Anda di halaman 1dari 8

KOMPONEN PENYUSUN BAHAN PANGAN

Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah bahan pangan. Semua makhluk hidup
terutama manusia membutuhkan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuhnya
dan mendapatkan energi, sehingga mampu menjalankan aktivitas sehari – hari dengan baik.
Bahan pangan dapat berasal dari tumbuhan dan hewan yang umumnya terdiri atas zat-zat kimia,
baik yang terbentuk secara alami maupun sintetis.
A. Komponen Penyusun Bahan Pangan
Bahan pangan tersusun dari empat komponen utama, yaitu air, protein, karbohidrat, dan
lemak. Selain itu bahan pangan juga tersusun dari komponen anorganik seperti mineral dan
komponen organik seperti vitamin, enzim, emulsifier, asam, antioksidan, pigmen, dan
komponen cita rasa (Flavor) dalam jumlah relatif kecil.
1. Air
Air di dalam bahan pangan berperan sebagai pelarut bagi beberapa komponen, di
samping ikut sebagai bahan pereaksi. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau
pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0º C). Air
merupakan pelarut kuat yang dapat melarutkan banyak zat kimia. Zat - zat yang larut dengan
baik dalam air (misalnya garam - garam) disebut sebagai zat - zat hidrofilik, sedangkan zat -
zat yang tidak mudah tecampur dengan air (misalnya lemak dan minyak) disebut sebagai zat -
zat hidrofobik. Meskipun sering diabaikan, air merupakan salah satu unsur penting dalam
makanan. Air sendiri meskipun bukan merupakan sumber nutrien seperti bahan makanan lain,
namun sangat esensial dalam kelangsungan proses biokimia organisme hidup.
Mutu bahan pangan sangat dipengaruhi oleh kadar air, karena dapat mempengaruhi
bentuk, tekstur, dan cita rasa pada makanan. Semua bahan makanan hewani maupun nabati
mengandung air dalam jumlah yang berbeda – beda. Sayur dan buah segar mempunyai kadar
air 90 – 95%, susu 85 – 90%, ikan 70 - 80%, telur 70 – 75%, daging 60 – 70%, dan bahan
makanan kering pun seperti tepung dan biji – bijian mengandung air dalam jumlah tertentu.
Air juga berperan sebagai medium reaksi kimia dan enzimatis. Selain itu, daya simpan bahan
pangan juga sangat dipengaruhi oleh kadar air. Pengurangan air di dalam bahan pangan
bertujuan untuk mengawetkan atau memperpanjang daya simpan dan juga untuk mengurangi
volume/berat pangan sehingga memudahkan dalam pengemasannya.
Pengawetan bahan pangan dengan pengendalian Kadar air
a. Pengurangan kadar air : melalui proses penguapan atau pengeringan.
b. Perubahan fase cair ke padat : melalui proses pembekuan.
c. Amobilisasi air dalam jaringan : dalam bentuk gel.
d. Pengikatan air bebas dalam bahan dengan bahan lain : penambahan gula atau garam.

Air di dalam bahan pangan terdapat dalam berbagai bentuk sebagai berikut :
a. Air Bebas
Air bebas terdapat dalam ruang - ruang antar sel, inter-granular, dan pori - pori yang
terdapat pada bahan pangan. Air ini mudah dihilangkan melalui proses penguapan atau
pengeringan. Air yang terdapat dalam bentuk bebas dapat membantu terjadinya proses
kerusakan bahan makanan misalnya proses mikrobilogis, kimiawi, ensimatik, bahkan oleh
aktivitas serangga perusak.
b. Air Dalam Keadaan Terikat Lemah
Air ini teradsorbsi pada pemukaan koloid makromolekuler seperti protein, pektin pati,
sellulosa. Selain itu air juga terdispersi diantara koloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat
yang ada dalam sel. Air yang ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas dan
dapat dikristalkan pada proses pembekuan. Ikatan antara air bebas dengan koloid tersebut
merupakan ikatan hidrogen.
c. Air Dalam Keadaan Terikat Kuat
Air terikat kuat membentuk hidrat. Ikatannya bersifat ionik sehingga relatif sukar
dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku meskipun pada 0ºF.

2. Protein
Protein merupakan komponen terbesar setelah air yang sangat diperlukan oleh tubuh
sebagai zat pembangun dan pengatur. Fungsi protein diantaranya membentuk jaringan tubuh,
mengganti sel - sel yang telah rusak, membuat air susu, enzim dan hormon, membuat protein
darah, menjaga keseimbangan asam dan basa dari cairan tubuh dan saluran darah, serta
memberi tenaga dan kalori apabila jumlah karbohidrat dan lemak tidak bisa mencukupi
kebutuhan tubuh.
Protein mengandung sumber asam - asam amino yang terdiri dari unsur C, H, O, dan N
yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein juga mengandung belerang
dan forfor, serta ada juga yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga. Protein
dibentuk oleh satuan - satuan asam amino yang membentuk "polimer" sehingga merupakan
senyawa yang panjang. Molekul asam amino mempunyai gugus amino (-NH2) yang bersifat
basa dan gugus karboksil (-COOH) yang bersifat asam. Keadaan tersebut memungkinkan asam
amino yang bereaksi baik dengan asam maupun dengan basa, serta pereaksi - pereaksi lainnya.
Asam amino dibedakan atas asam amino esensial dan non-esensial, sebagai berikut :
a. Asam amino esensial, adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh tetapi tidak dapat
disintesisi oleh tubuh, sehingga harus terdapat dalam makanan sehari - hari. Asam amino
esensial, antara lain, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin, methionin, threonin, dan
valin.
b. Asam amino non-esensial, adalah asam amino yang dapat dibentuk dalam tubuh, jadi tidak
mutlak harus terdapat dalam makanan. Asam amino non-esensial antara lain, arginin, cystin,
glisin, histidin, serin, dan tyrosin. Arginin tidak esensial untuk anak - anak maupun untuk orang
dewasa tetapi dapat memperbaiki pertumbuhan bayi, sedangkan histidin esensial untuk anak -
anak tetapi tidak esensial untuk orang dewasa.
Berdasarkan sumbernya protein dibagi menjadi dua bagian yaitu, protein hewani dan
protein nabati. Protein hewani berasal dari hewan misalnya susu, ikan, daging, telur, keju, hati
dan sebagainya, sedangkan protein nabati yang berasal dari tumbuh - tumbuhan, terdapat pada
kacang - kacangan misalnya kacang kedelai, kacang tanah, dan hasil olahannya (misalnya tahu
dan tempe), kacang hijau, kacang merah dan sebagainya. Protein hewani lebih tinggi nilainya
dari protein nabati, karena protein hewani lebih lengkap kandungan asam amino esensialnya
dan susunannya yang mendekati nilai protein tubuh manusia, sedangkan protein nabati nilainya
lebih rendah, kecuali protein kacang - kacangan dan produk olahannya.
Protein di dalam bahan pangan dapat berfungsi sebagai berikut :
a. Sebagai Water Holding Capacity (WHC), yaitu kemampuan protein untuk menangkap air
dan menahannya dalam sistem pangan.
b. Sifat koagulasi dalam keju dan tahu.
c. Sifat stabilisasi dalam es krim.
d. Sebagai kandungan untuk beberapa pangan dan sifat emulsifikasi.
e. Not Fat Dry Milk (NFDM), sumber protein yang digunakan industri untuk memperbaiki
kapasitas absorbsi air (pada terigu dapat memperbaiki adonan), memperbaiki kualitas roti,
mengatur pengeluaran gas, memperkuat struktur dan tekstur, menghambat hilangnya air serta
memperbaiki warna dan flavor.
Protein dapat mengalami kerusakan oleh pengaruh - pengaruh panas, reaksi kimia
dengan asam atau basa, goncangan, dan sebab - sebab lainnya. Sebagai contoh misalnya protein
di dalam larutan Ph tertentu dapat mengalami denaturasi dan mengendap. Perubahan -
perubahan tersebut di dalam makanan mudah dikenal dengan terjadinya penggumpalan atau
pengerutan, misalnya telur akan menggumpal dan daging akan mengerut karena pemanasan
atau susu akan menggumpal karena asam. Larutan protein juga dapat membentuk selaput yang
kemudian membuih jika dikocok, misalnya putih telur, tetapi jika pengocokan berlebihan maka
hal ini dapat menyebabkan protein denaturasi sehingga selaput pecah dan buih mengempis.
Disamping denaturasi, protein dapat mengalami degradasi yaitu pemecahan molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana oleh pengaruh asam, basa atau enzim. Hasil - hasil
degradasi protein dapat berbentuk menjadi protease, peptone, polipeptida, peptide, asam
amino, NH3 dan unsur N. Di samping itu dapat juga dihasilkan komponen - komponen yang
menimbulkan bau busuk misalnya merkaptan, skatol, putrescine, dan H2S.

3. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia. Sebanyak 60 - 80% kalori
yang diperoleh tubuh manusia berasal dari karbohidrat, terutama bagi bangsa di Asia Tenggara.
Di samping merupakan sumber utama, juga mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan lain - lain. Bagi tubuh manusia,
sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan sehari - hari, terutama berasal dari
tumbuh – tumbuhan (tanaman). Terbentuknya karbohidrat dari tanaman melalui proses
asimilasi atau fotosintesis, yaitu terjadi melalui permukaan daun yang menghisap udara (CO2),
bersamaan dengan air yang diserap oleh akar, dibawa ke jaringan daun. Proses fotosintesis
terjadi pada butir - butir hijau daun (klorofil) dengan persamaan berikut ini,
Klorofil adalah zat warna (pigmen) hijau yang menyerap energi dari matahari dan
menyebabkan tanaman mampu membentuk karbohidrat dari CO2 dan air. Karbohidrat (zat
tepung) akan diangkut ke tempat-tempat penyimpanan, yaitu dalam buah, akar, dan umbi.

Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan menurut ukuran molekulnya,


yaitu sebagai berikut :
a. Monosakarida
Monosakarida adalah krbohidrat yang paling sederhana susunan molekulnya, terdiri
dari 5 atau 6 atom C. Karbohidrat dalam golongan ini terdapat pada tumbuh - tumbuhan dan
buah - buahan yang berasa manis. Dalam tubuh manusia, monosakarida langsung diserap oleh
dinding usus halus, kemudian masuk ke dalam aliran darah. Monosakarida yang penting yaitu
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa disebut juga dekstrosa, banyak terdapat dalam buah
- buahan dan sayuran. Semua karbohidrat dalam tubuh akhirnya akan diubah menjadi glukosa.
Fruktosa atau levulosa terdapat bersama glukosa dalam buah dan sayuran, terutama madu.
Galaktosa hanya ditemukan berasal dari penguraian disakarida.

b. Oligosakarida
Oligosakarida merupakan polimer dari 2 sampai l0 monosakarida yang bersifat larut
dalam air, biasanya terdapat pada sari tebu atau bit. Oligosakarida yang terdiri dari dua molekul
monosakarida disebut disakarida, dan apabila terdiri dari tiga molekul monosakarida disebut
triosa. Ada tiga macam disakarida yang penting, yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa. Dalam
pencernaan sukrosa (sakarosa atau gula tebu) akan dipecah menjadi glukosa dan fruktosa.
Maltosa ditemukan sebagai hasil perantara dari penguraian pati. Maltosa akan dipecah menjadi
dua molekul glukosa. Laktosa banyak terdapat dalam susu, di dalam tubuh akan dipecah
menjadi glukosa dan galaktosa. Jadi reaksi hidrolisisnya adalah sebagai berikut,

c. Polisakarida
Polisakarida adalah golongan karbohidrat yang mempunyai susunan molekul yang
lebih kompleks, polimer ini terdiri dari lebih 10 monomer monosakarida. Biasanya terdapat
pada pati tumbuh - tumbuhan seperti serealia dan umbi - umbian. Polisakarida dalam bahan
makanan berfungsi sebagai penguat tekstur (selulosa, hemiselulosa, pektin dan lignin) dan
sebagai sumber energi (pati, dekstrin, glikogen dan fruktan). Polisakarida penguat tekstur ini
tidak dapat dicerna oleh tubuh, tetapi merupakan serat-serat (dietaryfiber) yang dapat
menstimulasi enzim - enzim pencernaan. Polisakarida merupakan polimer molekul - molekul
monosakarida yang dapat berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim -
enzim yang spesifik kerjanya. Hasil hidrolisis akan menghasilkan oligosakarida dan dapat
dipakai untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Beberapa macam polisakarida yang
penting antara lain :
1) Pati
Pati merupakan sumber energi yang sangat penting karena sebagian besar karbohidrat
terdapat dalam bentuk pati. Dekstrin merupakan zat antara dalam pemecahan zat tepung.
Molekulnya lebih sederhana jika dibandingkan dengan molekul tepung dan bersifat mudah
larut dalam air, mudah dicerna sehingga baik untuk makanan bayi. Pati juga merupakan
cadangan makanan utama pada tanaman, sebenarnya merupakan campuran dari dua
polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin. Kedua fraksi tersebut dapat dipisahkan dengan air
panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak larut disebut amilopektin. Jumlah
molekul amilosa kira - kira 20% dari jumlah pati, terdiri dari 70 hingga 350 unit glukosa yang
berikatan membentuk rantai lurus. Molekul amilopektin terdiri hingga 100.000 unit glukosa
yang berikatan membentuk struktur rantai bercabang.
Berbagai macam pati tidak sama sifatnya tergantung dari panjang rantai C-nya, serta
apakah lurus atau bercabang rantai molekulnya. Peranan perbandingan amilosa dan
amilopektin terlihat pada serealia, contohnya pada beras. Semakin kecil kandungan amilosa
atau semakin tinggi kandungan amilopektinnya, semakin lekat nasi tersebut

2) Glikogen
Glikogen merupakan cadangan karbohidrat dalam tubuh yang disimpan dalam hati dan
otot, merupakan "pati hewani", bersifat larut dalam air (pati nabati tidak larut dalam air).
Apabila bereaksi dengan iodin akan menghasilkan warna merah. Glikogen merupakan suatu
polimer yang struktur molekulnya hampir sama dengan struktur molekul amilopektin.
Glikogen mempunyai banyak cabang (20 - 30 cabang) yang pendek - pendek dan rapat,
sedangkan amilopektin hanya mempunyai kira - kira 6 cabang. Glikogen mempunyai berat
molekul (BM) sekitar 5 juta dan merupakan molekul terbesar di alam yang larut dalam air.
Jumlah cadangan glikogen ini sangat terbatas, apabila diperlukan oleh tubuh, diubah kembali
menjadi glukosa.

3) Selulosa
Selulosa adalah polisakarida lain yang terdiri dari rantaian - rantaian panjang unit - unit
glukosa. Struktur dasarnya serupa dengan pati tetapi unit glukosanya berikatan dengan cara
yang berbeda. Manusia tidak memiliki enzim yang mampu memecah ikatan ini dan karenanya,
manusia tidak dapat menggunakan selulosa sebagai makanan, tetapi berguna dalam mekanisme
alat pencernaan. Sapi dan binatang ruminansia lain dapat memecah dan menggunakan selulosa
sebagai sumber energi karena mempunyai bakteri yang mampu memecah selulosa dalam
rumennya (bagian pertama dari keempat bagian perut sapi). Hal ini menerangkan mengapa sapi
dapat menggunakan rumput dan hijauan kering sebagai makanannya sedangkan manusia
tidak. Selulosa merupakan serat-serat panjang yang bersama - sama hemiselulosa, pektin dan
protein, membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel tanaman. Pada proses
pematangan, penyimpanan, atau pengolahan, komponen selulosa mengalami perubahan
sehingga terjadi perubahan tekstur.
Ikatan - ikatan selulosa yang panjang dapat membentuk volume makanan sehingga
menimbulkan rasa kenyang, serta memadatkan sisa - sisa zat gizi yang tidak diserap lagi oleh
dinding usus. Sifat - sifat selulosa adalah sebagai berikut : memberi bentuk atau struktur pada
tanaman, tidak larut dalam air dingin maupun air panas, tidak dapat dicerna oleh cairan
pencernaan manusia sehingga tidak dapat menghasilkan energi tetapi berguna dalam
mekanisme alat pencernaan, dapat dipecah menjadi glukosa atau enzim tertentu. Turunan
selulosa yang dikenal sebagai carboxymethyl cellulose (CMC) sering dipakai dalam industri
makanan untuk mendapatkan tekstur yang baik. Misalnya pada pembuatan es krim, pemakaian
CMC akan memperbaiki tekstur dan kristal laktosa yang terbentuk akan lebih halus. CMC juga
sering dipakai dalam bahan makanan untuk mencegah terjadinya retrogradasi.

4) Hemiselulosa
Apabila komponen-komponen pembentuk jaringan tanaman dianalisis dan dipisah -
pisahkan, mula - mula lignin akan terpisah dan senyawa yang tinggal adalah holoselulosa.
Lebih lanjut lagi ternyata holoselulosa terdiri dari selulosa dan senyawa lain yang larut dalam
alkali. Dari hasil hidrolisis hemiselulosa, diperkirakan unit monomer yang membentuknya
tidak sejenis. Unit pembentuk selulosa yang terutama adalah D-xilosa, pentosa, dan heksosa
lain. Beda hemiselulosa dengan selulosa, yaitu hemiselulosa mempunyai derajat polimerisasi
rendah dan mudah larut dalam alkali tetapi sukar larut dalam asam, sedangkan selulosa adalah
sebaliknya. Hemiselulosa tidak merupakan serat-serat yang panjang seperti selulosa, juga suhu
bakarnya tidak setinggi selulosa. Hasil hidrolisis selulosa akan menghasilkan D-glukosa,
sedangkan hemiselulosa terutama akan menghasilkan D-xilosa dan monosakarida lainnya.
Salah satu cara analisis yang mudah dan murah untuk memperkirakan kandungan karbohidrat
dalam bahan makanan adalah dengan cara perhitungan kasar (proximate analysis) atau disebut
juga carbohydrate by difference dengan cara sebagai berikut. % karbohidrat = 100% - %
(protein + lemak + abu + air).

4. Lemak
Lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh manusia. Molekul lemak terdiri dari
unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Satu gram lemak menghasilkan 9 kalori, yang
berarti lebih besar daripada molekul karbohidrat (4 kalori) dan protein (4 kalori). Lemak
memberikan rasa gurih dan halus pada makanan dan dapat memberikan rasa kenyang lebih
lama. Selain itu juga dapat melarutkan vitamin A, D, E, K sehingga dapat diserap oleh dinding
usus halus, dan memberikan asam - asam lemak esensial. Rata - rata manusia membutuhkan
lemak ¾ - 1 gram setiap kilogram berat badan. Hampir 20 - 25 % dari kebutuhan kalori sehari
diperoleh dari lemak. Di negara yang beriklim dingin, kebutuhan lemak setiap orang lebih
tinggi, ini disebabkan oleh lemak memberikan kalori yang lebih tinggi sehingga dapat
melindungi tubuh dari iklim yang dingin di sekelilingnya. Di dalam tubuh lemak dapat
berfungsi sebagai berikut :
a. Sumber cadangan energi.
b. Menjaga organ penting tubuh.
c. Menjaga suhu tubuh.
d. Bahan penyusun membran sel dan struktur lainnya.
e. Melarutkan vitamin A, D, E, dan K.
Lemak adalah zat organik yang tidak larut di dalam air, sehingga dibutuhkan pelarut
lain seperti kloroform, eter, dan benzena untuk melarutkan lemak. Lemak disusun oleh unsur
Karbon (C), hidrogen (H), dan Oksigen (O). Molekul lemak terdiri dari empat bagian, yaitu
satu molekul gliserol dan tiga asam lemak. Asam lemak sendiri disusun atas rantai hidrokarbon
(CH) dan gugus karboksil (-COOH).
Lemak murni harus terdapat dalam makanan karena berfungsi untuk melarutkan
berbagai vitamin dan untuk mendapatkan beberapa jenis asam lemak yang esensial. Asam
lemak esensial tidak dapat dibuat oleh tubuh, harus diambil dari makanan. Lemak murni akan
terpecah menjadi asam lemak dan gliserol oleh adanya enzim - enzim di dalam tubuh. Beberapa
contoh asam lemak esensial, yaitu asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dan asam
arachidonat terutama terdapat pada lemak tumbuh - tumbuhan. Asam lemak yang tidak esensial
antara lain asam butirat, asam palmitat, asam kaproat dan sebagainya. Zat - zat yang
mengandung lemak, yaitu :
a. Ikatan lemak dengan garam fosfor disebut fosfolipid.
b. Ikatan lemak dengan glikogen disebut glikolipid.
c. Ikatan lemak dengan kromatin disebut kromolipid dan steroid.

Berdasarkan ikatan kimianya lemak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu lemak jenuh
dan lemak tidak jenuh.
a. Lemak Jenuh
Lemak jenuh memiliki ikatan tunggal hidrokarbon yang berbahaya bagi tubuh. Lemak
jenuh ini bersifat non-esensial karena dapat dibuat oleh tubuh. Lemak jenuh memiliki wujud
padat pada suhu ruang. Lemak ini biasanya berasal dari lemak hewan.
b. Lemak Tidak Jenuh
Lemak tidak jenuh berasal dari lemak nabati dan bersifat baik bagi tubuh. Lemak ini
merupakan lemak esensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh. Pada suhu ruang, lemak tidak
jenuh memiliki wujud cair.
Berdasarkan sumbernya lemak juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu lemak
nabati dan lemak hewani.
a. Lemak Nabati
Lemak nabati berasal dari tumbuh - tumbuhan, seperti minyak kelapa, minyak kacang
tanah, minyak jagung, margarin, dan sebagainya. lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih
banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair. Lemak nabati
yang berbentuk padat adalah minyak cokelat dan minyak biji kelapa sawit, sedangkan lemak
nabati cair dibedakan atas 3 golongan yaitu :
a). Drying oil yang akan membentuk lapisan keras bila mengering di udara (minyak cat).
b). Semi drying oil (minyak jagung, biji kapas, bunga matahari).
c). Non drying oil (minyak kelapa dan minyak kacang tanah).

b. Lemak Hewani
Lemak hewani berasal dari hewan, seperti lemak sapi, lemak kambing, lemak babi,
mentega, minyak ikan, dan sebagainya. Lemak hewani mengandung sterol cukup banyak
disebut kolesterol, sedangkan Lemak hewani yang berbentuk padat biasanya berasal dari lemak
hewan darat seperti lemak susu, lemak babi, dan lemak sapi. Lemak hewan laut contohnya
minyak ikan paus, minyak ikan cod, dan minyak ikan herring.
Kandungan lemak dalam setiap bahan pangan berbeda - beda. Dalam industri pangan
sering kali ditambahkan lemak untuk suatu tujuan tertentu. Fungsi lemak dalam pengolahan
bahan pangan antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai media penghantar panas (minyak goreng, shortening atau mentega putih, lemak
gajih, mentega, dan margarin).
b. Penambahan lemak dimaksudkan untuk menambah kalori.
c. Memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan (misalnya kembang gula).
d. Melarutkan vitamin A, D, E, K sehingga dapat diserap oleh dinding usus halus.
e. Memberikan asam - asam lemak esensial yang tidak bisa di buat oleh tubuh.

Anda mungkin juga menyukai