W. Sri Wardani
ANEMIA
PATOFISIOLOGI
Penyebab Anemia Penurunan Hb, Hct, Eritrosit
Gejala Anemia
Gejala anemia
Berat ringannya gejala anemia tergantung dari:
1. Derajat penurunan Hb 2. Kecepatan penurunan Hb 3. Usia
Pendekatan klinis, sehingga dapat diketahui sifat gejala anemia, awitannya dan beratnya anemia. pendekatan berdasarkan hasil laboratorium
pendekatan berdasarkan pola etiologi anemia.
2.
3.
1. Pendekatan klinis
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik yang baik untuk mencari:
Gejala anemia: Sindrom anemia Tanda khas anemia Gejala penyakit dasar
Sindrom anemia
Kumpulan gejala : gejala umum anemia yang timbul pada semua jenis anemia.
Sindrom anemia tidak sensitif ( bila hb <7 ) dan tidak spesifik Bila diklasifikasikan berdasarkan organ, sbb:
Sistem kardiovaskular : Rasa lemah, lesu, cepat lelah, sesak waktu kerja, anggina pectoris, gagal jantung. Sistem saraf : sakit kepala, pusing, telinga mendenging (tinnitus), mata berkunang-kunang, kelemahan otot, iritable, lesu, kaki terasa dingin,
Sindrom anemia
Sistem urogenital:
Epithel :
Gangguan haid dan libido menurun Warna pucat pada mukosa elastisitas kulit menurun, rambut tipis dan halus
2. Pendekatan laboratorium
2. Pendekatan laboratorium
Pemeriksaan rutin: dikerjakan pada semua
kasus anemi LED, Hitung diferensial retikulosit
Sumsum tulang SI dan TIBC, Serum feritin B12 dan folat Tes coombs, elektroforesis hb
Fungsi ginjal, hati, endokrin, dll pemeriksaan biopsi kelenjar, sitogenetik, radiologi
penunjang lain :
Jenis kelamin
Wanita hamil: defisiensi besi dan folat
Usia:
Anak2 : thalasemia Dewasa : anemia penyakit kronik
1. 2.
3.
4.
1.
Kriteria anemia menurut WHO 1968: Laki dewasa : < 13 g/dl Wanita dewasa : < 12 g/dl Wanita hamil : < 11 g/dl Anak 6-14 th : < 12 g/dl Anak 6 bl-6 th : < 11 g/dl
Kriteria Klinik
2.
Klasifikasi Morfologi a. Anemia hipokromik-mikrositer (MCV < 80 fl, MCH < 27 pg) b. Anemia normokromik-normositer ( MCV 80-95fl, MCH 27 34pg) c. Anemia makrositer ( MCV > 95 fl)
Klasifikasi Etiopatogenesis
A. Gangguan Produksi Eritrosit
1. Kekurangan bahan pembentuk darah a. Anemia defisiensi besi b. Anemia defisiensi B12 & asam folat 2. Gangguan Utilisasi Besi a. Anemia akibat penyakit kronik b. Anemia sideroblastik 3. Kerusakan sumsum tulang a. Hipoplasia Anemia aplastik b. Infiltrasi anemia mieloptisik 4. Gangguan eritropoetin a. Anemia pada GGK 5. Disfungsi sumsum tulang a. Anemia diseritropoetik b. Anemia pada sindroma mielodisplastik
3.
Menentukan beratnya anemia atau adanya keadaan gawat darurat Klasifikasi derajat anemia yang umum
digunakan adalah sbb:
1. Ringan sekali : Hb : 10 g/dl cut off point 2. Ringan 3. Sedang : Hb : 8-9,9 g/dl : Hb : 6-7,9 g/dl
4. Berat
: Hb : <6 g/dl
4.
Kanker kolon: perubahan BAB,feces campur darah dan lendir. TBC : keringat malam, batuk darah, BB
High power view of a normal peripheral blood smear. Several platelets (black arrows) and a normal lymphocyte (blue arrow) can also be seen. The red cells are of relatively uniform size and shape. The diameter of the normal red cell should approximate that of the nucleus of the small lymphocyte; central pallor (red arrow) should equal one-third of its diameter. Courtesy of Carola von Kapff, SH (ASCP).
Anemia hipokromik
ANEMIA
HIPOKROMIK MIKROSITIK
NORMOKROMIK NORMOSITIK
MAKROSITIK
TIBC Ferritin
TIBC Ferritin N/
Normal feritin
Hb Electrophoresis
Hb A2 HbF
Beta thalasemia
Sideroblastic anemia
Bone marrow Infiltration Lymphoma Cancer Normal Liver function Renal function Thyroid function Chronic disease
Aplastic anemia
Myelopthisic anemia
MACROCYTIC ANEMIA
Reticulocyte
High History of acute bleeding Normal/low Bone marrow
Non megaloblastic
Anemia in hypotiroidism
Anemia in chronic liver disease
Myelodysplastic syndrome
pengobatan hendaknya dilakukan setelah diagnosis anemia ditegakkan, dan atas indikasi yang jelas. Jenis-jenis terapi anemia dapat berupa:
1. 2. 3. 4. 5. terapi untuk keadaan gawat darurat terapi suportif terapi khas untuk anemia Terapi untuk penyakit dasar Terapi exjuvantivus
Transfusi darah :
Pada kasus anemia dg payah jantung atau ancaman payah jantung Pada anemia karena perdarahan akut Spesimen pemeriksaan diambil terlebih dahulu sebelum
transfusi
2.
Terapi suportif
antipiretik
2.
Penyakit dasar perlu diobati, bila tidak, anemia akan kambuh kembali.
Kasus TBC pengobatan TBC Kasus menorrhagi terapi menoragi Infestasi cacing : obat cacing
4. Terapi exjuvantivus