Nim : 2005015
Mk : Analisis Kosmetik Dan Makanan
Semester/Unit :V/A
Dosen : Ikhwani
1. Air
a. Air Keran
Air keran adalah air yang dialirkan melalui pipa dan keluar melalui keran. Bila dilihat
dari sumbernya, air keran biasanya didapatkan dari sungai, danau, atau sumur. Nah, sebelum
aman dan layak dikonsumsi, biasanya air keran melewati banyak proses penyaringan,
sehingga kandungan mineralnya berkurang.
Terkadang air keran bisa saja mengandung bakteri atau parasit dari kotoran manusia atau
hewan. Hati-hati, hal ini bisa menyebabkan penyakit bila air ini tak dimasak dengan benar
sebelum diminum. Pada beberapa kasus, air keran juga bisa mengandung bahan kimia dari
limbah industri yang tak tersaring.
b. Air Mineral
Air mineral diambil dari mata air atau sumber air yag terletak di daerah yang kaya
mineral. Jenis air minum ini kaya mineral seperti magnesium, kalsium, natrium, dan
selenium. Air mineral memiliki manfaat kesehatan, karena menyediakan mineral yang tidak
dapat dibuat oleh tubuh.
Air mineral juga membantu menjaga sistem pencernaan, dan banyak orang menyukai
rasanya daripada air keran. Air mineral memiliki pH atau derajat keasaaman antara 6-8,5.
Sementara itu, air ledeng biasanya memiliki pH antara 5-7,5.
c. Isotonik
Isotonik adalah jenis air minum lainnya yang bisa kamu konsumsi. Air isotonik ini
umumnya dikonsumsi banyak orang ketika sedang berolahraga. Tujuannya untuk mengganti
cairan tubuh yang hilang lewat keringat , sebab minuman isotonik cepat diserap tubuh.
Minuman ini memiliki tekanan yang sama dengan sel tubuh dalam satuan osmolaritas
(jumlah partikel zat terlarut dalam larutan).
Minuman isotonik mengandung karbohidrat dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Contohnya,
natrium klorida, kalsium fosfat, kalsium laknat, dan magnesium. Nah, osmolaritas sama
dengan darah. Itulah sebabnya, minuman ini lebih cepat diserap tubuh.
Namun, sebaiknya jangan berlebihan mengonsumsi jenis air minum yang satu ini. Minuman
isotonik bisa memengaruhi kesehatan gigi dan lambung. Isotonik biasanya mengandung asam
sitrat. Nah, seluruh asam memiliki sifat erosif dan berpengaruh pada gigi dan lambung.
d. Air Berkarbonasi
Selain tiga hal di atas, ada pula jenis air minum lainnya yang perlu dipahami, yaitu air
berkarbonasi atau sparkling water. Sparkling water adalah air yang berkarbonasi yang
mengandung gelembung gas karbon dioksida. Namun, dalam hal menghidrasi
tubuh, sparkling water tidak sebaik dengan air mineral.
Ingat, tidak semua sparkling water dibuat sama, jadi kamu harus membaca bahan-bahannya
sebelum membeli atau meminumnya.
e. Alkali
Air alkali memiliki tingkat pH yang lebih tinggi daripada air keran biasa, dan
mengandung mineral alkali dan negatif oxidation reduction potential
(ORP). Air alkali dinilai mampu membantu menetralkan asam dalam tubuh, membantu
memperlambat proses penuaan, atau mencegah kanker.
Berbagai manfaat ini dipercaya karena kandungan pH yang lebih tinggi dalam air alkali.
Namun, hal yang perlu ditegaskan, hanya ada sedikit bukti ilmiah mengenai hal ini.
Jenis air minum yang satu ini memang aman untuk dikonsumsi. Namun, dalam beberapa
kasus bisa saja mengurangi keasaman lambung, sehingga menurunkan kemampuannya untuk
membunuh bakteri berbahaya. Jika berlebihan dikonsumsi juga bisa menyebabkan alkalosis
metabolik, yang menghasilkan gejala seperti mual dan muntah.
2. Vitamin
Vitamin adalah masalah kesehatan yang cukup serius sehingga membuat tubuh tidak
dapat mencapai fungsi tubuh yang normal akibat gagal memenuhi kebutuhan tubuh yang
dapat menyebabkan manusia mudah terserang berbagai macam penyakit.
3.Mineral
Mineral adalah unsur kimia yang dibutuhkan sebagai nutrisi
esensial oleh mikroorganisme untuk melakukan fungsi yang diperlukan untuk hidup. Mineral
berasal dari bumi dan tidak bisa diproduksi oleh makhluk hidup.Tanaman mendapatkan
mineral dari tanah.[3] Sebagian besar mineral dalam makanan manusia berasal dari memakan
tumbuhan dan hewan atau dari air minum. [3] Sebagai kelompok, mineral adalah satu dari
empat kelompok nutrisi penting, yang lain adalah vitamin, asam lemak esensial, dan asam
amino esensial.
Mineral juga berperan sebagai kofaktor enzim, fungsi otot, dan saraf. Kalium
menjadi salah satu jenis mineral yang cukup dibutuhkan tubuh. Zat ini dibutuhkan sebagai
pembentuk aktivitas otot jantung, regulasi osmosis, fungsi otot dan saraf, kofaktor enzim, dan
sebagai metabolisme energi.
1. Kalsium (Ca)
2. Klorida (Cl)
berperan sebagai elektrolit dan membantu produksi asam lambung. Saat tubuh
kekurangan asupan klorida, risiko gangguan pertumbuhan, pusing, merasa lemah, hingga
kram jadi lebih rentan terjadi. Selain itu, klorida juga berfungsi mengaktivasi sel yang
memproduksi imun.
3. Magnesium (Mg)
berperan sebagai zat pembentuk darah merah yang mengikat oksigen dan hemoglobin.
Mineral juga berperan sebagai kofaktor enzim, fungsi otot, dan saraf.
4. NKalium (K)
sebagai pembentuk aktivitas otot jantung, regulasi osmosis, fungsi otot dan saraf,
kofaktor enzim, dan sebagai metabolisme energi. Kurang mendapatkan asupan ini bisa
memicu terjadinya diare, muntah, lemah otot, serta turunnya tekanan darah.
5. Zat Besi(Fe)
berfungsi untuk membantu mengantarkan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Selain itu,
mineral yang satu ini juga dibutuhkan untuk kofaktor enzim, fungsi otak dan otot, serta
memperkuat sistem imunitas dalam tubuh. Kekurangan zat besi dapat memicu terjadinya
anemia yang memiliki gejala pusing, lemas, dan tidak bertenaga.
6. Tembaga (Cu)
7. Iodium (I)
8. Selenium (Se)
Selenium memiliki peran antioksidan yang dapat membantu mengatasi racun, serta
membantu hormon, sistem imun, dan melindungi sel dari proses oksidasi sendiri. Kurang
selenium bisa memicu terjadinya masalah jantung dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
9. Zinc (Zn)
Zinc memegang peran dalam menjaga fungsi membran, sistem imun, juga sebagai
antioksidan. Kekurangan zinc pada tubuh dapat menyebabkan gangguan kulit, menurunnya
kadar kolesterol baik HDL, serta menurunnya nafsu makan.
Mineral yang satu ini berfungsi untuk menjaga kesehatan gigi. Flourida dapat
menghambat pembentukan karang gigi, sehingga saat kekurangan mineral ini masalah gigi
dan kerusakan jadi lebih mudah terjadi.
1. Zat Warna
Pewarna merupakan zat warna atau bahan lain yang dibuat dengan cara sintetis atau
cara kimiawi lain, atau bahan alami dari tanaman, hewan, mineral atau sumber
lainnya yang diekstrak, diisolasi atau terbuat dari ekstrak atau isolat dengan atau
tanpa perubahan identitas yang bila ditambahkan atau digunakan ke bahan
makanan, obat, kosmetik, atau ke bagian tubuh (bisa sendiri atau karena reaksi
dengan bahan lain) menjadi bagian dari warna dari bahan tersebut
Sebagian besar zat warna dapat diperoleh dari tumbuhan dengan mengekplorasi
pengambilan zat warna dari tumbuhan menjadi larutan zat warna alam untuk
pencelupan bahan tekstil.
Proses ekplorasi di lakukan dengan teknik ekstraksi (pengambilan zat) menggunakan
pelarut air.
Proses pembuatan larutan zat warna alam adalah proses untuk mengambil pigmen-
pigmen penimbul warna yang berada dalam tumbuhan baik yang terdapat pada
daun,batang,buah,bunga,biji ataupun akar.
Proses ekplorasi pengambilan pigmen zat warna alam dengan perebusan disebut proses
ekstraksi.
2. Pemanis Buatan
Pemanis buatan adalah pengganti gula sintetis yang terbuat dari zat alami, seperti herbal
atau gula itu sendiri. Jenis pemanis ini juga dijuluki sebagai “pemanis yang intens” karena
memberikan rasa yang mirip dengan gula meja, tetapi berkali-kali lebih manis.
Pemanis buatan yang paling banyak digunakan adalah siklamat dan sakarin. Dalam
beberapa penelitian ditemukan bahwa penggunaan pemanis buatan yang tidak memenuhi
syarat akan menimbulkan penyakit yang bersifat karsinogen. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kadar pemanis buatan sebagai bahan tambahan pangan dalam minuman jajanan
yang dijual di pasar tradisional.
3. Bahan Pengawet
Pengawet alami adalah senyawa kimia turunan dari tumbuhan, hewan, mikroba, dan
aktivitas metabolisme yang menunda pembusukan suatu produk dengan cara tertentu. Bahan
alami dapat digunakan sebagai pengawet, karena mengandung zat aktif antimikroba. Zat
pengawet adalah bahan yang ditambahkan dengan tujuan menghambat atau mencegah
tumbuhnya mikroorganisme, sehingga tidak terjadi proses penguraian (pembusukan).
Beberapa metode analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis pengawet, di
antaranya adalah:
4. Penyedap Rasa
Penyedap rasa adalah bahan tambahan makanan yang memberikan rasa pada bahan
tertentu, sehingga suatu makanan dapat bertambah manis, asam, dan sebagainya. Umumnya
penyedap rasa diberikan kepada makanan yang tidak atau kurang memiliki rasa (misal agar-
agar, masakan berkuah, dan sebagainya) sehingga disukai konsumen. Menurut Badan
Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), penyedap rasa haruslah hanya
menambahkan rasa, tidak menambahkan nilai nutrisi apapun.
5. Pengemulsi
Pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan
air ,umumnya emulsi merupakan senyawa organik yang memiliki dua gugus,baik yang polar
maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur.Salah satu contoh dari
pengemulsi yaitu sabun yang merupakan garam karbosilat ,molekul sabun tersusun atas ekor
alkil ynag non polar (akan mengililingi molekul minyak) dan kepala karbolsilat yang yang
bersifat polar (mengikat air dengan kuat).
7. Antioksidan
Antioksi dan merupakan molekul yang mampu memperlambat atau mencegah proses
oksidasi molekul lain.Oksidasi adalah reaksi kimia yang dapat menghasilkan radikal bebas,
sehingga memicu reaksi berantai yang dapat merusak sel. Antioksidan seperti tiol atau asam
askorbat (vitamin C) mengakhiri reaksi berantai ini.Untuk menjaga keseimbangan tingkat
oksidasi, tumbuhan dan hewan memiliki suatu sistem yang kompleks dari tumpangsuh
antioksidan, seperti glutation dan enzim (misalnya: katalase dan superoksida dismutase) yang
diproduksi secara internal atau dapat diperoleh dari asupan vitamin C, vitamin A dan vitamin
E.
8.Pengatur Keasaman
9. Anti Kempal
Antikempal biasa ditambahkan ke dalam pangan yang berbentuk tepung atau bubuk.
Karena itu peranannya di dalam makanan tidak secara langsung, tetapi terdapat di dalam
bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan seperti susu bubuk, tepung terigu,
gula pasir dan lain sebagainya. Beberapa bahan anti kempal yang diizinkan di dalam bahan-
bahan untuk makanan diantaranya adalah aluminium silikat, kalsium aluminium silikat,
kalsium silikat, magnsium karbonat, magnesium oksida, dan magnesium silikat.
Pemutih dan pematang tepung adalah bahan yang dapat mempercepat proses
pemutihan dan sekaligus pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu hasil
pemanggangan, misalnya dalam pembuatan roti, kraker, biskuit, dan kue. Beberapa bahan
pemutih dan pematang tepung yang diizinkan untuk makanan diantaranya adalah asam
askorbat, kalium bromat, natrium stearoil-2-laktat.
11. Pengeras
Sekuestran adalah bahan yang dapat mengikat ion logam pada makanan sehingga
memantapkan warna dan tekstur makanan, atau mencegah perubahan warna-warna makanan.
Beberapa bahan sekuestrans yang diizinkan untuk makanan di antaranya adalah asam fosfat,
iso propil sitrat, kalsium dinatrium edetat (EDTA), monokalium fosfat, dan natrium
pirofosfat.
1. Asam Borat
Asam borat, atau sasolit, ditemukan dalam keadaan bebas di beberapa distrik
vulkanik, misalnya, di wilayah Tuscany Italia, Kepulauan Lipari dan negara bagian Amerika
Serikat Nevada. Dalam pengaturan vulkanik terjadi masalah, tercampur dengan uap, dari
celah di dalam tanah. Hal ini juga ditemukan sebagai konstituen dari banyak mineral alami,
seperti boraks, borasit, boronatrokaisit dan kolemanit. Asam borat dan garamnya ditemukan
dalam air laut. Senyawa ini juga ditemukan pada tumbuhan, termasuk hampir semua buah-
buahan.
2. Formaldehid
Formaldehida (CH2O) merupakan suatu campuran organik yang dikenal dengan nama
aldehida, membeku pada suhu dan mendidih pada suhu 300 . Formaldehida awalnya disintesa
kimiawan asal Rusia Alexander Butlerov pada tahun 1859, tetapi diidentifikasi oleh
Hoffman tahun 1867. Formaldehida dihasilkan dengan membakar bahan yang mengandung
karbon. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari reaksi cahaya matahari dan
oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida terdapat
dalam bentuk gas, larutan dan padatan.Formaldehida yang digunakan dalam proses
pembuatan peralatan makan melamin adalah formaldehida dalam bentuk larutan yang dikenal
dengan nama formalin.
3. Dulsin
Dulsin, yang dikenal juga dengan nama sucrol dan valzin,adalah pemanis buatan yang
250 kali lebih manis daripada gula. Dulsin ditemukan pada tahun 1883 oleh kimiawan
Polandia Józef (Joseph) Berlinerblau (27 Agustus 1859 – 1935).Pemanis buatan ini pertama
kali diproduksi massal sekitar tujuh tahun kemudian. Meskipun ditemukan hanya lima tahun
setelah sakarin, dulsin tidak pernah menikmati kejayaannya seperti sakarin. Meski demikian,
dulsin merupakan pemanis yang penting di awal abad ke-20 dan memiliki keuntungan
dibanding sakarin yaitu tidak menimbulkan sisa rasa pahit,dulsin tidak diketahui berada
sebagai produk alami.
4. Rhodamin b dan Methanyl yellow
Rhodamin B adalah pewarna terlarang yang sering ditemukan pada makanan,
terutama makanan jajanan. Rhodamin B, yaitu zat pewarna berupa serbuk kristal berwarna
hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, serta mudah larut dalam larutan warna merah
terang berfluoresan sebagai bahan pewarna tekstil atau pakaian.
Methanil yellow merupakan zat pewarna sintetis yang dilarang untuk produk makanan
karena dalam bahan tersebut mengandung residu logam berat yang sangat membahayakan
bagi kesehatan.