Anda di halaman 1dari 12

PENDEKATAN TERHADAP PASIEN ANEMIA

PENDAHULUAN
Anemia

=>

penyebab debilitas kronik (chronic debility) yang

mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan social dan


ekonomi, serta kesehatan fisik
Frekuensi tinggi (terutama di negara berkembang)
Sering tidak terperhatikan oleh dokter!!!
Anemia (secara fungsional)

=>

penurunan jumlah eritrosit sehingga

tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa


oksigen yang adekuat ke jaringan perifer
(decrease oxygen carrying capacity)
Anemia bukan satu kesatuan penyakit tersendiri (desease entity), tetapi
merupakan gejala dari berbagai macam penyakit dasar (underlying disease).

KRITERIA ANEMIA
Parameter penurunan massa eritrosit :
1. Kadar hemoglobin
2. Hematocrit
3. Hitung eritrosit
*Kriteria Anemia Menurut WHO (dikutip dari Hoffbrand AV, et al,
2001)
Kelompok

Kriteria Anemia (Hb)

Laki-laki dewasa

< 13 g/dL

Wanita dewasa tidak hamil

< 12 g/dL

Wanita dewasa hamil

< 11 g/dL

PREVALENSI
Anemia ->

>30% penduduk dunia / >1500 juta penderita

sebagian besar tinggal di daerah tropic


Gambaran prevalensi anemia di dunia pada 1985 oleh De Maeyer
Lokasi

Anak

Anak

Laki-laki

Wanita

Wanita

(0-4th)

(5-12th)

Dewasa

(15-

Hamil

49th)
Negara maju

12%

7%

3%

14%

11%

Negara

51%

46%

26%

59%

47%

berkembang

43%

37%

18%

51%

35%

Dunia
Gambaran prevalensi anemia di Indonesia pada 1989 oleh Husaini dkk :

Anak prasekolah

Perempuan usia sekolah

Perempuan dewasa tidak hamil :

30-40%

Perempuan hamil

50-70%

Laki-laki dewasa

20-30%

Pekerja berpenghasilan rendah :

30-40%

30-40%
:

25-35%

ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI


Anemia

=>

suatu kumpulan gejala

Penyebab anemia :
1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang

2. Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)


3. Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya
(hemolysis)
Klasifikasi Anemia Menurut Etiopatogenesis
A. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
1. Kekurangan bahan essensial pembentukan eritrosit
a) Anemia defisiensi Fe
b) Anemia defisiensi asam folat
c) Anemia defisiensi vitamin B12
2. Gangguan penggunaan (utilisasi)
a) Anemia penyakit kronik
b) Anemia sideroblastik
3. Kerusakan sumsum tulang
a) Anemia plastic
b) Anemia mioplastik
c) Anemia pada keganasan hematologi
d) Anemia diseritropoietik
e) Anemia sindrom mielodisplastik
Anemia akibat kekurangan eritropoietin : anemia pada gagal ginjal
kronik
B. Anemia akibat hemoragi
1. Anemia pasca perdarahan akut
2. Anemia akibat perdarahan kronik
C. Anemia hemolitik
1. Anemia hemolitik intrakorpuskular

a) Gangguan membrane eritrosit


b) Gangguan enzim eritrosit (membranopati) : anemia akibat
defisiensi G6PD
c) Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)

Thalassemia

Hemoglobinopati structural : HbS, HbE, dll

2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskuler


a) Anemia hemolitik autoimun
b) Anemia hemolitik mikroangiopatik
c) Lain-lain
D. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan pathogenesis
yang kompleks
Klasifikasi anemia
1. Anemia hypokromik
bila MCV < 80 fl dan MCH < 27 pg
2. Anemia normokromik
bila MCV 80-90 fl dan MCH 27-34 pg
3. Anemia makrositer
bila MCV > 95 fl
Note:
MCH

: Mean Corpuscular Hemoglobin

MCV

: Mean Corpuscular Volume

PATOFISIOLOGI DAN GEJALA ANEMIA

Gejala umum anemia (anemic syndrome) =>

gejala yang timbul pada

setiap kasus anemia, apapun


etiologinya, apabila Hb turun di bawah
nilai tertentu
Gejala umum : (simtomatik bila Hb < 7 gr/dL)
1) Anoksia organ
2) Mekanisme kompensasi tubuh terhadap berkurangnya daya angkut
oksigen
Factor gejala umum anemia :
a) Derajat penurunan Hb
b) Kecepatan penurunan Hb
c) Usia
d) Adanya kelainan jantung/paru sebelumnya
Jenis gejala anemia :
1) Gejala umum anemia = sindrom anemia
Etiologi :

iskemia organ target serta akibat mekanisme

kompensasi tubuh terhadap penurunan kadar Hb (Hb < 7 g/dL)


Gejala :

Rasa lemah

Lesu

Cepat lelah

Telinga mendenging (tinnitus)

Mata berkunang-kunang

Kaki terasa dingin

Sesak nafas

Dyspepsia

Hasil inspeksi :

pasien tampak pucat (konjungtiva, mukosa mulut,

telapak tangan, dan jaringan di bawah kuku)


2) Gejala khas maing-masing anemia

Anemia defisiensi Fe : disfagia, atrofi papilla lidah, stomatitis


angularis, dan kuku sendok (koilonychias)

Anemia megaloblastik : glositis, gangguan neurologic pada defisiensi


vitamin B12

Anemia hemolitik : icterus, splenomegaly dan hepatomegali

Anemia aplastic : perdarahan dan tanda-tanda infeksi

3) Gejala penyakit dasar


Gejala yang timbul sangat bervariasi tergantung penyebab (contoh :
pada infeksi cacing tambang -> sakit perut, pembengkakanparotis dan
warna kuning pada telapak tangan).

PEMERIKSAAN UNTUK DIAGNOSIS ANEMIA


Pemeriksaan Laboratorium
Fungsi : menunjang diagnostic pokok dalam diagnosis anemia
Terdiri dari :
1) Pemeriksaan penyaring (screening test)
Jenis pemeriksaan :
a. Pengukuran kadar Hb
b. Indeks eritrosit
c. Hapusan darah tepi

Tujuan : dipastikan adanya anemia serta jenis morfologik anemia


2) Pemeriksaan darah seri anemia
Jenis pemeriksaan :
a. Hitung leukosit
b. Trombosit
c. Hitung retikulosit
d. Laju endap darah
Alat : Automatic Hematology Analyzer
3) Pemeriksaan sumsum tulang
Tujuan : memberikan informasi mengenai keadaan sistem hematopoesis
Fungsi : untuk diagnosis definitive pada beberapa jenis anemia
Indikasi :

Anemia aplastik

Anemia megaloblastik

Kelainan hemarologik -> mensupresi sistem eritroid

4) Pemeriksaan khusus
Indikasi :
a. Indikasi hematologic

Anemia defisiensi Fe :

serum ion, TIBC (total

iron binding capacity), saturasi transferrin,


protoporfirin eritrosit, ferritin serum, reseptor
transferrin, dan pengecatan Fe pada sumsum
tulang (Perls stain)

Anemia megaloblastik :

folat serum,

vitamin B12 serum, tes supresi deoksiuridin,


dan tes Schiling

Anemia hemolitik : bilirubin serum, tes Coomb, elektroforesis Hb,


dan lain-lain.

Anemia aplastik : biopsy sumsum tulang

b. Indikasi non-hematologik

Pemeriksaan faal ginjal

Pemeriksaan faal hepar

Pemeriksaan faal tiroid

PENDEKATAN DIAGNOSIS
Anemia => sindrom, dengan multi etiologi -> menentukan penyakit dasar
penyebab anemia
Tahap-tahap dalam mendiagnosis anemia :

Menentukan adanya anemia

Menentukan jenis anemia

Menentukan etiologi atau penyakit dasar anemia

Menentukan ada atau tidaknya penyakit penyerta yang akan


mempengaruhi hasil pengobatan

Pendekatan diagnosis anemia :


I.

Pendekatan Tradisional, Morfologik, Fungsional dan Probabilistik


Pendekatan tradisional =>

mendirikan diagnosis berdasarkan

anamnesis, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium,


setelah dianalisis dan sintesis maka disimpulkan

sebagai sebuah diagnosis, baik diagnosis tentatif


ataupun diagnosis definitif.
Aspek morfologik : hapusan darah tepi / indeks eritrosit

Anemia hipokromik mikrositer

Anemia normokromik normositer

Anemia makrositer

Aspek fungsional : (contoh) -> dapat menduga jenis dan kemungkinan


penyebab anemia

Anemia disebabkan oleh penurunan produksi eritrosit di sumsum


tulang -> penurunan angka retikulosit ; atau

Anemia disebabkan oleh kehilangan darah/hemolisis -> peningkatan


angka retikulosit

Aspek probabilistic (pendekatan berdasarkan pola etiologi anemia) ->


berstandar berdasarkan data epidemiologi
II.

Pendekatan Probalistik atau Pendekatan Berdasarkan Pola Etiologi


Anemia

Secara umum dan di daerah tropis, anemia yang paling sering


ditemui : anemia defisiensi Fe <- penyakit kronik dan thalassemia

Pada wanita hamil , anemia yang sering ditemui : anemia defisiensi


folat

Pada daerah endemic malaria : anemia akibat malaria

Pada anak : anemia akibat thalassemia > anemia akibat penyakit


kronik

Di Bali, anaemia yang sering dijumpai : anemia aplastic

Anemia yang sering dijumpai di suatu daerah dan pada golongan


tertentu -> dapat membantu mengarahkan diagnosis
III.

Pendekatan Klinis
Berdasarkan :
1) Kecepatan timbulnya penyakit (awitan anemia)
Fungsi : dapat menduga Janis anemia
Penyebab anemia yang timbul cepat (dalam beberapa hari s/d
minggu) :
a. Perdarahan akut
b. Anemia hemolitik
a) Yang didapat -> pada AIHA : terjadi penurunan Hb >1 g/dL
b) Intravascular -> akibat transfusi atau episode
hemolisis pada anemia defisiensi G6PD
c. Leukemia akut
d. Krisis aplastik <- pada anemia hemolitik kronik
Penyebab anemia yang timbul secara perlahan :
a. Anemia defisiensi Fe
b. Anemia defisiensi folat/vitamin B12
c. Anemia akibat penyakit kronik
d. Anemia hemolitik kronik kongenital
2) Berat ringannya anemia
Fungsi : sebagai petunjuk kea rah etiologi
Etiologi anemia berat :
a. Anemia defisiensi Fe
b. Anemia aplastic

c. Anemia pada leukemia akut


d. Anemia hemolitik didapat/kongenital (ex : pada thalassemia
mayor)
e. Anemia pasca perdarahn akut
f. Anemia pada GGK stadium terminal
Jenis anemia ringan s/d sedang : (bila ditemukan dalam anemia
berat -> pikirkan diagnosis lain atau factor pemberat anemianya)
a. Anemia akibat penyakit kronik
b. Anemia pada penyakit sistemik
c. Thalassemia trait
3) SIfat gejala anemia
Jenis anemia dengan gejala yang lebih menonjol :
a. Anemia defisiensi Fe
b. Anemia aplastic
c. Anemia hemolitik
Gejala-gejala penyakit dasar lebih sering menonjol pada anemia
akibat penyakit kronik dan anemia sekunder lainnya (anemia akibat
penyakit sistemik, penyakit hati atau ginjal)
IV.

Pendekatan Berdasarkan Tuntunan Hasil Laboratorium


Note :
Lihat dan catat gambar algoritma 1 (hlm 1113)
Lihat dan catat gambar algoritma 2 (hlm 1113)
Lihat dan catat gambar algoritma 3 (hlm 1114)
Lihat dan catat gambar algoritma 4 (hlm 1114)

PENDEKATAN TERAPI
Hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan terapi pasien anemia :
1) Pengobatan diberikan berdasarkan diagnosis definitif sebelumnya.
2) Pemberian hematinic hanya dengan indikasi yang dianjurkan
3) Pengobatan anemia dapat berupa :
a) Terapi untuk keadaan darurat (ex : perdarahan akut akibat anemia
aplastic atau disertai gangguan hemodinamik)
b) Terapi supportive
c) Terapi khas sesuai dengan jenis anemia
d) Terapi kausal -> tujuang : mengobati penyakit dasar penyebab
anemia
4) Bila diagnosis definitive tidak dapat ditegakkan -> terpaksa memberikan
terapi percobaan (terapi ex juvantivus) -> pemantauan ketat dan
evaluasi
5) Transfusi
-> indikasi : anemia pasca perdarahan akut dengan tanda-tanda
gangguan hemodinamik
-> jenis transfuse yang diberikan : packed red cell

KESIMPULAN
Anemia yang berdampak klinik -> Hb < 10 g/dL atau hematocrit < 30%

Anda mungkin juga menyukai