Anda di halaman 1dari 38

Pemicu 2

Sheira Aulia Putri - 405210207


LI 1
MM. Anemia
(Definisi, Klasifikasi, Morfologi, Epidemiologi
di Indonesia)
Definisi dan Kriteria
- Anemia : massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi
fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh.
- Secara laboratorik : penurunan di bawah normal kadar hemoglobin, hitung eritrosit, dan
hematokrit
- Kriteria anemia di Indonesia pada umumnya :
- Hemoglobin < 10 g/dl
- Hematrokrit < 30%
- Eritrosit < 2,8 juta/mm3

Bakta, I Made. Hematologi Klinik Ringkas. 2006. Jakarta:penerbit buku kedokteran


Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiologi

Bakta, I Made. Hematologi Klinik Ringkas. 2006. Jakarta:penerbit buku kedokteran


Setiati S, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta:FKUI. 2015
Klasifikasi Anemia Berdasarkan Etiologi

Bakta, I Made. Hematologi Klinik Ringkas. 2006. Jakarta:penerbit buku kedokteran


Setiati S, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta:FKUI. 2015
Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi

Bakta, I Made. Hematologi Klinik Ringkas. 2006. Jakarta:penerbit buku kedokteran


Setiati S, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta:FKUI. 2015
Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi

Bakta, I Made. Hematologi Klinik Ringkas. 2006. Jakarta:penerbit buku kedokteran


Setiati S, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta:FKUI. 2015
Anemia Mikrositik Hipokrom
Anemia Defisiensi Besi
- Timbul akibat kosongnya cadangan besi sehingga penyediaan besi untuk eritropoiesis berkurang,
yang pada akhirnya pembentukan Hb berkurang.
- Kelainan ini ditandai dengan :
- Anemia mikrositer hipokrom
- Besi serum menurun
- TIBC meningkat
- Saturasi transferrin menurun
- Klasifikasi menurut berat defisiensi :
1. Deplesi besi (iron depleted state)
2. Eritropoiesis defisiensi iron (iron deficient erythropoiesis)
3. Anemia defisiensi besi
- Gejala khas :
- Spoon nails, disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis

Bakta, I Made. Hematologi Klinik Ringkas. 2006. Jakarta:penerbit buku kedokteran


Anemia Mikrositik Hipokrom
Anemia Defisiensi Besi
- Etiologi :
- Siksus Besi Normal
- Makrofag  plasma transferrin  sumsum tulang merah eritroblas
- Hb bersikulasi membawa Fe secara daur ulang
- Anemia Defisiensi Besi
- Saat menstruasi, kadar Hb berkurang melalui pendarahan (haemorrhage)
- Kadar Fe berkurang  Hb berkurang  Anemia defisiensi besi
- Menorrhagia (pendarahan menstruasi berat)
- Pada ibu hamil
- Anemia defisiensi besi
- Anemia defisiensi asam folat
- Anemia defisiensi vitamin B12

Hoffbrand, et al. Kapita Selekta Hematologi. Ed 6. Jakarta:EGC. 2010


Anemia Normositik Normokrom
Anemia Aplastik
- Gejala khas : perdarahan kulit atau mukosa, dan tanda-tanda infeksi
- Gejala klinis :
- Dapat muncul secara tiba-tiba
- Bleeding  gejala paling umum, keluhan berhari-hari
hingga berminggu-minggu
- Mudah memar, gusi berdarah, mimisan, menstruasi berat
dan kadang-kadang petechiae akan terlihat
- Pasien sering merasa dan terlihat sangat sehat
meskipun darah berkurang secara drastis

Harrison Internal Medicine Ed. 19


Anemia Normositik Normokrom
Anemia Penyakit Kronik
- Anemia yang dijumpai pada penyakit kronik tertentu yang khas ditandai oleh gangguan metabolism besi  ada
hipoferemia  kurang penyediaan besi yang dibutuhkan untuk sintesis hemoglobin tetapi cadangan besi
sumsum tulang masih cukup.
- Penyakit yang menyebabkan anemia 

Setiati S, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta:FKUI. 2015


Anemia Makrositik
Anemia Megaloblastik
- Anemia khas yang ditandai oleh adanya sel megaloblast dalam sumsum tulang
- Sel megaloblast  precursor eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kesenjangan pematangan
sitoplasma dan inti, dimana sitoplasma maturasinya normal tetapi inti besar dengan susunan kromosom yang
longgar.
- Disebakan  gangguan pembentukan DNA pada inti eritroblast, terutama akibat defisiensi vitamin B12 dan
asam folat.
- Gejala khas jika dikarenakan defisiensi asam folat : Lidah merah (buffy tongue)

Bakta, I Made. Hematologi Klinik Ringkas. 2006. Jakarta:penerbit buku kedokteran


Setiati S, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta:FKUI. 2015
Epidemiologi Anemia di Indonesia

Riskesdas 2013
WHO: Proportion (%) of Population covered by Anemia (National or Subnational) Prevalence Survey between 1993 and 2005
Epidemiologi Anemia di Indonesia
- Prevalensi anemia di Indonesia
Epidemiologi Anemia di Indonesia
- Prevalensi anemia di Indonesia
LI 2
MM. Patofisiologi dari tiap jenis anemia
Patofisiologi umum


Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi

https://calgaryguide.ucalgary.ca/iron-deficiency-anemia-2/
Patofisiologi Thalassemia major

https://calgaryguide.ucalgary.ca/beta-thalassemia-signs-symptoms-and-treatment/
Patofisiologi Anemia Defisiensi Asam Folat

https://calgaryguide.ucalgary.ca/folate-deficiency/
Patofisiologi Anemia Defisiensi Vitamin B12

https://calgaryguide.ucalgary.ca/vitamin-b12-deficiency/
Patofisiologi Anemia Normositik

https://calgaryguide.ucalgary.ca/normocytic-anemia/
Patofisiologi Anemia Aplastik

https://calgaryguide.ucalgary.ca/aplastic-anemia-pathogenesis-and-clinical-findings/
Patofisiologi Anemia Hemolitik

https://calgaryguide.ucalgary.ca/hemolytic-anemia-pathophysiology/
LI 3
MM. Tanda dan gejala anemia
Gejala umum anemia
- timbul karena iskemia organ target serta akibat kemanisme kompensasi tubuh terhadap penurunan
kadar hemoglobin. 
- Gejala ini muncul pada setiap kasus anemia setelah penurunan Hb < 7 g/dl.
- Sindrom anemia: 
- Rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging (tinnitus), mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin,
sesak napas, dan dispepsia
- Pada pemeriksaan pasien tampak pucat (mudah dilihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak
tangan, dan jaringan dibawah kuku)

Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
Gejala khas masing-masing anemia
1. Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis, spoon nails
2. Anemia defisiensi asam folat : lidah merah (buffy tongue)
3. Anemia hemolitik : ikterus dan hepatosplenomegali
4. Anemia aplastic : perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda infeksi

Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
Gejala penyakit dasar
- Gejala yang timbul akibat penyakit dasar yang menyebabkan anemia sangat bervariasi tergantung
dari penyebab anemia tersebut.
- Gejala akibat infeksi cacing tambang: 
- Sakit perut, pembengkakan parotis, dan warna kuning pada telapak tangan
- Pada kasus tertentu sering gejala penyakit dasar lebih dominan, seperti misalnya pada anemia akibat
penyakit kronik oleh karena artritis reumatoid.

Setiadi S, Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi VI. Jakarta: Interna Publishing: 2014
LI 4
MM. Diagnosis anemia
(pemeriksaan fisik, penunjang dan
anamnesa)
Pemeriksaan Laboratorium Hematologik

Bakta, I Made. Hematologi Klinik Ringkas. 2006. Jakarta:penerbit buku kedokteran


Pemeriksaan Laboratorium Hematologik
Screening Test
- Pengukuran Indeks Eritrosit
- MCV
- Untuk mengukur size eritrosit
- Rumus : 10 x nilai hematrokrit/jumlah eritrosit = … (fetmoliter/fL)
- Nilai normal 77 – 93 fL (> 93  eritrosit makrositik ; < 77  eritrosit mikrositik)
- MCH
- Untuk mengukur rata-rata warna / stain hemoglobin
- Rumus : 10 x nilai hb/jumlah eritrosit (juta) = … (picogram/pg)
- Nilai normal 27 – 32 pg (< 27  eritrosit hipokrom)
- MCHC
- Untuk mengukur konsentrasi hemoglobin rata-rata
- Rumus : 100 x jumlah Hb/hematokrit = …% (g/dL)
- Nilai normal 31– 35 g/dL (< 31  eritrosit hipokrom)

..
Pemeriksaan Laboratorium Hematologik
Screening Test
- Pengukuran Indeks Eritrosit

Hoffbrand, et al. Kapita Selekta Hematologi. Ed 6. Jakarta:EGC. 2010


Pemeriksaan Laboratorium Hematologik
Pemeriksaan rutin
- Laju Endap Darah
- Hitung trombosit
- Hitung leukosit
- Hitung retikulosit


LI 5
MM. Tatalaksana penyembuhan anemia
Tatalaksana Penyembuhan Anemia
1. Anemia Defiesiensi Besi
- Terapi besi oral
- Pilihan terapi pertama
- efektif dan murah dan direkomendasikan untuk
perawatan kebanyakan pasien.

Setiati S, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta:FKUI. 2015

Basical and Clinical Pharmacology. 14e


Tatalaksana Penyembuhan Anemia
1. Anemia Defiesiensi Besi
- Terapi parenteral
- Untuk pasien dengan kekurangan zat besi yang tidak dapat menyerap zat besi oral
- Preparat yang tersedia dan dilakukan secara intramuscular atau intravena
- Iron dextran complex (50 mg besi/ml)
- Iron sucrose
- Iron ferric gluconate
- Indikasi pemberian
- Intoleransi pemberian besi oral
- Kepatuhan yang rendah
- Gangguan pencernaan
- Penyerapan besi terganggu
- Keadaan kehilangan banyak darah sehingga tidak cukup dikompensasi dengan pemberian besi oral

Setiati S, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta:FKUI. 2015


Tatalaksana Penyembuhan Anemia
1. Anemia Defiesiensi Besi
- Terapi lain :
- Diet makanan bergizi tinggi besi terutama golongan heme
- Suplementasi vitamin C  meningkatkan absorbsi besi
- Transfusi darah

Setiati S, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta:FKUI. 2015


Tatalaksana Penyembuhan Anemia
2. Anemia Penyakit Kronik
- Transfusi, Preparat besi, pemberian eritropoietin, EPO alfa, EPO beta, Darbopoietin
3. Anemia Sideroblastik
- Tranfusi darah
- Pemberian vitamin B6
4. Anemia Aplastik
- Transplantasi Hematopoetic Stem Cell : terapi terbaik untuk pasien yang lebih muda dengan
histokompatibel sepenuhnya dari donor saudara kandung
- Immunosupression

Setiati S, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam. Jakarta:FKUI. 2015

Anda mungkin juga menyukai