Dosen Pembimbing
Disusun oleh:
KELOMPOK 1
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengajar, yaitu Dr. Apt.
Mellova Amir, MSc yang telah membimbing kami dalam proses pembelajaran
biokimia. Kami dari kelompok satu sebagai penulis makalah ini
menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyajiandan
referensi yang digunakan dalam penulisan makalah ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak,
terutama dosen pengampu mata kuliah ini.
Jakarta, 11 Desember
2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................4
1.3 Tujuan ...................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penyakit Galaktosemia ..........................................................................................5
2.1.1 Metabolisme Penyakit di Dalam Tubuh...........................................................5
2.2 Penyakit Fenilketonuria.........................................................................................9
2.2.1 Pengertian Penyakit Fenilketonuria..................................................................9
2.2.2 Metabolisme Penyakit di Dalam Tubuh.........................................................11
2.2.3 Mutasi PAH (Phenylalanin Hidroxilasi).........................................................12
2.3 Penyakit Sindrom Fabry ......................................................................................13
2.3.1 Pengertian Penyakit Sindrom Fabry...............................................................13
2.3.2 Diagnosis Penyakit Sindrom Fabry................................................................14
2.3.3 Skrining Penyakit Sindrom Fabry...................................................................14
2.3.4 Tanda dan Gejala Penyakit Sindrom Fabry....................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyakit Galaktosemia
Galaktosemia adalah suatu kelainan metabolik yang diturunkan secara
autosomal resesif, dimana terdapat defisiensi enzim yang mempengaruhi
metabolime gula galaktosa. Galaktosemia diturunkan oleh kedua orang tua dan
tidak terkait dengan x-linked sehingga dapat diturunkan baik oleh laki-laki maupun
perempuan. Penyakit ini merupakan genetik yang jarang akan tetapi berpotensi
letal yang diturunkan melalui autosomal resesif dan menyebabkan
ketidakmampuan penderita untuk memetabolisir galaktosa. Manifestasi klinis
termasuk retardasi intelektual, disfungsi liver, dan formasi katarak. Sekalipun
defisiensi dari ketiga enzim yang terlibat dalam jalur Leloir untuk metabolisme
galaktosa dapat menyebabkan gejala galaktosemia, akan tetapi bentuk klasik dari
penyakit ini berasal dari penurunan enzim kedua dari jalur tersebut, yaitu
galaktosa-1-fosfat uridil-transferase.
Gejala bagi penderita yang memiliki penyakit galaktosemia klasik akan
menunjukkan gejala berupa gangguan gastrointestinal, berat badan tidak
naik, dan jaundice. Infeksi yang mengancam jiwa dapat terjadi saat
periode baru lahir. Selain itu, dapat menyebabkan retardasi mental dan
pertumbuhan fisik yang terlambat pada bayi yang hidup. Beberapa bayi
dengan level GALT yang rendah seringkali didiagnosa sebagai galaktosemia
bentuk Duarte variant. Hampir seluruh kasus Duarte variant merupakan
bentuk benigna, akan tetapi semua bayi yang terkena tetap diterapi pada
setahun pertama kehidupannya sebagai pencegahan. Bayi dengan defisiensi
GALK hanya menunjukkan gejala katarak. Sedangkan pada bayi dengan
defisiensi GALE mempunyai gejala yang lebih bervariasi. Bila defisiensi
GALE terdapat pada sel darah merah, maka bayi tidak akan menunjukkan
gejala dan tidak perlu diterapi. Akan tetapi, bila defisiensi GALE
melibatkan jaringan lain, maka dapat timbul gejala yang serupa dengan
defisiensi GALT.
7
(II) Galactose-1-phosphate + UDPGlucose ↔ UDPGalactose + Glucose-1-
phosphate
10
darah dan menjadi racun dalam otak. Sebagai akibat tidak terurainya fenilalanin
menjadi tirosin, maka tertimbunlah fenilalanin dalam hati dan kelebihannya akan
masuk dalam peredaran darah serta diedarkan ke seluruh tubuh (Suryo, 2003).
Kelebihan fenilalanin dan asam fenilpiruvat dikeluarkan oleh ginjal bersama-
sama dengan air kencing (urine). Urine orang yang mengidap fenilketonuria
(biasanya disingkat dengan PKU, asal dari phenylketonuria) mengandung 300 –
1000 mg fenilalanin per 100 ml, sedangkan pada orang normal hanya sekitar 30
mg fenilalanin per 100 ml. Plasma darah penderita PKU mengandung 15 – 65 mg
fenilalanin per 100 ml, sedang pada orang normal hanya 1 – 2 mg fenilalanin per
100 ml. Pengandungan fenilalanin yang berlebihan dalam darah itu mengganggu
perkembangan dan pekerjaan otak, karena itu penderita PKU mengalami
kelemahan mental dan pigmentasi rambut biasanya berkurang (Suryo, 2005).
Berikut ini adalah Metabolisme fenilalanin dan tirosin pada manusia. Berbagai
mutasi menghasilkan suatu blok (penghalang) pada pembentukan enzim, yang
menyebabkan penyakit. Enzim-enzim yang diawasi oleh gen-gen normal
tercantum dengan akhiran ase. Penyakit yang timbul akibat kekurangan enzim
tertentu disebutkan di dalam tanda kotak (Suryo, 2005).
12
mengakibatkan metabolisme abnormal PAH Mrna dan hilangnya aktivitas PAH
(DiLella et al., 1986).
Eisensmith dan Woo (1992) mereview mutasi dan polimorfisme pada gen PAH
manusia. Sekitar 50 dari mutasi substitusi basa tunggal, termasuk 6 mutasi
nonsense dan 8 mutasi splicing, dan selebihnya karena mutasi missense. Dari
mutasi missense, ternyata 12 dihasilkan dari metilasi dan deaminasi yang sangat
bersifat mutagen pada dinukleotida CpG. Mutasi berulang juga telah diamati di
beberapa situs. Studi ekspresi in vitro menunjukkan adanya korelasi yang
signifikan antara aktivitas PAH dengan keparahan penyakit.
Hoang dkk. (1996) menjelaskan Database Analisis Konsorsium Mutasi
PAH yang diperoleh dari 81 peneliti di 26 negara. Database mencatat baik variasi
penyakit ataupun polimorfisme alel. Para peneliti menyatakan bahwa pada 27
September 1995 database yang ada tercatat terdapat 248 alel di 798 wilayah yang
berbeda (dengan haplotype polimorfik, wilayah geografis, dan penduduk).
Pemastian probands sebagian besar melalui skrining bayi yang baru lahir dengan
hyperphenylalaninemia.
13
autosom kecuali untuk penyakit Sindrom Fabry, sindrom Hunter, dan penyakit
Danon, yang merupakan kelainan x-linked.
Penyakit Sindrom Fabry disebabkan oleh mutasi pada gen GLA yang
mengkode enzim lisosom α-galaktosidase A. Penurunan aktivitas enzim yang
relevan secara fungsional menghasilkan akumulasi globotriaosylceramide (Gb3 ) di
dalam lisosom. Berbagai macam gejala klinis progresif terlihat pada pasien dengan
penyakit Sindrom Fabry yaitu termasuk sensasi terbakar, terutama di tangan dan
kaki (aestesi akropar), masalah gastrointestinal (GI), angiokeratoma, dan
intoleransi suhu. Tanda dan gejala yang cenderung berkembang di kemudian hari
pada masa remaja dan awal masa dewasa dikaitkan dengan kegagalan organ akhir
dan kematian dini. Ini termasuk proteinuria dan glomerulosklerosis, hipertrofi
jantung dan aritmia, penyakit kardiovaskular lain, dan stroke.
Lebih dari 400 mutasi telah diidentifikasi pada gen GLA (terutama mutasi
missense tetapi juga mutasi nonsense dan de letion dan insersi asam amino
tunggal). Sebagian besar mutasi ini bersifat ‘pribadi’, yang telah diidentifikasi
hanya dalam keluarga individu, sementara beberapa lainnya yang terletak di CpG
di nukleotida (misalnya R227X), telah ditemukan sebagai peristiwa mutasi
independen.
Meskipun penyakit Sindrom Fabry adalah x-linked, obligate heterozigot wanita
biasanya dipengaruhi oleh penyakit tersebut, tetapi menunjukkan gejala yang lebih
bervariasi dibandingkan pada pria. Gejala tersebut juga cenderung terjadi di
kemudian hari. Penyakit Sindrom Fabry pada wanita tidak sepenuhnya dipahami.
Namun, hal ini diduga disebabkan oleh inaktivasi X acak (Lyonisasi) dimana
beberapa sel tubuh menekan alel GLA normal, sedangkan yang lain
mengekspresikan alel yang bermutasi. Sejauh mana inaktivasi X miring mendasari
manifestasi tidak jelas.
14
Pengujian aktivitas α-galaktosidase A dalam leukosit atau bercak darah kering
biasanya akan memastikan diagnosis pada pria. Plasma atau urinary Gb 3 juga telah
digunakan dalam diagnosis biokimia penyakit Sindrom Fabry, tetapi pada wanita
tingkat Gb3 umumnya lebih rendah dari pada laki-laki, dan tidak meningkat pada
beberapa pasien dengan mutasi tertentu pada gen GLA (misalnya orang-orang
dengan mutasi N215S). Pada heterozigot wanita, aktivitas α-galaktosidase
seringkali berada dalam kisaran normal. Oleh karena itu, konfirmasi diagnostik
harus dilakukan dengan analisis genetik pada kasus yang dicurigai.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Galaktosemia adalah suatu kelainan metabolik yang diturunkan secara autosomal
resesif, dimana terdapat defisiensi enzim yang mempengaruhi metabolime gula
galaktosa. Galaktosemia diturunkan oleh kedua orang tua dan tidak terkait dengan x-
linked sehingga dapat diturunkan baik oleh laki-laki maupun perempuan. Penyakit ini
merupakan genetik yang jarang akan tetapi berpotensi letal yang diturunkan melalui
autosomal resesif dan menyebabkan ketidakmampuan penderita untuk memetabolisir
galaktosa. Manifestasi klinis termasuk retardasi intelektual, disfungsi liver, dan formasi
katarak. Sekalipun defisiensi dari ketiga enzim yang terlibat dalam jalur Leloir untuk
metabolisme galaktosa dapat menyebabkan gejala galaktosemia, akan tetapi bentuk
klasik dari penyakit ini berasal dari penurunan enzim kedua dari jalur tersebut, yaitu
galaktosa-1-fosfat uridil-transferase.
Phenylketonuria (PKU) adalah gangguan genetik yang ditandai oleh kekurangan
atau masalah dengan aktifitas spesifik dari enzim fenilalanin hidroksilase (PAH), yang
diperlukan untuk metabolisme phenylalaninasam amino pada asam amino tirosin. Jika
tidak diobati, phenylalanin menumpuk dan dapat mengakibatkan masalah-masalah
neurologis, termasuk keterbelakangan mental dan kenjang
Penyakit Sindrom Fabry adalah kondisi bawaan x-linked karena tidak adanya atau
pengurangan aktivitas α-galaktosidase di lisosom, yang mengakibatkan akumulasi
globotriaosylceramide (Gb3) dan glikosphingolipid dannetral terkait. Manifestasi
penyakit Sindrom Fabry termasuk gangguan fungsi ginjal dan jantung yang serius dan
progresif. Selain itu, pasien juga mengalami nyeri, gangguan gastrointestinal, serangan
iskemik transien, dan stroke. Efek tambahan pada kulit, mata, telinga, paru-paru dan
tulang sering terlihat. Gejala pertama penyakit Sindrom Fabry klasik biasanya muncul
di masa kanak-kanak.
Penyakit Sindrom Fabry disebabkan oleh mutasi pada gen GLA yang mengkode
enzim lisosom α-galaktosidase A. Penurunan aktivitas enzim yang relevan secara
fungsional menghasilkan akumulasi globotriaosylceramide (Gb3 ) di dalam lisosom.
Berbagai macam gejala klinis progresif terlihat pada pasien dengan penyakit Sindrom
Fabry yaitu termasuk sensasi terbakar, terutama di tangan dan kaki (aestesi akropar),
masalah gastrointestinal (GI), angiokeratoma, dan intoleransi suhu. Tanda dan gejala
yang cenderung berkembang di kemudian hari pada masa remaja dan awal masa
19
dewasa dikaitkan dengan kegagalan organ akhir dan kematian dini. Ini termasuk
proteinuria dan glomerulosklerosis, hipertrofi jantung dan aritmia, penyakit
kardiovaskular lain, dan stroke.
3.2 Saran
Demikian pokok bahasan dari makalah ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan
kami makalah ini dapat menjadi manfaat serta mendambah wawasan untuk baik
kalangan masyarakat dan pembaca agar bisa memahami penyakit yang diakibatkan
oleh gangguan biokimia. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi. Kami
menyadari makalah ini masih jauh dari kesempuraan, oleh karena itu kami mohon
kritik dan sarannya yang membangun hal ini berguna agar makalah ini dapat disusun
menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Rubiyanti, Rani. 2018. " Review Artikel Mutasi Pada Penyakit Phenylketonuria (PKU)",
http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/19009/pdf (diakses pada tanggal 11
Desember 2020, pukul 18:36)
Mehta, Atul, Claudio Feliciani, Francois Eyskens, dan Ilkka Kantola. 2010. "Fabry disease: A
Review of Current Management Strategies",
https://www.researchgate.net/publication/45365771_Fabry_disease_A_review_of_current_ma
nagement_strategies (diakses pada tanggal 11 Desember 2020, pukul 18:18)
21