Anda di halaman 1dari 5

NAMA : NIKEN BONIKA

KELAS : XI AK 4

ABORSI, DAMPAK, DAN PENYAKIT


YANG DITIMBULKAN SETELAH ABORSI
(Bimbingan Konseling)

A. Pengertian

Pengertian aborsi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah terpencarnya embrio yang
tak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan keempat dari kehamilan). Pengertian aborsi
menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana di Indonesia adalah :

Pengeluaran hasil konsepsi pada stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang
lengkap tercapai (38-40 minggu).

Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (berat kurang dari
500 gram atau kurang dari 20 minggu).

Pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas secara tersirat pada pasal 15 (1) UU Kesehatan
Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Maksud dari tindakan medis tertentu, yaitu aborsi. Sementara aborsi atau abortus menurut
dunia kedokteran adalah kehamilan berhenti sebelum usia kehamilan 20 minggu yang
mengakibatkan kematian janin. Apabila janin lahir selamat sebelum 38 minggu namun
setelah 20 minggu, disebut kelahiran prematur.

Wanita dan pasangannya yang menghadapi kehamilan yang tidak diinginkan biasanya
mempertimbangkan aborsi. Alasan untuk memilih aborsi berbeda-beda, termasuk mengakhiri
kehamilan yang tidak diinginkan atau ketika mengetahui janin memiliki kelainan
(Perry&Potter,2010).

B. Jenis-jenis Aborsi

Klasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu:

1. Abortus spontanea

Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Aborsi ini
dibedakan menjadi 4 yaitu :

a. Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi perdarahan dari
uterus atau rahim, dimana janin masih didalam rahim, serta leher rahim belum melebar (tanpa
dilatasi serviks).
b. Abortus insipiens, istilah ini kebalikan dari abortus imminens, yakni pada kehamilan
kurang dari 20 minggu,terjadi pendarahan,dimana janin masih didalam rahim, dan ikuti
dengan melebarnya leher rahim(dengan dilatasi serviks).

c. Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang berusia sebelum 20 minggu,
namun organ janin masih tertinggal didalam rahim.

d. Abortus kompletus, semua hasil konsepsi(pembuahan) sudah di keluarkan.

2. Abortus Provokatus

Berbeda dengan abortus spontanea yang prosesnya tiba-tiba dan tidak diharapkan tapi
tindakan abortus harus dilakukan. Maka pengertian aborsi atau abortus jenis provokatus
adalah jenis abortus yang sengaja dibuat atau dilakukan, yakni dengan cara menghentikan
kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar tubuh ibu atau kira-kira sebelum berat janin
mencapai setengah kilogram. Abortus provakatus dibagi menjadi 2 jenis:

a. Abortus provokatus medisinalis/artificialis/therapeuticus. Abortus yang dilakukan


dengan disertai indikasi medis. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah
demi menyelamatkan nyawa ibu. Indikasi medis yang dimaksud misalnya: calon ibu yang
sedang hamil tapi punya penyakit yang berbahaya seperti penyakit jantung, bila kehamilan
diteruskan akan membahayakan nyawa ibu serta janin, sekali lagi keputusan menggugurkan
akan sangat dipikirkan secara matang.

b. Abortus provokatus kriminalis, istilah ini adalah kebalikan dari abortus provokatus
medisinalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Dalam
proses menggugurkan janin pun kurang mempertimbangkan srgala kemungkinan apa yang
akan terjadi kepada wanita / calon ibu yang melakukan tindakan aborsi ilegal. Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.

3. Abortus habitualis

Abortus habitualis termasuk abortus spontan namun habit ( kebiasaan) yang terjadi berturut-
turut tiga kali atau lebih.

4. Missed abortion

Kematian janin yang berusia sebelum 20 minggu, namun janin tersebut tidak dikeluarkan
selama 8 minggu atau lebih, dan terpaksa harus dikeluarkan. Missed abortion digolongkan
kepada abortus imminens.
5. Abortus septik

Tindakan menghentikan kehamilan karena tindakan abortus yang disengaja (dilakukan dukun
atau bukan ahli ) lalu menimbulkan infeksi. Perlu diwaspadai adalah tindakan abortus yang
semacam bisa membahayakan hidup dan kehidupan.

C. Dampak dari Aborsi

Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita.
Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia tidak merasakan apa-
apa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap
wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan
yang sudah terjadi. Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:

1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life yang ditulis oleh
Brian Clowes, Phd yaitu:

a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat

b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal

c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan

d. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)

e. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.

f. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)

g. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)

h. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)

i. Kanker hati (Liver Cancer)

j. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.

k. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)

l. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)

m. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)


2. Resiko gangguan psikologis

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan
keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat
terhadap keadaan mental seorang wanita.

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai Post-Abortion Syndrome (Sindrom Paska-
Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam Psychological Reactions Reported After
Abortion di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut
ini:

a. Kehilangan harga diri (82%)

b. Berteriak-teriak histeris (51%)

c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)

d. Ingin melakukan bunuh diri (28%)

e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)

f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan
bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa bersalah tersebut
dapat menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitustres yang disebabkan karena gangguan
situasi psikologis (Hidayat, 2007)

D. Ciri Ciri Orang yang Telah Melakukan Aborsi

Ciri-ciri dari seseorang yang melakukan aborsi terbagi menjadi 2, yaitu:

1 1. Perubahan fisik dalam tubuh wanita yang pernah melakukan aborsi adalah:

a. Usus dan rahim robek atau bolong, jika melakukan aborsi melalui pemasukan batang
ke vagina.

b. Rahim jadi kering, jika melakukan kuret lebih dari 3 kali.

c. Jaringan sehat di rahim berubah jadi jaringan ikat, jika melakukan kuret.
d. Bisa muncul tumor di rahim, jika aborsinya tidak bersih.

e. Pendarahan di vagina yang terus menerus, jika ada sisa janin atau plasenta yang tidak
bersih.

f. Infeksi yang bisa terjadi di vagina, leher rahim, rahim sampai usus, jika alat aborsinya
tidak steril.

2. Perubahan mental wanita yang pernah melakukan aborsi adalah:

a. Menjadi lebih tertutup dan menarik diri dari kehidupan social.

b. Mudah trauma dan sering mimpi buruk.

c. Depresi dan sering mencoba bunuh diri.

d. Jadi sulit menikmati hubungan seks.

Anda mungkin juga menyukai