Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan nikmat serta
Muhammad SAW, yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan
dosen pengampu mata kuliah Biokimia yang telah memberikan arahan dan
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif daripada pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
bahan kimia mengacu kepada senyawa berberat molekul rendah yang
mengandung nitrogen dan dibedakan dari protein. Nitrogen nonprotein (NNP)
mencakup ureum, kreatinin, asam urat, amonia, dan asam amino. Senyawa-
senyawa ini adalah produk sampingan dari metabolisme protein atau asam
nukleat. Senyawa ini terdapat dalam konsentrasi miligram/desiliter atau kurang
karena cepat dikeluar melalui urine.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Biokimia Klinis adalah merupakan cabang ilmu dalam ilmu biomedis dan
sangat bermanfaat untuk pengembangan obat, melakukan diagnosis dan terapi
penyakit. Ilmu Biokimia Klinis adalah ilmu yang mempelajari berbagai upaya
agar senyawa-senyawa kimia dalam tubuh berada dalam keadaan seimbang
(Homeostasis). Tubuh dikatakan sakit bila senyawa-senyawa kimia dalam tubuh
terganggu keseimbangannya, gangguan keseimbangan ini dapat berupa rendah
atau tingginya kadar suatu senyawa kimia dalam tubuh.
6
2.2.1 Kelainan Metabolisme Karbohidrat
A. Galaktosemia
Galaktosemia adalah kelainan metabolik genetik langka yang
mempengaruhi kemampuan individu untuk memetabolisme galaktosa.
Galaktosemia merupakan resesif autosomal yang diturunkan, yang mengakibatkan
kekurangan suatu enzim yang bertanggungjawab untuk degradasi galaktosa.
a. Mekanisme Terjadinya Galaktosemia
Terjadi akumulasi substrat galaktosa untuk enzim yang mengkatalisis jalur
poliol metabolisme karbohidrat. Reaksi pertama dari jalur ini adalah penurunan
aldoses, jenis gula, termasuk galaktosa, gula menjadi alkohol. Data terbaru
menunjukkan bahwa aldosa reduktase adalah enzim yang bertanggung jawab
untuk tahap utama jalur ini. Oleh karena itu aldosa reduktase mengurangi
galaktosa untuk membentuk gula alkoholnya, galactitol. Galactitol, tidak memiliki
substrat yang cocok untuk enzim berikutnya dalam jalur poliol dehidrogenase.
Jadi, galactitol terakumulasi dalam jaringan tubuh dan diekskresikan dalam urin
pasien galactosemik.
b. Gejala Galaktosemia
Bayi baru lahir dengan galaktosemia tampak normal pada awalnya, tetapi
dalam waktu beberapa hari atau minggu setelah bayi mengkonsumsi susu formula
atau ASI yang mengandung laktosa, mereka akan kehilangan nafsu makan, rewel,
muntah, jaundice (kuning), diare, sulit untuk bertambah berat badan, dan tidak
tumbuh dengan normal. Anak juga bisa mengalami kejang. Fungsi sel-sel darah
putih terganggu, sehingga dapat terjadi infeksi darah berat oleh bakteri E. Coli.
Metabolit yang terakumulasi menyebabkan gangguan pada hati dan ginjal,
serta merusak lensa mata dan menyebabkan katarak. Jika terapi terlambat
diberikan, maka anak tersebut akan mengalami gangguan pertumbuhan, tetap
pendek, dan mengalami gangguan intelektual, atau bahkan meninggal.
7
B. Intoleransi Fruktosa
a. Pengertian
Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan dimana
tubuh tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim
fosfofruktaldolase.Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang merupakan hasil
pemecahan dari fruktosa) tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan
glikogen dan menghalangi perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber
energi.
b. Penyebab
Mencerna fruktosa atau sukrosa (yang dalam tubuh akan diuraikan
menjadi fruktosa, kedua jenis gula ini terkandung dalam gula meja) dalam jumlah
yang lebih, bisa menyebabkan:
- Hipoglikemia (kadar gula darah yang rendah) disertai keringat dingin
- Tremor (gerakan gemetar diluar kesadaran)
- Linglung
- Mual
- Muntah
- Nyeri perut
- Kejang (kadang-kadang)
- Koma.
Jika penderita terus mengkonsumsi fruktosa, bisa terjadi kerusakan ginjal dan
hati serta kemunduran mental.
C. Diabetes Melitus
a. Pengertian
Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus
ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis dan penyakit
vaskular mikroangiopati (Sylvia & Lorrain, 2006).
8
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
akibat kadar glukosa darah yang tinggi yang disebabkan jumlah hormone insulin
kurang atau jumlah insulin cukup bahkan kadang-kadang lebih, tetapi kurang
efektif (Sarwono, 2006).
b. Faktor-Faktor Penyebab Diabetes Mellitus
Faktor-faktor penyebab diabetes melitus antara lain genetika, faktor
keturunan memegang peranan penting pada kejadian penyakit ini. Apabila orang
tua menderita penyakit diabetes mellitus maka kemungkinan anak-anaknya
menderita diabetes mellitus lebih besar.
Faktor lain yang menjadi penyebab diabetes melitus yaitu gaya hidup,
orang yang kurang gerak badan, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat,
kegemukan dan kesalahan pola makan. Kelainan hormonal, hormon insulin yang
kurang jumlahnya atau tidak diproduksi.
c. Klasifikasi Diabetes Melitus
American Diabetes Assosiation (2005) dalam Aru Sudoyo (2006)
mengklasifikasikan diabetes mellitus menjadi :
1) Diabetes mellitus tipe 1
Dibagi dalam 2 subtipe yaitu autoimun, akibat disfungsi autoimun dengan
kerusakan sel-sel beta dan idiopatik tanpa bukti autoimun dan tidak diketahui
sumbernya.
2) Diabetes mellitus tipe 2
Bervariasi mulai yang predominan resisten insulin disertai defisinsi insulin
relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resisten insulin.
11
terhadap kandungan protein dalam susu, bukan laktosa. Dan reaksi alergi ini tidak
hanya dapat menyebabkan sakit perut tetapi dapat mengancam nyawa seseorang.
Pirai atau gout (juga dikenal sebagai podagra bila terjadi di jempol kaki)[1]
adalah kondisi kesehatan yang biasanya ditandai oleh adanya serangan akut
artritis inflamatori berulang dengan gejala kemerahan, lunak yang terasa sakit dan
panas pada pembengkakan sendi. Bagian sendi metatarsal-falangeal pada bagian
dasar dari ibu jari merupakan tempat yang paling sering terserang (mendekati
12
50% kasus). Namun, gejala ini juga dapat timbul sebagai tofi, batu ginjal, atau
nefropati urat. Keadaan ini disebabkan oleh adanya peningkatan kadar asam urat
di dalam darah. Asam urat mengkristal, dan kristal ini mengendap pada
persendian, tendon, dan jaringan sekitanya.
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid
netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara
ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada
juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk
sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga
dapat melalui jalur ini.
13
Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar
berada di sisi dalam
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam
air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan
dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan
monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul
berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga
bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan
menuju hati dan jaringan adiposa. Bila simpanan lemak dalam jaringan berlebihan
dapat menyebabkan obesitas.
14
Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut
trigliserida
1) Pengertian
18
Dislipidemia adalah istilah luas yang mengacu pada sejumlah gangguan
lipid. Gangguan lipid ini 80% terkait dengan diet dan gaya hidup, meskipun
gangguan familial (20%) juga penting. Kategori dasar dislipidemia meliputi:
peningkatan Low Density Lipoprotein-Cholesterol (LDL-C), penurunan High
Density Lipoprotein-Cholesterol (HDL-C), kelebihan lipoprotein (a),
hipertrigliseridemia, dislipidemia aterogenik (Smith, 2007). Di Indonesia
prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Penelitian MONICA di Jakarta 1988
menunjukkan bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206,6
mg/dL dan pria 199,8 mg/dL, tahun 1993 meningkat menjadi 213,0 mg/dL pada
wanita dan 204,8 mg/dL pada pria.
2)Metabolisme Lipoprotein
Metabolisme lipoprotein dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme
eksogen, endogen, dan jalur reverse cholesterol transport. Kedua jalur pertama
berhubungan dengan metabolisme kolesterol- LDL dan trigliserida, sedangkan
jalur reverse cholesterol transport dikhususkan ke metabolisme kolesterol-HDL.
Penelitian beberapa tahun terakhir menemukan bukti bahwa lipoprotein
bahwa factor resiko untuk penyakit kardiovaskular. Peningkatan kadar lipoprotein
secara linier dan independent bersifat prediktif untuk terjadinya penyakitt
kardiovaskular. Penyakit kardiovaskular yang dimaksud meliputi penyakit arteri
coroner, penyakit arteri perifer, aneurisma aorta dan stroke iskemik.
2.3 Metabolisme Nitrogen Non Protein
1) Pengertian Nitrogen Non Protein
19
Nitrogen Non Protein merupakan senyawa bukan protein yang
mengandung nitrogen seperti asam amino bebas, asam nukleat, amonia, urea,
trimetilamina (TMA) , dimetilamina (DMA), nitrat dll. Asam amino bebas yang
terdapat dalam jaringan hidup merupakan hasil residu dari sintesis protein yang
kemungkinan hasil degradasi dari protein. Sedangkan dari asam amino bebas ini
dapat terbentuk senyawa- senyawa Nitrogen Non Protein lainnya merupakan hasil
deaminasi atau dekarboksilasi dari asam amino bebas, yang dikatalis oleh enzim-
enzim tertentu.
20
argininnosuksinat segera terurai oleh argininosuksinat liase untuk
membentuk arginin dan fumarat bebas. Reaksi ini berlangsung dengan
bantuan enzim argininosuksinase. Suatu enzim hati dan jaringan ginjal.
Fumarat yang dibentuk dapat dikonversi jadi oksaloasetat melalui
reaksi fumarase dan melat dehdrogenase dan selanjutnya
ditransaminasi untu membentuk kembali aspartat sedangkan arginin
dibelah menjadi ornitin dan urea.
Siklus Asam Urat
Siklus Asam Urat dimulai dari mengonsumsi zat yang mengandung purin
yang secara berlebihan kemudian zat purin yang banyak ini masuk ke dalam tubuh
melalui metabolisme berubah menjadi asam urat. Kelebihan kadar asam urat
dalam tubuh dapat menyebabkan ginjal tidak mampu membuang kelebihan asam
urat tersebut. Kemudian kristal asam urat yang berlebih menumpuk dipersendian
akibatnya sendi menjadi membengkak, nyeri, meradang panas dan kaku.
Siklus Kreatinin
Siklus Kreatinin reaksi pertama adalah proses transamidanasi dari arginin
menjadi glisin untuk membentuk glikosiamina proses ini terjadi didalam ginjal.
Reaksi kedua adalah metilasi glikosiamin oleh metionin dalam hati menjadi
fosfokreatin. Reaksi terakhir dalah reaksi nonenzimatik didalam otot untuk
merubah fosfokreatin menjadi kreatin. Kreatin dan fosfokreatin otot di ubah
secara non enzimatik menjadi kreatinin yang nantinya akan berdisfusi keluar sel
dan disekresikan oleh ginjal
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu Biokimia Klinis adalah ilmu yang mempelajari berbagai upaya agar
senyawa-senyawa kimia dalam tubuh berada dalam keadaan seimbang
(Homeostasis).
22
DAFTAR PUSTAKA
Wisudanti, Desie Dewi. 2016. Kajian Pustaka : Aplikasi Terapeutik Geranin Dari
Ekstrak Kulit Rambutan (Nephellium Lappaceum) Sebagai Antihiperglikemik
Melalui Aktivitasnya Sebagai Antioksidan Pada Diabetes Mellitus Tipe 2.
Universitas Jember. NurseLine Journal : Vol. 1 No. 1 Mei 2016. ISSN 2540-7937.
23