c85aa/regulasi-aborsi-yang-menyandera-etika-profesi
Aborsi menurut berbagai macam pandangan etika kedokteran
- Terdapat di sumpah dokter, yaitu “Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari
saat pembuahan.”
- Pasal 11 : Pelindungan kehidupan (KODEKI 2012)
- Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya dalam melindungi hidup makhluk insani.
- Penjelasan pasal :
- Setiap dokter selayaknya berperan sebagain “pamomong atau penjaga dan pelestari kehidupan-kehidupan
masunia yang merupakan penyandang hak asasi, mulai dari konsepsi / saat pembuahan sampai meninggal
dunia / dimakamkannya.
- Setiap manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan telah menciptakan masing-masing manusia
seusia dengan tujuannya.
- Ketika menjadi klien/pasien, betapapun parah atau kecacatannya, setiap dokter wajib menyadari panggilan
suci nuraninya untuk menjaga kehidupan pasien tersebut.Seorang dokter harus mengerahkan segala
kemampuannya untuk memelihara kehidupan alamiah pasiennya dan tidak untuk mengakhirinya.
https://yuridis.id/pasal-346-kuhp-kitab-undang-undang-hukum-pidana/
https://yuridis.id/pasal-347-kuhp-kitab-undang-undang-hukum-pidana/
Aborsi menurut berbagai macam pandangan hukum
- Mengenai hukum aborsi di Indonesia, terdapat beberapa Undang-Undang yang berkaitan
dengan masalah aborsi yang masih berlaku hingga saat ini, diantara Undang-Undang
tersebut yang paling berkaitan adalah :
1. UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Kitab Undang-undang Hukum Pidana pada Pasal 346-349 KUHP
tersebut mengkategorikan aborsi sebagai tindak pidana, sebagaimana bunyi lengkap pasal-pasal
tersebut :
c. Pasal 348 :
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.
d. Pasal 349 : “Jika seorang tabib, dukun beranak atau tukang obat membantu melakukan salah satu kejahatan yang
diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan ia dapat dipecat dari jabatan yang digunakan untuk melakukan kejahatan”
https://yuridis.id/pasal-348-kuhp-kitab-undang-undang-hukum-pidana/
https://yuridis.id/pasal-349-kuhp-kitab-undang-undang-hukum-pidana/
Aborsi menurut berbagai macam pandangan hukum
- Mengenai hukum aborsi di Indonesia, terdapat beberapa Undang-Undang yang berkaitan
dengan masalah aborsi yang masih berlaku hingga saat ini, diantara Undang-Undang
tersebut yang paling berkaitan adalah :
2. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pada Pasal 15 ayat 1,2, dan 3 yang berkaitan dengan aborsi
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan
tindakan medis tertentu.
2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan :
a. berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut;
b. oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan
tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya;
d. pada sarana kesehatan tertentu.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
https://www.balitbangham.go.id/po-content/peraturan/uu.%20no%2023%20tahun%201992%20tentang%20kesehatan.pdf
LI 5
MM solusi terkait aborsi
(peran pemerintah, masyarakat dan tenaga
medis)
MM solusi terkait aborsi
1. Peran Pemerintah
- Abortus provokatus bukan solusi yang tepat dari kehamilan yang tidak diinginkan, mengingat janin yang
dikandung mempunyai hak untuk hidup sesuai dengan hukum di Republik Indonesia, apalagi jika tidak
terdapat indikasi kedaruratan medis yang memang dapat membahayakan ibu. Jalan keluar terbaik adalah
dengan memberikan konseling secara khusus dari konselor, dokter umum atau dokter kandungan,
maupun dokter psikiatri jika memang dibutuhkan.
- Pemerintah (Puskesmas) juga bisa memngedukasi pasien yang meminta aborsi.
- Tujuan edukasi pasien yang meminta aborsi adalah menyarankan pasien untuk menerima kehamilannya
dengan sukarela serta memberikan opsi untuk merawat sendiri bayinya setelah lahir atau menyerahkan
bayinya pada orang terpercaya untuk diadopsi.
https://www.alomedika.com/bagaimana-edukasi-pasien-yang-meminta-
aborsi-di-indonesia
MM solusi terkait aborsi
2. Peran Tenaga Medis
- ..
…
MM solusi terkait aborsi
3. Peran Masyarakat
- ..